Abstrak
Obyek penelitian yang penulis teliti adalah hakikat syahwat yang yang disandarkan
kepada orang mukmin di dalam surga pada enam ayat dalam al-Qur`an. Penulis mengaitkakan
masalah ini dengan pandangan masyarakat terkait dengan kata syahwat tersebut, yang mana
pandangan masyarakat akan kata syahwat selalu berhubungan dengan seksualitas. Hal ini
penulis temukan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang juga mengartikan kata syahwat
dengan keinginan berhubungan badan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
bagaimana hakikat syahwat mukmin di kehidupan surga, yang mana secara umum bahwa
syahwat selalu dikaitkan dengan seksualitas.
Terkait jenisnya, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian pustaka Library
Research yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-
buku dan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah terkait. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif analitis. Adapun terkait dengan metode tafsir yang
penulis gunakan adalah Metode Maudhu`i (Tematik) dengan melakukan pendekatan kebahasaan.
Adapun ayat-ayat tentang syahwat di surga dalam tafsir Ibnu `Asyur, di antaranya; surat
al-Anbiya 102, Fushilat 31, az-Zukhruf 71, ath-Thur 22, al-Mursalat 42, al-Waqi`ah 21. Dari
keenam ayat di atas, memiliki dua klasifikasi mengenai syahwat di surga, yaitu tentang keadaan
surga dan keinginan orang-orang yang ada di surga berupa makanan dan minuman.
Keywords: Syahwat, Surga
A. Pendahuluan
5
Setyosar Punaji, metode penelitian pendidikan dan pengembangan, (Jakarta: kencana, 2010), hlm. 36
18
161 kali dalam bentuk kata jannah.
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang
indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka
kerjakan.”(QS. As-Sajdah: 17).
Ayat ini menjelaskan bahwa seseorang tidak dapat mengetahui
betapa besar kebahagiaan dan kesenangan yang akan diberikan kepada
mereka di surga nanti, semua itu adalah balasan yang sempurna atas
perbuatan baik atau amal-amal saleh yang telah dikerjakan selama hidup di
dunia. Hasan al-Basri berkata: “Karena mereka menyembunyikan amalnya,
maka Allah pun menyembunyikan balasan yang akan diberikan kepadanya
sebagai balasan setimpal”.19
Adapun surga menurut defenisi AL-Qur`an adalah sebuah alam
yang di dalamnya terdapat segala sesuatu yang diinginkan hati, segala
sesuatu yang menyedapkan mata, dan segala sesuatu yang saat ini masih
dalam angan- angan orang-orang yang kelak menikmatinya. Di dalam
surga juga terdapat segala hal yang baru dan ada tambahan nikmat dari
Allah
yang tidak pernah terdetik dalam pikiran.20
Surga adalah tempat kenikmatan yang kekal dan sempurna yang
tidak ada di dalamnya kekurangan apapun. Surga disediakan oleh Allah
SWT bagi mereka yang mentaati perintah-Nya dan tidak mengingkari
kebenaran yang dibawah oleh rasul-rasul-Nya. Surga adalah tempat orang-
orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah, dari kalangan para nabi,
shiddiqin, shuhada dan orang-orang yang saleh. Surga adalah tempat yang
tamannya berisi sungai- sungai yang mengalir di bawahnya. Ia adalah
tempat yang istananya tersusun dari bata dan perak. Tanahnya dari minyak
misik terbaik, pasirnya intan dan mutiara, kemah-kemahnya dijalin dari
mutiara.21
22 Tim Penyusun, Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata (Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2007), hlm.
451
23 Jani Arni, Tafsir al-Tahrir wa al Tanwir Karya Muhammad Al-Thahrir ibn Asyur, (Jurnal Ushuluddin
Vol.XVII No. 1, Januari 2011), hlm. 81
24 Mani’ ‘Abd al-Halim’Kajian Tafsir Konprehenshif metode Ahli Tafsir”,terj Faisa Saleh
Syahdianur,(Jakarta.PT. Karya Grafindo,2006), hlm,313
25 Musyrif bin Ahmad al-Zuhainy,’Asar al-Dilalat al-Lugawiyyah fi al-Tafsir‘Indalibni ‘Ᾱsyūr,
(Baeirut,Muasash al-Rayyan,2002), hlm. 21
26 Mani’ ‘Abd al-Halim’Kajian Tafsir Konprehenshif metode Ahli Tafsir”,terj Faisa Saleh
Syahdianur,(Jakarta.PT. Karya Grafindo,2006), hlm,314
27 Muhammad al-Tahir ibnu ‘asyur,Syarh al-Muqadimah al-Adabiyyah li al-Marzuqy ‘ala diwani al-
amasah, hlm,16
6. Dan lain-lain.
Pendidikan awal beliau dapatkan dari kedua orang tuanya dan dari
segenap keluarganya, baik langsung ataupun tidak, khususnya kakek dari
ibunya, beliau belajar al-Qur’ān dirumah keluarganya kemudian dapat
menghafalnya. Menurut pendapat lain ibnu ‘ belajar al-Quran sampai hafal
dan membacakanya kepada Muhammad al-Khiyari di masjid Sayyidiy Hadid
yang berada di sebelah rumahnya. Setelah itu beliau menghafal kumpulan
kitab-kitab matan seperti matan Ibnu ‘Asyir al-jurmiyyah dan juga kitab
syarah al-Syaikh Khalid al-Azhariy ‘Ala al-Jurmiyyah,semuanya adalah yang
dipersiapkan oleh siswa-siswa yang akan melanjutkan studi di Universitas al-
Zaituniyyah.
32Gamal al-Banna, Tafsir al-Qur’an al-Karim baina al- Qudama’ wa al-Muhadditsin, terj; Novriantoni
Kahar, (Jakarta: Qisthi Press, 2004), hlm. 130
5. Khusus membicarakan soal konteks turunnya ayat (asbāb al-nuzūl).
6. Berisikan tentang soal aneka ragam bacaan (al-qirā’āt).
7. Ibnu ‘Asyur berbicara tentang kisah-kisah Alqurān.
8. Berbicara tentang nama, jumlah ayat dan surah, susunan, dan nama
nama Alqur’ān.
9. Berisikan tentang makna-makna yang dikandung oleh kalimat- kalimat
Alquran.
10. Menjelaskan tentang i’jāz Alqurān.
Dalam ayat ini, Ibnu `Asyur mengartikan syahwat adalah apa yang
dinginkan oleh manusia dari berbagai kenikmatan. 36
hlm.286-287
dan teman, dan juga kenikmatan mendengarkan suara-suara yang indah dan
dentingan musik.37
38 Muhammad Thahir Ibnu `Asyur, Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir Juz XXVII, hlm.52-53
D.Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Ibnu `Asyur memiliki pandangan bahwasannya syahwat memiliki
arti keinginan diri terhadap hal-hal nikmat. Syahwat tidak hanya berlaku di
dunia, namun juga berlaku di akhirat sebagaimana Allah menjelaskan
dalam al- Qur`an bahwasannya syahwat juga ada dalam kehidupan surga.
Rasa keinginan itu dikontrol dengan baik dan dijadikan sebagai motivasi
yang mendorong dalam ketaatan supaya ia termasuk ke dalam golongan
penghuni surga.
2. Saran
Bahwasanya penelitian ini merupakan cabang ilmu al-Qur`an
yang membantu untuk memahami kitab suci al-Qur`an secara
komprehensif dengan menelusuri makna dalam Qur`an, agar membantu
kita menghindari pemahaman yang parsial, maka penulis menyarankan
sebagai kelanjutan dari studi penelitian ini. Penelitian ini hanya
membahas aspek makna syahwat di surga, penulis hanya baru meneliti
syahwat secara makna, masih ada tujuh ayat lainnya yang membahas
mengenai syahwat. Kajian yang penulis lakukan ini masih berupa tinjauan
awal untuk mengembangkan khazanah ilmu tafsir, dan menghidupkan
kembali nilai-nilai al-Qur`an secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Anggota Kelompok:
Lisa Ramadani
Rita Rohmawati