REFERAT Geriatri
REFERAT Geriatri
Oleh :
Ignatius Jasen Hutomo
Pembimbing :
Dr. N. Saelan Tadjudin, Sp.KJ
Dr. suryani
Proses menua (aging) adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki/mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya, yang
terjadi secara perlahan-lahan. sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constatinides, 2006).
Proses tersebut menyebabkan manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan
terhadap infeksi serta mengalami distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai
”penyakit degeneratif”. Menurut UU nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut,
batas umur seseorang dikatakan usia lanjut adalah ≥60 tahun (Nugroho, 1995).
Fungsi kognitif adalah kemampuan mental yang terdiri dari atensi, kemampuan
berbahasa, daya ingat, kemampuan visuospasial, kemampuan membuat konsep dan
intelegensi (Kaplan, 1997; American Psychology Assosiation, 2007). Kemampuan kognitif
berubah secara bermakna bersamaan dengan lajunya proses penuaan, tetapi perubahan
tersebut tidak seragam. Sekitar 50% dari seluruh populasi lansia menunjukkan penurunan
kognitif sedangkan sisanya tetap memiliki kemampuan kognitif sama seperti usia muda.
Penurunan kognitif tidak hanya terjadi pada individu yang mengalami penyakit yang
berpengaruh terhadap proses penurunan kognitif tersebut, namun juga terjadi pada individu
lansia yang sehat. Pada beberapa individu, proses penurunan fungsi kognitif tersebut dapat
berlanjut sedemikian hingga terjadi gangguan kognitif atau demensia (Pramanta dkk., 2002).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Definisi lansia :
Undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia menyatakan bahwa lansia
adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa, maupun yang
tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
Klasifikasi lansia :
Klasifikasi lansiaWHO dalam menkes RI mempunyai batasan usia lanjut sebagai berikut:
middle / young elderly usia antara 45-59 tahun, elderly usia antara 60-74 tahun, old usia
antara 75-90 tahun dan dikatakan very old berusia di atas 90 tahun.
Definisi kognitif :
Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi waspada
akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan, pemikiran dan ingatan
(Dorland, 2002).
Kognitif adalah : Kemampuan berpikir dan memberikan rasional,termasuk proses mengingat,
menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan (Stuart&Sundeen,1987).
Menurut Hecker (1998) modalitas dari kognitif terdiri dari sembilan modalitas yaitu: memori,
bahasa, praksis, visuospasial, atensi serta konsentrasi, kalkulasi, mengambil keputusan
(eksekusi), reasoning dan berpikir abstrak (Wiyoto, 2012).
1. Memori
2. Bahasa
Beberapa kelainan dalam berbahasa antara lain disartria (pelo), disfonia (serak),
disprosodi (gangguan irama bicara), apraksia oral, afasia, aleksia atau agrafia
(Satyanegara et al, 2010).
3. Praksis
4.Visuospasial
5. Atensi
6. Kalkulasi
7. Eksekusi
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi kognitif yang penting, dimana
seseorang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, misalnya untuk
menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengerjakan suatu tugas
(Satyanegara et al, 2010).
8. Reasoning
9. Abstraksi
Kriteria diagnostik MCI adalah adanya gangguan daya ingat (memori) yang tidak
sesuai dengan usianya namun belum demensia. Fungsi kognitif secara umum relatif
normal, demikian juga aktivitas hidup sehari-hari. Bila dibandingkan dengan orang-
orang yang usianya sebaya serta orang-orang dengan pendidikan yang setara, maka
terdapat gangguan yang jelas pada proses belajar (learning) dan delayed recall. Bila
diukur dengan Clinical Dementia Rating (CDR), diperoleh hasil 0,5 (Lumbantobing,
2007).
Pada umumnya pasien MCI mengalami kemunduran dalam memori baru. Namun
diagnosis MCI tidak boleh diterapkan pada individu - individu yang mempunyai
gangguan psikiatrik, kesadaran yang berkabut atau minum obat-obatan yang
mempengaruhi sistem saraf pusat (Hartono, 2006).
c. Demensia
Pengertian Demensia
Demensia merupakan istilah digunakan untuk menjelaskan penurunan
fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Demensia bukan
berupa penyakit dan bukanlah sindrom.
Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat,
penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya
sel-sel otak. Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia
diatas 60 tahun. Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang
normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa
menyebabkan hilangnya beberapa ingatan (terutama ingatan jangka pendek) dan
penurunan beberapa kemampuan belajar. Perubahan normal ini tidak mempengaruhi
fungsi.
Pikun merupakan gejala umum demensia, walaupun pikun itu sendiri belum
berarti indikasi terjadinya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering
tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik.
Oleh sebab itu mereka lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan
permasalahan dan perlahan menjadi emosional, sering hal tersebut menjadi tidak
terkendali.
1. Stuart, Gw. and Sundeen S.J (1995). Perbandingan Delirium, Depresi dan
Demensia.St.louis: Mosby year book
2. Towsend, M.C (1993). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of Care, Philadelphia,
2nd, Davis Company.
3. Wilson, H.S, and Kneils, C.R . (1992). Psychiatric Nursing . California : Addison Wesley
Nursing.
4. Stuart, Gail Wiscarz. Sundeen. J. Sandra. 1995. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
5. http://digilib.unila.ac.id/17184/118/BAB%20II.pdf
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21571/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y