4. Kehilangan WNI
1) Memperoleh kewarganegaran lain atas kemauannya sendiri
2) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegara-an lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarga-negaraan RI tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan
4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden
5) Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, seperti antara lain menjadi
pegawai negeri, pejabat negara dan inteljen negara asing.
6) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing (wilayah yang menjadi yuridiksi negara
asing) tersebut.
7) Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8) Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya.
9) Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI selama 5 tahun terus menerus bukan
dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak me-
nyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI se-belum jangka waktu 5 tahun
itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengaju-
kan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan RI yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan RI ter-
sebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
10) Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA, jika menurut negara asal
suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersbut.
11) Laki-laki WNI yang kawin dengan perempuan WNA, jika menurut negara asal
istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai
akibat perkawinan tersbut.
d. menghormati hak asasi manusia orang lain (UUD 1945 pasal 28J ayat 1)
j. menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara
(Pembukaan UUD 1945 alinia IV)
3) Menampilkan Perilaku Yang Mengedepankan Persamaan Kedudukan Warga
Negara
a. Menghargai dan menghormati kedudukan tiap individu dengan tidak
menonjolkan perbedaan yang ada.
b. tidak menggunjingkan atau bergosip tentang agama, suku, budaya, ras,dan
golongan orang lain
c. Mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
d. Menumbukan sikap multikultural, yaitu sikap bersedia menerima adanya
kesederajatan diantara keragaman budaya.
e. Mengembangkan sikap anti diskriminasi di berbagai keihudapan.
f. Mengembangkan sikap kerjasama menciptakan kondisi yang menunjang
pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara.
6. Asas-Asas Kewarganegaraan
- Asas kewarganegaraan merupakan dasar berpikir dalam menentukan masuk
tidaknya seseorang ke dalam golongan warga negara di suatu negara tertentu.
- Secara umum asas kewarganegaraan ada 2:
1) Ius Sanguinis (asas keturunan)
3) Multipatride
1) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun
atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan
asing.
2) Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh
warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan
- Mengikuti kewarganegaraan ayah atau ibunya
1) Anak dari ayah atau ibu yang memperoleh kewarga-negaraan RI dengan syarat
anak tersebut belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI.*)
2) Anak dari ayah atau ibu yang telah dikabulkan per-mohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
- Pernyataan
1) Pernyataan disampaikan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin
1. Hakekat Hukum
1) Definisi
- Sistem adalah suatu kesatuan yang memiliki fungsi dan tujuan tertentu.
- Hukum adalah aturan yang dijadikan pedoman untuk mengatur tingkah laku
manusia agar tidak terjadi kekacauan. Sistem hukum adalah seperangkat
- aturan yang telah disusun secara tersistem dan terpadu sebagai landasan
dalam mewujudkan masyarakat yang tertib hukum.
2) Tujuan Hukum
- Menjaga kepentingan manusia.
- Mencapai kemakmuran dan keadilan.
- Mengatur kehidupan masyarakat.
3) Unsur Hukum
- Mengatur tingkah laku manusia.
- Dibuat lembaga resmi.
- Bersifat memaksa.
- Sanksinya tegas.
4) Sumber hukum:
- Material (isi) : agama dan budaya bangsa.
- Formal : UU, kebiasaan, yurisprudensi (keputusan hakim), traktat (perjanjian)
dan doktrin (ajaran/pendapat ahli hukum).
2. Negara Hukum
Negara yang melandaskan kekuasaan tertinggi pada hukum
Ciri-ciri:
1) Ada lembaga penegak hukum
2) Ada pengakuan HAM
3) Ada peradilan hukum
4) Ada sanksi hukum
5) Ada legalitas secara hukum (tindakan pidana apapun tidak dapat dihukum apabila
tidak ada peraturan yang menangani kasus tersebut yang tertera dalam UU)
Hukum yang Mempengaruhi Indonesia
1) Hukum Eropa Kontinental
Unsurnya : pengakuan terhadap HAM, berdasarkan Trias Politika, pemerintahan
berdasarkan UU, peradilan untuk pemerintah.
Sumber : UU dari legis dan ekse ; kebiasaan.
Trias Politika :
Pemisahan kekuasaan berdasarkan:
a. John Locke : Federatif, Legislatif, Eksekutif
b. Montesquieu : Legislatif, Eksekutif, Yudikatif
Indonesia menganut pembagian kekuasaan berdasarkan Montesquieu:
a. Vertikal (berdasarkan tingkatan)
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. Horizontal (berdasarkan fungsi)
- Eksekutif : Presiden
- Legislatif : DPR
- Yudikatif : MA, MK, KY
- Eksaminatif : BPK
- Konstitutif : MPR
- Moneter : Bank BI
2) Hukum Adat
Berisi : tata cara pemerintahan, hukum warga, hukum pidana.
3) Hukum Agama
*hukum Indonesia bersifat hierarki dengan UUD 1945 sebagai hukum tertinggi
6. Klasifikasi Hukum
1) Berdasarkan bentuk:
Tertulis : dituangkan dalam suatu teks/dibukukan.
Tidak tertulis : tumbuh dalam masyarakat tertentu sebagai kebiasaan yang
dijadikan pedoman tingkah laku.
2) Berdasarkan wilayah:
Lokal : berlaku di daerah tertentu dalam suatu negara.
Contoh : Peraturan Daera
Nasional : berlaku di negara tertentu.
Contoh : UUD.
Internasional : mengatur hubungan internasional.
Contoh : dilahirkan dari perjanjian internasional
Asing : berlaku dalam wilayah negara lain
Contoh : Hukum Belanda
Gereja : berlaku di gereja bagi anggota.
Contoh : Tata Suci Vatikan
3) Berdasarkan waktu:
Ius constitutum : berlaku saat ini.
Ius constituendum : diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang
Contoh : RUU
Antar waktu : berlaku saat ini dan masa lalu
Contoh : UUD
4) Berdasarkan pribadi:
Satu golongan : berlaku bagi golongan tertentu.
Semua golongan : berlaku bagi semua golongan.
Antar golongan : mengatur dua orang/lebih yang tunduk pada hukum yang
berbeda.
5) Berdasarkan isi masalah:
Hukum Publik : megatur hubungan negara dengan warganya.
Hukum Tata Negara : hal-hal mendasar tentang negara.
Hukum Administrasi Negara : cara kerja lembaga negara.
Hukum Pidana : pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum.
Hukum Acara : tata cara dalam persidangan (mekanisme).
Hukum Internasional : mengatur hubungan internasional.
6) Hukum Privat : mengatur hubungan individu dengan individu lain terkait
kepentingannya sendiri.
Hukum Perdata : mengatur hubungan seseorang dengan orang lain
(perorangan, keluarga, kekayaan, waris).
Hukum Dagang : mengatur masalah perdagangan.
Hukum Adat : mengatur masyarakat tertentu di daerah tertentu.