Anda di halaman 1dari 22

Vertigo merupakan gangguan neurologis yang sering ditemukan, berupa sensasi berputar dan

kehilangan keseimbangan. Penyakit ini berhubungan erat dengan gangguan sistem keseimbangan tubuh
yang terdiri dari sistem perifer (terdapat pada organ keseimbangan di telinga) dan sentral (pada
serebellum).

Vertigo menurut definisi dari International Classification of Vestibular Disorders adalah adanya sensasi
bergerak berputar dari kepala atau tubuh ketika tidak terjadi pergerakan atau adanya gangguan sensasi
bergerak pada pergerakan normal di kepala. [1] Dalam bahasa awam, vertigo sering dikeluhkan sebagai
“pusing berputar”, atau “pusing tujuh keliling” atau “keliyengan”.

Penyebab dari vertigo perifer antara lain benign paroxysmal positional vertigo (BPPV), neuritis
vestibular, penyakit Meniere, dan otosklerosis. Penyebab vertigo sentral antara lain migrain vestibular,
penyakit serebrovaskular, dan meningioma pada sudut serebelopontin dan fossa posterior. Selain kedua
kelompok ini, vertigo juga dapat disebabkan karena gangguan psikiatrik, obat-obatan, metabolik dan
ortostatik.

Secara umum, vertigo perifer dan sentral memiliki gejala yang berbeda. Kejadian vertigo perifer lebih
akut, dapat terjadi mual muntah, dan dapat timbul gangguan pendengaran. Sementara vertigo sentral
cenderung lebih lambat awitannya, jarang terjadi gejala pada pendengaran dan cenderung menetap.
Namun, pada beberapa kasus gejala-gejala yang timbul tidak khas, sehingga pemeriksaan penunjang
dapat membantu menegakkan diagnosis. [2,3]

Tata laksana vertigo diberikan berdasarkan penyebabnya. Golongan obat yang digunakan untuk vertigo
antara lain golongan antiepileptik, antivertigo, penyekat beta, betahistine, antibiotik ototoksik,
kortikosteroid, penyekat kanal kalium, penyekat karbonikanhidrase, dan selective serotonine reuptake
inhibitors [4]

Referensi

1. Bisdorff AR, Staab JP, Newman-Toker DE. Overview of the International Classification of Vestibular
Disorders. Neurol Clin 33, 3015:541-550

2. Lee ATH. Diagnosing the cause of vertigo: a practical approach. Hong Kong Med J, 2012;18(4):327-332

3. Muncie HL, Sirmans SM, James E. Dizziness: approach to evaluation and management. Am Fam
Physician, 2017;95(3):154-162
4. Strupp M, Dieterich M, Brandt T. The treatment and natural course of peripheral and central vertigo.
Dtsch Arztebl Int, 2013;110(29-30):505-516

Patofisiologi vertigo berupa gangguan sistem keseimbangan tubuh, baik perifer maupun sentral.
Patofisiologi ini berbeda antara vertigo yang terjadi pada sistem keseimbangan perifer dan sentral.

Fisiologi Sistem Keseimbangan Tubuh

Patofisiologi vertigo sangat berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh. Organ-organ yang berperan
dalam proses orientasi arah antara lain organ penglihatan, propioseptif dan vestibular. Proses yang
panjang terjadi para organ-organ ini dan diteruskan ke sistem saraf pusat. Pada organ keseimbangan di
dalam telinga, yaitu aparatus vestibular, terdapat cairan endolimfe yang akan bergerak mengikuti
pergerakkan tubuh (terutama kepala). Pergerakan endolimfe ini kemudian menggerakkan stereosilia
atau hair cell yang kemudian signalnya ditransmisikan melalui saraf dan diterjemahkan di otak sebagai
sebuah gerakan. Adanya gangguan pada organ-organ ini dapat menyebabkan vertigo. [5,6]

Vertigo Perifer

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah penyebab tersering dari vertigo. BPPV primer masih
belum diketahui penyebabnya. BPPV sekunder dapat disebabkan karena trauma kepala, kemungkinan
karena adanya otokonia yang rusak dan menempati endolimfe, sehingga terjadi perubahan sensasi
direksional. Penyebab lain yang sering adalah adanya riwayat operasi telinga yang mungkin
menyebabkan kerusakan utrikula dan kerusakan otokonia. [7]

Penyakit Meniere disebabkan karena adanya gangguan sekresi berlebih dari endolimfe, atau kegagalan
penyerapannya sehingga terjadi sensasi vertigo dan gangguan pendengaran (termasuk tinnitus). Teori
lain menyebutkan bahwa penyakit Meniere timbul akibat peradangan pada labirin. [8]

Infeksi dan peradangan pada sistem vestibular dapat menyebabkan vertigo perifer. Contoh dari infeksi
dan peradangan tersebut adalah:

neuronitis vestibular yang sering disebabkan karena virus setelah pasien terserang episode flu

labirinitis supuratif akut yang disebabkan karena infeksi bakteri akut pada telinga dalam
fistula perilimfe adalah adanya fistula antara telinga tengah dan dalam yang sering disebabkan karena
trauma (termasuk barotrauma dan pascaoperasi telinga) dan kolesteatoma[2]

Superior Semicircular Canal Dehiscence Syndrome (SSCDS) dapat menyebabkan vertigo karena adanya
tulang yang pecah atau rusak pada kanalis semisirkularis superior pada koklea. Adanya suara yang besar
dan/atau peningkatan tekanan intrakranial dapat menginduksi terjadinya sensasi vertigo. [9]

Vertigo Sentral

Vertigo sentral disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat. Vertigo ini merupakan manifestasi akibat
gangguan pada batang otak, serebelum dan nukleus vestibular. Gangguan pada arteri vertebrobasilar,
seperti stroke, dapat memiliki manifestasi sebagai vertigo. Penyebab lain antara lain multiple sclerosis,
infeksi, dan tumor. Contoh tumor otak yang menyebabkan perifer adalah akustik neuroma atau
schwannoma di mana terdapat tumor sel Schwann pada nervus kranial 8. [10]

Migraine vestibular merupakan penyebab vertigo sentral akibat adanya konstriksi dan dilatasi dari
pembuluh darah intrakranial. Migraine secara umum terbagi menjadi 2 kelompok yaitu migraine dengan
aura dan tanpa aura. Aura yang paling umum terjadi adalah gangguan visual. Gejala vestibular seperti
vertigo dapat terjadi pada 38% kondisi migrain dengan aura.[9]

Referensi

2. Lee ATH. Diagnosing the cause of vertigo: a practical approach. Hong Kong Med J, 2012;18(4):327-332

5. Walther LE. Current diagnostic procedures for diagnosing vertigo and dizziness. GMS Curr Top
Otorhinolaryngol Head Neck Surg, 2017;16:Doc02

6. Casale J, Gupta G. Physiology, Vestibular System. StatPearls [Internet]. Updated: December 2, 2018.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532978/

7. Parnes LS, Agrawal SK, Atlas J. Diagnosis and management of benign paroxysmal positional vertigo
(BPPV). CMAJ, 2003; 169(7):681-693

8. Harcourt J, Barraclough K, Bronstein AM. Meniere’s Disease. BMJ, 2014;349:g6544

9. Thompson TL, Amedee R. Vertigo: a review of common peripheral and central vestibular disorders.
Oschnes J, 2009;9(1):20-26

10. Foris LA, Dulebohn SC. Central vertigo. Updated: October 2018. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441861/
Etiologi dari vertigo perifer dan sentral antara lain infeksi, trauma (termasuk barotrauma), gangguan
vaskular dan tumor yang menyebabkan gangguan sistem vestibular.

Etiologi

Etiologi dari vertigo berbeda tergantung dengan jenis vertigonya, perifer atau sentral.

Etiologi Vertigo Perifer

Etiologi vertigo perifer adalah sebagai berikut:

Barotrauma dibagi menjadi 2 yaitu alternobarik dan atmosferik telinga dalam. Pada trauma alternobarik,
tekanan di dalam telinga lebih besar dibandingkan lingkungan dan sering terjadi pada pilot dan
penyelam. Barotrauma atmosferik telinga dalam disebabkan karena terjadinya perubahan tekanan yang
mendadak

Trauma mekanis pada telinga. Riwayat operasi pada telinga dapat menyebabkan trauma pada telinga
dalam dan memiliki manifestasi sebagai vertigo perifer

Infeksi (contoh: labirinitis, herpes zoster, vestibular neuritis)

Tumor pada akustik schwanomma

Idiopatik[2,9,11]

Etiologi Vertigo Sentral

Etiologi vertigo sentral adalah sebagai berikut:

Trauma mekanis pada trauma tumpul kepala. Trauma pada leher dapat menyebabkan terjadinya
gangguan pada arteri vertebrobasilar sehingga menyebabkan vertigo sentral.

Penyakit serebrovaskular baik iskemik maupun perdarahan pada sistem vestibular (arteri
vertebrobasilar) yang dapat menyebabkan vertigo sentral
Multiple sclerosis

Tumor sudut serebelopontin pada glioma batang otak, dan medulloblastoma

Migrain vestibular[2,9,11]

Faktor Risiko

Faktor risiko vertigo juga berbeda antara vertigo perifer dan vertigo sentral.

Faktor Risiko Vertigo Perifer

Faktor risiko terjadinya vertigo perifer:

Usia tua

jenis kelamin wanita

riwayat infeksi telinga dan paparan suara

paparan trauma, termasuk di antaranya adalah trauma mekanis dan barotrauma (profesi pilot dan
penyelam) [2,9,12,13]

Faktor Risiko Vertigo Sentral

Faktor risiko terjadinya vertigo sentral:

migraine (untuk vertigo yang disebabkan oleh migraine vestibular)

faktor risiko metabolik yang dapat menyebabkan stroke iskemik, misalnya aritmia, aterosklerosis, dan
hipertensi

Faktor risiko perdarahan arteri vertebrobasiler, misalnya aneurisma

Adanya faktor risiko untuk penyakit serebrovaskular, riwayat vertigo berulang dan tidak adanya
gangguan pendengaran dapat membantu mengarahkan diagnosis vertigo sentral [2,9,12,13,36]
Referensi

2. Lee ATH. Diagnosing the cause of vertigo: a practical approach. Hong Kong Med J, 2012;18(4):327-332

9. Thompson TL, Amedee R. Vertigo: a review of common peripheral and central vestibular disorders.
Oschnes J, 2009;9(1):20-26

12. Stanton M, Freeman AM. Vertigo. StatPearls [Internet]. Updated: October 27, 2018. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482356/

13. Park MK, Lee DY, Kim YH. Risk factors for positional vertigo and the impact of vertigo on daily life:
the korean national health and nutrition examination survey. Journal of Audiology and Otology,
2019;23(1):8-14

36. Neto ACL, Bittar R, Gattas GS, et al. Pathophysiology and Diagnosis of Vertebrobasilar Insufficiency: A
Review of the Literature. Int Arch Otorhinolaryngol. 2017; 21(3): 302–307.

Epidemiologi Vertigo

Vertigo merupakan salah satu penyakit neurologi yang paling sering terjadi. Berdasarkan data
epidemiologi dunia, kejadian vertigo mencapai hingga 30%.

Global

Vertigo merupakan keluhan yang umum ditemukan pada klinik, hingga mencapai 20-30%. Angka
prevalensi vertigo pada dewasa usia 18-79 tahun dalam seumur hidupnya mencapai 7.4% dengan angka
insidensi 1 tahun 1.4%. Angka kejadian lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. [14]

Referensi

14. Neuhauser HK. The epidemiology of dizziness and vertigo. Hanb Clin Neurol, 2016;137:67-82

15. Baumgartner B, Taylor RS. Peripheral Vertigo. StatPearls [Internet]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430797/

16. Corrales CE, Bhattacharyya N. Dizziness and death: an imbalance in mortality. Laryngoscope,
2016;126(9):2134-2136

Diagnosis Vertigo
Diagnosis penyebab dari vertigo ditegakkan dengan pendekatan diagnosis yang dimulai dari
membedakan apakah vertigo yang dialami oleh pasien adalah vertigo perifer atau sentral berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis terutama harus ditanyakan mengenai waktu dan pemicu
vertigo, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien. Pemeriksaan fisik spesifik yang harus
dilakukan adalah pemeriksaan gait pasien, tes Romberg, pemeriksaan HINTS (head-impulse, nystagmus,
test of skew), serta manuver Dix-Hallpike. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan di antaranya adalah
pemeriksaan audiometri dan pencitraan. Pencitraan berupa CT Scan atau MRI hanya disarankan jika
terdapat temuan abnormalitas neurologis, termasuk gangguan pendengaran unilateral atau asimetrik.

Anamnesis

Anamnesis untuk vertigo dilakukan dengan tujuan untuk memberi petunjuk apakah vertigo disebabkan
oleh penyebab perifer atau sentral.

Referensi

3. Muncie HL, Sirmans SM, James E. Dizziness: approach to evaluation and management. Am Fam
Physician, 2017;95(3):154-162

9. Thompson TL, Amedee R. Vertigo: a review of common peripheral and central vestibular
disorders. Oschnes J, 2009;9(1):20-26

17. Semungal BM, Bronstein AM. A practical approach to acute vertigo. Pract Neurol, 2008;8:211-
221

18. Labuguen RH. Initial Evaluation of Vertigo. Am Fam Physician, 2006;73(2):244-251

19. Zatonski T, Temporale H, Holanowska J, et al. Current views on treatment of vertigo and
dizziness. J Med Diagn Meth, 2014;2(150)

20. Quimby AE, Kwok ESH, Johns P, et al. Usage of the HINTS exam and neuroimaging in the
assessment of peripheral vertigo in emergency department. J of otolaryngology – head & neck surgery,
2018;47:54

21. Chimirri S, Aiello R, Mazzitello C, et al. Vertigo/dizziness as a drugs’ adverse reaction. J


Pharmacol Pharmacother, 2013;4(suppl1):S104-S109

22. Bhattacharyya N, Baugh RF, Orvidas L, et al. Clinical practice guideline: benign paroxysmal
positional vertigo. Otolaryngol Head Neck Surg. 2008;139:S47–S81

27. Van Vugt VA, van der Horst HE, Payne RA, et al. Chronic vertigo: treat with exercise, not drugs.
BMJ, 2017;358:j3727
Penatalaksanaan Vertigo

Penatalaksanaan vertigo berbeda tergantung dari penyebab vertigonya. Walau demikian, penanganan
gejala vertigo pada umumnya dapat ditangani mengunakan medikamentosa yang sama, yaitu
betahistine atau dimenhydrinate. Terapi nonmedikamentosa yang dapat dilakukan di antaranya adalah
terapi rehabilitasi vestibular dan pembedahan.

Medikamentosa

Medikamentosa utama untuk vertigo adalah betahistine yang digunakan untuk menangani vertigo
perifer. Obat lain yang dapat digunakan di antaranya adalah metoclopramide, dimenhydrinate,
ondansetron, prometazine, atau golongan benzodiazepine seperti diazepam dan lorazepam. Vertigo
terkait migraine dapat ditangani dengan pemberian metoprolol, flunarizine, asam valproat, dan
topiramat. [19,23]

Referensi

19. Zatonski T, Temporale H, Holanowska J, et al. Current views on treatment of vertigo and
dizziness. J Med Diagn Meth, 2014;2(150)

23. Muncie HL, Sirmans SM, James E. Dizziness: approach to evaluation and management. Am Fam
Physician, 2017;95(3):154-162

24. Powers WJ, Rabinstein AA, Ackerson T, et al on behalf of the American Heart Association
Council. 2018 guidelines for the early management of patients with acute ischemic stroke: a guideline
for healthcare professionals from the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke,
2018;49:e46-e99

25. Hemphill JC 3rd, Greenberg SM, Anderson CS, et al: on behalf of the American Heart Association
Stroke Council, Council on Cardiovascular and Stroke Nursing, and Council on Clinical Cardiology.
Guidelines for the management of spontaneous intracerebral hemorrhage: a guideline for healthcare
professionals from the American Heart Association / American Stroke Association. Stroke, 2015;46:2032-
2060

26. Kameshwaran M, Sarda K. Therapeutic intercentions in vertigo management. Int J


Otorhinolaryngol Head Neck Surg, 2017;3(4):777-785

27. Van Vugt VA, van der Horst HE, Payne RA, et al. Chronic vertigo: treat with exercise, not drugs.
BMJ, 2017;358:j3727
28. Han BI, Song HS, Kim JS. Vestibular Rehabilitation Therapy: review of indications, mechanisms
and key exercises. J Clin Neurol, 2011;7(4):184-196

29. Nguyen-Huynh AT. Evidence-based practice: management of vertigo. Otolaryngol Clin North Am,
2012;45(5):925-940

30. Behar GC, de la Cruz MAG. Surgical treatment for recurrent benign paroxysmal positional
vertigo. Int Arch Otorhinolaryngol, 2017;21(2):191-194

Prognosis Vertigo

Prognosis vertigo bergantung pada penyebabnya. Vertigo perifer seperti benign paroxysmal positional
vertigo (BPPV) memiliki prognosis yang relatif lebih baik dibandingkan sentral.

Komplikasi

Vertigo sering terjadi pada populasi geriatri dan karena adanya gangguan keseimbangan tubuh
(instabilitas), dapat menyebabkan jatuh. Instabilitas dan kejadian jatuh pada populasi geriatri dapat
menyebabkan kecacatan (contoh: fraktur) hingga kematian. Gangguan hidup yang ringan juga
ditemukan berbeda bermakna antara kelompok dengan vertigo dan tanpa vertigo pada gangguan
aktivitas sehari-hari, perawatan diri, mobilisasi dan psikologis seperti depresi dan cemas.[31,32]
Penurunan fungsi individu sebagai pekerja dialami oleh penderita vertigo, dalam studi REVERT
ditemukan penurunan produktivitas hingga mencapai 70% dan 14 hari kerja. [33]

Referensi

31. Fernandez L, Breinbauer HA, Delano PH. Vertigo and dizziness in the elderly. Front Neurol,
2015;6:144

32. Kim BK. Prognosis of benign paroxysmal positioning vertigo: long term outcome and its
prognostic fators. Journal of the neurological sciences, 2013;333:e590

33. Benecke H, Agus S, Kuessner D, et al. The Burden and Impact of Vertigo: Findings from the
REVERT Patient Registry. Front Neurol. 2013; 4:136.

Vertigo: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Terbit: 4 Desember 2019

Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo
Vertigo adalah gejala dari berbagai kondisi, bisa terjadi karena ada masalah dengan telinga bagian
dalam, otak, atau jalur saraf sensorik. Pernahkah Anda merasakan pusing di mana sekeliling terasa
seperti berputar? Simak penyebab vertigo, gejala, dan cara mengatasinya selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Vertigo?

Seperti penjelasan sebelumnya, vertigo bukanlah penyakit akan tetapi sebuah gejala. Terdapat banyak
kondisi yang dapat menyebabkan vertigo. Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa menit hingga
jam tergantung tingkat keparahan. Selain itu, kondisi ini juga bisa bersifat sementara atau jangka
panjang.

Apabila gejala yang dialami cukup berat, hal itu berisiko membuat penderitanya kehilangan
keseimbangan sehingga risiko terjatuh semakin tinggi. Orang-orang dengan kelainan telinga bagian
dalam seperti penyakit Ménière, terkadang juga mengalami sensasi kepala berputar dan sakit kepala.

Gejala vertigo termasuk sensasi disorientasi atau gerak yang bisa disertai mual, muntah, berkeringat,
atau gerakan mata yang tidak normal. Gejala lainnya mungkin termasuk gangguan pendengaran dan
sensasi dering di telinga, gangguan penglihatan, kelemahan, kesulitan berbicara, penurunan tingkat
kesadaran, dan kesulitan berjalan.

Penyebab Vertigo

Pada dasarnya, penyebab vertigo dibagi menjadi dua yaitu sentral dan perifer. Dibanding vertigo sentral,
vertigo perifer adalah yang paling sering terjadi. Berikut adalah penjelasan lengkap penyebab sakit
kepala dengan sensasi kepala berputar, di antaranya:

1. Vertigo Perifer

Vertigo perifer adalah yang paling sering dialami oleh banyak orang. Penyebabnya karena terdapat
gangguan telinga bagian dalam yang berfungsi mengatur keseimbangan tubuh. Selain perasaan
melayang, peradangan yang terjadi di telinga bagian dalam atau karena adanya infeksi virus, akan
menimbulkan rasa sakit dan pusing.
Beberapa penyebab paling umum, khususnya penyebab vertigo perifer adalah:

BPPV. BPPV merupakan singkatan dari benign paroxysmal positional vertigo. BPPV terjadi ketika partikel
kalsium kecil (canalith) masuk di kanal-kanal telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam mengirimkan
sinyal ke otak tentang kepala dan gerakan tubuh relatif terhadap gravitasi. Proses ini membantu tubuh
menjaga keseimbangan. BPPV dapat terjadi tanpa alasan yang diketahui dan mungkin terkait dengan
usia. Penyebab kondisi ini cukup sering terjadi.

Penyakit Ménière. Ini adalah gangguan telinga bagian dalam yang diduga disebabkan oleh penumpukan
cairan dan perubahan di telinga. Hal ini dapat menyebabkan episode vertigo bersama dengan telinga
berdenging (tinnitus) dan gangguan pendengaran.

Neuritis vestibular atau labirinitis. Ini adalah masalah telinga bagian dalam biasanya berhubungan
dengan infeksi (biasanya virus). Infeksi menyebabkan peradangan pada telinga bagian dalam sekitar
saraf yang penting untuk membantu keseimbangan pada tubuh.

2. Vertigo Sentral

Vertigo sentral terjadi akibat adanya masalah pada otak. Bagian otak yang paling berpengaruh terhadap
kejadian penyakit ini adalah cerebellum atau otak kecil.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menjadi penyebab vertigo sentral, di antaranya:

Stroke. Sebuah kondisi penyumbatan pembuluh darah yang terjadi pada otak.

Konsumsi obat. beberapa jenis obat tertentu yang bisa menimbulkan efek samping sakit kepala dengan
sensasi kepala berputar.

Tumor otak. Penyakit ini menyerang cerebellum atau otak kecil, sehingga mengakibatkan gangguan
koordinasi gerakan tubuh.

Migrain. Munculnya migrain atau sakit kepala sebelah ini disertai dengan rasa nyeri yang berdenyut dan
sering dialami oleh orang mereka yang berusia muda. Migrain biasanya dianggap sebagai salah satu
penyebab umum dari penyakit ini.

Multiple sclerosis. Gangguan sinyal saraf yang terjadi di sistem saraf pusat (otak dan tulang belakang)
yang diakibatkan oleh kesalahan pada sistem kekebalan tubuh seseorang.
Neuroma akustik. Tumor jinak yang tumbuh pada saraf vestibular, yaitu sistem saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak. Sebagian besar kasus neuroma akustik terjadi karena kelainan
genetik.

Kondisi yang Meningkatkan Risiko Vertigo

Kondisi kepala berputar yang disebabkan oleh benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) lebih sering
terjadi pada seseorang yang berusia 50 tahun atau lebih tua, serta lebih sering terjadi pada wanita
daripada pria. Selain itu, cedera kepala atau gangguan lain pada organ keseimbangan telinga juga bisa
membuat Anda lebih rentan terhadap kondisi ini.

Gejala Vertigo

Perlu diketahui bahwa serangan vertigo bisa terjadi tiba-tiba dan bisa berlangsung lama atau singkat.
Apabila Anda memiliki vertigo berat, gejala sakit kepala dengan sensasi kepala berputar bisa
berlangsung selama beberapa hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala yang paling umum terjadi adalah sekeliling Anda terasa seperti berputar diiringi dengungan pada
telinga. Dampaknya, rasa ingin muntah tak terhindarkan dan membuat Anda tidak kuat untuk berdiri.

Meski vertigo adalah gejala, akan tetapi kondisi ini juga dapat menyebabkan atau terjadi bersamaan
dengan gejala lainnya, seperti:

Masalah keseimbangan.

Pusing.

Rasa mabuk perjalanan.

Mual dan muntah.

Dering di telinga (tinnitus).

Perasaan penuh di telinga.

Nistagmus, di mana mata bergerak tak terkendali biasanya dari sisi ke sisi.

Diagnosis Vertigo
Selama diagnosis, dokter bisa memeriksa bagaimana cara Anda berjalan, menjaga keseimbangan, serta
bagaimana saraf utama sistem saraf pusat bekerja. Selain tes pendengaran dan tes keseimbangan, tes
lain yang mungkin dilakukan, antara lain:

Eye Movement Testing

Dokter akan mengawasi jalur mata ketika Anda melacak objek bergerak. Selain itu, Anda mungkin akan
diberikan tes gerakan mata di mana air atau udara ditempatkan di saluran telinga.

Head Movement Testing

Jika dokter mencurigai sakit kepala dengan sensasi kepala berputar disebabkan oleh benign paroxysmal
positional, dokter mungkin melakukan tes gerakan kepala sederhana yang disebut manuver Dix-Hallpike
untuk memverifikasi diagnosis.

Posturography

Tes ini memberitahu dokter bagian mana dari sistem keseimbangan yang paling diandalkan dan bagian
mana yang menimbulkan gangguan. Tes ini dilakukan berdiri tanpa alas kaki di atas platform dan
mencoba menjaga keseimbangan dalam berbagai kondisi.

Rotary Chair Testing

Selama tes ini, Anda duduk di kursi yang dikendalikan komputer yang bergerak sangat lambat dalam
lingkaran penuh. Pada kecepatan yang lebih cepat, ia bergerak bolak-balik dalam lengkungan yang
sangat kecil.

Selain beberapa pemeriksaan seperti di atas, Anda mungkin disarankan melakukan tes darah untuk
memeriksa infeksi dan tes lain untuk memeriksa kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Sementara itu, tanda-tanda peringatan komplikasi serius meliputi:

Sakit kepala dengan sensasi kepala berputar yang muncul tiba-tiba tidak terpengaruh oleh perubahan
posisi.
Sakit kepala dengan sensasi kepala berputar yang berhubungan dengan tanda-tanda neurologis seperti
kurangnya koordinasi otot yang parah atau kelemahan baru.

Sakit kepala dengan sensasi kepala berputar yang berhubungan dengan tuli dan tidak ada riwayat
penyakit Ménière.

Pengobatan Vertigo

Obat vertigo tergantung pada apa yang menyebabkannya. Dalam banyak kasus, tanpa harus mencari
vertigo obatnya apa, gejala sakit kepala dengan sensasi kepala berputar bisa hilang sendiri. Terjadinya
kesembuhan tanpa obat ini dikarenakan otak mampu beradaptasi—setidaknya sebagian, dan dengan
adanya perubahan telinga bagian dalam.

Bagi beberapa orang, cara mengatasi sakit kepala dengan sensasi kepala berputar yang dibutuhkan
dapat termasuk:

1. Rehabilitasi Vestibular

Ini adalah jenis terapi fisik yang bertujuan membantu memperkuat sistem vestibular. Fungsi dari sistem
vestibular adalah untuk mengirim sinyal ke otak tentang kepala dan gerakan tubuh relatif terhadap
gravitasi. Rehab vestibular mungkin disarankan jika Anda memiliki serangan berulang. Ini membantu
melatih indera untuk mengompensasi.

2. Manuver Reposisi Kanalit

Pedoman dari American Academy of Neurology merekomendasikan serangkaian gerakan khusus untuk
kepala dan tubuh dalam rangka menangani BPPV. Gerakan yang dilakukan untuk memindahkan deposit
kalsium keluar dari kanal ke dalam ruang telinga bagian dalam sehingga mereka dapat diserap oleh
tubuh.

Anda mungkin akan memiliki gejala vertigo selama prosedur ketika kanalit bergerak. Seorang dokter
atau ahli terapi fisik dapat memandu gerakan manuver ini.

3. Obat Resep

Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat diberikan untuk meringankan gejala seperti mual atau mabuk
terkait dengan kondisi sakit kepala dengan sensasi kepala berputar. Jika kondisi ini disebabkan oleh
infeksi atau peradangan, antibiotik atau steroid dapat mengurangi pembengkakan dan menyembuhkan
infeksi. Obat vertigo untuk penyakit Meniere, seperti diuretik (pil air) dapat diresepkan untuk
mengurangi tekanan dari penumpukan cairan.

Obat vertigo lainnya yang bisa Anda gunakan: antihistamin, seperti betahistine. Benzodiazepine, seperti
diazepam dan lorazepam. Anti-muntah, seperti metoclopramide.

4. Operasi

Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. Jika vertigo
disebabkan oleh masalah mendasar yang lebih serius, seperti tumor atau cedera pada otak atau leher,
operasi dapat membantu untuk meringankan gejala.

Selain beberapa langkah di atas yang bisa dilakukan, terdapat cara mengatasi vertigo dengan bahan
alami yang bisa dicoba, antara lain:

Cabai rawit.

Kunyit.

Ginkgo Biloba.

Akar jahe.

Gongjin-dan.

Meski belum ada cukup bukti untuk mengonfirmasi bahwa obat herbal dapat meredakan gejala sakit
kepala dengan sensasi kepala berputar. Namun, uji klinis yang saat ini sedang dilakukan adalah
menyelidiki efek Gongjin-dan.

Sementara itu, sebuah studi yang diterbitkan di National Center for Biotechnology Information
mengungkapkan, akupuntur dapat mengurangi gejala sakit kepala dengan sensasi kepala berputar.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi keefektifan metode perawatan ini.
Anda harus bertanya kepada dokter sebelum menggunakan perawatan alternatif apa pun. Selain itu,
Anda juga harus mengunjungi dokter jika kondisi Anda tiba-tiba atau memburuk—karena hal ini
mungkin memerlukan perawatan sesuai kondisi yang mendasarinya.

Pencegahan Vertigo

Kondisi sakit kepala dengan sensasi kepala berputar dapat meningkatkan risiko Anda jatuh dan melukai
diri sendiri. Mengalami vertigo saat berkendara atau mengoperasikan alat berat dapat meningkatkan
kemungkinan kecelakaan.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini, antara lain:

Orang yang keseimbangannya dipengaruhi oleh vertigo harus mengambil tindakan pencegahan untuk
mencegah cedera dari jatuh.

Orang yang memiliki faktor risiko stroke harus mengendalikan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
serta berhenti merokok.

Orang dengan penyakit Ménière harus membatasi garam dalam makanannya.

Referensi

Cunha, John P, DO, FACOEP. Vertigo.


https://www.emedicinehealth.com/vertigo/article_em.htm#what_is_vertigo. (Diakses pada 4 Desember
2019).

Dizziness. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dizziness/symptoms-causes/syc-20371787.
(Diakses pada 4 Desember 2019).

MacGill, Markus. Everything you need to know about vertigo.


https://www.medicalnewstoday.com/knowledge/160900/vertigo-causes-symptoms-treatments.
(Diakses pada 4 Desember 2019).

Vertigo. https://www.webmd.com/brain/vertigo-symptoms-causes-treatment#1. (Diakses pada 4


Desember 2019).

Apa penyebab vertigo?


Penyebab vertigo sering diakibatkan karena masalah cara kerja bagian telinga dalam mengatur
keseimbangan tubuh. Vertigo bisa juga disebabkan oleh masalah pada bagian otak tertentu, maupun
gerakan kepala tertentu yang bisa memicu vertigo.

Saat Anda menggerakkan kepala, bagian dalam telinga akan memberi tahu di mana posisi kepala Anda
berada lalu mengirimkan sinyal ke otak untuk menjaga keseimbangan. Namun, jika terdapat masalah
pada bagian dalam telinga, maka Anda akan merasakan sakit dan pusing. Beberapa penyebab vertigo
lainya adalah sebagai berikut:

Migrain atau sakit kepala

Labyrinthitis, merupakan infeksi pada bagian dalam telinga yang dapat mempengaruhi pendengaran dan
keseimbangan tubuh Anda.

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan yang dapat menjadi
penyebab terjadinya vertigo saat posisi kepala berubah.

Penyakit Meniere, merupakan gangguan telinga bagian dalam yang disebabkan oleh penumpukan cairan
dan perubahan tekanan pada bagian dalam telinga. Hal ini dapat menjadi penyebab terjadinya vertigo
bersamaan dengan munculnya denging pada telinga (tinnitus) dan gangguan pendengaran.

Neuritis vestibular atau labirinitis, merupakan gangguan pada telinga bagian dalam akibat infeksi
(biasanya disebabkan oleh virus) di sekitar saraf yang penting untuk membantu keseimbangan tubuh.

Selain itu, vertigo juga bisa disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut ini:

1. Dehidrasi

Kadang-kadang vertigo disebabkan karena Anda dehidrasi. Disarankan untuk mengonsumsi air mineral
yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi dan terhindar dari gejala vertigo. Pantau asupan air Anda dan
jika vertigo Anda sering kambuh, cobalah untuk menghindari kondisi panas, lembab, dan kondisi
berkeringat yang mungkin membuat Anda kehilangan cairan lebih banyak di dalam tubuh.

2. Kekurangan vitamin D

Vertigo bisa disebabkan karena Anda jarang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D.
Sebuah penelitian yang dikutip dari Healthline menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat
memperburuk gejala bagi orang-orang yang memiliki BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
penyebab paling umum dari vertigo. Minumlah segelas susu murni tanpa gula, minum jus jeruk, makan
ikan tuna, dan bahkan makan kuning telur juga bisa meningkatkan kadar vitamin D Anda. Minta dokter
Anda untuk memeriksa kadar vitamin D Anda sehingga Anda bisa antisipasi untuk lebih banyak konsumsi
makan yang mengandung vitamin D atau bahkan konsumsi suplemen vitamin D

3. Kebanyakan minum alkohol

Pusing karena efek minum alkohol memang sudah biasa. Tapi siapa sangka kalau alkohol yang Anda
konsumsi bisa bikin vertigo Anda makin parah? Sebenarnya menurut Vestibular Disorders Association,
alkohol dapat mengubah komposisi cairan di telinga bagian dalam Anda. Selain itu, alkohol juga
membuat Anda dehidrasi. Hal-hal ini dapat memengaruhi keseimbangan Anda bahkan ketika Anda
sadar. Mengurangi konsumsi alkohol, atau bahkan berhenti sepenuhnya dapat membantu gejala vertigo
Anda membaik.

Apa saja gejala vertigo?

Gejala paling umum dari vertigo adalah mual, muntah, sakit kepala, telinga berdenging (tinitus), dan
sensasi kepala berputar atau melayang. Biasanya, gejala dapat berlangsung beberapa menit, jam, atau
hari. Berikut gejala vertigo lainnya:

Gerakan mata yang tidak wajar, misalnya dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah secara cepat

Muncul keringat dingin

Telinga berdenging

Gangguan pendengaran

Gangguan penglihatan, misalnya benda-benda yang dilihat seakan digandakan

Berkurangnya tingkat kesadaran

Berbagai pilihan obat vertigo

Obat vertigo yang umumnya digunakan adalah:

1. Meclizine
Meclizine adalah obat vertigo jenis antihistamin untuk mencegah dan meringankan gejala pusing, mual,
dan muntah akibat mabuk kendaraan. Meclizine dapat digunakan sebagai obat vertigo yang disebabkan
oleh masalah telinga bagian dalam.

Dosis umum meclizine untuk obat vertigo pada orang dewasa adalah 25 mg diminum 1-4 kali sehari atau
50 mg diminum 2 kali sehari. Obat ini tersedia lewat resep dokter maupun dijual bebas di apotek.

2. Promethazine

Promethazine adalah obat antihistamin untuk mengobati rasa mual dan muntah-muntah terkait dengan
kondisi tertentu (misal, setelah operasi atau vertigo).

Dosis umum promethazine untuk obat mual dan muntah pada orang dewasa adalah 12.5 sampai dengan
25 mg setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan. Biasanya, obat vertigo ini akan membutuhkan resep.

3. Diphenhydramine

Diphenhydramine adalah antihistamin. Obat vertigo ini bekerja dengan memblokir efek bahan kimia
tertentu (histamin) penyebab mual dan muntah akibat vertigo. Anda bisa memperoleh obat ini tanpa
resep di apotek terdekat.

Dosis umum diphenhydramine untuk obat vertigo dan mual muntah pada orang dewasa adalah 25-50
mg diminum setiap 6-8 jam. Berikan dosis awal 30 menit sebelum paparan pada gerakan dan ulang
sebelum makan dan sebelum perjalanan.

4. Dimenhydrinate

Dimenhydrinate adalah obat antihistamin untuk mencegah dan mengobati mual, muntah, dan pusing
yang disebabkan oleh mabuk perjalanan. Dimenhydrinate juga bisa digunakan sebagai obat vertigo.
Dosis umum dimenhydrinate sebagai obat vertigo untuk orang dewasa adalah 50 sampai 100 mg setiap
4 sampai 6 jam, sampai maksimum 400 mg dalam 24 jam.

5. Lorazepam

Lorazepam adalah obat vertigo kelas benzodiazepin yang bekerja pada otak dan sistem saraf pusat
untuk menghasilkan efek menenangkan. Lorazepam termasuk obat penekan vestibular, yang merupakan
obat untuk mengurangi nystagmus (gerakan mata) disebabkan oleh ketidakseimbangan vestibular, atau
obat untuk mengurangi mabuk kendaraan.

Dosis umum lorazepam sebagai obat vertigo untuk orang dewasa adalah 0.5 mg dua kali sehari.

Informasi di atas bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker
Anda sebelum memulai pengobatan.

Kerja obat vertigo

Banyak pertanyaan mengenai bagaimana kerja obat anti vertigo? Untuk itu harus mengetahui
mekanisme patofisiologi vertigo terlebih dahulu. Dengan perkembangan neuroscience kita banyak
mendapat pengetahuan tentang neurotransmitter dan biomolekuler dari learning dan memori. Vertigo
diduga karena adanya stimulus yang berlebihan yang tidak diimbangi dengan daya adaptasi. Adaptasi
merupakan salah satu bentuk learning dan memori, sehingga stimulus yang berulang nantinya akan
direkam baik di otak bagian hipokampus. Seseorang yang mengalami rangsangan gerakan akan
meningkatkan stress fisik dan psikis yang akan memicu corticotropin releasing faktor (CRP). CRP akan
mengubah keseimbangan dari saraf simpatis terhadap parasimpatis sehingga akan timbul vertigo.
Berikutnya manakala keseimbangan berganti lagi kearah parasimpatis akibat proses reciprokal inhibition
maka muncul gejala mual dan muntah. Jika rangsangan diulang-ulang maka jumlah ion Ca dalam sel
prasinap akan kian berkurang, bersamaan dengan kian menyempitnya kanal ion Ca (kalsium) yang
mempersulit masuknya ion Ca (Ca influk). Dengan demikian rangsangan berulang menyebabkan
progresif Ca channel closure yang diduga merupakan dasar mekanisme proses adaptasi. Yang
selanjutnya menurunkan kemampuan pengeluaran neurotransmitter dengan akibat respon jaringan
(gejala) berkurang kemudian menghilang.
Kerja obat anti vertigo

1. Flunarizin (antagonis kalsium). Cara kerjanya diduga daerah vestibular di dalam sel rambut banyak
mengandung celah kalsium. Dan influk yang terus menerus dari kalsium menyebabkan timbulnya
vertigo. Dengan kerja antagonis kalsium yang menghambat masuknya kalsium akan menyebabkan
rangsangan semakin menurun kemudian menghilang. ( Ca entry bloker ( mengurangi aktivitas eksitatory
SSP dengan menekan pelepasan glutamat, menekan aktivitas NMDA spesial channel, bekerja langsung
sebagai depresor labirin). Flunarizin (sibelium 3x 5-10 mg/hr).

2. Dimenhidrinat merupakan antihistamin yang Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti
vertigo. Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat, difenhidramin,
meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di
susunan saraf pusat. Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya sebagai
obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah sedasi (mengantuk). Pada penderita vertigo
yang berat efek samping ini memberikan dampak yang positif. Efek anticholinergik dan merangsang
inhibitory-monoaminergik dengan akibat inhibisi n vestibularis). cinnarizin 3×25 mg/hr. Dimenhidrinat
(dramamine) 3×30 mg/hr.

3. Betahistin mempunyai struktur analog dengan histamin, aktif peroral meningkatkan sintesis dan
pengeluaran histamin dan dapat meningkatkan kompensasi. Peningkatan kompensasi melalui efek
vasodilatasi, efek arausal, dan restorasi fungsi vestibular. (histaminik (inhibisi neuron polisinaptik pada
nervus vestibularis lateralis (merislon) 3×8 mg.

a) Increases cochlear and cerebral blood flow. B) Regulates firing activity of vestibular nuclei. C). H1
agonist and H3 receptor antagonist

Beberapa obat yang dapat digunakan pada pengobatan vertigo antara lain:

Antikolinergik yang biasa digunakan yaitu homatropin dan skopolamin

Antihistamin yang biasa diresepkan untuk vertigo yaitu prometazin, meklozin, siklizin, dimenhidrinat dan
difenhidramin

Histaminergik yang biasa dipakai untuk mengobati vertigo yaitu betahistin dan interhistin.

Antidopaminergik yang biasa diresepkan untuk vertigo yaitu domperidon dan metoklopramid.
Benzodiazepin yang biasa dipakai untuk mengobati vertigo yaitu lorazepam, diazepam, dan klonazepam.

Antagonis kalsium yang biasa dipakai untuk mengobati vertigo yaitu sinarizin dan flunarizin.

Obat vertigo di atas ada yang bisa dibeli bebas tetapi sebagian besar harus menggunakan resep dokter.

Anda mungkin juga menyukai