Anda di halaman 1dari 13

BAB 7.

PROSES TEKUK (BENDING PROCESS)

7.1 Pendahuluan
7.1.1 Definisi
Proses tekuk (bending) adalah pembentukan benda kerja logam yang umumnya
berupa pelat lembaran atau batang dengan cara di tekuk, sehingga terjadi
pemuluran atau peregangan pada sumbu bidang netralnya sepanjang daerah
tekukan dan menghasilkan garis tekuk yang lurus.

Gambar 7.1 Bentuk tekukan

Tekukan akan terbentuk permanen apabila pemuluran atau peregangan material


yang terjadi pada sumbu tengah pelat (sumbu bidang netral) dilakukan melebihi
batas mulur (pada titik leleh maksimum) bahan yang diijinkan dan masih dalam
batas kekuatan tariknya. Apabila ratio antar radius yang membentuk tekukan
terhadap tebal pelatnya (r/s) ≤ 5, maka pada bagian sisi luar tekukan akan terjadi
tarikan (peregangan) dan pada sisi dalam terjadi penekanan yang menyebabkan
penumpukan material. Jika ratio r/s ≥ 5 maka tekukan terbentuk tanpa ada
peregangan atau pemuluran bahan, tetapi akibat adanya perubahan pada tegangan
dalam.

7.1.2 Elemen Dasar Tekukan


Elemen dasar penekukan adalah elemen yan terdapat pada benda kerja tekukan
yang berpengaruh terhadap proses pembentukan dan aspek yang ditimbulkannya.

114
Gambar 7.2 Elemen Tekukan

7.1.3 Bentukan Dasar Tekukan


Radius tekuk adalah radius yang terbentuk pada permukaan sisi dalam produk
tekukan dengan pusat terletak pada sumbu tekuk (Gambar 7.2). Secara umum
besarnya radius tekuk harus lebih besar dari tebal pelatnya, atau secara
proporsional ratio antara radius terhadap tebal pelat (r/s) ≥ 1. tetapi untuk logam
annealing dapat ditekuk dengan ratio r/s yang lebih kecil.

Gambar 7.3 Radius Tekukan

Sumbu Tekukan
Adalah garis teoritis (gaya maya) pada pelat yang ditekuk. Terentang sepanjang
lebar tekukan dan menjadi pusat radius tekukan (Gambar 7.3)
Garis Tekukan
Adalah garis maya yang posisinya yang di bayangkan sebagai batas daerah radius
tekukan mulai terbentuk. Garis ini terentang sepanjang lebar tekukan (Gambar
7.3)

115
Sudut Tekuk
Sudut tekuk merupakan sudut yang diperlukan untuk menekuk pelat tersebut dari
kondisi awal (dalam keadaan datar) sehingga menjadi bentuk tekukan (Gambar
7.4)

Gambar 7.4 Sudut Tekukan

Area Tekukan
Adalah area yang terbentuk karena peregangan atau area tempat terjadinya
peregangan dan pemuluran material akibat tekukan, tebal pelat, dan radius
tekuknya (Gambar 7.2)
Sudut Tekukan
Adalah sudut yang terbentuk diantara dua permukaan tekukan / sudut yang terjadi
pada benda kerja setelah di tekuk yang diukur pada kedua sisi permukaan dalam
tekukan.

Bidang Netral / Sumbu Netral


Adalah bidang maya yang membagi ketebalan pelat tekukan menjadi dua daerah
kerja yang berbeda. Pada batas bidang netral menuju permukaan sisi dalam
merupakan daerah yang mengalami penekanan, sedangkan pada daerah yang
mendekati permukaan sisi luar merupakan daerah yang mengalami penarikan.
Bidang netral ini terletak pada jarak 0,33 s/d 0,55 tebal pelat dari permukaan sisi
dalam dan dapat berubah tergantung pada ratio antara radius tekukan terhadap
tebal pelatnya. Ratio r/s semakin kecil, maka bidang netral akan bergeser menuju
sisi permukaan dalam. Akibat dari pergeseran bidang netral pada area tekukan
yang tidak sama, maka akan menghasilkan pemuluran yang berbeda. Perubahan

116
pada bidang netral tersebut dipergunakan untuk menghitung panjang bentangan
benda kerja sebelum ditekuk.
7.1.4 Bentuk Dasar Tekukan
Jika dilihat dari bentuk benda hasil tekukan dan proses pembentukannya, betuk
dasar tekukan dapat dikelompokan dalam tiga bentuk utama:
1. Tekukan Bentuk “L” (“L” Bending)
Tekukan “L” adalah tekukan satu bentukan yang dilakukan dengan cara
menjepit sebagian dari panjang benda kerja sebatas tekukan yang
direncanakan dan menekuk bagian yang tidak terjepit dengan sudut tekukan
tersebut.

Gambar 7.5 Tekukan Bentuk “L”

2. Tekukan Bentuk “V” (“V” Bending)


Tekukan bentuk “V” adalah tekukan satu bentukan yang dilakukan dengan
menekan bagian daerah tekukan pada landasan yang memiliki bentuk “V”
tanpa dijepit, sehingga memungkinkan kedua sisi pelat tersebut bergerak
bersamaan.

Gambar 7.6. Benda Kerja dengan bentukan “V”

3. Tekukan Bentuk “U” (“U” Bending)

117
Tekukan bentuk “U” adalah tekukan dua bentukan yang dilakukan dalam
sekali proses. Profil yang dihasilkan dari pembentukan ini tidak selalu
membentuk sudut 90o, bisa lebih besar atau lebih kecil.
Dari bentuk produknya bentukan “U” di bedakan menurut:
a. Bentuk “U” tanpa flens

Gambar 7.7 Bentuk Tanpa Flens

Proses pembentukan untuk jenis ini sangat sederhana dan dibentuk dalam
sekali proses. Sudut tekukan yang terbentuk bisa lebih besar dari 90o
(Gambar 7.7.c)
b. Bentuk “U” dengan flens

Gambar 7.8 Bentuk “U” dengan Flens

Bentukan dilakukan dalam sekali proses atau secara bertahap. Bentukan


ini sering dibuat dan bervariasi dengan sudut tekukan dan sudut flens bisa
lebih besar atau lebih keci dari 90o
c. Bentuk “U” bertingkat

Gambar 7.9 Bentuk “U” bertingkat

118
Bentukan ini adalah kombinasi dari bentuk dasar “U” dan bentuk “U”
dengan flens. Pembentukannya dilakukan secara bertahap untuk mencegah
terputusnya material akibat penguncian oleh radius punch pada tahap
pembentukan kedua.

d. Bentuk Multi Bending

Gambar 7.10 Bentuk “U” Bolak Balik

Bentuk ini merupakan gabungan dari beberapa bentuk dasar tekukan yang
pembentukannya dilakukan secara serentak dalam satu tool atau
pembentukan bertahap dengan group tool. Bentuk ini merupakan
kombinasi “U” flens dan bentuk “L” atau gabungan dengan bentuk “V”.

7.2 Perhitungan Bentangan (Panjang Awal)


Pada dasarnya produk hasil tekukan adalah merupakan proses lanjutan dari proses
sebelumnya berupa pembentukan blank. Dimensi yang harus dicapai merupakan
dimensi produk tekukan yang sudah dipengaruhi pemuluran atau tarikan, maka
dimensi bentangan awal blank sebelum ditekuk perlu diperhitungkan terhadap
besarnya faktor pemuluran dan tarikan yang terjadi saat proses tekuk berlangsung.
Sebelum benda kerja mengalami proses penekukan (bending), bidang netral pada
benda kerja menunjukkan panjang yang harus dimiliki benda kerja sebelum
penekukan untuk memperoleh permukaan tekukan yang diinginkan (panjang
sebenarnya). Tetapi bidang netral ini sebenarnya adalah bidang khayalan yang
tidak bisa diukur. Oleh karena itu untuk menghitung panjang sebenarnya dari
pelat yang akan ditekuk, dapat menggunakan lokasi dari bidang netral sepanjang
bidang netral tersebut memungkinkan untuk diindikasi.

119
7.2.1 Pemuluran / Kelonggaran Tekukan (Bending Allowance)
Pertambahan tekukan adalah besarnya pemuluran yang terjadi pada daerah
tekukan, berupa panjang kurva sumbu bidang netral pada area tekukan, yang
bergeser kearah permukaan sisi dalam. Besarnya pergeseran sumbu tersebut
sangat dipengaruhi oleh ratio radius tekuk terhadap tebal pelat (r1/s) yang
dinyatakan dengan nilai konstan (k), sehingga panjang kurva tersebut dapat
dihitung dengan menyisipkan nilai “k”.

α  s.k 
B . π .  r  
180o  1 2 
B = Panjang kurva
α = Sudut tekan
r1= Radius dalam
s = Tebal material
k = konstanta, lokasi sumbu netral
= 0,33 jika r1 < 2s
= 0,5 jika r1 > 2s
Atau harga ‘k’ dapat dihitung dari persamaan empiris berikut:
r
k  f .3 1
s
r1
f = 0,45 untuk  1.25
s
rr
f = 0,55 untuk 1,25  2
s
rr
f = 0,65 untuk 2   3,5
s
rr
f = 1 untuk 3,5 
s

120
Contoh perhitungan :

Gambar 7.12 Produk bentukan “L”

Jika K ditentukan dengan rumus empiris.

α.π s.k
L=a+b+B a = 10; b = 25; B  (r1  )  k  0,45
180 2
90 . π 2 . 0,45
L  10  25  (2  )
180 2
 38,847 mm

Jika K ditentukan berdasarkan sumbu netral:

α.π s.k
L=a+b+B a = 10; b = 25; B  (r1  )  k  0,33
180 2
90 . π 2 . 0.33
L  10  25  (2  )
180 2
 38,658 mm

121
122
7.3 Proses dan PeralatanPress Brake
Press brake adalah mesin tekuk yang mempunyai kemampuan melakukan proses tekuk
untuk benda kerja yang sangat panjang, dan dikenal juga sebagai mesin tekuk universal.
Proses tekuk pada mesin ini hanya menggunakan peralatan dies dan punch dengan bentuk
dan sudut tertentu yang disetting pada mesin tersebut. Sudut yang dapat dihasilkan
berkisar 10 - 1800.
Alat yang digunakan pada dasarnya sama dengan V-bending. Perbedaan yang paling
utama hanya terletak pada ukuran panjangnya yang dapat mencapai 3 m atau lebih.

Gambar 7.24 Press brake untuk ‘V’ bending

Dengan penggunaan punch dan dies yang dapat dipasang dan diganti secara mudah dan
cepat, maka benda kerja tekukan yang dihasilkan dapat bervariasi dan dapat
dipergunakan untuk melakukan proses multi bending pada satu produk.
Selain untuk proses ‘V’, bentuk tekukan lain juga dapat dilakukan seperti tampak pada
gambar dibawah :

123
Gambar 7.25 Tipe produk hasil press brake

124
125
7.3.1 Soal – Soal Latihan
1. Apa yang dimaksud proses bending?
2. Sebutkan dan jelaskan elemen dasar tekukan?
3. Sebutkan dan jelaskan pengelompokan bentuk dasar tekukan?
4. Uraikan dan jelaskan gaya tekuk minimal yang dibutuhkan untuk menghasilkan
tekukan?

126

Anda mungkin juga menyukai