Anda di halaman 1dari 38

Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.

Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.

Nama observer : Rizky Wahyudi

Npm : 1913033021

Kelas :A

Materi : Tugas 3 (Jenis - jenis Aktivitas Dasar Manusia Dalam Pendidikan )

Kelompok yang Presentasi.

Anggota :

1. Miya Fitri Yanti (1913033001)

2. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

3. Dona Oktavia (1913033025)

Pertanyaan

1. M. Fajar Maulana (1913033049)

Hambatan dalam aktivitas berlangsungnya aktivitas pembelajaran?

2. Latifah Asmul Fauzia (1913033035)

- Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang?

- Apakah metode pembelajaran akan mempengaruhi aktivitas pembelajaran?

3. Dea Kusniar (1913033015)

Bagaimana cara mengembangkan sebuah aktivitas dalam pendidikan?

Jawaban

1. Dona Oktavia (1913033025)

Bahwa hambatan dalam pembelajaran ketika berlangsungnya Suatu kelas guru atau Dosen
sedang menjelaskan tetapi siswanya tidak mendengarkan atau kurang konsentrasi di dalam suatu
pembelajaran yang sedang berlangsung.

2. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)


Bahwa hambatan dalam pembelajaran sendiri yaitu seperti kurangnya sebuah Fasilitas yang akan
mengganggu kelancaran dalam proses pembelajaran dalam melakukan aktivitas pembelajaran.

3. Dona Oktavia (1913033025)

Cara mengembangkan dengan cara membuat metode pembelajaran yang menarik. Seperti adanya
video pembelajaran sebelum dilakukannya proses pembelajaran, adanya Power Point dalam
fasilitas pembelajaran untuk menarik minat siswa di dalam melakukan proses pembelajaran.

Menambahkan.

1. Miya Fitri Yanti (1913033001)

Menambahkan dengan cara, pendidik atau guru itu melihat situasi yang ada saat akan memulai
suatu proses pembelajaran, Apakah suasana sunyi, panas, siswa terlalu aktif, maka seorang
pendidik akan mengadakan sebuah games yang akan membangkitkan semangat peserta didik
dalam proses pembelajaran atau dengan cara melakukan metode pembelajaran yang dapat
membangkitkan semangat dan konsentrasi peserta didik di dalam memberikan materi yang
diajarkan.

2. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

Betul bahwa metode pembelajaran itu dapat mempengaruhi aktivitas pembelajaran titik dimana bahwa
metode pembelajaran akan mempengaruhi proses pembelajaran .contohnya, Jika seorang guru
menerapkan metode pembelajaran ceramah.
Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.

Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.

Nama observer : Rizky Wahyudi

Npm : 1913033021

Kelas :A

Materi : Tugas 2 (Karakterustik dan Perkembangan Peserta Didik)

Kelompok yang Presentasi.

Anggota :

1.NurilHuda(1913033011)

2.FajarMaulana(191303309)

3.SupiSopanMahdi(1913033051)

Pertanyaan

1. Latifah Asmul Fauziah (1913033035)

Jelaskan aspek spiritual dan faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang mendukung?

2. Intan Pratiwi (1913033017)

Bagaimana solusi dari masalah tentang pengajar yang tidak memahami karakteristik peserta
didik?

3. Alfi Rahmatia Putri (1913033007)

Apakah sosial media dapat membentuk karakter peserta didik dan jika Iya apa pengaruhnya?

Jawaban

1. Nuril Huda (1913033011)

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan pengetahuan agama atau bidang religi. Contohnya seseorang
yang mempelajari sejarah nabi.

2. Dewi Cahyanti (1913033003)


Membentuk karakter individu itu ada dari dalam dan luar diri seseorang. Jika di dalam misalkan dari
keluarga dan jika dari luar itu lingkungan tempat dia tinggal atau teman sepermainan.

3. Nuril Huda (1913033011)

Peserta didik diberikan wewenang untuk memberikan masukan kepada pendidik seperti itulah
solusinya.

4. Miya Fitri Yanti (1913033001)

Masalah tersebut telah dipecahkan kurikulum, Dimana harus memiliki 18 karakter da Dengan Ini
adanya nya toleransi antara pendidik dan peserta didik.
Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.

Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.

Nama observer : Rizky Wahyudi

Npm : 1913033021

Kelas :A

Materi : Tugas 1 (Pertumbuhan dan Perkembangan)

Kelompok yang Presentasi.

Anggota :

1. Syanila Indah Mawardani (1913033013)

2. Monica Septiani (1913033041)

3. Renata Fradila (1913033047)

Menjawab

1. Syanila Indah Mawardani (1913033013)

Menanggapi pertanyaan Raihan. Itu tergantung dengan psikis seseorang. Jadi apabila
pertumbuhan seorang cepat maka akan cepat juga perkembangannya dan jika pertumbuhan
lambat maka perkembangannya juga akan terhambat.

Pertanyaan

1. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

Adakah seorang yang terakhir tidak tumbuh dengan normal? Apakah pertumbuhannya akan terganggu?

2. Tina Wulandari (1913033009)

Bagaimana tolak ukur melihat apakah dapat dikatakan berkembang?

Menambahkan

1. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

Bahwa tolak ukur dari perkembangan seseorang itu dilihat dari usianya Apakah bayi yang umurnya 4
tahun, mengalami perkembangan sesuai dengan usianya atau tidak. Itu semua tergantung dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang itu sendiri.
Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.

Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.

Nama observer : Rizky Wahyudi

Npm. :1913033021

Kelas :A

Materi : Aspek Sosial dan Aspek Emosi Peserta Didik

Nama anggota kelompok yang maju

1. Dea Kusniar (1913033015)

2. Kiki Zhaidah (1913033045)

3. Sufi Sopan M (1913033051)

Pertanyaan Kelas A

1. Renata Fradila (1913033047)

Adakah keterkaitan antara aspek emosi anak dengan pergaulan sosial nya? jika ada tolong
dijelaskan?

Jawab Pemateri

1. Sufi sopan mahdi (1913033051)

perkembangan sosial dan emosional sejatinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kata
lain, membahas perkembangan emosi harus bersinggungan dengan perkembangan sosial anak.
Demikian juga sebaliknya, membahas perkembangan sosial harus melibatkan aspek emosional
sebab keduanya terintegrasi dalam bingkai kejiwaan yang utuh. Perkembangan sosial dan emosi
yang positif memudahkan anak untuk bergaul dengan sesamanya dan belajar dengan lebih baik,
juga dalam aktifitas lainnya di lingkungan sosial. Oleh karena itu, sangat penting memahami
dan membantu anak-
anak untuk memahami perasaan sendiri dan perasaan anak-anak lain untuk mengembangkan rasa
hormat dan kepedulian kepada orang lain.

2. Dea Kusniar (1913033015)

Adakah keterkaitan antara aspek emosi anak dengan pergaulan sosial nya. Emosi diwakilkan pada
perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap keadaan atau
interaksi yang sedang dialami.Emosi dapat berbentuk rasa senang, takut, marah, benci, cinta,
kesedihan dan sebagainya. Sehingga dalam Perkembangan sosial merupakan perkembangan
tingkah laku pada anak dimana anak diminta untuk dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang
berlaku dalam lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan sosial merupakan proses
belajar anak dalam menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah
kelompok.Awal perkembangan sosial pada anak tumbuh dari hubungan anak dengan orang tua
atau pengasuh dirumah terutama anggota keluarganya.

3. Kiki Zaidah (1913033045)

Pergaulan sosial yaitu hubungan sosial antar individu atau lebih yang terjadi dalam jangka waktu
yang relatif lama dan saling mempengaruhi termasuk dalam aspek emosi dimana emosi sendiri
adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang dalam hubungan sosial tersebut aspek emosi yang
timbul dalam hubungan peserta didik tersebut seperti mereka dapat merasakan beberapa aspek
emosi seperti perasaan senang, bahagia,ketika sedang bersama tapi juga terkadang ada perasaan
sedih, duka ketika terjadi perselisihan diantara mereka.

4. Kiki zaidah (1913033045)

guru di kelas memiliki peranan yang sangat menentukan dalam mengembangkan kepribadian dan
kecerdasan emosional, karena guru di kelas merupakan fasilitator maupun motivator bagi peserta
didiknya. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kepribadian yang bisa menjadi teladan bagi
siswanya. Guru berperan dalam upaya pengembangan aspek emosional peserta didik dengan
merancang pemebelajran yang
dapat mengembangkan aspek emosional peserta didik misalnya belajar dengan membentuk
kelompok yang memerlukan Kerja sama antar peserta didik dalam memecahkan suatu persoalan
yang akan memicu perkembangan emosional peserta didik.

5. Dea Kusniar (1913033015)

Faktor yang menghambat aspek sosial dalam peserta didik yaitu .

1. Keterbatasan waktu di sekolah Waktu belajar anak di Taman Kanak-kanak hanya sekitar

60 atau 75 menit, ¼ dari waktu tersebut digunakan untuk kegiatan pembukaan, 4/6 nya digunakan
untuk kegiatan privat, dan 1/6 lagi digunakan untuk kegiatan klasikal II dan penutup. Sedangkan
materi yang ada sangat padat, mencakup membaca, al-Qur’an, praktek shalat, menulis, aqidah,
akhlak, lagu-lagu Islami, dan lain sebagainya.

2. Kesibukan orang tua

Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pola hidup materialis dan pragmatis
menyebabkan orang tua selalu disibukkan dengan karir masing-masing.

3) Sikap orang tua

Selain kurangnya perhatian yang diberikan orang tua kepada anak. Sekian dan terimakasih dan
saya kembalikan kepada moderator.

6. Kiki Zaidah (1913033045)

Cara yang efektif dalam mengembangkan aspek emosi dan sosial peserta didik menurut saya
dengan memberikan pengertian serta pengajaran mengenai bagaimana peserta didik dapat
membentuk pola hubungan sosial yang baik antar peserta didik lainnya baik dalam lingkungan
sekolah, keluarga maupun masyarakat dimana dalam pola hubungan sosial tersebut peserta didik
dapat mengembangkan aspek sosial nya dengan tumbuhnya rada kepedulian terhadap sesama,
dapat mengenali diri sendiri, dan
dapat mengelola emosi nya dengan baik sesuai situasi kondisi yang tengah dihadapinya 7. Dea

Kusniar (1913033015)

perkembagan sosial dan emosional anak usia dini mengalami perkembagan yang sangat
pesat.peran orang tua dan guru disekolah dalam mengembangaka prilaku sosial dan emosional
anak adalah ditempuh dengan menanamkan sejak dini pentingnya pembinaan perilaku dan sikap
dan dapat dilakukan melalui pembiasaan yang baik.

Hal ini yang menjadi dasar utama pengembangan sosial dan emosional anak dalam mengarahkan
pribadi anak dengan nilai-nilai yang dikembangakn dilingkungan masyarakat. Prilaku sosial dan
emosional yang diterapkan pada anak usia dini adalah perilaku yang baik, jujur, disiplin,
kemandirian, tanggung jawab, percaya diri, adil, setia kawan, sifat kasih sayang terhadap sesama
dan memiliki toleransi yang tinggi

Menambahkan

1. Dewi Cahyaniti (1913033003)

Tentu saja aspek emosi seorang anak dapat mempengaruhi pergaulannya, hal tersebut terjadi
karena dalam proses bergaul atau berinteraksi seorang anak akan memperlihatkan kepribadiannya
kepada orang lain, bagaimana dia marah, bahagia atau bersedih begitupun sebaliknya. Disaat
emosional itu ditunjukkan, hal ini dapat mencerminkan bagaimana ia bisa mengerti atau
dimengerti oleh teman sebayanya.

2. Wahyu Andini (1913033031)

Guru memiliki peran penting dalam perkembangan aspek emosional, diantaranya

a. Guru Sebagai Pengajar

Peran guru sebagai pengajar merupakan peran guru yang sangat penting, karena berkaitan erat
dengan penguasaan meteri pembelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala dia dapat menguasai
meteri pelajaran dengan baik, sehingga dia berperan sebagai pengajar. Oleh karena itu peran guru
sebagai pengajar sangatlah penting dalam
meningkatkan kecerdasan emosional anak, dalam meningkatkan kesadaran diri pada anak peran
guru sangatlah penting, karena peran guru dalam memberikan materi sangatlah berpengaruh,
dengan memberikan materi anak bisa mengendalikan emosinya dengan baik.

b. Guru sebagai pembimbing dan motivator

Sebagai pembimbing dan motivator guru harus membimbing dan dapat merangsang atau memberi
dorongan kepada anak didik agar potensi anak didik tumbuh menjadi swadaya (aktivitas) dan daya
cipta (kreativitas), sehingga terjadi dinamika didalam proses pembelajaran. Peranan guru sebagai
pembimbing dan motivator sangatlah penting dalam interaksi belajar mengajar.

c. Guru sebagai fasilitator

Guru diharapkan mampu berperan sebagai pembimbing dan mampu mengusahakan serta
menggunakan fasilitator sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran. Guru juga harus berpacu
dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru harus kreatif, profesional, dan
menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai orang tua yang kasih sayang pada peserta
didiknya, teman tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik, fasilitator yang
selalu siap memberikan kemudahan dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan
bakatnya, mengembangkan kreativitas.
Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.

Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.

Nama observer : Rizky Wahyudi

Npm. :1913033021

Kelas :A

Materi : Karakteristik Aspek Kecerdasan dan Aspek Motorik Peserta Didik

Anggota Kelompok Presentasi

Kelas A :

- Dewi Cahyanti (1913033003)

- Sonia Ayuning P (1913033029)

- Rizky Wahyudi (1913033021)

Bertanya

1. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

Bagaimana peran guru dalam meningkatkan kemampuan motorik yang dimiliki seorang anak
remaja dan kegiatan apa yang dapat melatih kemampuan motorik tersebut?

2. Dea Kusniar (1913033015)

Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tentang kecerdasan seorang anak tersebut? Jawaban

Pemateri

1. Dewi Cahyanti (1913033003)

Peran guru dalam mengembangkan kemampuan motorik yang dimiliki oleh peserta didik yaitu
dengan cara memfasilitasi dan memotivasi akan kemampuan motorik yang telah dimiliki oleh
individu tersebut. Guru juga harus memberikan arahan dan wawan kepada peserta didik agar
kecerdasan motoriknya semakin berkembang. Guru
mempunya peran penting dalam hal ini. Misalnya seorang anak sangat suka bermain bola basket,
peran yang menonjol dalam kegiatan tersebut adalah guru olahraga disekolah. Kegiatan yang dapat
melatih kecerdasan motorik peserta didik diantaranya dapat dimunculkan dari hobi atau hal yang
disukai oleh peserta didik tersebut, contohnya adalah menari atau bermain musik.

2. Sonia Ayuning P (1913033029)

peran guru dalam meningkatkan kemampuan motorik pada remaja

1. Bantu peserta didik meyakini dan fokus pada bakat dirinya2. Kembangkan konsep diri positif
pada peserta didik

3. Perkaya peserta didik dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di berbagai
bidang

4. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan bakat peserta didik untuk belajar dan menekuni
bidang bakatnya serta bidang bidang lain yang berkaitan

5. Tingkatkan motivasi peserta didik untuk mengembangkan dan melatih bakatnya

6. Dukung peserta didik untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam
mengembangkan bakatnya.

3. . Dewi Cahyanti (1913033003)

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak bisa dari lingkungan internal atau eksternal.
Lingkungan internal seperti peran orang tua, orang tua yang telaten terhadap perkembangan anak
akan memperhatikan seperti makanan apa yang harus dimakan juga, bentuk permainan yang akan
dimainkan oleh anaknya, seperti permainan lego yang akan mengasah kemampuan berfikir anak.
Kemudian faktor eksternal, diantaranya adalah teman sepermainan, teman sepermainan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak sebab apabila seorang anak berteman
dengan anak yang rajin, maka secara tidak langsung dia juga akan ikut belajar dan akan
berfikir
bagaimana ia agar bisa seperti temannya tersebut atau bahkan melampauinya. Selanjutnya ada
sekolah, disini lembaga pendidikan yang berperan dalam kecerdasan anak, dapat dilihat dari
kurikulum yang diterapkan dan juga model serta metode yang diterapkan di lembaga pendidikan
tersebut. Yang terakhir adalah ingkungan masyarakat, lingkungan masyarakat yang sehat otomatis
akan membentuk pribadi anak yang baik dengan ini maka kecerdasan anak juga akan berkembang
dengan baik, sebagai contoh diadakannya pengajian bagi anak-anak atau bisa disebut dengan TPA,
hal tersebut dapat meningkatkan nilai spiritual pada anak.

4. Rizki Wahyudi (1913033021)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak:

1. Keturunan

Studi korelasi nilai-nilai tes intelegensi di antara anak dan orang tua, atau dengan kakek- neneknya,
menunjukkan adanya pengaruh factor keturunan terhadap tingkat kemampuan mental seseorang
sampai pada tingkat tertentu.

2. Latar Belakang Sosial Ekonomi

Pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua dan factor-faktor social ekonomi lainnya, berkorelasi
positif dan cukup tinggi dengan taraf kecerdasan individu mulai usia 3 tahun sampai dengan
remaja.

3. Lingkungan hidup

Lingkungan yang kurang baik akan menghasilkan kecerdasan yang kurang baik pula. lingkungan
yang dinilai paling buruk bagi perkembangan intelegensi adalah panti-panti asuhan serta institusi
lainnya. Terutama bila anak ditempatkan di sana sejak awal kehidupannya.

4. Kondisi Fisik

Keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat,
menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah.

5. Iklim Emosi

Iklim emosi di mana individu dibesarkan mempengaruhi perkembangan mental individu yang
bersangkutan.

Menambahkan jawaban

1. Meta iskarina npm (1913033023)

Guru sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam proses identifikasi. Guru yang berhasil
adalah guru yang mengenal anak melalui pribadi anak itu sendiri, lingkungan dan keluarga. Dalam
menyampaikan pembelajaran, guru wajib :

1. Memahami pribadi anak,

a. Penampilan fisik, apakah ada cacat tubuh?

b. Motorik lemah/kuat

c. Emosionalitas : mudah tersinggung, menangis, marah, tertutup, agresif, terbuka.

d. Cara berbicara.

Mulai bergaul dengan anak, guru akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat, ciri-ciri, kemampuan
dan kesusahan.Semakin banyak bergaul, semakin mengerti tentang pribadi anak.

2. Mengenal lingkungan keluarga anak

Guru perlu mengetahui latar belakang kehidupan anak. Rumah dan keluarga adalah lingkungan
hidup pertama, anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang mempengaruhi jalan
hidupnya. Lingkungan hidup pertama yaitu keluarga yang memberi tantangan pada anak supaya
dapat menyesuaikan terhadap lingkungan hidupnya.
3. Mengenal dunia disekitar anak/lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar kita. Pengaruh lingkungan terhadap anak dapat
dibagi menjadi dua :

a. Pengaruh lingkungan yang disengaja : pendidikan, pengajaran.

b. Pengaruh lingkungan yang tidak disengaja : ini diterima oleh setiap orang dari lingkungan yang
hidup iklim dan kebiasaan-kebiasaan.

Guru harus mengetahui bahwa salahsatu factor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah
lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan motorik anak :

-Menentukan kegiatan bermain yang terencana sesuai tujuan yang hendak dicapai.

-Menyediakan alat permainan yang aman dan sesuai tahapan usia.

-Memantau kegiatan bermain anak agar terjalin kerja sama antar anak.

-Keselarasan antara materi permainan dengan tema sesuai standar kompetensi anak usia dini.

-Mengetahui bahwa perkembangan motorik anak selaras dengan perkembangan otot- otot syaraf
lain.

-Mengadakan kegiatan yang bervariasi, kreatif, dan inovatif.

2. Feni Kurniawati (1913033006)

Anak usia remaja termasuk kedalam gerak motorik kasar, Secara alamiah seiring dengan
peningkatan atau bertambahnya umur anak hingga dewasa akan di ikuti dengan peningkatan
kemampuan motorik kasar anak. Istilah motorik kasar dan motorik halus secara umum di gunakan
untuk mengkategorikan tipe-tipe gerak. Menurut Cratty yang dikutip oleh Rusli Lutan (1988: 97),
menyatakan bahwa motorik kasar memiliki ukuran besar otot yang terlibat, jumlah tenaga yang
dikerahkan atau lebarnya ruang yang
dipakai untuk melaksanakan gerakannya. peran seorang Guru dalam meningkatkan kemampuan
motorik anak pada masa remaja tidak jauh berbeda dengan anak usia belum remaja, seorang guru
harus selalu melatih peserta didik, mengajak untuk bermain permainan seperti bola voly yang dapat
membuat anak merasa bahagia sekaligus meningkatkan kemampuan motorik pada anak, selain itu
dengan kegiatan lain seperti menari dapat meningkatkan kemampuan motorik pada peserta didik
karena kebanyakan peserta didik usia remaja menyukai gerak tari baik itu tradisional maupun
modern yang sekarang banyak disukai anak remaja itu dapat meningkatkan kemampuan motorik
pada peserta didik. selalu menasehati anak agar selalu menjaga kesehatan dan kebersihan.

3. Latifah Asmul Fauziah (1913033035)

tinggi rendahnya tingkat IQ seorang anak bukan menjadi tolak ukur kecerdasan sesorang, karena
pada kenyataannya tes tersebut tidak cukup akurat memprediksi kecerdasan secara keseluruhan,
karena sebenarnya kecerdasan terbagi atas banyak hal yang tidak terbatas. kemudian, sirkuit otak
berbeda antara satu orang dengan yang lain dan berpengaruh pula pada dominasi kecerdasan yang
dipunyai tiap orang.

Kecerdaan dibagi menjadi beberapa macam ataupun jenis, jadi ketika seorang anak tidak memiliki
kecerdasan logika/ matematis, bisa saja si anak memiliki kecerdasan musikal ataupun kecerdasan
kinetik.

4. Dona Oktavia (1913033025)

a. Pelajaran harus bersifat realitas (erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari).

b. Metode pengajaran dengan pendekatan individual (tidak bisa dalam kelas besar).

c. Pengulangan terhadap materi pelajaran harus dillakukan secara terus menerus.

d. Memecah satu tugas besar menjadi beberapa bagian yang kemudian dipelajari anak secara
bertahap, sehingga anak bisa lebih mudah memahami dan melakukannya.
5. Renata Fradiala (1913033047)

contoh beberapa metode yang dapat diterapkan pada anak berkebutuhan khusus, dan yang akan
saya beri contoh ialah pada tunanetra dan tuna grahita. Pada ada anak tuna netra dapat digunakan
beberapa metode yang digunakan ialah:

1. Metode ceramah, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena dalam
pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan penjelasan lisan dan siswa
mendengar penyampaian materi dari guru.

2. Metode Tanya Jawab, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena metode ini
merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan indera pendengaran.

3. Metode diskusi, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena mereka dapat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu karena dalam metode diskusi kemampuan daya pikir
siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan. Dan metode ini bisa diikuti tanpa
menggunakan indera penglihatan.

4. Metode sorogan, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena adanya bimbingan
langsung dari guru kepada anak didik dan seorang guru dapat mengetahui langsung sejauh mana
kemampuan anak didiknya dalam memahami suatu materi pelajaran.

Untuk anak tuna grahita metode pengajaran yang dapat digunakan adalah metode ceramah oleh
guru seperti pada tingkat Sekolah Dasar lainnya. Dalam hal ini guru menerangkan materi yang
diajarkan. Setelah itu guru dapat melakukan tanya jawab dengan murid sehingga murid lebih
mampu untuk mengerti apa yang diajarkan. Guru juga bisa menggunakan alat peraga untuk
beberapa pelajaran agar anak lebih tertarik untuk belajar dan mampu untuk mengingat lebih baik
materi pembelajarannya. Setiap minggunya juga dapat dibuat pelaporan kinerja sehingga guru
dapat mengetahui perkembangan anak secara baik juga memberikan reward bagi anak yang
berkembang dengan baik dan disiplin dalam kelas.
6. Tina Wulandari (191303309)

faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang adalah:

1. Genetik

faktor genetik memainkan peran besar dalam kecerdasan seseorang. Anak yang terlahir dari orang
tua dengan tingkat kecerdasan yang tinggi lebih mungkin untuk menjadi anak yang cerdas, asalkan
anak tersebut dibesarkan dengan pola asuh yang tepat.

2. Lingkungan

Selain faktor genetik, interaksi dan hubungan keluarga, pendidikan, lingkungan sosial, dan
lingkungan pergaulan juga turut memengaruhi IQ seseorang.

3. ASI

Anak-anak yang mendapatkan ASI eksklusif dipercaya memiliki IQ yang lebih tinggi dibanding
mereka yang tidak. Kandungan nutrisi pada ASI diduga dapat meningkatkan perkembangan otak,
sistem saraf, dan kemampuan kognitif. Namun, pernyataan ini masih membutuhkan bukti dan
penelitian lebih lanjut.

4. Kreativitas

Meskipun tes IQ tidak selalu dapat menilai komponen ini, tingkat kreativitas juga turut
berpengaruh pada kecerdasan seseorang. Dari studi tersebut terlihat bahwa orang yang memiliki
tingkat kreativitas tinggi memiliki kecenderungan untuk berpikiran terbuka dan senang belajar.

7. Monica Septiani (1913033041)

Faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan seorang anak salah satu nya yaitu pengaruh dari
orang tua anak tersebut yang dimana kebutuhan emosi atau kasih sayang berupa hubungan yang
selaras antara ibu/ayah dan anak sangat dibutuhkan dalam meningkatkan dan mempengaruhi
kecerdasan anak. Ada berbagai keadaan atau
stres yang dapat menurunkan kecerdasan anak, yaitu anak dimarahi, orang tua bertengkar di depan
anak dan lain lain.

Kemudian, sikap orang tua yang salah terhadap anak. Misalkan, selalu mengkritik, menyalahkan
anak, tuntutan berlebihan, dan kurang menghargai prestasi anak. Akibatnya, anak akan apatis,
rendah diri, ragu mengambil keputusan dan sulit bersosialisasi. Kecerdasan anak juga bisa semakin
meningkat bila dia diberikan proses pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. Memberikan
stimulasi yang sesuai dengan gaya belajar anak akan membantunya menyerap informasi baru
dengan lebih mudah.

8. Syanila Indah Mawardani (1913033013)

Ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak secara umum yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor genetika yaitu faktor dari keturunan misalnya seorang
orang tua yang memang kurang bisa dalam bidang matematika bisa jadi juga anak tersebut kurang
menguasai matematika pula, sedangkan faktor eksternal yang merupakan lingkungan, meliputi
nutrisi, stimulasi, aktivitas fisik, dan upaya penjagaan kesehatan. Misalnya anak tersebut
lingkunganya penghafal al-qur’an bisa jadi si anak dapat mampu untuk menghafalkan al-qur’an.

9. Meta Iskarina (1913033022)

faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak.

Pertama, keturunan. Banyak anak yang cerdas, pintar dan berprestasi di sekolah. Dan sudah
menjadi rahasia umum akan selalu dihubung-hubungkan dengan kedua orangtuanya, bagaimana
orangtuanya, pendidikan orangtuanya. Tidak heran jika anak yang cerdas dan pintar karena
orangtuanya cerdas dan pintar juga. Faktor genetik menurut penelitian menyumbang terhadap
intelgensi anak berkisar 40 – 80 persen.

Kedua, nutrisi yang tepat. Anggapan bahwa kecerdasan anak hanya dapat diturunkan oleh
orangtua yang cerdas, tampaknya perlu diubah. Sebab nutrisi yang tepat dan
seimbang sangat mempengaruhi kecerdasan anak. Asam lemak omega 3 yang terdapat dalam ikan
salmon, sarden, tuna menurut penelitian bisa menghasilkan sel-sel otak dan meremajakan fungsi
otak. Selain itu kacang-kacangan, telur, makanan laut, ayam, brokoli, alpukat merupakan yang
dapat meningkatkan kecerdasan otak.

Ketiga, stimulan. Selain nutrisi yang berguna untuk meningkatkan kecerdasan, stimulan- stimulan
sejak dini diperlukan untuk perkembangan otak anak. Orangtua sangat berperan dalam memberi
stimulasi buah hatinya sejak mereka bayi. Dari mengajak bermain edukatif, kreatif, mengajarkan
bersosialisasi dengan lingkungannya dan mengajak buah hati berolahraga untuk meningkatkan
kesehatan fisiknya. Para ahli berpendapat stimulan mampu merangsang kecerdasan otak. Otak
manusia terdiri dari jutaan saraf. Stimulan diberikan sejak dini agar terjadi hubungan antara satu
saraf dengan saraf yang lainnya. Sehingga ketika memasuki usia sekolah anak akan lebih mudah
menerima dan menyimpan ilmu yang diperolah. Memberi stimulan pada anak, disesuaikan dengan
umurnya. Lebih baik sejak dini, sejak 0 tahun. Terlebih lagi pada masa the golden age yaitu 0 – 3
tahun.

Keempat, tidur. Anak membutuhkan istirahat dan tidur malam yang baik agar otaknya dapat
tumbuh dan berkembang dengan optimal. Sejak bayi lahir hingga tumbuh menjadi anak usia
sekolah, harus memiliki rutinitas tidur yang konsisten setiap harinya.

Kelima, trauma. Trauma dapat menimbulkan efek negatif terhadap perkembangan otak bayi dan
anak-anak. Contoh trauma yang biasanya terjadi pada anak usia dini termasuk selamat dari bencana
alam, kehilangan anggota keluarga, dan mengalami penyakit kronis. Trauma juga dapat terjadi jika
anak mengalami pelecehan seksual, kemiskinan, atau memiliki orangtua pecandu alkohol atau
narkoba. Anak yang mengalami trauma akan menghadapi masalah seperti perubahan pola makan,
tidur, perubahan perilaku, serta kesulitan bergaul dengan teman-temannya. Dukung dan dampingi
anak agar dirinya terbebas dari trauma. Jika trauma tetap bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama, Anda perlu membawa anak menemui ahli psikologi agar anak terhindar dari gangguan otak
akibat trauma yang kronis.
Keenam, kegiatan fisik. Anak yang fisiknya kuat akan memiliki otak yang sehat dan cerdas. Oleh
karena itu, jangan batasi aktivitas anak demi kesehatan fisik dan perkembangan otaknya. Anak
masih terlalu dini untuk melakukan olahraga khusus yang berat, dirinya hanya perlu lebih aktif
ketika bermain bersama teman-temannya di luar ruangan.

Ketujuh, ikatan orangtua. Sebuah hubungan yang positif dan harmonis antara kedua orangtua
memungkinkan seorang anak merasa aman dan disayangi. Hal ini membuat anak lebih percaya
diri dan suasana keluarga yang nyaman mendukung perkembangan otak yang sehat. Di sisi lain
anak-anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis, akan merasa tidak
aman, takut-takut, dan bingung ketika bertemu dengan orang baru.

Kedepalan, kesempatan belajar. Jika orangtua mendambakan anak yang cerdas, ajarkan anak untuk
belajar sejak dini untuk menstimulasi perkembangan otaknya. Ajarkan anak Anda untuk mengenal
huruf dan angka serta sediakan berbagai macam buku, alat musik, mainan dan perlengkapan seni.

10. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

Melalui model pembelajaran yang menggunakan evaluasi, seperti Model pembelajaran learning
cycle atau siklus belajar adalah rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi- kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.

Dan sebagaimana kita ketahui evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan
sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa,khusunya dalam hal kecerdasan siswa
tersebut.

11. Wahyu Andini (1913033031)

Model pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi.


Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif untuk siswa yang rendah hasil
belajarnya.

Pembelajaran kooperatif penting dalam membantu siswa belajar dari kurikulum sikap dasar
kooperatif dan nilai kooperatif mereka diperlukan untuk membantu mengembangkan kecerdasan
emosial siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Pengkondisian anak dalam belajar dan bekerja
secara berkelompok, akan merangsang anak untuk berlatih mengendalikan emosi,
mengembangkan keterampilan kerja sama, berpikir kreatif, nyaman dalam berinteraksi, percaya
diri, keberanian mengambil keputusan.

12. Ahmad Fariz (1913033033 )

Model belajar hellison yaitu suatu model pembelajaran yang diperuntukan jiwa yang bertanggung
jawab dan berjiwa sosial bagi peserta didik, jika ingin mengukur kecerdasan emosional peserta
didik kita dapat melihatnya dari berbagai perilaku,tindakan dan tutur kata yang ia lontarkan ketika
ia menghadapi suatu persoalan. dari sinilah kita dapat mengukur kecerdasan emsional seseorang.
Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.

Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.

Nama observer : Rizky Wahyudi

Npm. :1913033005

Kelas :A

Materi : Tugas 6 (Tugas-Tugas Perkembangan Pesera Didik)

Kelompok yang Presentasi.

Anggota :

1. Alfi Rahmatia Putri (1913033007)

2. Intan Pratiwi (1913033017)

3. Cindy Anjani Putri (1913033037)

Pertanyaan

1. Latifah Asmul Fauziyah (1913033035)

Pada perkembangan awal remaja ada tugas-tugas yang seharusnya dipenihi, tapi ada beberapa yang
memiliki sikap seperti, Dia sering sekali berkata tidak mampu atas semua hal padahal belum
dicoba. Sebetulnya dia bisa dan mampu, hanya saja dia enggan karena menurut dia susah dan dia
tidak sanggup. Selain itu, dia juga sering mengeluh, semua serba menyedihkan, seakan-akan hidup
ini tidak ada enaknya, bagaimana cara anda menyikapi hal seperti itu dan bagaimana solusi agar
tidak bersikap seperti itu?

2. Siti Yutiah (1913033019)

Pada saat dewasa tentu dalam melakukan tugas tugasnya terdapat kegagalan.apakah kegagalan
tersebut dapat menghadirkan suatu penolakan dalam masyarakat? Jelaskan Dan Berikan contoh
nyata nya?

3. Monica Septiana (1913033041)

seperti yang kita ketahui, umumnya tugas-tugas perkembangan pada masa remaja sangatlah
kompleks dan relatif berat bagi remaja. Adakah hambatan dalam proses mencapai tugas-tugas
perkembangan tersebut? Dan berikan contoh hambatan beserta solusinya!

4. Rizky Wahyudi (1913033021)


bagaimana jika ada seseorang anak yang tidak mengalami atau menjalakan tugas tugas
perkembangan secara utuh apakah anak tersebut dikatakan gagal dalam proses perkemebangan?

Jawaban Pemateri

1. Intan Pratiwi (1913033017)

pada situasi seperti ini anak merasakan ketidak percayaan diri atau hilangnya rasa percaya diri.
Cara menyikapinya yaitu dengan

1. Ajak anak bicara

2. Jangan diomeli

3. Ajarkan mereka cara menyelesaikan masalah

4. Biarkan mereka mengambil keputusan

5. Fokus pada kelebihan mereka

6. Hargai ide mereka

7. Dorong anak untuk memiliki cita-cita, dan bayangan masa depan.

2. Cindy Anjani Putri (1913033037)

Menurut saya, setiap org itu pasti melakukan kegagalan atau kesalahan dalam hidupnya, tapi
penolakan di masyarakat itu belum tentu terjadi karena itu tergantung dari lingkungan tmpt tinggal
orang tersebut. Dimana jika lingkungan nya bagus maka kegagalan itu bisa dijadikan sebagai
tonggak untuk menjadi yang lebih baik lagi tapi sebaliknya jika lingkungan masyarakat nya kurang
bagus maka bisa saja terjadi penolakan seperti dikucilkan.

3. Alfi Rahmatia Putri (1913033007)

kegagalan atau kesalahan pasti akan ada dalam masing-masing individu, karena tentunya tidak
akan ada yg sempurna dalam menjalankan suatu hal. Penolakan dapat terjadi dan tidak terjadi
dalam masyarakat. Hal itu tergantung dari individu itu juga, bagaimana dia mendekatkan dirinya
lagi pada masyarakat, sikap dan sifatnya dalam bermasyarakat, semua itu juga berpengaruh dari
individu masing-masing maukah dia memperbaiki kesalahannya dan berubah menjadi yang lebih
baik lagi.
Menambahkan jawaban

1. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

kenapa seorang anak bersipat seperti itu, karena timbulnya rasa pesimis didalam diri anak
tersebut,yang tidak yakin akan kemampuanya. Salah satu solusinya yaitu.

1. Memiliki keinginan yang kuat untuk menghilangkan rasa pesimis dari pikiran Anda

2.Hilangkan semua hal yang menyebabkan munculnya rasa pesimis dari pikiran Anda.

3.Hilangkan perasaan takut gagal pada diri Anda.

4. Yakinkan diri Anda bahwa kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda

5.Hilangkan pikiran-pikiran negatif yang membuat Anda memikirkan hal-hal buruk yang belum
pasti terjadi pada Anda.

6. Munculkan pikiran positif dari dalam diri Anda

7. Yakinkan diri anda bahwa Anda bisa melakukan apa yang ingin Anda lakukan

8.Bekali diri Anda dengan berbahai hal yang Anda butuhkan untuk mencapai kesuksesan Anda
sehingga Anda tidak akan merasa pesimis

9.Bayangkan segala manfaat yang bisa Anda dapatkan ketika Anda mampu mengatasi rasa
pesimis Anda.

10.Yakinkan diri Anda bahwa kesuksesan tidak akan pernah menghampiri orang yang tidak
melakukan perubahan pada dirinya dan tidak berbuat apa-apa untuk mencapai kesuksesan itu.

2. Syanila Indah Mawardani (1913033013)

jika seorang anak tidak percaya diri terhadap kemampuan tersebut, solusinya menurut saya dengan
cara memberi motivasi dan semangat dari guru dan orang tua mau pun temen terdekatnya ,agar
kemampuan yang dimiliki anak tersebut, akan berkembang dan menjadi lebih percaya diri dengan
kemampuan yang ia miliki.

3. Dewi Cahyanti (1913033003)

untuk meningkatkan kepercayaan diri kita juga perlu motivasi dari orang-orang terdekat dan
jangan takut untuk menceritakan segala keluh kesah kita yang membuat kita tidak percaya diri.
Dengan adanya motivasi dari orang orang terdekat otomatis akan meningkatkan percaya diri
seseorang.

4. Dona Oktavia (1913033025)

setiap orang memilik kegagalan dalam menuju kesuksesan tetapi dengan ada nya kegagalan
tersebut kita tidak boleh menyerah dengan keadaan tersebut contohnya :

Jack Ma

Jika dulu menyerah, mungkin saat ini Jack Ma akan merasa jadi orang yang paling banyak gagal
sedunia. Bagaimana tidak, dia pernah ditolak 10 kali oleh universitas idamannya, yakni Universitas
Harvard.

Kalau Anda menganggap impiannya ini terlalu tinggi, bagaimana jika ditolak menjadi pelayan
KFC? Ya, dari 24 orang yang melamar saat itu, 23 orang lainnya diterima alias hanya Jack Ma
yang ditolak.

Akan tetapi bayangkan jika saat itu Jack Ma diterima menjadi pelayan KFC? Mungkin dia tidak
akan menjadi pebisnis asal Tiongkok yang paling sukses seperti sekarang.

5. Dewi Cahyanti (1913033003)

Pengucilan dari masyarakat itu tergantung sebesar apa kesalahan yang telah diperbuat oleh
individu tersebut, kota sebagai manusia tidak luput dari kesalahan. Apabila seorang individu telah
melakukan kesalahan namun ia dapat memperbaiki kesalahannya dengan cara meminta maaf atau
pengertian dari masyarakat mungkin masyarakat tersebut akan memberikan toleransi kepada si
pelaku dengan catatan tidak melakukan kesalahan lagi dan mampu bertanggung jawab atas apa
yang telah dilakukannya.

6. Ahmad Fariz (1913033033)

kegagalan pasti selalu ada disetiap proses yang akan dilalui hanya tinggal bagaimana kita sebagai
individu menyikapinya dengan baik.soal penolakan di masyarakat tergantung dengan diri kita
sendiri bagaimana menjalankan kehidupan agar senantiasa berada pada jalan yang tepat sehingga
tercapainya suatu tujuan yg diinginkan.

7. Renata Fradila (1913033047)

kegagalan itu pasti ada pada setiap individu. Selanjutnya ialah tentang bagaimana kita merespons
terkait penolakan dalam masyarakat tersebut, tentang bagaimana kita harus menjadikan itu sebagai
acuan untuk kedepannya yang lebih baik lagi dan bagaimana cara kita menunjukkan perubahan
yang baik untuk mendapatkan kepercayaan lagi oleh masyarakat tersebut seperti sebelum adanya
pengucilan.

8. Renata Fradila (1913033047)

Terkait pertanyaan saudari Monica, yaitu apakah ada hambatan dalam proses mencapai tugas
perkembangan pada masa remaja? berikut contoh dan solusinya. Menurut saya, tentu ada karena
pada masa remaja inilah mereka mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan tidak semua
individu dapat mudah menerima nya. Contoh nya ialah tugas untuk menerima perubahan bentuk
fisik, sementara tidak jarang kita temui remaja yang insecure terhadap
bentuk fisik mereka sendiri, hal ini dapat diakibatkan dari hasil mereka membanding- bandingkan
dirinya terhadap orang lain. Solusi untuk hal ini ialah peranan orang tua dan teman sebaya nya
yang harus diperkuat, kita sebagai orang terdekatnya harus lebih bisa memotivasi ia untuk dapat
mencintai diri nya sendiri dan belajar bersyukur dengan apa yang ada di diri kita. Kemudian, tugas
untuk belajar memiliki peranan sosial terhadap teman sebaya, sementara tidak jarang juga kita
temui remaja yang terlalu introvert sehingga interaksi sosial terhadap teman sebaya
disekelilingnya. Solusinya ialah peranan orang tua dan teman sebaya pun diperlukan lagi dalam hal
ini, kita dapat memotivasi ia dengan cara pendekatan yang baik, cari tahu penyebab nya kemudian
sebisa mungkin kita dapat menghimbau ia untuk lebih mau bersosialisasi dengan orang-orang
disekitarnya karena pada hakikatnya kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

9. Dea Kusniar (1913033015)

Faktor yang menghambat proses mencapai tiga tugas perkembangan dan berikan contoh dan
solusinya. Faktor nya yaitu

Tingkat perkembangan yang mundur, tidak ada motivasi, kesehatan yang buruk, cacat tubuh,
tingkat kecerdasan rendah. Yang membantu dalam perkembangan yaitu

1. Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan

Perkembangan fisik maupun psikis yang normal akan memudahkan individu untuk menuntaskan
tugas perkembagannya.

2. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan


untuk menguasainya. Dengan mempelajari serta diadakannya bimbingan untuk menguasai tugas-
tugas perkembangan, individu sudah memiliki pengetahuan mengenai apa yang harus
dilakukannya.

3. Motivasi

Adanya dorongan yang timbul dari diri sendiri untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan akan
memberikan semangat bagi individu untuk menuntaskannya.

4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh

Kondisi tubuh yang sehat akan memudahkan individu untuk menjalani tugas perkembagannya.

5. Tingkat kecerdasan yang tinggi

Kemampuan berpikir cerdas juga akan memudakan individu untuk menjalani tugas
perkembangannya

6. Kreativitas
Kreativitas sangat diperlukan untuk memudahkan individu dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangannya.

10. Dona Oktavia (1913033025)

Kesalahan Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua dalam mendidik anak akan besar pengaruhnya pada perkembangan anak remaja
sehingga keluarga yang sehat juga akan menentukan keberhasilan dari perkembangan anak.

Orang tua yang acuh dan tidak memperhatikan kepentingan serta kebutuhan anak dalam belajar,
tidak bisa mengatur anak, tidak memantau perkembangan anak dan membantu anak dalam
mengatasi berbagai kesulitan akan menjadi penghambat dalam perkembangan anak di usia remaja.
Selain itu, kebiasaan orang tua yang selalu memanjakan anak juga sangat buruk pengaruhnya
terhadap perkembangan remaja. Cara mengatasi kenakalan remajaterbaik adalah dengan lebih
memperhatikan perkembangan anak khususnya di usia remaja.

11. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

ada hambatan - hambatan didalam tugas - tugas untuk mencapai perkembangan. Hambatan itu
sendiri seperti

1. teman bergaul yang tidak mendukung adanya perubahan meuju kebaikan.

Solusinya. Mencari teman yang tepat didalam pergaulan.

2. Kurangnya pengalaman

3. Kurangnya motivasi

4. Bakat tidak diadah dengan matang.

Solusinya yaitu, adanya pembimbing kepada anak tersebut agar dapat menyelesaikan masalah atau
tugas - tugas yang dihadapi.

12. Nuril Huda (1913033011)

jika seoarang anak tidak melaksanakan tugas-tugas perkembangan sesuai umurnya anak tersebut
akan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan anak seumurannya dia bisa lebih dewasa
karena dia mengikuti tugas-tugas yang ada diatasnya, akan tetapi dia akan ktinggalan jika
mengikuti atau melaksanakan tugas-tugas dibawah umurnya dan bisa anak itu berkembang lebih
cepat karena tugas-tugas pada masanya dia sudah mampu sehingga lanjut ke tugas-tugas yang
bukan seumurannya.

13. Wahyu Andini (1913033031)

Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan berartu dirinya telah mengetahui keterampilan


apa saja yang harus dikuasai, bagaimana ia harus bersikap, bertindak, dst. Dengan demikian
motivasi internal untuk belajar menguasai hal-hal tersebut dapat berkembang pada dirinya.

14. Tina Wulandari (1913033009)

tujuan mempelajari tugas-tugas perkembangan peserta didik ialah: yang pertama mendapatkan
petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan Peserta didik dari mereka pada
periode usia-usia tertentu; yang kedua memberikan motivasi kepada individu untuk melakukan
apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya;
serta yang ketiga menunjukkan kepada individu tentang apa yang akan dihadapi dan tindakan apa
yang diharapkan kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.
Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.
Nama observer : Rizky Wahyudi
Npm : 1913033021
Kelas :A
Materi : Fase fase perkembangan

1.Winda Pitriani. Npm. 1913033005.


Apa saja fakto" yang mempengaruhi dalam fase-fase perkembangan seseorang. ?
jawab
• Meta iskarina ( 1913033023)
1.Keturunan (nature), yaitu sifat bawaan dari orang tua biologis, misalnya
kecerdasan dan watak.
2.Lingkungan (nurture), yaitu tempat dan kondisi sosial di mana individu tumbuh dan
berkembang.

3.Kematangan, kesiapan individu untuk menguasai ketrampilan baru, misalnya


kematangan otak dan tubuh pada fase anak-anak awal, sehinggga mempunyai
kemampuan untuk berjalan dan berbicara.
4.Karakteristik diri dan pengalaman sangat berperan dalam beradaptasi dengan
lingkungan internal dan eksternal.

5.Keluarga (cara mendidik, perhatian dan memperlakukan anak).

6.Status sosial dan ekonomi (penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan, kemiskinan)


Budaya (adat, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, perilaku modeling dari orang
tua)
Ras/suku (leluhur, bangsa, agama, bahasa, yang membentuk identitas diri)
Menambahkan
• Tina wulandari( 1913033009)
Perkembangan remaja di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan
anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama
emosi dan inteligensi
• Dewi cahyanti ( 1913033003)
perkembangan remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu tersebut
tinggal, dan juga dipengaruhi oleh teman sepermainan individu tersebut
2.feni kurniawati (1913033006)
fase perkembangan itu kan artinya penahapan atau periodisasi tentang kehidupan yang
ditandai dengan Ciri-ciri atau pola tingkah laku , nah pertanyaan saya adakah peserta
didik yang pola perilakunya tidak sesuai dengan fase nya yang seharnya, jika ada apa
faktor penyebabnya
Jawab
• Rahmani diah permata sari ( 1913033022)
Ada banyak faktor yang membuat peserta didik tidak berkembang tidak sesuai dengn
fase nya, contoh nya, beberapa peserta didik mengalami fasw dimana dia harua
berperilaku dan berbuat jauh lebih dewasa sebelum waktu nya, maksud disini dewasa
sebelum waktu nya adalah di pengaruhi oleh faktor internal yakni dari keluarga nya, dia
mengalami keadaan dimana keadaan tersebut menuntunya untuk berbuat untuk lebih
dewasa, lebih berfikir untuk memaklumi keadaan sehingga dia jauh lebih tenang
menghadapi masalah, dalam mengambil keputusan, dalam segala hal dia lebih tenang,
ada pula yang bertindak justru lebih ke kanak-kanakan dari usia yang seharusnya

Menambahkan
• Ajeng diah kinanti ( 1913033008)
Fase perkembangan peserta didik tentu ada yang tidak sesuai dengan fase yang seharusnya,
karna pada dasarnya perodesasi perkembangan anak berbeda-beda.
Faktor yang mempengaruhinya tentunya adalah faktor gen atau keturunan, misalnya ada
keluarga yang secara boilogis atau psikologis mengalami kecacatan maka kemudian
mengganggu fase-fase perkembangan dari seorang anak.
• Reni royani ( 1913033016)
Jadi menurut pendapat saya faktor yang menyebabkan seorang anak tumbuh namun sikap
dan perilaku yg di hasilkan tidak sesuai dengan perkembangan anak pada fase nya adalah
karena pengaruh lingkungan pertemanan.Contoh nya anak yang berteman, bergaul dengan
orang yang lebih tua maka dia akan cenderung akan lebih bersikap dewasa. Faktor yang lain
mungkin karena pengaruh keadaan ekonomi.
Misalnya saja anak jalanan di umur yg masih belia ia di haruskan bekerja padahal di usianya
seperti itu seharusnya ia bermain, belajar dengam teman2 sebaya nya. Hal tersebut membuat
seorang anak tersebut memiliki perilaku yang cenderung lebih dewasa dalam hal apapun
karena ia telah merasakan pahitnya keadaan ketika keadaan ekonomi nya lemah.
Orang dewasa juga bisa bersikap seperti kanak-kanak jika sejak kecil dalam lingkungan
keluarga nya ia tidak di didik dengan benar, terlalu di manjakan oleh orang tuanya.
• Wanda widya dahari ( 1913033024)
jadi kalau menurut saya ada seseorang yang berkembang dengan tidak seharusnya misalnya
anak berumur 12 tahun tapi berkelakuan seperti umur yang sudah dewasa yang sudah
mengenal make up dan riasan yang berlebihan, pemikirannya jauh lebih dewasa tidak seperti
anak-anak yang seumuran dengannnya, nah faktor yang mempengaruhinya adalah ketika
anak itu mengidolakan seorang artis yang berpenampilan seperti itu jadi dia mengikuti gaya
artis tersebut.
• Renaldi jovanda ( 1913033002)
jadi benar perkembangan peserta didik dapat berbeda dengan perkembangan seperti yang
biasanya,seperti yang dicontohkan saudari diah yaitu dewasa sebelum waktunya yang
dipengaruhi situasi permasalahan keluarga,lalu ada lagi karena faktor lingkungan sekitar
rumahnya,lalu ada pula teman sepergaulan yang dapat mempengaruhi suatu perilaku
sosial,yang dapat dia berprilakubaik atau pun buruk,dan lalu ada lingkungan sekolah,yang
dimana banyak proses interaksi antar individu.

3.nadira febri faradila npm:1913033032


Tadi sudah dijelaskan tentang jenis-jenis fase perkembangan, salah satunya yaitu fase
perkembangan didaktif, disitu ada tokoh bernama Johann Amos Comenius, bisa dijelaskan
pendapat tokoh tersebut mengenai fase-fase perkembangan didaktif ini?
Jawab
• Sarah fadia ( 1953033009)
Jadi, menurut Johann Amos Commenius, ia membagi fase-fase perkembangan didaktif
berdasakan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan bahasa yang
dipelajarinya, dintaranya :
a.0-6 tahun: Sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh
pengetahuan dasar asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.
b.6-12 tahun: Sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya
dibawah pendidikan sekolah dasar
c. 12-18 tahun: Sekolah bahasa latin, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya di
bawah pendidikan sekolah menengah dan remaja mulai mempelajari bahasa kebudayaan.
d. 18-24 tahun: Sekolah Tinggi (akademi) dan pengembaraan, merupaan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah
perguruan tinggi.

4.novita rahmaati ( 1953033005)


Fase kanak-kanak itu seharusnya masih suka bermain dengan teman temannya. Nah tapi ada
anak yg dimana mereka sudah menunjukan sikap dewasa yang seharusnya blm masanya.
Menurut kalian bagaimana?
Jawab
• Sarah fadia ( 1953033009)
anak sudah menunjukkan sikap dewasa yang seharusnya belum masanya.
Menurut saya, terlepas dari faktor medis yang memengaruhi, hal tersebut
terjadi karena kurang mantapnya pembentukan kepribadian seseorang dalam
melewati fase anak, menjadi dewasa. Selain itu, hal tersebut juga bisa terjadi
karena kondisi lingkungan sekitar anak tersebut. Lingkungan sekitar seseorang
sangat memengaruhi kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lingkungan memberikan pengalaman berbeda pada diri seseorang salah
satunya bersikap dewasa. Anak yang sudah mengerti risiko dari apa yang
diperbuatnya merupakan salah satu contoh dari bersikap dewasa
menambahkan
• Anisya Munatama( 1953033007)

Menurut saya, menjadi dewasa itu memang tergantung pada kemauan


seseorang untuk lebih berkembang. Selain itu juga ada faktor lingkungan yang
mau nggak mau membuat Dia mempunyai pola pikir dewasa karena ada
tuntutan-tuntutan yang dimana tuntutan itu membangun pola pikir dia menjadi
pola pikir seperti orang dewasa. Sebagai contoh ada seorang anak di mana
orang tuanya ini sakit-sakitan sedangkan dia punya adiknya untuk penhasilan
yang didapat orang tuanya itu dari jualan. Bagaimana dia membiayai
keluarganya tersebut bisa aja dia dengan melakukan berjualan. Karena disaat
orang lain anak-anak lah itu masih berpikir main, dia sudah memikir
bagaimanakah cara untuk menghidupi keluarga tersebut.
• Winda Pitriani(1913033005).

Menurut saya jika anak sudah menunjukan sikap dewasa dimasa kanak", itu
adalah hal yang wajar, karena tentunya sikap yang dimiliki anak tersebut
bersumber dari lingkungan yang dia dapat melalui pergaulan sehari - hari
antara orang tua, dan orang disekitanya, karena pada fase anak-anak ini fase
dimana anak meniru tingkah laku orang-orang terdekatnya. Yang dapat
menimbulkan sikap atau respon dari anak tersebut, sehingga dapat timbul
sikap kedewasaan pada masa anak-anak
Contohnya, ibu yang sering atau selalu bersedekah kepada fakir miskin. Dan
anak tersebut akan mencontoh perilaku ibunya, ketika bertemu orang seperti
itu, maka ia akan bersedekan juga
• Euis Ramadhoni ( 1913033038).
Menurut anak yang dewasa sebelum waktunya akan menghambat
perkembangan anak, pembalikan peran ini juga dapat meninggalkan bekas
luka emosional yang dalam hingga dewasa. Kondis mental si anak akan
tergantung hal ini, karena harusnya ia masih bermain di umur yang masih
belia, namun karena suatu hal misalnya karena konflik orang tua lalu terpaksa
ia harus mengasuh adik. Yang mana itu bukan tugasnya maka ia akan
merasakan beban yang terlalu berat.
Menanggapi
• Alfi rahmatia putri( 1913033007) dari sarah fadia
Saudari menyebutkan bahwa anak yang sudah menunjukkan sikap dewasa
mengapa dikatakan kurang mantap dalam pembentukan kepribadian
seseorang? padahal fase selanjutnya dari seorang anak pada masa kanak-
kanaknyapun nantinya akan menuju pada tahap dewasa
• Sarah fadia ( 1953033009) dari alfi rahmatia putri
benar adanya fase anak-anak nantinya akan menuju tahap dewasa, masa anak-
anak seharusnya dihabiskan dengan hal yang semestinya dilakukan anak-anak
pada usia umumnya seperti bermain, dsb. Anak tersebut the sebaiknya harus
melalui fase-fase anak dahulu. Kondisi dari mental dan emosional dari lingkungan
yang menjadi penyebab kurang mantapnya kepribadian tidak di usia padaumumnya.

5.Sonia Ayuning( 1913033029 )


Dalam fase perkembangan anak ialah sebuah proses yang terjadi seiring
dengan perkembangan usia, bagaimana dengan perkembangan anak yang
mempunyai keterbatasan fisik maupun mental apakah mereka mengalami
fase-fase perkembangan tersebut secara sepenuhnya ?
Jawab
• Siti yutiah ( 1913033019)
menurut saya tidak, fase perkembangan tidak terjadi dengan sepenuhnya
karena adanya suatu keterbatasan fisik maupun mentalnya hal ini akan terjadi
kesulitan pada dirinya untuk mencapai tugas-tugas perkembangan pada waktu
yang telah ditentukan sesuai dengan fase-fasenya tersebut.
Menmbahkan
• Renaldi jovanda(1913033002)
Menurut saya tidak, mungkin karena suatu keterbatasan fisik baik dia cacat
atau anak yang berkebutuhan khusus,yang dimana pertumbuhan nya dia tidak
penuh dan berlangsung normal seperti individu yang tidak mengalami
kecacatan/berkebutuhan khusus,jadi individu yang mengalami keterbatasan
fisik mungkin kurang akan perkembangan-perkembangan yang terjadi pada
dirinya,tetapi anak berkebutuhan khusus juga bisa dapat melakukan hal yang
individu lain lakukan,karena melalui proses pembelajaran baik di sekolah luar
biasa,atau pun ia berusaha untuk mencapai agar dia bisa melakukankannya.
Dan untuk keterbatasan mental pada seorang individu mungkin harus dia
ditekankan lagi untuk mampu mengeksplor dan memberanikan diri untuk
mencoba.Dan dia harus berproses untuk dapat bisa memberanikan mentalnya.
• Dewi Cahyanti npm ( 1913033003)
Menurut saya meskipun seorang individu memiliki keterbatasan dalam
perkembangan fisik namun organ dalam individu tersebut tetap berkembang,
sebagai contoh perkembangan usus, usus bayi yang baru lahir ia memilik
kriteria makanan yang harus ia makan namun ketika ia beranjak dewasa ia bisa
memakan makanan yang dapat dimakan oleh semua kalangan. Begitupun
individu yang memiliki keterbatasan fisik, organ organ lain didalam tubuhnya
tetap berkembang.
• Alfi Rahmatia Putri (1913033007).
Tentunya seorang anak yang memiliki keterbatasan dalam fisik maupun
mental tidak dapat mengalami fase perkembangan secara penuh, karena
"keterbatasan" yang mereka miliki. Tetapi, hal itu bukan berarti mereka tidak
mengalaminya, hanya saja fase yang mereka alami berbeda dan sesuai dengan
kemampuan dari setiap anak tersebut.
• Indah mutia rahma ( 1913033050)
mempunyai keterbatasan fisik maupun mental apakah mereka mengalami
fase2 tsb? jawabannya adalah iya. apabila seorang anak mengalami
keterbatasan dalam perkembangan fisiknya, maka secara mental, iya tetap
berkembang sesuai fasenya, selayaknya remaja, mulai mengerti dengan
keadaan disskitarnya. Selain itu, apabila anak yang mengalami keterbatasan
mental pula, tetap melewati fase fase tersebut, meskipun tidak dalam bentuk
utuh atau sempurna. Sekali lagi saya tekankan, tidak sempurna. Hal ini dapat
saya katakan, krn saya mengetahui seseorang dengan keterbatasan fisik dan
mental, namun dia tetap mengalami fase fase tersebut, baik dari fisik maupun
mentalnya. tubuhnya tetap berkembang sesuai dengan hormon yg ada,
kemudian akibat hormon tersebut mempengaruhi mental nya yg mana dia
mulai menyukali lawan jenisnya. meskipun tidak sesempurna manusia tanpa
keterbatasan, tp menurut saya, mereka tetap memasuki fase fase tersebut.
• Padot tua sihotang( 1953033010)
Dari tadi haya menyinggung masalah fisik yang terbatas gitu, padahal orang
yang normal saja kadang tidang berkembang dengan benar, jadi disini
keinginan dan kemauan pribadi seseorang pun diperlukan
• Syanila Indah Mawardani npm 1913033013.
Seseorang yang mengalami keterbatasan fisik bukan berarti dia mengalami
fase yang tidak sempurna, tetapi dia mengalami fase yang sempurna tetapi
tidak secara normal
Menyanggah
• Ahmad ridwan syuhada(1953033004) dari siti yutiah
menurut saya mereka akan mengalami perkembangan hanya saja dengan
ukuran dan fase yang sesuai dengan standar mereka masing masing.
Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.

Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.

Nama observer : Rizky Wahyudi

Npm : 1913033021

Kelas :A

Materi : Tugas 4 (Hukum-Hukum Perkembangan Peserta Didik)

Kelompok yang Presentasi.

Anggota :

1.AhmadFarizAM(1913033033)

2.WahyuAndini(1913033031)

3.Latifah Asmul Fauziah (1913033035)

Pertanyaan

1. Cindy Anjani (1913033037)

Perbedaan hukum perkembangan dan pengembangan diri, jelaskan?.

2. Rizky Wahyudi (1913033021)

Kelebihan dan kelemahan teori-teori yang dijelaskan?

3. Nuril Huda (1913033011)

Di dalam perkembangan dan pengembangan diri, Jelaskan dorongan alamiah. Manakah yang dapat
mendorong perkembangan seseorang?

Jawaban

1. Ahmad Fariz AM (1913033033) dan Wahyu Andini (1913033031)

Perkembangan ialah siklus yang terjadi perubahan yang sistematis dan berkesinambungan.
Perubahan yang dilakukan untuk mencapai kedewasaan seseorangi. Sedangkan pengembangan
yaitu potensi atau usaha yang ada di dalam diri seseorang.

Menambahkan
1. Miya Fitri Yanti (1913033001)

Dorongan ilmiah Membantu perkembangan diri dimana seseorang anak TK yang diajarkan
menghitung akan berdampak pada perkembangan peserta didik tersebut.

2. Dewi Cahyanti (1913033003)

Kebanyakan peserta didik, Lebih suka main gadget daripada hewan peliharaan, yang berdampak
terhadap perkembangan peserta didik sendiri.

Anda mungkin juga menyukai