Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan adalah seorang tokoh
pendidikan dan pemerintahan Indonesia. Penerima Bintang Mahaputra Utama dari
pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan
Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi
dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Beliau
merupakan sosok yang sangat disiplin dan selalu memberi teladan yang nyata.
Berkat sosoknya, masyarakat mendapatkan bekal banyak ilmu pengetahuan.
Berdasarkan batasan usia, seharusnya ia sudah purnatugas di Universitas
Indonesia (UI), namun ia tetap mengajar dengan semangat tinggi karena masih
dibutuhkan, . Ia memang seorang sosok berintegritas, punya komitmen sosial
yang tinggi dan sulit untuk diam. Tidak hanya suka memerintah namun ia juga
memberikan teladan kepada orang di sekitarnya. Bisa dibilang, hidupnya lurus,
bersih, dan sederhana ( https://id.wikipedia.org/wiki/Selo_Soemardjan ).
Pada masa hidupnya, beliau dikenal sebagai orang yang tidak suka
memerintah, tetapi memberi teladan. Hidupnya lurus, bersih, dan sederhana.
Beliau juga seorang dari sedikit orang yang sangat pantas menyerukan hentikan
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pantas karena ia bukan tipe maling
teriak maling. Ia orang orang bersih yang dengan perangkat ilmu dan
keteladanannya bisa menunjukkan bahwa praktik KKN itu merusak tatanan
sosial. Ia pantas menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi
dalam mengabdi kepada masyarakat( http://arsip.infoakademika.com/profil-
akademisi/07/prof.-dr.-selo-soemardjan.html ) .
Selo Sumardjan dibesarkan di lingkungan abdi dalem Kasultanan
Yogyakarta Hadiningrat. Kakeknya, Kanjeng Raden Tumenggung Padmonegoro,
adalah pejabat tinggi di kantor Kasultanan Yogyakarta. Berkat jasa sang kakek,
Soemardjan- begitu nama aslinya- mendapat pendidikan Belanda. Nama Selo dia
peroleh setelah menjadi camat di Kabupaten Kulonprogo. Ini memang cara
khusus Sultan Yogyakarta membedakan nama pejabat sesuai daerahnya masing-
masing. Saat menjabat camat inilah ia merasa mengawali kariernya sebagai
sosiolog. Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang
mampu menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial secara jitu.
Ini pula yang membedakan Selo dengan peneliti lain. (
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/2296-
bapaksosiologi-indonesia ).
( https://id.wikipedia.org/wiki/Selo_Soemardjan ).
B. Konsep Perubahan Sosial Selo Soemardjan
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam
hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan
perubahan. Adanya perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita
melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa
tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada
waktu yang lampau. Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, pada
dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap
masyarakat kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi
perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain tidak selalu sama. Hal ini di karenakan adanya suatu masyarakat yang
mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat
lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang tidak menonjol atau
tidak menampakkan adanya suatu perubahan yang terjadi di masyarakat. Juga
terdapat adanya perubahan yang memiliki Setiap masyarakat manusia selama
hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berupa perubahan
yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapula perubahan-
perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta adapula
perubahan - perubahan yang lambat sekali, tetapi adapula yang berjalan
dengan cepat.
Ada dua teori utama mengenai perubahan social, yaitu teori siklus dan
teori perkembangan. Kedua teori perubahan sosial itu akan dijelaskan dalam
(https://guruips12.blogspot.com/2015/10/ ) sebagai berikut :
a. Teori Siklus
1. Faktor Intern
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses,
seperti di bawah ini :
1) Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru
2) Invention, pengembangan dari discovery
3) Inovasi, proses pembaharuan
c. Konflik dalam masyarakat Konflik (pertentangan) yang dimaksud adalah
konflik antara individu dalam masyarakatnya, antara kelompok dan lain-
lain.
d. Pemberontakan dalam tubuh masyarakat
2. Faktor Ekstern
a) Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah, seperti
bencana alam
b) Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan
antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang
berbeda. Akulturasi dan asimilasi kebudayaan.
E. Kebudayaan
Moral, hukum dan adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan
manusia sebagai warga masyarakat, perubahan - perubahan kebudayaan
merupakan setiap perubahan dari unsure - unsur tersebut
(https://guruips12.blogspot.com/2015/10/ ).
Nasiwan dan Wahyuni. 2016. Seri Teori – Teori Sosial Indonesia. Yogyakarta :
UNY Press.
https://guruips12.blogspot.com/2015/10/teori-perubahan-sosial-selo-
soemardjan.html ( Diakses pada 10 November 2019 )
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/2296-
bapaksosiologi-indonesia. ( Diakses pada 12 November 2019 ).