Anda di halaman 1dari 8

¹Studi Kelainan Lipid pada Tipe 2 Pasien Diabetes Mellitus dengan

Nephropathy di India Timur


Study of Lipid Abnormalities in Type 2 Diabetes Mellitus Patients with Nephropathy in

Eastern India

²Hubungan Durasi Penyakit Kadar Gula Darah dengan Keluhan Subyektif


Penderita Diabetes Melitus
The Relationship Between Duration Disease and Glucose Blood Related to Subjective

Compliance in Diabetes Mellitus

“REVIEW”

DISUSUN OLEH :

MUH. NUR ICHSAN BAHSUR

NIM : 70200119104

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
2020
I. PENGERTIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular ( non-communicable disease/NCD)


adalah kondisi medis atau penyakit yang non-infeksi dan non-menular
antara orang-orang. Penyakit tidak menular (NCD), juga dikenal sebagai
penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit tidak
menular memiliki durasi panjang dan perkembangan umumnya lambat.
(WHO, 2015). Penyakit tidak menular sering disebut sebagai penyakit
yang bersifat kronis, non infeksi, new communicable disease, degenaratif.

Empat jenis utama dari penyakit tidak menular adalah penyakit


kardiovoskular (seperti penyakit paru obstruktif kronik dan asma) dan
diabetes (WHO, 2015).

1. Penyakit kronis biasanya penyakit kronik atau bersifat kronik menahun


alias berlangsung lama, tapi ada juga yang kelangsungannya mendadak
misalnya keracunan.

2. Penyakit noninfeksi karena penyebabnya bukan mikroorganisme, namun


tidak berarti tidak ada peranan mikroorganisme dalam terjadinya
penyakit tidak menular misalnya luka karena tidak dperhatikan bisa
terjadi infeksi.

3. Penyakit Now communicable karena dianggap dapat menular melalui


gata hidup, gaya hidup dapat menyangkut pola makan, kehidupan
seksual dan komunikasi global.

4. Penyakit degenerative, karena berhubungan dengan proses degenerasi


(ketuaan) atau menurunnya fungsi tubuh seseorang.
II. UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan.


Tingkat pencegahan dalam Epidemiologi Penyakit Tidak Menular terbagi
menjadi 4, yaitu :

1. Pencegahan Primordial, pencegahan ini bertujuan untuk menciptakan


suatu kondisi yang menghalau penyakit untuk dapat berkembang di tengah
masyarakat. Hal ini dilakukan melalui perubahan kebiasaan, gaya hidup
maupun kondisi lain yang merupakan factor risiko untuk munculnya suatu
penyakit, misalnya, menciptakan prakondisi dimana masyarakat yakin
bahwa merokok adalah perilaku tidak sehat sehingga mereka memutuskan
untuk tidak lagi merokok.

2. Pencegahan Tingkat Pertama

a. Promosi Kesehatan Masyarakt : Kampanye kesadaran masyarakat,


promosi kesehatan pendidikan kesehatan masyarakat.

b. Pencegahan Khusus : Pencegahan keterpaparan, pemberian


kemopreventif.

3. Pencegahan Tingkat Kedua

a. Diagnosis dini, misalnya dengan screaning.

b. Pengobatan, misalnya dengan kemotherapi atau pembedahan

4. Pencegahan tigkat ketiga adalah dengan cara rehabilitasi.


III. JENIS EPIDEMIOLOGI YANG DIGUNAKAN

Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana


distribusi penyakit dan bagaimana berbagai factor menjadi factor penyebab
penyakit tersebut, sehingga epidemiologi membagi kedalam beberapa
jenis, yaitu :

1. Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi deskriptif berkaitan dengan definisi epidemilogi


sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit atau masalah
kesehatan masyarakat. Hasil kerja epidemiologi ini diharapkan mampu
menjawab pertanyaan mengenai factor who, where, dan when.

2. Epidemiologi Analitik

Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk


menganalisis factor-faktor determinan masalah kesehatan. Dalam
epidemiologi ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan kenapa, atau
apa penyebab terjadinya masalah tersebut.

3. Epidemiologi Ekperimental

Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa


suatu factor penyakit sebagai penyebab terjadinya factor luaran
(penyakit), maka perlu diuji foktor kebenarannya dengan percobaan
atau eksperimen.

Dalam review ini akan menjelaskan jenis epidemiologi yang


digunakan serta akan dibandingkan pada kedua jurnal tersebut.

1. Jenis epidemiologi yang digunakan pada jurnal “Study of Lipid


Abnormalities in Type 2 Diabetes Mellitus Patients with Nephropathy in
Eastern India” berdasarkan dari beberapa definisi yang ada diatas adalah

termasuk dalam jenis epidemiologi yang lebih mengarah pada epidemiologi

analitik. Mengapa jurnal ini masuk kedalam jurnal yang menggunakan jenis

epidemiologi analitik dan eksperimental. Pada jurnal ini, peneliti analisis dan

percobaan terhadap beberapa masyarakat dengan usia lanjut pada daerah atau

wilayah India Timur. Pada penelitian ini beberapa pemeriksaan dan

pengambilan sampel dilakukan, seoerti pengecekan kadar gula darah,

pengambilan data tinggi badan, berat badan serta mengambil data tentag

rincian obat-obatan yang dikonsumsi dan gaya hdiup semua dikumpulkan.

Pada penelitian ini juga pengecekan kadar gula darah dilakukan dengan

metode GOD-POD (Glucose Oxidase Perioksida) yang diadaptasi untuk

dilakukan autoanalyzer. Pengambilan cairan berkinerja tinggi juga diambil,

seoerti pengambilan sampel urin pagi pertama yang dibawah kondisi steril,

pengambilan specimen yang sama juga digunakan untuk pengukuran cairan

kemih untuk rasio bumin-kreatinin. Kemudian peneliti juga melakukan

analisis statistic. Analisis statistic ini dilakukan menggunkan paket SPSS versi

20.0.

Sehingga dari pernyataan diatas memberikan gambaran terhadap jurnal

tersebut masuk dalam jenis epidemiologi analitik dan ekperimental.

2. Jenis epidemiologi yang digunakan pada jurnal “The Relationship


Between Duration Disease and Glucose Blood Related to Subjective

Compliance in Diabetes Mellitus”. Pada jurnal ini peneliti menggunakan

metode obsrvasional analitik sehingga dapat dikatakan bahwa ini termasuk

kedalam penggunaan jenis epidemiologi analitik. Karena dalam penelitian ini

peneliti mengambil sampel secara acak dari 50 orang penderita DM tipe 2


pada puskesmas Rangkah dan Pacarkeling Surabaya. Pada penelitian ini

peneliti mendapatkan 50 sampel yang selanjutnya akan diteliti selama kurang

lebih 4 bulan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 2 jenis variable, yaitu

variable dependen dan variable independen. Variable dependen akan

mengentahui keluhan keluhan yang dialami oleh penderita DM tipe 2

sedangkan variable independent yaitu meliputi, durasi penyakit sejak

penderita didiagnosis penyakit DM tipe 2. Serta pengambilan data melalui

interview dan pengisian kuisioner yang dilakukan oleh responden kemudian

akan diolah dan dianalisis.

IV. TUJUAN PENGGUNAAN JENIS EPIDEMIOLOGI

Selanjutnya akan dijelaskan mengenai tujuan penggunaan jenis

epidemiologi pada masing masing jurnal yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu

sebegai berikut :

1. Jenis Epidemiologi Analitik

Tujuan penggunaan epidemiollogi analitik pada jurnal ini yaitu untuk

memudahkan peneliti dalam mengetahui factor – factor yang mempengaruhi

masalah kesehatan pada wilayah tersebut serta memudahkan dalam

menganilisis data-data yang akan digunakan.

2. Jenis Epidemiologi Ekperimental

Dalam penggunaan epidemiologi eksperimental bertujuan unrtuk membantu

peneliti dalam pengujian sampel, menguji kebenaran suatu sampel sehingga

tidak terjadi keselahan dalam suatu penelitian.

V. PROGRAM PENCEGAHAN
Program pencegahan diharapkan dapat membantu penderita dalam

menghadapi penyakit yang diderita. Beberapa program pencegahan yang

diberikan pada jurnal diatas sebagai berikut:

1. Pada jurnal pertama peneliti meberikan cara pencehagan terkhusus pada

penderita nefropatik diabetic untuk mengurangi risiko terkenanya

kardiovaskular dapat dihindari dengan melakukan skrining rutin untuk

disiplidemia masyarakat India Timur.

2. Pada jurnal kedua, penelitian ini dikhususkan kepada penderita DM tipe 2 yang

memiliki durasi penyakit diatas 6,5 tahun supaya teratur dalam melakukan

pemeriksaan sehingga kadar gula darah dapat terkontrol dan terhindar dari

dapat teratur periksa agar tidak terjadi keluhan subyektif. Upaya deteksi dini

pada kejadian komplikasi yaitu dengan keteraturan pemeriksan gula darah di

puskesmas.
VI. REFERENSI

Dr. Irwan SKM., M. Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. In M. Dr.


Irwan SKM., Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.

Lathifah, N. L. (2017, Mei). HUBUNGAN DURASI PENYAKIT DAN KADAR


GULA DARAH DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF PENDERITA DIABETES
MELITUS. Jurnal Berkala Epidemiologi , 231-239.
https://pdfs.semanticscholar.org/aac7/fbb17fff75557baa21a1f13b71279ed2fb29.p
df

Sonalika Behera1, A. A. (2020). Study of Lipid Abnormalities in Type 2 Diabetes


Mellitus Patients with Nephropathy in Eastern India. Journal of Diabetes
Mellitus , 16-25. https://www.scirp.org/pdf/jdm_2020022715270608.pdf

Anda mungkin juga menyukai