Anda di halaman 1dari 19

R

RANGKUMAN UAS SEMESTER 1 PPKn KELAS 12

BAB 1: KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA


NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Syarat berdirinya negara


Unsur-unsur berdirinya suatu negara ada 2, yaitu
1) Konstitutif
Unsur mendasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu, dibagi menjadi 3 unsur, yaitu
a. Rakyat, unsur yang harus terpenuhi pertama kalinya (secara de facto)
 WN : orang yang berada di suatu negara/daerah yang
diakui oleh hukum nasional negaranya.
 WNA : orang yang berada di suatu negara/daerah yang
diakui oleh hukum internasional.
 Penduduk : warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
 Bukan penduduk : orang yang tinggal di suatu negara dengan tujuan
menetap sementara.
b. Pemerintah yang berdaulat
 Ke dalam : kekuasaan negara untuk mengatur negaranya sendiri
 Ke luar : kekuasaan negara untuk mengadakan hubungan dengan negara
lain
c. Wilayah
 Darat
 Laut
 Udara
2) Deklaratif
Pengakuan yang sifatnya menyusul namun tetap harus dilaksanakan. Pengakuan
dilakukan dengan cara diumumkan dan dipublikasikan.
a. De facto (fakta) : secara nyata sudah ada
b. De jure (juridis) : diakui secara hukum
*lebih penting pengakuan secara de jure agar diakui oleh dunia internasional
sehingga bisa melakukan hubungan internasional.

2. Hakikat warga negara


- Secara umum
Warga negara adalah mereka yang berdasarkan hukum menjadi anggota suatu
negara dan mengakui pemerintah negaranya sebagai pemerintahannyam serta
memiliki hubungan timbale balik terhadap negaranya.
- Secara khusus
 WNI adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
 Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia
 Bangsa Indonesia asli adalah orang Indonesia yang menjadi WNI sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerimana kewarganegaraan lain atas
kehendak sendiri.
- Warga Negara Indonesia adalah
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum
undangundang ini berlaku sudah menjadi WNI
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi
ayahnya tidak mempu-nyai kewarganegaran atau hukum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilaku-kan
sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia, apabila ayah dan ibunya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak dikeketahui keberadaannya.
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarga-negaraan kepada anak yang bersangkutan.
m. Anak dari seorang ayah atau yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyata-kan janji setia

3. Syarat menjadi WNI


1) Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin meskipun belum 18 tahun.
2) Pada saat mengajukan permohonan, telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun
berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD
1945.
5) Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana / penjara karena terbukti melakukan
tidak pidana / kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara 1 tahun atau
lebih.
6) Dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia tidak menyebabkan statusnya
menjadi berkewarganegaraan ganda, sebab hal itu tidak diakui dalam sistem
hukum di Indonesia. Dengan kata lain, status kewarganegaraan dari negara lain
harus dilepaskan.
7) Mempunyai pekerjaan atau memiliki penghasilan tetap.
8) Membayar uang / biaya pewarganegaraan ke Kas Negara. Untuk keterangan lebih
lanjut mengenai besarnya biaya ini silahkan hubungi Kantor Imigrasi RI terdekat.

4. Kehilangan WNI
1) Memperoleh kewarganegaran lain atas kemauannya sendiri
2) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegara-an lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarga-negaraan RI tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan
4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden
5) Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, seperti antara lain menjadi
pegawai negeri, pejabat negara dan inteljen negara asing.
6) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing (wilayah yang menjadi yuridiksi negara
asing) tersebut.
7) Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8) Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya.
9) Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI selama 5 tahun terus menerus bukan
dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak me-
nyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI se-belum jangka waktu 5 tahun
itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengaju-
kan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan RI yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan RI ter-
sebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
10) Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA, jika menurut negara asal
suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersbut.
11) Laki-laki WNI yang kawin dengan perempuan WNA, jika menurut negara asal
istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai
akibat perkawinan tersbut.

5. Hak dan Kewajiban Warga Negara


1) Hak warga negara
Suatu hak yang diperoleh WN dan dalam penggunaannya tergantung kita sendiri
a. Hak warga negara di bidang politik
 Hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul (UUD 1945 pasal 28, pasal
28E ayat 3)
 Hak mendapatkan status kewarganegaraan (UUD 1945 pasal 26, pasal
28D ayat 4)
 Hak memilih kewarganegaraan (UUD 1945 pasal 28E ayat 1)
 Hak memperoleh suaka politik dari negara lain (UUD 1945 pasal 28G ayat
2)
 Hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (UUD 1945
pasal 27 ayat 1 dan pasal 28D ayat 3)
 Hak memilih dan dipilih dalam pemilu.
 Hak mendirikan partai politik, menjadi anggota partai politik.
 Hak mendirikan organisasi massa, menjadi anggota organisasi massa.
 Hak menyampaikan pendapat di muka umum melalui demonstrasi. dan
sebagainya.
b. Hak warga negara di bidang hukum
 Hak persamaan didepan hukum (UUD 1945 pasal 27 ayat 1).
 Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (UUD 1945 pasal 28D
ayat 1).
 Hak memperoleh perlindungan terhadap diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat dan harta bendanya, hak memperoleh aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasinya (UUD 1945 pasal 28G ayat 1).
 Hak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan (UUD 1945 pasal 28H ayat 2).
 Hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (UUD 1945 pasal 28I ayat 2)
 Hak memperoleh perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum
(UU No 8 tahun 1981 tentang KUHAP)
c. Hak warga negara di bidang ekonomi
 Hak memperoleh pekerjaan, hak mencapai penghidupan yang layak (UUD
1945 pasal 27 ayat 2)
 Hak mengembangkan usaha di bidang ekonomi, hak ikut menikmati hasil-
hasil pembangunan sesuai darma baktinya, hak mendapatkan
kemakmuran secara adil dan merata (UUD 1945 pasal 33).
 Hak untuk bekerja, mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja (UUD 1945 pasal 28D ayat 2)
 Hak kebebasan memilih pekerjaan (UUD 1945 pasal 28E ayat 1)
 Hak mempunyai hak milik pribadi (UUD 1945 pasal 28H ayat 4)

d. Hak warga negara di bidang sosial – budaya

 Hak mendapatkan pendidikan (pasal 31 ayat 1)


 Hak ikut serta mengembangkan kebudayaan nasional (pasal 32 ayat 1)
 Hak memperoleh jaminan kesejahteraan sosial (pasal 34)
 Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perka-
winan yang syah (pasal 28B ayat 1)
 Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, hak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat iptek, seni dan
budaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan (paal
28C ayat 1)
 Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara (pasal 28C
ayat 2)
 Hak mimilih pendidikan dan pengajaran (pasal 28E ayat 1).
 Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengem-
bangkan pribadi dan lingkungan sosialnya; hak mencari, memperoleh,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggu-
nakan segala jenis saluran yang tersedia (pasal 28F)
 Hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat manusia (pasal 28G ayat 2)
 Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, hak mendapatkan lingkung-an
yang baik dan sehat, hak memperoleh pelayanan kesehatan (pasal 28H
ayat 1)
 Hak mendapatkan jaminan sosial (pasal 28H ayat 3)
 Hak untuk tidak diperbudak (pasal 28I ayat 1)
 Hak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminasi atas dasar apapun,
hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
diskriminatif (pasal 28I ayat 2)
e. Hak warga negara di bidang hankam
 Hak ikut serta dalam upaya pembelaan negara (UUD 1945 pasal 27 ayat
3).
 Hak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (UUD
1945 pasal 30 ayat 1)
 Hak warga negara dalam bidang hankam juga diatur dalam UU No 20
tahun 2002 tentang Pokok-Pokok Pertahanan dan Keamanan.

f. Hak warga negara sebagai hak pribadi

 Hak kebebasan mengeluarkan pendapat atau pikiran (pasal 28 dan pasal


28E ayat 3)
 Hak memeluk agama dan beribadat sesuai agama dan kepercayaan
masingmasing (pasal 29 ayat 2) Hak untuk hidup, hak mempertahankan
hidup dan kehidupan (pasal 28A)
 Hak kebebasan memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya serta
berhak kembali (pasal 28E ayat 1)
 Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran atau sikap
sesuai hatinuraninya (pasal 28E ayat 2)
 Hak bertempat tinggal (pasal 28H ayat 1)
 Hak untuk hidup, hak kemerdekaan pikiran dan hati nuraninya (pasal 28I
ayat 1)
2) Kewajiban Warga Negara
Tanggung jawab yang harus dilakukan oleh warga negara

a. menjunjung hukum (UUD 1945 pasal 27 ayat 1)


b. menjunjung pemerintahan (UUD 1945 pasal 27 ayat 1)
c. ikut serta dalam upaya pembelaan negara (UUD 1945 pasal 27 ayat 3)

d. menghormati hak asasi manusia orang lain (UUD 1945 pasal 28J ayat 1)

e. untuk tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan undang-undang, dalam


melaksanakan hak dan kebebasannya (UUD 1945 pasal 28J ayat 2)
f. ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (UUD 1945 pasal 30
ayat 1)
g. mengikuti pendidikan dasar (UUD 1945 pasal 31 ayat 2)

h. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan UUD 1945


alinia I)
i. menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan (Pem-bukaan
UUD 1945 alinia II)

j. menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara
(Pembukaan UUD 1945 alinia IV)
3) Menampilkan Perilaku Yang Mengedepankan Persamaan Kedudukan Warga
Negara
a. Menghargai dan menghormati kedudukan tiap individu dengan tidak
menonjolkan perbedaan yang ada.
b. tidak menggunjingkan atau bergosip tentang agama, suku, budaya, ras,dan
golongan orang lain
c. Mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
d. Menumbukan sikap multikultural, yaitu sikap bersedia menerima adanya
kesederajatan diantara keragaman budaya.
e. Mengembangkan sikap anti diskriminasi di berbagai keihudapan.
f. Mengembangkan sikap kerjasama menciptakan kondisi yang menunjang
pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara.

6. Asas-Asas Kewarganegaraan
- Asas kewarganegaraan merupakan dasar berpikir dalam menentukan masuk
tidaknya seseorang ke dalam golongan warga negara di suatu negara tertentu.
- Secara umum asas kewarganegaraan ada 2:
1) Ius Sanguinis (asas keturunan)

Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang ditentukan


berdasarkan keturunan (pertalian darah)

2) Ius Soli (asas kedaerahan)

Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara


tempat kelahiran

- Asas kewarganegaraan di Indonesia

 Indonesia sebelum ada UU Kewarganegaraan yang baru (ketika menggunakan


UU No 3 tahun1946) menggunakan asas ius soli.
 Berdasarkan UU No 12 tahun 2006, asas yang dipakai Indonesia dalam
menentukan kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
o Asas ius sanguinis (law of the blood), yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan ketururan, bukan berdasarkan
negara tempat dilahirkan
o Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur undangundang
o Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
o Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam undang-undang
 Pada Prinsipnya UU No. 12 tahun 2006 tidak mengenal kewarganegaraan
ganda (bipatride) dan tanpa kewarganegaraan (apatride)
- Status kewarganegaraan
1) Apatride
Apatride adalah orang yang idak memiliki status kewarganegaraan. Apatride
terjadi apabila seorang anak lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis,
sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara yang menganut asas ius
soli
2) Bipatride

Adalah memiliki status kewarganegaraan rangkap/ganda (dwi


kewarganegaraan). Bipatride terjadi apabila seorang anak lahir di negara yang
menganut asas ius soli, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara
yang menganut asas ius sanguinis

3) Multipatride

Adalah memiliki status kewarganegaraan banyak/lebih dari dua


kewarganegaraan Multipatride terjadi apabila seorang yang lahir di Negara
yang menganut asas ius soli, sedangkan kedua orangtuanya
berkewarganegaraan Negara yang menganut asas ius sanguine dan kedua
orangtuanya tersebut berkewarganegaraan berbeda
- Stelsel kewarganegaraan
1) Stelsel aktif (naturalisasi biasa = mengajukan permohonan)
Cara seseorang untuk memperoleh status kewarganegaraan suatu negara
tertentu dengan melakukan tindakan/perbuatan hukum tertentu.
2) Stelsel pasif (naturalisasi istimewa = pemberian)
Cara seseorang untuk memperoleh status kewarganegaraan suatu negara
tertentu tanpa melakukan tindakan/perbuatan hukum tertentu.
*naturalisasi adalah cara memperoleh kewarganegaraan negara lain melalui suatu
proses hukum
*stelsel aktif dan stelsel pasif melahirkan 2 hak, yaitu hak opsi adalah hak untuk
memilih kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif), sedangkan hak repudiasi
adalah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif)
- Cara memperoleh kewarganegaraan
1) Kelahiran
Kelahiran yang dimaksud adalah kelahiran yang didasarkan : Keturunan dan
Tempat Kelahiran
2) Pengangkatan
anak WNA yang diangkat sebagai anak WNI, dengan syarat :
a. pada waktu diangkat, anak belum berusia 5 (lima) tahun.

b. pengangkatan anak tersebut dilakukan secara sah berdasarkan penetapan


pengadilan
3) Perkawinan
WNA yang kawin secara sah dengan WNI, dengan syarat :
a. menyampaikan pernyataan menjadi WNI dihadapan pejabat.

b. pernyataan disampaikan apabila yang bersang-kutan sudah bertempat


tinggal di wilayah negara Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-
turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
4) Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia melalui permohonan dengan syarat sebagai berikut
a. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah berempat tinggal di wilayah
negara RI paling singkat 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut.
c. Sehat jasmani dan rohani

d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan


UUD 1945

e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang


diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih
f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau pengahasilan tetap

h. Membayar uang pewarganegaraan

i. Permohanan pewarganegaraan diajukan di Indonesia

j. Permohanan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia diatas


kertas bermeterai cukup kepada Presiden melalui Menteri.
- Cara memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
1) Mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri melalui prosedur
pewarganegaraan (naturalisasi) berlaku bagi WNI yang kehilangan
kewarganegaraannya karena :
a. Lalai menjalankan kewajiban menyatakan keinginan-nya untuk tetap
menjadi WNI sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pada waktu ia
bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia
b. Kawin (menikah) dengan WNA, jika hukum negara asal suami/istrinya
itu mengharuskan kewarganegara-an yang bersangkutan tersebut
mengikuti kewarganegaraan suami/istrinya.
2) Orang asing yang menjadi warga negara Indonesia tanpa melalui prosedur
pewarganegaraan karena dianggap telah berjasa kepada Negara Republik
Indonesia karena prestasinya yang luar biasa dibidang kemanusiaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, lingkungan hidup, serta oleh raga
telah memberikan kemajuan dan keharuman nama bangsa Indonesia atau
dengan alasan kepentingan negara, orang asing yang dinilai oleh negara telah
dan dapat memberikan sumbangan yang luar biasa untuk kepentingan
memantapkan kedaulatan negara dan untuk meningkatkan kemajuan,
khususnya di bidang perekonomian Indonesia setelah memperoleh
pertimbangan DPRRI (naturalisasi istimewa). Naturalisasi istimewa batal
diberikan jika menyebabkan orang asing tersebut berkewarganegaraan
ganda.
- Tetap diakui sebagai WNI

1) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun
atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan
asing.
2) Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh
warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan
- Mengikuti kewarganegaraan ayah atau ibunya
1) Anak dari ayah atau ibu yang memperoleh kewarga-negaraan RI dengan syarat
anak tersebut belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI.*)
2) Anak dari ayah atau ibu yang telah dikabulkan per-mohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
- Pernyataan
1) Pernyataan disampaikan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin

2) Pernyataan dispampaikan secara tertulis kepada pejabat.

3) Pernyataan dilampiri dokumen yang ditentukan dalam peraturan


perundangundangan.

7. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Warga Negara


- Negara yang melakukan pelanggaran terhadap warganya
 Pemerintah Myanmar melakukan genosida terhadap kaum Rohingya
 Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa
berdasar hukum
 Menindak masyarakat yang dianggap ekstrim oleh pemerintah yang dinilai
mengganggu stabilitas keamanan
 Pembatasan hak berserikat dan berkumpul karena dikawatirkan menjadi
pihak oposan dari pemerintah
 Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUP khususnya
yang mengkritik kebijakan pemerintah
- Warga Negara yang mengingkari negara
Tidak mentaati aturan, tidak membayar pajak, dll

8. Sikap Positif sebagai Warga Negara yang Baik


1) Rasa hormat dan tanggung jawab
2) Bersikap kritis
3) Mau berdiskusi dan berdialog
4) Terbuka
5) Rasional
6) Jujur

BAB 2: PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM MASYARAKAT UNTUK MENJALIN


KEADILAN DAN KEDAMAIAN

1. Hakekat Hukum
1) Definisi
- Sistem adalah suatu kesatuan yang memiliki fungsi dan tujuan tertentu.
- Hukum adalah aturan yang dijadikan pedoman untuk mengatur tingkah laku
manusia agar tidak terjadi kekacauan. Sistem hukum adalah seperangkat
- aturan yang telah disusun secara tersistem dan terpadu sebagai landasan
dalam mewujudkan masyarakat yang tertib hukum.
2) Tujuan Hukum
- Menjaga kepentingan manusia.
- Mencapai kemakmuran dan keadilan.
- Mengatur kehidupan masyarakat.
3) Unsur Hukum
- Mengatur tingkah laku manusia.
- Dibuat lembaga resmi.
- Bersifat memaksa.
- Sanksinya tegas.
4) Sumber hukum:
- Material (isi) : agama dan budaya bangsa.
- Formal : UU, kebiasaan, yurisprudensi (keputusan hakim), traktat (perjanjian)
dan doktrin (ajaran/pendapat ahli hukum).

2. Negara Hukum
Negara yang melandaskan kekuasaan tertinggi pada hukum
Ciri-ciri:
1) Ada lembaga penegak hukum
2) Ada pengakuan HAM
3) Ada peradilan hukum
4) Ada sanksi hukum
5) Ada legalitas secara hukum (tindakan pidana apapun tidak dapat dihukum apabila
tidak ada peraturan yang menangani kasus tersebut yang tertera dalam UU)
Hukum yang Mempengaruhi Indonesia
1) Hukum Eropa Kontinental
Unsurnya : pengakuan terhadap HAM, berdasarkan Trias Politika, pemerintahan
berdasarkan UU, peradilan untuk pemerintah.
Sumber : UU dari legis dan ekse ; kebiasaan.
Trias Politika :
 Pemisahan kekuasaan berdasarkan:
a. John Locke : Federatif, Legislatif, Eksekutif
b. Montesquieu : Legislatif, Eksekutif, Yudikatif
 Indonesia menganut pembagian kekuasaan berdasarkan Montesquieu:
a. Vertikal (berdasarkan tingkatan)
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. Horizontal (berdasarkan fungsi)
- Eksekutif : Presiden
- Legislatif : DPR
- Yudikatif : MA, MK, KY
- Eksaminatif : BPK
- Konstitutif : MPR
- Moneter : Bank BI
2) Hukum Adat
Berisi : tata cara pemerintahan, hukum warga, hukum pidana.
3) Hukum Agama
*hukum Indonesia bersifat hierarki dengan UUD 1945 sebagai hukum tertinggi

3. Perlindungan dan Penegakan Hukum


Faktor-faktor penegakan hukum
1) Hukum : sesuai kondisi masyarakat dan tidak bertentangan dengan
ideology dan konstitusi.
2) Penegak Hukum : menjalankan tugas sesuai prosedur yang berlaku.
3) Masyarakat : kesadaran masyarakat terhadap hukum.
4) Sarana/fasilitas : ketersediaan tenaga manusia/organisasi/peralatan/keuangan
yang memadai.
5) Kebudayaan : nilai-nilai yang mendasari suatu hukum yang berlaku.

4. Kasus Pelanggaran Hukum Di Indonesia


Peradilan Hukum
1) Tugas
Memeriksa, memutuskan perkara dan melaksanakan proses pengadilan.
2) Fungsi
Tempat mencari kebenaran/keadilan dan mengadili perkara.
3) Klasifikasi Lembaga Peradilan
1) Mahkamah Agung
a. Mengadili tingkat kasasi.
b. Menguji peraturan di bawah undang-undang.
c. Melakukan pengawasan di semua peradilan.
d. Memberi pertimbangan presiden terkait grasi (pemotongan masa tahanan).
2) Peradilan Umum (Sipil)
Peradilan yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya. Terdiri dari:
a. Pengadilan negeri : pengadilan tingkat I terletak di
kabupaten/kota/daerah tingkat II.
b. Pengadilan tinggi : pengadilan tingkat II terletak di provinsi
/daerah tingkat I.
c. Mahkamah Agung : pengadilan tingkat akhir.
3) Peradilan Khusus
Peradilan yang berwenang untuk mengadili perkara-perkara tertentu atau
mengenai golongan masyarakat tertentu. Terdiri dari:
a. Peradilan agama -> untuk islam
b. Peradilan militer
c. Peradilan tata usaha negara
d. Peradilan TIPIKOR
e. Peradilan HAM
f. Peradilan Anak
g. Peradilan Perikanan
h. Peradilan Niaga
i. Peradilan Industri
j. Pengadilan Pajak
4) Mahkamah Konstitusi
 Menguji UUD terhadap UUD Tahun 1945.
 Memutus sengketa lembaga negara.
 Memutus pembubaran partai politik
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.
 Kewenangan untuk memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh presiden dan wakil presiden menurut UUD 1945
5) Komisi Yudisial
 Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim adhoc di MA kepada
DPR.
 Menetapkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-
sama dengan MA.
 Menegakkan kehormatan serta perilaku hakim
6) KPK

 Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana


korupsi;
 Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
 Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi
kepada instansi yang terkait;
 Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
 Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

7) Polisi untuk mengayomi masyarakat


8) Jaksa untuk menuntut dan berhak untuk mengajukan banding bersama pengacara

5. Indonesia sebagai Negara Hukum


Pasal 1 ayat (3) UUD 1945, “Negara Indonesia adalah negara hukum”
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
Secara sistemnya, peraturannya sudah baik, namun dalam pelaksanaannyabelum
karena ada aparat negara yang mengkorupsi uang milik negara, selain itu lemahnya
pengawasan membuat banyak terjadi pelanggaran hukum.

6. Klasifikasi Hukum
1) Berdasarkan bentuk:
 Tertulis : dituangkan dalam suatu teks/dibukukan.
 Tidak tertulis : tumbuh dalam masyarakat tertentu sebagai kebiasaan yang
dijadikan pedoman tingkah laku.
2) Berdasarkan wilayah:
 Lokal : berlaku di daerah tertentu dalam suatu negara.
Contoh : Peraturan Daera
 Nasional : berlaku di negara tertentu.
Contoh : UUD.
 Internasional : mengatur hubungan internasional.
Contoh : dilahirkan dari perjanjian internasional
 Asing : berlaku dalam wilayah negara lain
Contoh : Hukum Belanda
 Gereja : berlaku di gereja bagi anggota.
Contoh : Tata Suci Vatikan
3) Berdasarkan waktu:
 Ius constitutum : berlaku saat ini.
 Ius constituendum : diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang
Contoh : RUU
 Antar waktu : berlaku saat ini dan masa lalu
Contoh : UUD
4) Berdasarkan pribadi:
 Satu golongan : berlaku bagi golongan tertentu.
 Semua golongan : berlaku bagi semua golongan.
 Antar golongan : mengatur dua orang/lebih yang tunduk pada hukum yang
berbeda.
5) Berdasarkan isi masalah:
 Hukum Publik : megatur hubungan negara dengan warganya.
 Hukum Tata Negara : hal-hal mendasar tentang negara.
 Hukum Administrasi Negara : cara kerja lembaga negara.
 Hukum Pidana : pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum.
 Hukum Acara : tata cara dalam persidangan (mekanisme).
 Hukum Internasional : mengatur hubungan internasional.
6) Hukum Privat : mengatur hubungan individu dengan individu lain terkait
kepentingannya sendiri.
 Hukum Perdata : mengatur hubungan seseorang dengan orang lain
(perorangan, keluarga, kekayaan, waris).
 Hukum Dagang : mengatur masalah perdagangan.
 Hukum Adat : mengatur masyarakat tertentu di daerah tertentu.

Perbedaan Hukum Perdata dan Hukum Pidana


Hukum Perdata Hukum Pidana
Individu dengan individu Individu dengan negara
Kepentingan priibadi Kepentingan umum
Biaya administrasi pengadilan bayar Biaya administrasi pengadilan gratis

7) Berdasarkan pelaksanaan/cara mempertahankan:


 Material : mengatur hubungan antar anggota masyarakat secara umum
(tercantum dalam UU).
 Formal : melaksanakan hukum material dalam persidangan (acara).
8) Berdasarkan sifat:
 Memaksa : memiliki daya paksa secara mutlak untuk ditaati tanpa terkecuali.
 Mengatur : mengatur agar tidak terjadi kekacauan/mengatur kehidupan
masyarakat.

7. Sikap yang Sesuai dengan Hukum


1) Di keluarga
hormat dan patuh kepada orang tua
pulang ke rumah tepat waktu
mematuhi peraturan keluarga
2) Di sekolah
Menghormati guru dan teman
Mematuhi tata tertib sekolah
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
3) Di masyarakat
Menghormati tetangga dan orang yang lebih tua
Mematuhi tata tertib yang telah disepakati bersama
Mematuhi kebiasaan-kebiasaan yang ada
4) Di bangsa dan negara
Mematuhi tata tertib lalu lintas
Mematuhi hukum yang berlaku
Tidak main hakim sendiri

Anda mungkin juga menyukai