CIDR adalah metode yang dikembangkan sebagai salah satu cara untuk
menggunakan alamat-alamat IP Address yang tidak terpakai tersebut untuk
digunakan. Dengan menggunakan konsep bilangan CIDR,seorang administrator
akan lebih tepat untuk menentukan jumlah IP Host yang bisa di gunakan, jadi tidak
akan ada IP Address yang terbuang secara sia-sia.
Konsep CIDR (Classless Inter-Domain Routing) ini mulai diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT. Dengan harapan, akan lebih memudahkan
pengadministrasian IP Address, karena sebelum konsep CIDR belum muncul,
banyak IP Address yang terbuang sia-sia.
Sebagai contoh pada kelas C, jika tidak menggunakan konsep CIDR maka host di
kelas C pasti 254 user/host. Tapi jika kita menggunakan konsep CIDR di kelas C
maka jumlah host bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan.
Lalu bagaimana konsep CIDR penerapannya dalam IP Address? Misal : selama ini
kita selalu menulis alamat IP Address kelas C 192.168.10.1. Jika kita menggunakan
konsep CIDR kita bisa menuliskannya dengan 192.168.10.1/24. Apakah arti dari /24
tersebut?. Artinya adalah bahwa IP Address 192.168.10.1 berada pada subnetmask
255.255.255.0. Dari manakah asal angka 255.255.255.0 tersebut? Angka ini berasal
dari konversi bilangan biner ke dalam bilangan desimal.
Dibawah ini kami sajikan tabel bilangan CIDR dan konversi ke subnetmask
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan
sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir
subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas
A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22= 4 subnet
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Teori tersebut diatas juga dapat anda baca di buku cetak yang anda miliki,
pelajarilah. Untuk pengertian lebih lanjut