Anda di halaman 1dari 22

DIKTAT MATERI

LATIHAN BERSAMA GUNUNG HUTAN JILID II

“PERAN PENTING KEILMUAN NAVIGASI DARAT SEBAGAI DASAR BERKEGIATAN DI


ALAM BEBAS UNTUK MENGURANGI RESIKO KECELAKAAN SAAT PENDAKIAN MELALUI
LATIHAN BERSAMA DI KAWASAN GUNUNG SANGGARA CIBODAS MARIBAYA KABUPATEN
BANDUNG BARAT”

Pecinta dan Penggiat Alam


Indramayu

Pusat Informasi dan Komunikasi


Alamat : JL.Pasarean Karangmalang No.16 Kec. Indramayu
Kabupaten IndramayuJawa Barat 45213
INDONESIA
Kata Pengantar

Alhamdulillahi Rabbi Al-‘alamiina wabihi Nasta’iinu Wa ‘alaa


Umuuri Ad-dun-ya Wa Addiini. Waba’du. Shalawat serta salam semoga
senantiasa Allah SWT mencurahkan Kepangkuan Nabi Kita Baginda Rasul
Muhammad SAW. Yang telah membebaskan manusia dari kebodohan dan
pembodohan, dari kebohongan dan pembohongan seta menjadikan manusia
selayaknya manusia. Beliau juga telah mengajarkan arti kesemestaan
dan nikmatnya ilmu pengetahuan.

Latihan Bersama merupakan agenda sekaligus amanat yang harus


kami kerjakan. Kegiatan ini merupakan pernyataan sikap bersama
sebagai pecinta dan penggiat alam Indramayu mengenai pernyataan sikap
bersama tentang jatuhnya korban dalam pendakian yang berasal dari
Kab. Indramayu. Ini memang harus menjadi perhatian bukan hanya dari
Pecinta dan Penggiat alam saja. Melainkan secara bersama-sama karena
dilihat dari sisi kemanusiaan.

Pemberitaan media dengan skala Nasional yang mengangkat


peristiwa gugurnya 3 pendaki asal Indramayu di gunung Tampomas
menjadi perhatian kami. Ibarat sebuah perahu di laut, berita tersebut
sedang mengapung dipermukaan. Maka kami ingin menenggelamkannya.
Kemudian angkat kepermukaan lagi berita yang bukan bertema duka dari
Indramayu dengan kamar yang sama yaitu, Mounteenering.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


banyak membantu. Besar harapan agar dapat terealisasinya kegiatan
ini. sehingga tercapai sasaran-sasaran yang sudah direncanakan. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Indramayu, 07 Juli 2019

Fasilitator Latber GH Jilid II


BAB I
KOMPAS

A. Pengertian kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah mata angin. Kompas berfungsi
menentukan arah dengan menunjukan nilai beruba sudut. Kompas juga
digunakan untuk mengetahui arah mata angin suatu medan berdasarkan
peta.

B. Arah mata angin


Mata angin disebut juga dengan titik kompas (Points of The
Compas), yaitu salah satu titik pada kompas yang menunjukkan arah
tertentu, misalnya utara, selatan, timur, dan barat.
Penulisan arah mata angin pada alat kompas biasanya ditunjukkan
dalam 4 penjuru utama, yaitu: Utara, Selatan, Timur, Barat. Namun,
sebenarnya ada 16 arah titik kompas yang dapat digunakan untuk
menentukan arah tertentu dan secara garis besar semuanya
dikelompokkan menjadi 3 jenis.
i. Mata Angin Primer
Terdapat 4 mata angin yang paling sering dipakai pada Kompas
Disebut dengan mata angin primer atau utama, yaitu; Timur,
Utara, Barat dan Selatan
ii. Mata angin sekunder
Mata angin sekunder atau tengah adalah mata angin yang
posisinya berada di antara empat mata angin pokok. Terdapat 4
arah mata angin sekunder, yaitu; Timur Laut (berada di antara
timur dan utara), Tenggara (berada di antara timur dan
selatan), Barat Daya (berada di antara selatan dan barat),
Barat Laut (berada di antara barat dan utara)
iii. Mata angin tersier
Mata angin tersier atau tambahan adalah mata angin yang
posisinya berada di antara mata angin primer dan sekunder.
Dimana fungsinya untuk menunjukkan suatu penjuru dengan lebih
akurat. Terdapat 4 arah mata angin tersier, yaitu; Utara timur
laut (berada di antara utara dan timur laut), Timur-timur Laut
(berada di antara Timur laut dan timur), Timur Menenggara
(berada di antara timur dan tenggara), Selatan Menenggara
(berada di antara tenggara dan selatan), Selatan Barat Daya
(berada di antara selatan dan barat daya), Barat-barat Daya
(berada di antara barat daya dan barat), Barat-barat Laut
(berada di antara barat dan barat laut), Utara Barat Laut
(berada di antara barat laut dan utara).
Gambar: 16 Arah Mata Angin

Tabel Istilah 16 Arah Mata Angin


C. Jenis- Jenis Kompas
Pada Latber Jilid Gunung Hutan II kali ini jenis kompas akan dibatasi
menjadi 2 Jenis saja agar belajar dapat fokus. Adapun untuk jenis
yamg lainnya silahkan untuk dipelajari oleh pribadi masing-masing.
i. Kompas Prisma atau Bidik

ii. Kompas Silva atau Orientasi

D. Bagian-bagian kompas

Gambar: bagian-bagian pada Kompas Bidik


i. Dial adalah permukaan tempat angka dan huruf. Pada dial terdapat satuan
derajat mulai dari 0° - 360° dan huruf: N (north ), E (east) W, (west), S (south).
ii. Tutup dial adalah penutup dengan dua garis bersudut 45° berwarna kuning
dan dapat di putar
iii. Visir adalah lubang dengan kawat halus pembidik sasaran
iv. Kaca pembesar atau Luv adalah untuk membantu melihat angka derajat
kompas
v. Jarum penunjuk adalah jarum yang selalu menunjuk ke Utara
vi. Alat penggantung atau Handle adalah tempat ibu jari untuk memegang
kompas saat membidik

E. Azimuth dan Back Azimuth


Azimuth adalah nilai sudut yang dibentuk oleh Kompas. Sedangkan back
azimuth adalah kebalikan nilai sudut yang dibentuk oleh kompas.
Azimut terdiri atas tiga macam, yaitu :
i. Azimuh sebenarnya, yaitu besar sudut yang terbentuk antara
utara sebenarnya (utara yang mengarah pada kutub utara
bumi) dengan titik sasaran.
ii. Azimuh magnetis, yaitu besar sudut yang terbentuk antara utara magnetik
(ditunjukan oleh jarum kompas) dengan titik sasaran.
iii. Azimuh peta, yaitu besar sudut yang terbentuk antara utara peta (utara pada peta)
dengan titik sasaran.
Azimuth yang kita gunakan dalam Latber Gunung Hutan Jilid II adalah
Azimuth sebenarnya.
Rumus Back Azimuth

jika nilai azimuth <180° maka nilai back azimuthnya ditambah


(+) 180°

jika nilai azimuth >180° maka nilai back azimuthnya dikurangi


(–) 180°.

apabila azimuthnya 180° maka bisa menggunakan kedua rumus


itu, karena 0° = 360°

contoh soal:

- Jika Azimutnya 90° maka, berapa nilai back Azimuthnya?


Jawaban: ……...°
- Jika Azimuthnya 180° maka, berapa nilai Bacak
Azimuthnya?
Jawaban: ………… °
F. Perawatan Kompas
i. Jangan menaruh kompas berdekatan dengan benda berbahan besi
atau logam karena dapat merusak jarum.
ii. Jangan melempar apalagi membanting kompas, letakan secara
perlahan karena dapat merusak dial.
iii. Jangan menyimpan kompas terbalik karena dapat merusak Dial,
tutup dial dan jarum penunjuk arah.
iv. Kompas jangan ditumpuk dengan benda apapun karena dapat merusak
visir dan luv
v. Kompas jangan sampai terkena air terlalu lama, segera lap
kering jika terkena air karena dapat menyebabkan karat. Jika
kompas kotor bersihkan hanya dengan air tawar
vi. Buatlah wadah khusus kompas dari sterofom atau kayu. Bahan
sterofom bagus untuk menahan muatan dari logam atau magnet luar
serta guncangan.
BAB II
PETA
A. Peta
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan kedalam
bidang datar dan diperkecil dengan skala tertentu. Penduduk Eskimo adalah
penduduk yang pertama membuat peta dengan gambaran dan keterangan yang
sudah mudah dipahami. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani Mappa yang
berarti taplak atau kain penutup meja. Secara umum, Ilmu untuk mempelajari
pembuatan peta adalah kartografi.
B. Jenis- jenis peta
Pada Latber Jilid Gunung Hutan II kali ini jenis Peta akan dibatasi
menjadi 3 Jenis saja agar belajar dapat fokus. Adapun untuk jenis yamg
lainnya silahkan untuk dipelajari oleh pribadi masing-masing.

i. Peta Topografi Rupa Bumi Digital Indonesia (RBDI)


Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk relief
permukaan bumi dan disertai informasi yang lengkap bersifat umum.
Topografi Berasal dari bahasa Yunani Topos yang berarti tempat dan
Graphia berarti gambar. Peta yang kita gunakan adalah topografi.

Gambar: Peta Topografi


ii. Peta digital tiga dimensi (3D)
Peta digital tiga dimensi adalah peta yang menggambarkan permukaan
bumi seperti yang sebenarnya (three D) dengan informasi khusus.

Gambar: Peta digital tiga dimensi

iii. Peta Citra Satelit


Adalah peta yang tampilannya berupa foto dari udara diambil
menggunakan drone atau satelit dan mempunyai informasi khusus.
Gambar: Peta Citra Satelit
C. Informasi Peta

Informasi pada peta disebut dengan Legenda, adalah informasi pada peta
yang disimbolkan.
D. Skala peta

Skala disebut juga Kedar, adalah perbandingan antara medan sebenranya


dengan yang dipetakan. Contoh peta topografi dengan skala 1:25.000 (dibaca:
satu banding dua puluh lima ribu):

Maksudnya adalah 1 centimeter dipeta sama dengan 25000 centimeter atau 250
meter dimedan sesungguhnya. Cara menghitungnya adalah 25000:100 (karena
centimeter ke meter naik dua tingkat, jadi dibagi 100).
E. Karvak

Karvak adalah garis hayal yang mempunyai nilai membentuk persegi (kotak)
pada peta dengan garis berwarna biru. Lebar satu karvak adalah 3,7cm. Pada
peta topografi nilai tiap-tiap satu karvak adalah 30 detik. Interval karvak
adalah nilai detik dari satu karvak ke karvak lainnya. Sehingga nilai
interval karvak pada peta yang digunakan dalam latber gunung hutan jilid II
ini adalah 30 detik.
F. koordinat dan pembacaannya

koordinat adalah nilai dari perpotongan garis lintang dengan bujur pada
peta. Garis bujur adalah garis yang membelah bumi bagian timur dengan barat
(vertical dipeta). Garis lintang adalah garis yang membelah bumi bagian
selatan dengan utara (horizontal dipeta).

System koordinat adalah aturan penulisan nilai koordinat untuk


memudahkan pengguna peta menentukan posisinya dipeta. Yang digunakan dalam
latber Gunung Hutan jilid II ini adalah system koordinat geografis. Nilai
koordinat geografis dicetak warna biru pada peta:

Nilai garis lintang

Nilai garis Bujur

Rumus baca koordinat geografis:


Derajat(°) – Menit (‘) – Detik(“)
(bahasa Inggris= Degre, Minute, Second)

Koordinatnya adalah:
06°45’00” S dan 107°37’30”T
Bagaimana membacanya?

Jawab :
G. Kontur dan sifat-sifatnya

Kontur (Tranches) adalah garis yang menginformasikan ketinggian di peta.


Interval kontur adalah jarak satu garis kontur dengan garis kontur lainnya.
Indeks kontur adalah kontur yang garisnya ditebalkan sebagai acuan untuk
menghitung kelipatan ketinggian. Kontur mempunyai sifat-sifat yaitu:
i. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
ii. Garis kontur yang menjauhi puncak lebih selalu lebih rendah
iii. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
iv. Rumus menghitung Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
v. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang
curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi
yang landai.
vi. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “ U” menandakan
punggungan gunung
vii. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “∩” menandakan
plembahan gunung.
viii. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “ ᴧ” menandakan suatu
lembah/jurang.
ix. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “O” menandakan tanah
lapang atau puncak
x. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” dipuncak gunung
dan berwarna pink menandakan jalammya menurun
tandai mana garis yang menunjukan:
1.lembahan
2.punggungan
Jika belum faham juga coba perhatikan 2 gambar ini ini:
H. Perawatan peta

i. Melipat bagian yang akan digunakan berada di luar. untuk


memudahkan jika sewaktu-waktu membutuhkan peta tanpa harus
melipat-lipat bagian lain lagi
ii. gulung kembali peta jika sudah selesai digunakan. Lebih bagus
dimasukkan ke dalam drafting tube atau tabung peta. Perlu
diperhatikan peta sebaiknya disimpan pada watah yang berbahan
dasar plastic untuk menghindari serangan hama bersarang di
kertas
iii. bungkus dengan plastik/ lakban transparan/ skotlet transparan
semua bagian peta
iv. simpan peta ditempat yang kering, jangan taruh peta dilantai
tanpa alas
BAB III
PETA DAN KOMPAS

A. Orientasi Medan

Orientasi medan adalah menyamakan Utara Peta dengan Utara sebenarnya


menggunakan kompa. Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal
tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan
kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai, ataupun tanda-
tanda medan lainnya. Atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang
terlihat dan mencocokkan dengan gambaran kontur yang ada di peta. caranya:

i. Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang


menyolok seperti jalan menikung, sungai bercabang, punggungan atau
lembahan
ii. Letakkan peta pada bidang datar.
iii. Samakan Utara Peta dengan Utara Kompas yang sudah
dikalibrasi, dengan demikian letak peta akan sesuai
dengan bentang alam yang dihadapi.
iv. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di
sekeliling dan temukan tanda- tanda tersebut di dalam peta.
Lakukan untuk beberapa tanda medan.
v. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan
tempatnya di medan sebenarnya
vi. maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda medan.

B. Resection
menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau
lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan alam yang
terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan
harus dibidik. Jika kita sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan,
atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan
lainnya yang dibidik. Langkah-langkah resection :
i. Lakukan orientasi peta
ii. Cek Kompas apakah jarumnya Normal dan pastikan tidak ada kerusakan
fisik kompas seperti pecah atau patah
iii. Kalibrasi kompas yang akan digunakan, caranya tutup Kompas lalu cek
garis kuning (yang paling panjang) pada tutup dial harus lurus
sejajar dengan visir, jika belum lurus putar tutup dial.
iv. Bidik 2 objek yang mencolok atau lebih seperti puncak gunung,
punggungan atau ujung lembahan harus sejajar dengan visir
v. Lihat nilai yang ditunjukan dial kompas. Gunakan protractor untuk
menarik garis dipeta sesuaikan antara kontur dengan medan
sesungguhnya (punggungan/lembahan)sebagimana yang sudah dibidik.
vi. Hitung titik dari perpotongan garis hasil bidikan
vii. Hitung koordinatnya dengan rumus
KIKA BATAS
KIKA = MENGHITUNG NILAI BUJUR
BATAS = MENGHITUNG NILAI LINTANG
C. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda)
di petadengan menggunakan dua ata lebiH tanda medan yang dikenali di
lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan
posisi suatu benda yang terlihat di lapangan, tetapi sukar
untuk dicapai. Pada intersection, kita harus sudah yakin pada
posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection :
i. A
Lakukan orientasi, dan pastikan posisi kita (A).
ii. Bidik obyek yang kita amati (C)
iii. Pindahkan sudut yang didapat ke peta.
iv. Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta (B).
Lakukan langkah (b) dan (c)
v.
A
Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah
posisi obyek yang dimaksud (C). B
KIKA

B
BATAS
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.masterpendidikan.com/2018/07/pengertian-fungsi-dan-macam-

macam-kompas-berserta-cara-penggunaannya.html

2. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/arah-mata-angin.html

3. https://www.pramukaria.id/2015/09/jenis-bagian-dan-fungsi-kompas.html

4. https://www.pramukaria.id/2015/10/teknik-menentukan-azimuth-dan-

back.html

5. https://www.geografi.org/2017/11/jenis-jenis-peta.html

6. https://afikrubik.com/jenis-peta/

7. https://id.wikipedia.org/wiki/Topografi

8. https://umum-pengertian.blogspot.com/2016/02/pengertian-umum-skala-

peta-adalah.html

9. https://muftysaid.wordpress.com/tag/garis-kontur/

10. https://manteptenan.wordpress.com/2016/04/18/peta-topografi-garis-

kontur/

11. http://ksrpmi-uinmalang.blogspot.com/2012/01/tips-merawat-peta.html

12. Wahidin, S.E., Hadi. “Diktat Mapala Wira Buana”, 2014. Universitas

Wiralodra Indramayu.

Anda mungkin juga menyukai