Anda di halaman 1dari 24

PENGGUNAAN BENTUK DAN POLA

CANDLESTICK CHART DALAM TRADING SAHAM


PADA 4 PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DENGAN
KAPITALISASI PASAR TERBESAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Fuad Gading
lorongcantik@gmail.com

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka

ABSTRAK
Investasi secara umum merupakan penanaman aset atau dana yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi
memperoleh imbal balik yang lebih besar di masa depan. Salah satu analisis yang
lazim digunakan adalah analisis teknikal menggunakan grafik (chart) pergerakan
harga historis untuk memprediksi arah harga di masa yang akan datang. Karya tulis
ini membahas metode analisis teknikal candlestick chart dengan mempraktikkan
metode tersebut dalam trading saham pada 4 perusahaan telekomunikasi dengan
kapitalisasi pasar terbesar di bursa efek indonesia. Ada beberapa jenis bentuk dan pola
candlestick chart yang dapat digunakan memetakan dan membaca pergerakan harga
di pasar finansial secara teknikal serta sebagai panduan atau petunjuk dalam jual beli
saham

Kata kunci: Analisis teknikal; candlestick chart; investasi; trading saham

PENDAHULUAN

Investasi secara umum merupakan penanaman aset atau dana yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi
memperoleh imbal balik yang lebih besar di masa depan.
Seperti yang sudah disinggung di atas, investasi adalah salah satu cara dalam
mengembangkan jumlah uang atau harta yang Anda miliki saat ini. Sederhananya,
Anda bermaksud untuk memperoleh dana lebih dari keuntungan di masa depan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam berinvestasi, imbal balik dan risiko akan selalu
beriringan. Ada jenis investasi yang memiliki risiko kerugian tinggi namun justru

1
mampu menghasilkan imbal balik yang besar, misalnya saham. Tidak jarang, jenis
investasi ini malah membuat seorang investor gigit jari karena tidak mendapatkan
apa-apa. Kemudian jenis lainnya adalah emas yang harganya cenderung merambat
naik setiap tahunnya namun dengan risiko yang lebih kecil sehingga sebagian besar
masyarakat masih menggemari jenis investasi ini.
Untuk memperoleh hasil yang diharapakan, berbagai strategi investasi
dilakukan seperti membeli emas, rumah, deposito, reksadana, saham dan lain
sebagainya. Namun kali ini penulis akan membahas salah satu strategi investasi
saham yang dapat memberikan imbal hasil yang besar yaitu dengan menggunakan
Volume Price Analysis.
Dalam dunia investasi saham ada dua analisis yang lazim digunakan oleh para
praktisi di Bursa Efek Indonesia, yaitu :
- Analisis fundamental merupakan analisis yang mempelajari kondisi
fundamental perusahaan termasuk mempelajari rasio keuangan perusahaan
seperti price earning ratio, debt equity ratio, cash flow , dan lain
sebagainya. Selain itu, analisis fundamental juga memperhatikan kondisi
ekonomi mikro dan makro secara menyeluruh, apakah akan
1
mempengaruhi kinerja perusahaan di masa depan atau tidak .
- Analisis teknikal adalah suatu teknik analisis yang dikenal dalam dunia
keuangan yag digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham
dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan
harga dan volume 2.
Dalam pembahasan ini penulis akan membahas penggunaan analisis teknikal
dalam investasi saham. Pada dasarnya analisis teknikal menggunakan grafik (chart)
pergerakan harga historis untuk memprediksi arah harga di masa yang akan datang.
Semua pasar keuangan menghasilkan data tentang pergerakan harga pasar dalam
berbagai periode waktu. Data ini kemudian ditampilkan dalam grafik.
Analisis teknikal mengasumsikan grafik harga yang mencerminkan tindakan
dari semua pelaku pasar yang terlibat dalam perdagangan dalam periode waktu
tertentu. Dalam hal ini chart yang terbentuk dalam sebuah rangkaian candlestick
chart (Gbr 1) yang dapat digunakan sebagai informasi untuk melakukan trading
saham. Candlestick chart yang terbentuk dapat menggambarkan apa yang sedang

2
terjadi dalam sebuah pembentukan harga saham, candlestick yang berbeda bentuk
akan memiliki informasi yang berbeda pula3.
Banyak indikator yang bisa digunakan dalam analisis teknikal antara lain
Price momentum indicator (stochastic oscillator, Relative Strength Index, Commodity
Channel Index), Trend Following Indicator ( Moving Average , Moving Average
Convergence Divergence), Directional Movement Index Volatility Indicator
(Parabolic SAR), Volume price analysis (Volume, Candlestick)4.
Candlestick yang digabungkan dengan Volume price analysis merupakan
metode yang digunakan dalam trading saham yang powerful namun sederhana, dalam
metode ini kita hanya dituntut untuk mencari sinyal-sinyal yang memberitahukan
kapan harus membeli dan kapan harus menjual dengan memperhatikan candlestick
yang terbentuk yang ditambahkan dengan volume.
Dari penjelasan di atas, bisa kita lihat bahwa investasi saham dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis teknikal khususnya dengan menggunakan metode
candlestick3 dan volume price analysis5. Pada pembahasan ini penulis mencoba untuk
mempraktikkan metode tersebut dalam trading saham pada 4 perusahaan
telekomunikasi dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa efek indonesia. Di bawah
ini tersaji data kapitalisasi pasar sektor telekomunikasi per 31 mei 2019.

No. Simbol Perusahaan Kapitalisasi Pasar


1 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Rp 386,343,000,000,000
2 FREN Smartfren Telecom Tbk. Rp 54,854,000,000,000
3 EXCL XL Axiata Tbk. Rp 30,568,000,000,000
4 ISAT Indosat Tbk Rp 11,140,000,000,000
5 BTEL Bakrie Telecom Tbk. Rp 1,839,000,000,000
6 INVS Inovisi Infracom Tbk. Rp 1,169,000,000,000
7 GHON Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk. Rp 715,000,000,000
8 LCKM LCK Global Kedaton Tbk. Rp 326,000,000,000

METODE
Metode penelitian yang dipakai dalam menyusun karya ilmiah ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi secara
langsung dengan melihat grafik berupa candlestick chart dari keempat saham sektor
telekomunikasi dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Penulis

3
juga memperoleh sumber kepustakaan berupa buku-buku tentang trading saham
menggunakan candlestick chart dan volume price analysis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Candlestick Chart
Candlestick adalah salah satu jenis grafik harga (chart) untuk memetakan dan
membaca pergerakan harga di pasar finansial secara teknikal. Untuk membuat grafik
candlestick, kita harus memiliki data harga pembukaan (open), harga tertinggi (high),
harga terendah (close) dan harga penutupan (close) atau OHLC dalam periode waktu
tertentu. Data harga dalam satu periode waktu tersebut kemudian akan membentuk
satu candle utuh.
Pada satu candle, terdapat bagian tengah yang disebut “body”. Untuk bagian
garis yang tipis, tergambar di bagian atas dan bawah body , maka disebut “shadow”
atau “tail”.Perhatikan anatomi candlestick di bawah ini :

Candlestick chart terbentuk dari rangkaian candle yang terbentuk dalam satu
periode waktu tertentu seperti pada Gambar 1.
2. Candlestick Signals
Dalam buku japanese candlestick charting technique terdapat banyak bentuk
atau pola candlestick yang terdiri dari satu candle, dua candle, tiga candle dan pola
candle, namun pada pembahasan ini penulis hanya membatasi pada bentuk atau pola
candlestick yang terdiri dari satu candle, dua candle dan tiga candle yang merupakan
major signals yang dapat menjadi petunjuk dalam jual beli saham.
Terdapat beberapa bentuk atau pola candlestick6, yaitu :
a. Bullish Engulfing dan bearish engulfing

4
The Engulfing Pattern adalah sebuah pola pembalikan major yang
terdiri dari dua candle yang memiliki body dengan warna yang berbeda. The
bullish engulfing pattern terbentuk setelah sebuah downtrend. Open lebih
rendah dari close hari sebelumnya dan close lebih tinggi dari open hari
sebelumnya.

Hal yang harus diperhatikan pada pola candle ini adalah bahwa pola
candle ini harus terjadi pada akhir dari sebuah downtrend, candle pertama
berwarna hitam dan candle kedua berwarna putih, candle putih secara utuh
memeluk candle hitam tanpa memperhatikan shadow yang ada.
Pola candle ini menggambarkan perubahan sentimen pada pelaku pasar
dan memberitahukan bahwa pembeli sudah melangkah masuk ke dalam pasar.
Sehingga pola candle ini digunakan sebagai sinyal beli saham.
The bearish engulfing pattern merupakan kebalikan dari the bullish
engulfing pattern, pola ini terbentuk setelah sebuah uptrend. Open lebih tinggi

5
dari close hari sebelumnya dan close lebih rendah dari open hari sebelumnya.

Hal yang harus diperhatikan pada pola candle ini adalah bahwa pola
candle ini harus terjadi pada akhir dari sebuah uptrend, candle pertama
berwarna putih dan candle kedua berwarna hitam, candle hitam secara utuh
memeluk candle putih tanpa memperhatikan shadow yang ada.
Pola candle ini menggambarkan perubahan sentimen pada pelaku pasar
dan memberitahukan bahwa penjual sudah melangkah masuk ke dalam pasar.
Sehingga pola candle ini digunakan sebagai sinyal jual saham.
b. Hammer dan Hanging Man
Hammer signal merupakan signal yang paling menarik, mudah
dikenali dengan lower shadow yang menonjol ke bawah setelah akhir dari
sebuah downtrend atau dengan kata lain sinyal untuk membeli saham sudah
muncul, hammer signal terdiri dari satu candle.
Hanging man signal bentuknya sama persis dengan hammer namun
terjadi pada sebuah akhir dari sebuah uptrend atau dengan kata lain sinyal
untuk menjual saham sudah muncul.

6
Hal yang harus diperhatikan dari bentuk candle hammer dan hanging
man ini adalah bahwa bentuk ini harus terjadi pada akhir sebuah downtrend
untuk hammer dan uptrend untuk hanging man, body yang kecil disertai
dengan lower shadow yang berukuran minimal dua kali body,tidak
mempunyai upper shadow atau memiliki upper shadow yang sangat pendek,
warna candle tidak penting namun candle putih sedikit lebih menggambarkan
bullish implications dibandingkan candle berwarna hitam untuk hammer, dan
candle hitam sedikit lebih menggambarkan bearish implications dibandingkan
candle putih untuk hanging man.

c. Pierceng Pattern dan Dark Cloud Cover


Pierceng pattern terdiri dari dua candle dalam sebuah pasar yang
downtrend, candle pertama berwarna hitam sedangkan candle kedua berwarna
putih, open gap down dibandingkan close hari sebelumnya dan close melebihi

7
setengah dari body hari sebelumnya. Pola candle ini digunakan sebagai signal
beli saham.
Dark Cloud Cover merupakan kebalikan dari pierceng Line, terjadi
pada sebuah pasar yang uptrend , candle pertaama berwarna putih dan candle
kedua berwarna hitam, open gap up dibandingkan close hari sebelumnya dan
close melebihi setengah dari body hari sebelumnya. Pola ini digunakan sebagai
sinyal jual saham.

d. Bullish Harami dan bearish harami


Bullish Harami terdiri dari dua candle yang terjadi pada sebuah pasar
yang downtrend, candle pertama berwarna hitam sedangkan candle kedua
berwarna putih , candle pertama memiliki body yang besar sedangkan candle
kedua memiliki body yang kecil, open dan close berada diantara body hari
sebelumnya. Pola candle ini digunakan sebagai signal beli saham.
Bearish Harami merupakan kebalikan dari bullish harami, juga terdiri
dari dua candle namun terjadi pada sebuah pasar yang uptrend, candle
pertama berwarna putih sedangkan candle kedua berwarna hitam , candle
pertama memiliki body yang besar sedangkan candle kedua memiliki body
yang kecil, open dan close berada diantara body hari sebelumnya. Pola
candle ini digunakan sebagai signal jual saham.

8
e. Morning Star dan evening star
Morning star terbentuk pada sebuah downtrend yang terdiri dari tiga
candle, candle pertama berwarna hitam, candle kedua warna hitam atau putih
tetapi harus dipastikan bahwa open dan close candle kedua lebih rendah
daripada close hari sebelumnya, candle ketiga berwarna putih dengan open
sama dengan atau lebih tinggi daripada open atau close hari sebelumnya dan
close lebih tinggi dari setengah body dari candle pertama. Apabila pola
candle ini terbentuk artinya signal beli sudah muncul.
Sebaliknya, evening star terbentuk pada sebuah uptrend yang terdiri
dari tiga candle, candle pertama berwarna putih, candle kedua warna hitam
atau putih tetapi harus dipastikan bahwa open dan close candle kedua lebih
tinggi daripada close hari sebelumnya, candle ketiga berwarna hitam dengan
open sama dengan atau lebih rendah daripada open atau close hari
sebelumnya dan close lebih rendah dari setengah body dari candle pertama.
Apabila pola candle ini terbentuk artinya signal jual sudah muncul.

9
f. Bullish Kicker dan bearish kicker
Signal ini merupakan signal yang paling powerfull di antara signal
yang ada. Bullish kicker terbentuk dari dua candle dimana candle pertama
berwarna hitam dan candle kedua berwarna putih, open candle kedua sama
dengan open candle pertama namun dengan pergerakan harga yang berbeda
dari harga pembukaan. Sedangkan bearish kicker merupakan kebalikan dari
bullish kicker yang terbentuk dari dua candle, candle pertama berwarna putih
dan candle kedua berwarna hitam, open candle kedua sama dengan open
candle pertama. Pola candle ini menggambarkan perubahan sentimen yang
dramatis.

g. Inverted hammer dan Shooting Star


Inverted hammer dan shooting star memiliki anatomi candle yang
sama layaknya hammer dan hanging man namun berada pada sebuah trend
pasar yang berbeda, inverted hammer dan shooting star memiliki body yang

10
kecil dengan upper shadow yang berukuran minimal dua kali ukuran
bodynya, tanpa lower shadow atau dengan lower shadow yang sangat
pendek.

Inverted hammer terbentuk pada sebuah pasar yang downtrend


sedangkan shooting star terbentuk pada sebuah pasar yang uptrend6.

3. Penggunaan Bentuk dan Pola Candlestick Chart


Setelah kita membahas bentuk dan pola candlestick chart di atas, untuk
mendukung penggunaannya, mari kita membahas beberapa hal yang dapat dijadikan
kombinasi dalam menggunakan candlestick chart, yaitu :
- Support adalah tingkat atau area harga tertentu yang dapat diyakini sebagai
titik terendah pada suatu masa, dimana seakan-akan tingkat harga ini
menjaga suapaya harga tidak jatuh lebih dalam, saat menyentuh support
harga seperti memantul kembali ke atas. Jika support ini tertembus

11
(breakdown), maka harga akan turun ke bawah hingga menemukan titik
support baru.
- Resistance adalah kebalikan dari support, yaitu tingkat atau area harga
tertentu yang diyakini sebagai titik atau area tertinggi pada suatu masa,
dimana aksi jual cukup besat sehingga menghambat harga bergerak naik.
Biasanya harga akan turun setelah menyentuh resistance. Jika resistance
tembus (breakout), harga akan naik hingga resistance berikutnya. Akan
selalu ada level supprot dan resistance psiklogis di angka-angka “cantik”
seperti Rp. 1.000, Rp. 2.000, Rp.3.000 dan seterusnya. Selain itu perlu
diingat bahwa supprot dan resistance bukan merupakan sebuah tembok
kokoh tapi lebih mirip dengan sebuah bantalan elastis yang mempunyai
rangeharga7.

- Volume adalah salah satu indikator yang menunjukkan minat para trader
ataupun investor terhadap suatu saham tertentu. Jadi semakin banyak
orang yang mentradingkan suatu saham , volumenya tentu cenderung lebih
besar dibandingkan dengan saham yang sepi. Indikator ini dapat digunakan
sebagai konfirmasi implikasi kuatnya pembalikan arah atas signal yang

12
telah muncul, semakin besar volume maka implikasi pembalikan arah akan
semakin besar pula.

- Risk VS Reward adalah risiko berbanding reward, insting bisa jadi


mendorong keputusan investasi, tatapi kalkulasi risk/reward bisa
dilakukan secara objektif. Selain itu setiap orang memiliki toleransi yang
berbeda terhadap risiko sehingga tidak ada batasan baku risk/reward yang
harus ditaati dalam trading, selama semuanya menghasilkan keuntungan.
- Charting Tools, semua teori di atas dapat divisualisasikan melalui sebuah
charting tools dimana dalam hal ini penulis menggunakan Stockbit Pro
yang dapat diakses melalui laman https://stockbit.com dengan biaya sekitar
Rp. 1.800.000/tahun sampai dengan Rp. 3.000.000/tahun tergantung paket
pembayaran yang dipilih atau bisa melalui https://www.investing.com untuk
versi free, selain itu penulis juga menggunakan bot screener telegram
yaitu @HQSahamIDX_bot untuk mempermudah proses live screener
bentuk candle yang muncul dengan biaya langganan Rp. 53.000/3 bulan.
Setelah membahas semua hal yang perlu diketahui dalam trading saham,
selanjutnya kita akan membahas cara penggunaan semua elemen tersebut ke dalam
beberapa emiten sektor telekomunikasi dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa
Efek Indonesia,dalam hal ini penulis menggunakan daily chart dalam melakukan
trading, yaitu :
a. TLKM (Telekomunikasi Indonesia Tbk)
Perhatikan Gambar 2

13
 Support 1 = 3.700, Support 2 = 3.600, Support 3 = 3.500 (Support
psikologis)
 Resistance 1 = 4.000 (Resistance psikologis), Resistance 2 = 4.100
 Titik A tepat berada di resistance 1 dan membentuk pola candle
bearish harami kemudian diikuti oleh dua candle hanging man dengan
upper shadow kecil yang tepat menyentuh resistance psikologis di
harga 4.000, waktunya untuk menjual saham.
 Titik B tepat berada di support 2 dan membentuk pola candle morning
star dan candle ketiga dari pola itu adalah hammer sehingga, waktunya
untuk membeli.
 Titik C tepat berada pada resistance 1 dan membentuk pola candle
evening star dimana candle pertama dari pola tersebut adalah hanging
man, selain itu candle ketiga juga memiliki volume yang lebih besar
dibadingkan dengan dua candle sebelumnya namun dengan body yang
sangat kecil, waktunya menjual.
 Titik D berada pada support 1 dan membentuk candle inverted hammer
dan pola candle engulfing pattern, selain itu peningkatan volume pada
candle kedua dari pola engulfing pattern tidak memberikan dampak
kenaikan harga yang besar sehingga waktunya untuk membeli saham.
 Titik E berada pada resistance psikologis tidak langsung memberikan
signal, bahkan mampu menembus level psikologis di harga 4.000
hingga mencoba mencapai resistance 2, namun ada hal yang harus
diperhatikan yaitu bahwa setiap penembusan level support ataupun
resistance selalu harus disertai dengan konfirmasi, dalam hal ini
penulis menggunakan istilah “harus membangun kemah” artinya
apabila suatu saham menembus level support ataupun resistance
tertentu dibutuhkan dua atau tiga candle yang “membangun kemah”
dan tidak kembali ke level harga yang ditembus, apabila itu terjadi bisa
dipastikan bahwa itu adalah fake signal, dalam hal ini candle kedua
setelah penembusan resistance 1 kemabali ke harga di bawah
resistance 1 dan dikonfirmasi oleh candle hanging man yang

14
mempunyai upper shadow yang tepat menyentuh harga 4.000 sehingga
waktunya untuk menjual bukan untuk dihold.
 Titik F berada pada support psikologis di harga 3.500 dan membentuk
pola bullish harami, waktunya membeli.
b. FREN (Smartfren telecom Tbk)
Perhatikan Gambar 3
 Support 1 = 250 (support psikologis)
 Resistance 1 = 350 (resistance psikologis)
 Titik A berada pada resistance 1 dan membentuk candle hanging
man,waktunya jual.
 Titik B berada pada support 1 dan membentuk candle bullish
engulfing, waktunya beli.
 Titik C berada pada resistance 1 dan membentuk pola candle evening
star, waktunya jual.
 Titik D berada pada support 1 dan membentuk candle hammer,
waktunya beli.
c. EXCL (XL Axiata Tbk)
Perhatikan Gambar 4
 Support 1 = 2.500 (support psikologis), Support 2 = 2.000 (support
psikologis), Support 3 = 1.870
 Resistance 1 = 3.000 (resistance psikologis)
 Titik A berada pada support 1 dan membentuk pola candle bullish
harami,waktunya beli.
 Titik B berada pada support 1 dan membentuk candle bullish harami,
waktunya beli.
 Titik C berada pada resistance 1 dan membentuk candle shooting star,
waktunya jual.
 Titik D berada pada support 3 dan membentuk candle hammer,
waktunya beli.
d. ISAT (Indosat Tbk)
Perhatikan Gambar 5

15
 Support 1 = 2.630, Support 2 = 2.000 (support psikologis), Support 3 =
1.645
 Resistance 1 = 3.000 (resistance psikologis), Resistance 2 = 3.790
 Titik A berada pada support 1, candle hijau pertama dalam lingkaran
memiliki volume yang yang tinggi dibandingkan candle sebelumnya
yang seharusnya apabila volume tinggi pergerakan harga juga
seharusnya besar namun yang terjadi adalah harga tidak beranjak naik
seiring naiknya volume, selanjutnya dua candle merah setalahnya
memiliki low yang sama yaitu 2.630 atau dikenal dengan pola candle
tweezer bottom yang mengindikasikan bahwa harga 2.630 adalah
support yang kuat sehingga waktunya beli.
 Titik B berada pada resistance 1 dan membentuk candle hanging man
diikuti pola candle tweezer top dengan high yang sama yaitu 3.790
sehingga dengan adanya signal tersebut waktunya membeli.
 Titik C berada pada support 3 dan membentuk candle inverted
hammer, waktunya beli.
Sistem di atas dapat kita terapkan pada saham lainnya maupun instrumen
trading lainnya seperti forex, komoditi dan sebagainya, selain itu sistem ini juga bisa
digunakan dalam rentang waktu apapun mulai dari hourly, daily, weekly, monthly dan
seterusnya, namun yang selalu harus diingat bahwa jual beli saham tidak sama dengan
jual beli barang dagangan yang bisa kapan saja dijual dengan harga obralan apabila
kita membutuhkan uang, pada jual beli saham terdapat risiko yang selalu harus
diperhitungkan antara lain saham suspended ataupun terkunci di batas harga bawah 50
rupiah.
Dalam trading saham juga sebaiknya kita membuat aturan buat diri kita sendiri
untuk membantu mendisiplinkan emosi, antara lain :
- Jangan pernah menggunakan margin karena tidak ada yang tahu apa yang
akan terjadi dengan harga saham esok hari. Sebagai ilustrasi, saham xyz
yang memberikan signal beli dan menunjukan ratio risk reward 1:2,
apabila kita menggunakan cash dan pergerakan harga tidak sesuai dan
mengharuskan cut loss maka kita hanya akan merugi sebanyak 1 tetapi

16
apabila menggunakan margin maka akan menyebabkan kerugian menjadi
2 sehingga secara otomatis akan mengurangi modal kita sebanyak 2.
- Gunakanlah uang dingin, uang yang tidak akan terpakai dalam beberapa
waktu ke depan sesuai jangka waktu trading yang ditetapkan.
- Sebelum memutuskan untuk membeli saham pikirkanlah risikonya terlebih
dahulu baru kemudian membayangkan potensi keuntungannya.
- Berhentilah mengikuti grup-grup rekomendasi saham bahkan yang
berbayar sekalipun karena semua itu hanya merusak mentalitas kita dan
membuat kita tidak mau belajar.
- Belajarlah dan terus mencoba karena sesungguhnya usaha itu tidak akan
pernah mengkhianati hasil.
PENUTUP
Trading saham merupakan salah satu cara investasi dari sekian banyak
instrumen investasi yang ada, baik menggunakan analisis fundamental maupun
analisis teknikal. Kedua metode itu tidak ada yang pasti benar akan memberikan
imbal hasil yang diinginkan, walaupun demikian keduanya tetap menyimpan peluang
besar untuk dapat melipatgandakan aset.
Analisis teknikal sendiri memiliki banyak indikator yang bisa digunakan
dalam trading saham namun penulis memilih menggunakan bentuk dan pola
candlestick chart karena penggunaannya yang mudah dan powerful. Banyak orang
mengatakan bahwa trading saham itu sulit, pernyataan itu ada benarnya bagi orang
yang terjun ke dunia trading saham tanpa memiliki ilmu dan tolls, namun bagi mereka
yang menguasai ilmunya dapat membuat keuntungan secara konsisten.
Hal yang ingin penulis sampaikan, bahwa trading saham itu tidaklah sesulit
yang dikatakan kebanyakan orang, trading saham dari dulu hingga saat ini tidak
pernah berubah, pergerakan harga yang ada hanya sebuah kumpulan psikologis
manusia yang ada di dalamnya yang tergambar dari candlestick chart.
Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk terjun ke dalam dunia trading
saham, marilah kita banyak belajar, banyak mempratikkannya dan bersabar dalam
belajar karena tidak ada hal yang bisa membuat kita kaya dalam waktu singkat, semua
ilmu yang kita pelajari tanpa disadari akan menjadi mudah dengan sendirinya seiring
berjalannya waktu.

17
Akhir kata, jangan menunggu tua untuk sadar investasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Darmawan, Harris. Mengapa Perlu Analisis Fundamental Saham? (Internet). 2018
(Accessed on June 7th, 2019). Available from https://www.finansialku.com/analisis-
fundamental-dan-rasio-keuangan/

2. Wikipedia Indonesia. Analisis Teknis. (Internet). Accessed on June 10th, 2019.


Available from https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_teknis

3. Nison, Steve. Japanese Candlestick Charting Techniques. New York Institute of


Finance. 1991.
4. Rachmat. Contoh-Contoh Dan Pengenalan Analisa Teknikal. (Internet). 2013
(Accessed on June 9th, 2019). Available from
https://www.seputarforex.com/artikel/contohcontoh-dan-pengenalan-analisa-teknikal-
123403-31
5. Coulling, Anna. A Complete Guide to Volume Price Analysis. 1st ed. Marinablu
International Ltd. 2013.

6. Bigalow, Stephen W. The Major Candlestick Signals. 1st ed. The Candlestick
Forum LLC.

7. Darmawan, Harris. Support dan Resistance dalam Trading Saham. (Internet). 2018.
(Accessed on June 10th, 2019). Available from
https://www.finansialku.com/mengenal-support-dan-resistance-dalam-grafik-
perdagangan-saham/

18
19
Gambar 1

1
Gambar 2

2
Gambar 3

3
Gambar 4

4
Gambar 5

Anda mungkin juga menyukai