Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok ke-2

(Minggu 5)

CHARACTER BUILDING :
PANCASILA

DOSEN PEMBIMBING :

Rina Patriana Chairiyani, S.S., M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 /TEEA
1. Arjuna Rizqy Ivana - 2301974433
2. Dian Kusuma Melati - 2201846634
3. Faradila Anjani - 2301974351
4. Garrybaldi Haidar Nugraha - 2301973992
5. Zeta Arsetya Armadina - 2301974484

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Belakangan ini semakin banyak terjadi kasus kejahatan di Indonesia, terutama di kota-
kota besar, khususnya Jakarta. Kasus kejahatan yang terjadi bermacam-macam
jenisnya. Ada pelecehan, pencurian, perampokan, pemerkosaan, Dari jenis yang
beraneka ragam inipun intensitasnya juga beragam. Yang mengkhawatirkan adalah
semakin lama intensitas dan frekuensinya pun semakin bertambah. Padahal pihak
berwajib senantiasa meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya dalam
mengamankan kehidupan masyarakat, tak kalah berperan para pemuka agama dan
tokoh masyarakat juga kerap menasihati agar masyarakat menjalani hidup yang baik,
tapi kondisinya tidak juga berubah, bahkan sepertinya semakin parah.

Berdasarkan deskripsi kasus di atas Jawablah pertanyaan-pertaanyaan berikut ini;

“Analisalah kasus di atas berdasarkan perspektif sila ke-2 Pancasila”.

Catatan: analisa anda harus memuat sumber bacaan yang relevan.

Jawab :

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia, serta nilai – nilai yang terkandung
didalam pancasila tersebut dari sila pertama sampai dengan sila kelima banyak mengandung
norma – norma yang menjadi acuan untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai yang terkandung didalamnya
adalah kesadaraan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai moral hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya
dengan mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia
tanpa membedakan suku, agama, kedudukan sosial.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyaknya budaya – budaya yang masuk telah
mengubah perilaku, sopan santun, dan etika yang menjadi dasar kehidupan masyarakat
Indonesia. Banyak orang yang mudah tersulut emosi, bertemperamen tinggi, tidak
menghargai orang lain, kurang beradab, serakah, rasa keadilan yang semakin menurun.
Pelecehan , perampokan, pencurian, pemerkosaan, dan segala macam kekerasan baik secara
fisik maupun verbal merupakan hal yang bertentangan dengan rasa kemanusiaan tersebut.
Jika diamati secara spesifik, banyaknya kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia menjadi
cermin bahwa pengamalan nilai pancasila masih minim dilakukan karena rendahnya
kesadaran diri dalam hal kemanusiaan. Maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi
selama pandemi covid 19 disebabkan karena banyak anggota keluarga yang harus tinggal di
rumah dalam waktu lama, belum lagi masalah ekonomi akibat kehilangan penghasilan dan
permasalahan rumah tangga lainnya. Kekerasan terhadap anak dalam arti penelantaran dan
semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik maupun emosional, eksploitasi komersial

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


yang mengakibatkan cidera atau kerugiaan atau potensi kesehatan, kelangsungan tumbuh
kembang anak.

Nilai kemanusiaan yang terkandung dalam sila kedua Pancasila seharusnya diterapkan sedari
dini, dimulai dari cara mendidik anak tanpa kekerasan dan mengajarkan menghargai orang
lain dalam tumbuh-kembang anak. Jika mata rantai ini tidak diputus, hal ini hanya
mengakibatkan lingkaran setan yang tidak ada ujungnya selain menyalahkan satu sama lain.
Pengakuan terhadap adanya martabat manusia dengan segala hak asasinya yang harus
dihormati oleh siapapun serta perlunya pemahaman di sekolah, di rumah dan anggota
keluarga bahwa memukul anak yang diklaim sebagai suatu proses pembelajaran agar lebih
baik justru merupakan suatu bentuk kekerasan terhadap anak yang seringkali berdampak
dapat menimbulkan luka dan trauma pada anak dan dapat menyebabkan meninggal dunia.
Dengan terjadinya kekerasan terhadap anak oleh orang tua dalam rumah tangga, maka
diperlukan suatu upaya tindakan preventif penguatan keluarga. Beberapa hal yang dapat
dilakukan orang tua antara lain dengan medampingi anak pada saat melihat tayangan televisi,
lebih selektif dalam memilih konten – konten atau game online terutama yang berbau
kekerasan, membatasi penggunaan gadget pada anak. Orang tua harus lebih berhati – hati
dalam melakukan pendekatan selama proses pendampingan belajar di rumah supaya tidak
salah langkah karena orang tua merupakan faktor penentu mencegah jumlah anak sebagai
korban kekerasan dalam rumah tangga dan menempatkan anak sebagai aset masa depan baik
bagi orang tua maupun bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Pada akhirnya, jika tidak dimulai dari diri sendiri dan hal yang paling kecil dan medasar
seperti memperlakukan anak dengan baik maka mata rantai masalah kemanusiaan ini tidak
akan terputus. Pemahaman dan penghayatan sila-sila dalam pancasila bukanlah sesuatu yang
hanya dilisankan saja, melainkan harus dilakukan dan dipraktikan dimulai dari lingkaran
social terkecil yaitu keluarga inti.

Referensi :

 https://www.antaranews.com/berita/1791245/pakar-kekerasan-terhadap-anak-
meningkat-selama-pandemi-covid-19
 https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2738/angka-kekerasan-
terhadap-anak-tinggi-di-masa-pandemi-kemen-pppa-sosialisasikan-protokol-
perlindungan-anak
 https://regional.kompas.com/read/2020/09/15/06050001/sulit-diajari-belajar-online-
bocah-sd-dipukuli-sapu-hingga-meninggal?page=all

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai