Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL ILMIAH

PAK DEWASA

“Peran Agama dalam perubahan sosial khususnya kasus Bullying”

DOSEN PENGAMPU:

Christine Baharama S.Pd.K., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

Ivenia Harindah

1801166

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI MANADO

2019
Abstrak

Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.


Agama juga berfungsi sebagai penyelaras kehidupan. Dalam konteks transformasi sosial
agama mengarahkan perubahan kearah yang lebih baik. Seiring perkembangan zaman
yang lebih modern, tak bisa dipungkiri tingkah laku, norma, dan perilaku-perilaku
manusia juga berubah ada yang berubah kearah positif dan ada juga yang brubah kearah
negatif. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah agar supaya kita dapat
mengetahui cara untuk memeperkokoh lagi fungsi agama sebagai control sosial agar
dapat meminimalisir terjadinya perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan
teknik pengumpulan data wawancara, observasi, populasi dan sample. Kesimpulan
sementara disini adalah perubahan sosial yang terjadi di akibatkan bergesernya nilai-
nilai norma dan fungsi agama sebagai control social dan berperilaku di zaman milenial
ini. Khususnya dengan mengangkat kasus Bullying yang terjadi di dalam pergaulan
Muda/mudi. Pihak-pihak yang diuntungkan dalam penelitian ini adalah masyrakat,
khusus nya kaum muda sebagai generasi bangsa.

Kata kunci: perubahan sosial, tingkah laku, masyarakat, Agama, kontrolsosial


Latar belakang

Seperti yang kita tahu pada era modern yang lebih canggih sekarang ini banyak

sekali mengakibatkan perubahan-perubahan di dalam setiap aspek-aspek kehidupan

masyarakat, salah satunya ialah transformasi sosial atau perubahan sosial. Secara umum

perubahan sosial bisa diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada masyarakat terkait

dengan norma, nilai-nilai, dan berbagai pola kehidupan manusia. Menurut Karl Max

seorang pencetus kapitalisme yang menghubungkan perubahan sosial dengan faktor-

faktor aktivitas perkekonomian dan perkembangan teknologi, berpendapat bahwa

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena perkembangan

teknologi atau kekuatan produktif suatu masyarakat dan hubungan antara kelas-kelas

sosial yang berubah. Pendapat karl max juga disertai dengan teori-teorinya yaitu teori

konflik, Teori konflik sendiri dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx dan Ralf

Dahrendord. Menurut Karl Marx konflik sosial menjadi faktor tejadinya perubahan

sosial yang menjadi sumber yang paling penting. Sementara itu menurut Ralf

Dahrendord setiap perubahan sosial yang terjadi merupakan hasil dari konflik kelas

sosial di suatu masyarakat. Demikian, perubahan sosial bisa berupa konflik. Konflik

terjadi karena adanya pertentangan kelas antara kelas atas atau penguasa dengan kelas

bawah atau kelompok tertindas yang kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan

sosial1.

Menurut Olweus Krahe Bullying merupakan suatu perilaku negatif berulang

yang bermaksud menyebabkan ketidak senangan atau menyakitkan oleh orang lain, baik

satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak mampu

1
https://thegorbalsla.com/perubahan-sosial/
melawannya. dia juga merumuskan adanya tiga unsur dasar bullying, yaitu bersifat

menyerang dan negatif, dilakukan secara berulang kali, dan adanya ketidakseimbangan

kekuatan antara pihak yang terlibat dia juga berpendapat bahwa tipe pelaku bullying

antara lain (1) tipe percaya diri, secara fisik kuat, menikmati agresifitas, merasa aman

dan biasanya populer, (2) tipe pencemas, secara akademik lemah, lemah dalam

berkonsentrasi, kurang populer dan kurang merasa aman, dan (3) pada situasi tertentu

pelaku bullying bisa menjadi korban bullying. Selain itu, para pakar banyak menarik

kesimpulan bahwa karakteristik pelaku bullying biasanya adalah agresif, memiliki

konsep positif tentang kekerasan, impulsif, dan memiliki kesulitan dalam berempati 2.

Menurut uraian-uraian diatas tentang apa itu perubahan sosial dan Bullying

dapat disimpulkan bahwa kasus yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang

terhadap satu orang yang memiliki kekuatan yang lebih di bawah dari Bullies atau

pelaku Bullying dan terjadi lebih dari dua kali baik secara fisik ataupun psikis adalah

kasus yang tergolong dalam prubahan sosial di dalamnya Bullying. Faktor yang

membuat seseorang melakukan Bullying adalah kurangnya perhatian dan peran

orangtua sebagai pembentuk karakter yang utama dan pertama dalam keluarga. Faktor

lainya adalah masalah dalam keluarga seperti perceraian orangtua yang mengakibatkan

anak kehilangan kasih sayang dan peran ayah dan ibu dalam hidupnya. Faktor dari luar

adalah pengaruh lingkungan sekitarnya, seperti pergaulan yang membawa seorang anak

mengikuti pergaulan yang tidak baik dan merasa bahwa menindas orang lain membuat

dirinya terlihat gagah berani dan terkenal, juga disegani. Beitu juga dengan peran guru

khususnya guru agama yang harus lebih jelih melihat perkembangan zaman beserta

2
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47777/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
dampak yang mempengaruhi peserta didik sehingga dengan tepat dapat memberikan

arahan dan didikan spritualitas bagi peserta didik agar dapat mempraktekan nilai-nilai

agama dalam kehidupan nyata. Begitu juga dengan dampak dari film-film yang

dipertontonkan bagi anak-anak yang memperlihatkan hal-hal yang kurang mendidik

yang mengakibatkan anak-anak dapat dengan mudah meniru adegan-adegan didalam

Tayangan itu, sehigga menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak pantas yang keluar

dari anak-anak.

Perilaku-perilaku berupa Bullying bukanlah suatu hal yang sepeleh kasus-kasus

bullying sangat kerap kita jumpai dan bahkan kita tahu bersama dapat menyebabkan

nyawa seseorang melayang. Tercatat kasus yang belum lama terjadi yang

mengakibatkan tewasnya Taruna ATKP Makasar. Aldama Putra (19), mahasiswa ATKP

Makassar menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar,

pada 5 Februari 2019.

Meninggal dengan luka lebam disekujur tubuh, Aldama diketahui menjadi

korban penganiayaan oleh seniornya. Penganiayaan terjadi pada Minggu 3 Februari

2019, sekitar Pukul 21.30 Wita. Aldama dianiaya karena tidak mengenakan helm saat

masuk ke lingkungan kampus yang berada di Jalan Salodong, kecamatan Bringkanaya,

Makasar.3 lengahnya pengawasan guru,dosen di lembaga pendidikan ini mengakibatkan

hal yang tidak di inginkan ini terjadi. Korban yang mendapatkan perlakuan Bullying

akan mengalami masalah psikis seperti trauma menjadi pendiam dan sulit bersosialisasi

3
https://news.okezone.com/read/2019/02/12/337/2016872/6-kasus-kekerasan-dan-bullying-di-
sekolah-awal-2019-nomor-2-berakhir-tragis
kembali dengan lingkungan di sekitarnya. Dan dampak yang paling fatal dari kasus ini

adalah percobaan bunuh diri dan hilangnya nyawa seseorang.

Ada begitu banyak kasus-kasus pembullyan yang terjadi di masa modern ini dan

tercatat sebagian besar pelaku dan korban masih ada dalam lembaga pendidikan atau

masih berstatus siswa/mahasiswa. Dengan adanya kasus ini peneliti mengangkat judul

Peran Agama dalam perubahan sosial khususnya kasus Bullying.

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaiamana peran agama dalam mengahadapi perubahan sosial khususnya kasus

penganiayaan atau bullying di kalangan muda mudi. Tujuan penulisan yaitu agar

mengetahui bagaimana cara mengatasi kasus-kasus bullying dikalangan muda-mudi

khususnya mengatasi dengan adanya peran agama. Peneliti juga berharap hasil dari

penulisan ini dapat bermanfaat bagi generasi bangsa dan dapat berguna bagi penelitian-

penelitian selanjutnya.
Metode

Peneliti mengambil metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data

wawancara observasi dan populasi, dimana peneliti akan mewawancarai beberapa anak-

anak muda yang masih duduk dalam bangku pendidikan mengenai kasus yang peneliti

ambil.

Hasil penelitian

Dari metode yang dipakai yaitu pendekatan kualitatif dengan teknik

pengumpulan data yaitu wawancara, peneliti mendapatkan hasil berupa beberapa

sample yang di ambil dari 10 orang responden muda-mudi yang masih dalam

pendidikan namun ditempat yang berbeda dengan pertanyaan yang sama yaitu (1).

Pernakah kamu menjumpai kasus Bullying di lingkungan terdekat mu atau melihatnya

di dalam media social surat kabar atau acara-acara berita di TV? (2). Pernakah kamu

menjadi pelaku kasus Bullying? (3) apakah agama dapat menjadi salah satu upaya

dalam mengatasi Bullying? (4)faktor-faktor apa saja yang membuat seseorang

melakukan Bullying? Dan berikut nama dan umur responden:

No Nama Umur

1. Risky Ahri 23

2. Credo Moningka 18

3. Raven Neman 18

4. Juan Tampi 18

5. Reza Winokan 21

6. Ira Suoth 18
7. Joshiass Nouija 19

8. Florensia Badoa 19

9. Fenska Sakendatu 18

10. Frigia Jokhoa 18

Dari data di atas peneliti mendapatkan jawaban berupa :

Nama Jawaban
No
Responden 1 2 3 4

1. Risky Ahri Ya Ya Ya Korban pelaku Bullying biasanya


memiliki latar belakang ekonomi yang
di bawah rata-rata.

2. Credo Moningka Ya Tida Ya Adanya permaslahan atau iri hati dan


k biasanya pelaku merasa diri paling hebat
sehingga merasa pantas membully.

3. Raven Neman Ya Tida Ya Biasanya dilatar belakangi oleh iri hati


k karena merasa terancam dengan
kehadiran korban membuat citra
arogannya menurunatau masalah
pribadi.

4. Juan Tampi Ya Ya Ya Menurut saya pelaku melakukannya


karena adanya dorongan dari dalam
dirinya sendiri atau merasa dorongan
dari dalam dirinya sendiri atau merasa
tersaingi.

5. Reza Winokan Ya Ya Ya Menurut saya kasus Bullying biasanya


terjadi karena adanya perselisihan atau
perbedaan pendapat.

6. Ira Suoth Ya Tida Ya Karena korban berasal dari keluarga


k yang kurang mampu dan pelaku
melakukannya karena ingin terlihat
arogan atau disegani.

7. Joshias Noija Ya Tida Ya Pelaku memiliki rasa tersaingi dengan


k pelaku.

8. Floresia Badoa Ya Ya Ya Adanya masalah-maslah pribadi


contohnya masalah percintaan dan lain
sebagainya.

9. Fenska Ya Tida Ya Pelaku kasus Bullying tidak suka


Sakendatu k dengan kehadiran korban karena merasa
tersaingi akan reputasinya yang populer.

10. Frigia Jokhoa Ya Tida Ya Menurut saya korban Kasus Bullying


k memiliki keterbelakangan fisik atau
mental.

Pembahasan
12
10
8
6
4
2
0

Ya
Tidak

Dari presentase diatas kita bisa melihat dari 10 responden mengaku pernah

menjumpai kasus Bullying di lingkungan sekitar mereka. Dan 4 orang mengaku pernah

menjadi pelaku kasus Bullying, dan 6 orang lainya mengatakan tidak pernah terlibat

dalam kasus tersebut ataupun menjadi pelaku dari kasus tersebut. Dan pertanyaan ke 3

peneliti mendapatkan pendapat yag berbeda-beda. Peneliti mengajukan pertanyaan yang

ke 3 yaitu kira-kira faktor apa saja yang mendorong pelaku kasus Bullying melakukan

kasus terhadap korban. Ada yang memberikan pendapat bahwa Korban pelaku Bullying

biasanya memiliki latar belakang ekonomi yang di bawah rata-rata. Adanya

permasalahan pribadi antara pelaku dan korban, korban Kasus Bullying memiliki

keterbelakangan fisik atau mental, Adanya masalah-maslah pribadi contohnya masalah

percintaan dan lain sebagainya. Dan pertayaan ke 4 apakah faktor agama dapat menjadi

salah satu upaya dalam mengatasi kasus Bullying dan dari ke 10 responden semua

menjawab Ya.
Berdasarkan teori yang peneliti gunakan dan cantumkan di latar belakang

penelitian, peneliti menemukan hasil yang sama dan sesuai degan teori. Yaitu Menurut

Karl Max seorang pencetus kapitalisme yang menghubungkan perubahan sosial dengan

faktor-faktor aktivitas perkekonomian dan perkembangan teknologi, berpendapat

bahwa Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena perkembangan

teknologi atau kekuatan produktif suatu masyarakat dan hubungan antara kelas-kelas

sosial yang berubah. Pendapat karl max juga disertai dengan teori-teorinya yaitu teori

konflik Teori konflik sendiri dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx dan Ralf

Dahrendord. Menurut Karl Marx konflik sosial menjadi faktor tejadinya perubahan

sosial yang menjadi sumber yang paling penting. Sementara itu menurut Ralf

Dahrendord setiap perubahan sosial yang terjadi merupakan hasil dari konflik kelas

sosial di suatu masyarakat. Demikian, perubahan sosial bisa berupa konflik. Konflik

terjadi karena adanya pertentangan kelas antara kelas atas atau penguasa dengan kelas

bawah atau kelompok tertindas yang kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan

sosial. Dan teori Menurut Olweus Krahe Bullying merupakan suatu perilaku negatif

berulang yang bermaksud menyebabkan ketidak senangan atau menyakitkan oleh orang

lain, baik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak

mampu melawannya. dia juga merumuskan adanya tiga unsur dasar bullying, yaitu

bersifat menyerang dan negatif, dilakukan secara berulang kali, dan adanya

ketidakseimbangan kekuatan antara pihak yang terlibat dia juga berpendapat bahwa tipe

pelaku bullying antara lain (1) tipe percaya diri, secara fisik kuat, menikmati agresifitas,

merasa aman dan biasanya populer, (2) tipe pencemas, secara akademik lemah, lemah

dalam berkonsentrasi, kurang populer dan kurang merasa aman, dan (3) pada situasi
tertentu pelaku bullying bisa menjadi korban bullying. Selain itu, para pakar banyak

menarik kesimpulan bahwa karakteristik pelaku bullying biasanya adalah agresif,

memiliki konsep positif tentang kekerasan, impulsif, dan memiliki kesulitan dalam

berempati.

Sesuai dengan hasil wawancara peneliti menemukan kesamaan mulai dari faktor

terjadinya Bullying dan mengapa pelaku Bullying melakukan hal itu kepada korban

Bullying. Menurut teori perubahan sosial dapat terjadi karena adanya perbedaan tingkat-

tingkat sosial. Pendapat Karl Max dengan teorinya ini menunjukan kesamaan dengan

hasil dari wawancara yang dilakukan dimana responden mengatakan bahwa keinginan

pelaku untuk melakukan pembullyan terhadap korban juga terjadi karena perbedaan

latar belakang ekonomi yang dimiliki korban dan pelaku dimana korban memiliki latar

belakang ekonomi dibawah rata-rata. Begitu juga dengan teori Bullying dari Olweus

Krahe yang mengatakan tipe-tipe Bullies sama dengan hasil wawancara peneliti dimana

responden mengatakan bahwa pelaku merasa diri populer dan memiliki fisik kuat.

Namun peneliti juga menemukan fakta baru lewat pertanyaan ke 3 tentang peran

Agama ternyata selain menjadi latar belakang masalah agama juga dapat berperan

sebagai salah satu upaya mengatasi kasus Bullying jelas dari ke dua teori di atas tidak

mengatakan hal demikian. Namun dengan jelas bahwa Agama dapat berperan dalam

mengatasi Kasus ini.

Kesimpulan
Peneliti menyimpulkan bahwa kasus Bullying ternyata bukanlah kasus baru atau

hanya terjadi di beberapa tempat melainkan menjadi salah satu kasus yang sering

ditemui dalam pergaulan muda-mudi di masyarakat indonesia khususnya Sulawesi

utara. Sehingga memungkinkan siapa saja menjadi pelaku dan korban dari kasus ini.

Tidak bisa dipungkiri akibat dan dampak dari kasus ini adalah hilangnya nyawa

seseorang Namun ternyata agama menjadi salah satu faktor terjadinya kasus ini namun

tidak hanya faktor terjadinya masalah, agama sekaligus menjadi upaya pemberantasan

kasus Bullying.

Saran

Memang untuk mengubah suatu karakter seseorang bukanlah perkara mudah

namun lewat penelitian ini dapat menjadi acuan dan penemuan baru bahwa lewat

pendidikan agama dan spritualitas dapat meminimalisir karakter seseorang mengarah

kearah yang lebih buruk. maka dari itu kita harus membuka pikiran kita agar dapat

terbuka terhadap peran agama yang lain.

DAFTAR RUJUKAN
https://thegorbalsla.com/perubahan-sosial/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47777/Chapter%20II.pdf?

sequence=4&isAllowed=y

https://news.okezone.com/read/2019/02/12/337/2016872/6-kasus-kekerasan-dan-bullying-

di-sekolah-awal-2019-nomor-2-berakhir-tragi

Anda mungkin juga menyukai