Ridho K. Wattimena
Laboratorium GeomekanikaFIKTM – ITB
1
Mengapa mempelajari tegangan?
• Pada massa batuan terdapat kondisi tegangan awal
(insitu stress) yang harus dimengerti, baik secara
langsung maupun sebagai kondisi tegangan yang
diterapkan pada analisis dan desain.
• Selama dilakukan penggalian pada suatu massa batuan,
kondisi tegangan akan berubah secara dramatik karena
batuan yang tadinya mengalami tegangan telah digali
sehingga tegangan akan terdistribusikan kembali.
• Tegangan merupakan besaran tensor dan tensor tidak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
©RKW 2
Skalar, Vektor, dan Tensor
©RKW 3
Definisi Tegangan
Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik O dalam
suatu benda dapat diterangkan sebagai berikut.
• Untuk setiap arah OP melalui O
dapat dianggap bahwa benda
dapat dipotong melalui suatu
bidang kecil δA melalui O dan
normal terhadap OP.
• Permukaan pada sisi P disebut
sisi positif, sedangkan pada sisi
lainnya disebut sisi negatif.
©RKW 4
Definisi Tegangan (Lanjutan)
©RKW 6
Konvensi Tanda
• Gaya-gaya yang dianggap
positif adalah gaya-gaya
tekan, yaitu yang berarah
seperti yang ditunjukkan
oleh δF.
• Hal ini berlawanan dengan
konvensi yang digunakan
dalam teori elastisitas dan
mekanika kontinu.
©RKW 7
Konvensi Tanda (Lanjutan)
©RKW 9
Konvensi Tanda (Lanjutan)
©RKW 10
Konvensi Tanda (Lanjutan)
©RKW 11
Konvensi Tanda (Lanjutan)
©RKW 13
Tegangan Dalam Dua Dimensi
• Perhatikan sebuah elemen
bujursangkar dengan sisi
yang sangat kecil pada
bidang x-y dan tebal t.
• Elemen ini mengalami
tegangan normal σx, σy
dan tegangan geser τxy =
τyx.
©RKW 14
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
©RKW 15
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Dari trigonometri:
1
cos 2 θ = (1 + cos 2θ )
2
1
sin 2 θ = (1 − cos 2θ )
2
cos 2 θ + sin 2 θ = 1
2 sin θ cos θ = sin 2θ
©RKW 17
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
σx σy
σ= (1 + cos 2θ ) + τ xy sin 2θ + (1 − cos 2θ )
2 2
σ x σ x cos 2θ σ y σ y cos 2θ
σ= + + − + τ xy sin 2θ
2 2 2 2
σx + σy σx − σy
σ= + cos 2θ + τ xy sin 2θ
2 2
©RKW 18
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
∑ Fσ =0
τ at = −σ x cos θ a cos θ t + τ xy cos θ a cos θ t
+σ y cos θ a sin θ t − τ yx sin θ a sin θ t
τ = (σ y − σ x )sin θ cos θ + τ xy (cos 2θ − sin 2θ )
Dari trigonometri:
1
sin θ cos θ = sin 2θ
2
cos 2 θ − sin 2 θ = cos 2θ
©RKW 19
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
σy − σx
τ = sin 2θ + τ xy cos 2θ
2
σx − σy
τ = − sin 2θ + τ xy cos 2θ
2
©RKW 20
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Persamaan – persamaan :
σx + σy σx − σy
σ= + cos 2θ + τ xy sin 2θ
2 2
σx − σy
τ = − sin 2θ + τ xy cos 2θ
2
• Persamaan-persamaan yang
diturunkan untuk σ dan τ
dapat juga dilihat sebagai
persamaan untuk
menghitung σx’ dan τx’y’ pada
sebuah sistem sumbu O,x’,y’
yang merupakan hasil rotasi
sumbu O,x,y sebesar θ.
• Tegangan σy’ dapat dihitung
dengan mengganti θ dengan
θ+90O
©RKW 22
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
©RKW 23
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Dengan menjumlahkan
σ x ' = σ x cos 2 θ + 2τ xy sin θ cos θ + σ y sin 2 θ
σ y ' = σ x sin 2 θ − 2τ xy sin θ cos θ + σ y cos 2 θ
diperoleh
σ x ' + σ y ' = σ x (cos 2 θ + sin 2 θ ) + σ y (cos 2 θ + sin 2 θ )
σ x' + σ y' = σ x + σ y
= − (σ x − σ y ) sin 2θ + τ xy cos 2θ
1
τ x'y'
2
• Arah-arah dimana τ=0 disebut sumbu-sumbu utama
(principal axes) dan komponen-komponen tegangan
pada arah ini disebut tegangan-tegangan utama
(principal stresses) dan dinotasikan dengan σ1 dan σ3.
©RKW 25
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
σx − σy
τ = − sin 2θ + τ xy cos 2θ
2
σx − σy
0 = − sin 2θ + τ xy cos 2θ
2
σx − σy
sin 2θ = τ xy cos 2θ
2
sin 2θ 2 τ xy
=
cos 2θ σ x − σ y
2 τ xy
tan 2θ =
σx − σy
©RKW 26
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
©RKW 27
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
σ1 = (σ x + σ y ) + (σ x − σ y )2 + τ xy2
1 1
2 4
σ 3 = (σ x + σ y ) − (σ x − σ y ) + τ xy2
1 1 2
2 4
©RKW 28
Lingkaran Mohr
Lihat kembali persamaan untuk menghitung σ dan τ
σx + σy σx − σy
σ= + cos 2θ + τ xy sin 2θ
2 2
σx − σy
τ = − sin 2θ + τ xy cos 2θ
2
©RKW 29
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
σx + σy σx − σy
σ− = cos2θ + τ xy sin2θ
2 2
σx − σy
τ = − sin2θ + τ xy cos2θ
2
©RKW 30
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2 2
σx + σy σx − σy
σ − = cos2θ + τ xy sin2θ
2 2
2 2
σx + σy σx − σy
σ − = cos 2 2θ
2 2
σx − σy
+ 2 τ xy sin 2θ cos 2θ
2
+ τ xy
2
sin 2 2θ
©RKW 31
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2
σx − σy
τ = −
2 sin2 θ + τ xy cos2 θ
2
2
σx −σy σx − σy
τ =
2 sin 2θ − 2
2 τ xy sin 2θ cos 2θ + τ xy
2 cos 2 2θ
2 2
©RKW 32
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2 2
σx + σy σx − σy
σ − + τ =
2 + τ xy
2
2 2
PERSAMAAN LINGKARAN
©RKW 33
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
(x − a )2 + (y − b )2 = R 2
©RKW 34
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2 2
σx + σy σx − σy
Persamaan : σ − + τ =
2 + τ xy
2
2 2
adalah Persamaan Lingkaran dengan:
2
©RKW 35
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
©RKW 36
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
+
+
-
+ +
-
+
+
©RKW 38
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
©RKW 39
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
©RKW 40
Latihan 1
©RKW 41
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 42
Latihan 1 (Lanjutan)
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 30O berlawanan arah jam dari arah bekerjanya σx (sumbu x)
ATAU
Bersudut 30O berlawanan arah jam dari bidang tempat σx bekerja (Bidang A)
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 60O searah jarum jam dari arah bekerjanya σy (sumbu y)
ATAU
Bersudut 60O searah jarum jam dari bidang tempat σy bekerja (Bidang B)
σx + σy σx − σy
σ= + cos 2θ + τ xy sin 2θ
2 2
σx − σy
τ = − sin 2θ + τ xy cos 2θ
2
©RKW 45
Latihan 1 (Lanjutan)
σx + σy σx − σy
σ= + cos 2θ + τ xy sin 2θ
2 2
22 + 6 22 − 6
σ= + cos 60 O + 6 sin 60 0
2 2
σ = 14 + 4 + 5.196 = 23.196 MPa
σx − σy
τ = − sin 2θ + τ xy cos 2θ
2
22 − 6
τ = − sin 60 O + 6 cos 60 O
2
τ = −6.928 + 3 = −3.928 MPa
©RKW 46
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 47
Latihan 1 (Lanjutan)
σ1 = 24 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5o berlawan arah jam
dari arah bekerjanya σx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5o berlawanan arah jam dari
bidang tempat bekerjanya σx (Bidang A)
©RKW 48
Latihan 1 (Lanjutan)
σ3 = 4 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5O berlawanan arah
jam dari arah bekerjanya σx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5O berlawanan arah jam dari
bidang tempat bekerjanya σx (Bidang A)
©RKW 49
Latihan 1 (Lanjutan)
σ1 = (σ x + σ y ) + (σ x − σ y ) + τ xy2
1 1 2
2 4
σ 3 = (σ x + σ y ) − (σ x − σ y )2 + τ xy2
1 1
2 4
©RKW 50
Latihan 1 (Lanjutan)
= (σ x + σ y ) ± (σ x − σ y )2 + τ xy2
1 1
σ1,3
2 4
1 1
= (22 + 6 ) ± (22 − 6) + 6 2
2
σ1,3
2 4
σ1,3 = 14 ± 10
σ1 = 24 MPa
σ 3 = 4 MPa
©RKW 51
Latihan 1 (Lanjutan)
2τ xy
2θ = tan −1
σx − σy
2( 6 )
2θ = tan −1
22 − 6
12
2θ = tan −1
16
2θ1 = 36.87 O ⇒ θ1 = 18.43O
2θ 2 = (180 O + 36.87 O ) ⇒ θ 2 = 108.43O
©RKW 52
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 53
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 54
Tegangan dalam 3 Dimensi
• Tegangan-tegangan yang bekerja pada
sisi kubus dapat dinyatakan dengan:
– Tiga tegangan normal σxx, σyy, dan σzz
– Enam tegangan geser τxy, τyx, τyz, τzy, τzx,
dan τxz
©RKW 55
Tegangan dalam 3 Dimensi (Lanjutan)
σ x τ xy τ zx
[σ ] = τ xy σy τ yz
τ zx τ yz σ z
©RKW 56
Transformasi Tegangan
• Sumbu-sumbu referensi untuk
penentuan kondisi tegangan dapat
dilakukan secara bebas.
• Sistem sumbu asal (x,y,z)
• Sistem sumbu baru (l,m,n)
• Orientasi dari sumbu tertentu, relatif
terhadap sumbu-sumbu asal
didefinsikan oleh sebuah vektor baris
dari cosinus arah.
• Cosinus arah adalah proyeksi dari
vektor satuan yang paralel dengan
salah satu sumbu baru (l, m, atau n)
pada salah satu sumbu lama (x, y, atau
z).
©RKW 57
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
©RKW 58
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
©RKW 59
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
©RKW 60
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
©RKW 61
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
©RKW 62
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
©RKW 63
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
t x σ x τ xy τ zx λx
t = τ σy
τ yz λ
y xy y
t z τ zx τ yz σ z λz
atau
[t ] = [σ ] [λ]
• Dengan melakukan hal yang
sama untuk sumbu-sumbu l, m,
dan n diperoleh:
©RKW 64
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
tl σ l τ lm τ nl λl
t = τ σm τ mn λ
m lm m
t n τ nl τ mn σ n λn
atau
[t* ] = [σ* ] [λ* ]
• [t], [t*], [l], dan [l*] adalah
vektor-vektor yang dinyatakan
relatif terhadap sistem
koordinat x,y,z dan l,m,n.
©RKW 65
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Dari dasar-dasar analisis vektor :
Suatu vektor [v] ditransformasikan dari satu sistem sumbu x,y,z ke
sistem sumbu l,m,n melalui persamaan transformasi:
vl l x lx l y v x
v = m my
m z v y
m x
vn n x ny n z v z
atau
[v *] = [R ][v]
©RKW 66
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Matriks [R] adalah matriks rotasi yang baris-barisnya dibentuk oleh vektor
baris cosinus arah dari sumbu baru terhadap sumbu asal.
• Sifat khas matriks [R] adalah bahwa invers-nya sama dengan transpose-nya,
atau:
[R ]−1 = [R ]T
• Kembali ke persamaan-persamaan yang menghubungkan [t] dan [t*]
λ] dan [λ
serta [λ λ*]:
©RKW 67
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
[t* ] = [R ] [t ] ⇒ [t ] = [R ]T [t* ]
dan
[λ* ] = [R ] [λ ] ⇒ [λ ] = [R ]T [λ* ]
sehingga
[t* ] = [R ] [t ] = [R ] [σ ] [λ ] = [R ] [σ ] [R ]T [λ* ]
karena
[t* ] = [σ* ] [λ* ]
maka
[σ* ] = [R ] [σ ] [R ]T
atau dalam bentuk yang diperluas :
©RKW 68
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
σ l τ lm τ nl l x ly l z σ x τ xy τ zx l x mx nx
τ
lm σ m τ mn = m x my m z τ xy σ y τ yz l y my ny
τ nl τ mn σ n n x ny n z τ zx τ yz σ z l z mz n z
©RKW 69
Tegangan Utama
• Seperti telah diuraikan sebelumnya, bidang utama (principal
plane) adalah bidang dimana tidak terdapat tegangan geser.
• Pada bidang ini hanya bekerja tegangan normal yang
merupakan tegangan utama (principal stress), sedangkan
normal dari bidang tersebut merupakan arah dari sumbu
utama (principal axis).
• Karena terdapat tiga acuan arah yang harus diperhitungkan,
akan terdapat juga tiga sumbu utama.
• Jadi, ada tiga tegangan utama dan tiga sumbu utama yang
harus ditentukan untuk menggambarkan kondisi tegangan di
sebuah titik.
©RKW 70
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Misalkan bahwa bidang ABC pada pembahasan terdahulu
mempunyai orientasi sedemikian rupa sehingga resultan
tegangan yang bekerja padanya hanya tegangan normal σp.
• Komponen-komponen traksi pada bidang ABC adalah:
t x λ x
t = σ λ
y p y
t z λ z
• Pada pembahasan terdahulu komponen-komponen traksi
dapat dihubungkan juga dengan kondisi tegangan dan
orientasi bidang: t x σ x τ xy τ zx λ x
t = τ σ τ
y xy y yz λ y
t z τ zx τ yz σ z λ z
©RKW 71
Tegangan Utama (Lanjutan)
©RKW 72
Tegangan Utama (Lanjutan)
σ 3p − I1σ 2p + I 2 σ p − I 3 = 0
dimana
I1 = σ x + σ y + σ z
I 2 = σ x σ y + σ y σ z + σ z σ x − (τ xy
2
+ τ yz
2
+ τ zx2 )
I 3 = σ x σ y σ z + 2τ xy τ yz τ zx − (σ x τ 2yz + σ y τ zx2 + σ z τ xy
2 )
©RKW 73
Tegangan Utama (Lanjutan)
©RKW 74
Tegangan Utama (Lanjutan)
Setiap tegangan utama akan berhubungan dengan sumbu
utama, yang cosinus arahnya (λx,λy,λz) dapat dicari langsung
dari persamaan matriks:
σ x − σ p τ xy τ zx λx
τ xy σy −σp τ yz λ y = [0]
τ zx τ yz σ z − σ p λz
©RKW 75
Tegangan Utama (Lanjutan)
λxi = A ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
λ yi = B ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
λzi = C ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
©RKW 76
Tegangan Utama (Lanjutan)
σ y − σi τ yz
A=
τ yz σ z − σi
τ xy τ yz
B=−
τ zx σ z − σi
τ xy σ y − σi
C=
τ zx τ yz
©RKW 77
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Prosedur untuk menghitung tegangan-tegangan utama dan
orientasi dari sumbu utama secara sederhana adalah penentuan
nilai-nilai eigen (eigenvalues) dari matriks tegangan dan vektor
eigen (eigenvector) dari setiap nilai eigen.
• Karena ketiga sumbu utama saling tegak lurus, maka hasil
perkalian skalar (dot product) dari vektor cosinus arahnya sama
dengan nol:
λx1 λx 2 + λ y1 λ y 2 + λz1 λz 2 = 0
λx 2 λx 3 + λ y 2 λ y 3 + λ z 2 λz 3 = 0
λx 3 λx1 + λ y 3 λ y1 + λz 3 λz1 = 0
©RKW 78
Tegangan Utama (Lanjutan)
©RKW 79
Latihan 2
©RKW 80
Latihan 2 (Lanjutan)
I1 = σ x + σ y + σ z = 22.0 MPa
I 2 = σ x σ y + σ y σ z + σ z σ x − (τ xy
2
+ τ 2yz + τ zx2 ) = 155.0 MPa
I 3 = σ x σ y σ z + 2 τ xy τ yz τ zx − (σ x τ 2yz + σ y τ zx2 + σ z τ xy
2 ) = 350.0 MPa
yang menghasilkan:
σ1 = 10.0 MPa
σ 2 = 7.0 MPa
σ 3 = 5.0 MPa
©RKW 81
Latihan 2 (Lanjutan)
©RKW 82
Latihan 2 (Lanjutan)
λx1 = A ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
= 7.857 10.843 = 0.7246 ( cos 43.6 0 )
λ y1 = B ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
= 3.012 10.843 = 0.2778 ( cos 73.9 0 )
λ z1 = C ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
= − 6.839 10.843 = −0.6307 ( cos 129.10 )
Periksa:
λx21 + λ y21 + λz21 = ( 0.7246 )2 + ( 0.2778 )2 + (-0.6307 )2 = 1.0000
©RKW 83
Latihan 2 (Lanjutan)
©RKW 84
Latihan 2 (Lanjutan)
λx 2 = A ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
= − 0.599 1.881 = −0.3186 ( cos 108.6 0 )
λy 2 = B ( A2 + B 2 + C 2 )
12
= − 1.254 1.881 = −0.6664 ( cos 131.8 0 )
λz 2 = C ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
= − 1.268 1.881 = −0.6740 ( cos 132.4 0 )
Periksa:
λx22 + λ y22 + λz22 = ( − 0.3186 )2 + (-0.6664 )2 + (-0.6740 )2 = 0.9999
©RKW 85
Latihan 2 (Lanjutan)
©RKW 86
Latihan 2 (Lanjutan)
λx 3 = A ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
= 3.749 6.069 = 0.6177 ( cos 51.8 0 )
λy3 = B ( A2 + B 2 + C 2 )
12
= − 4.098 6.069 = −0.6752 ( cos 132.5 0 )
λz 3 = C ( A 2 + B 2 + C 2 )
12
= 2.446 6.069 = 0.4031 ( cos 66.2 0 )
Periksa:
λx23 + λ y23 + λz23 = ( 0.6177 )2 + (-0.6752 )2 + ( 0.4031 )2 = 0.9999
©RKW 87
Latihan 2 (Lanjutan)
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 1 terhadap sumbu utama 2
λx1 λx 2 + λ y1 λ y 2 + λz1 λz 2 =
( 0.7246 )( − 0.3186 ) + ( 0.2778 )( − 0.6664 ) + ( − 0.6307 )( − 0.6740 ) =
0.009 ≈ 0
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 2 terhadap sumbu utama 3
λ x 2 λ x3 + λ y 2 λ y 3 + λz 2 λ z 3 =
(−0.3186)(0.6177) + (−0.6664)(−0.6752) + (−0.6740)(0.4031) =
− 0.018 ≈ 0
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 3 terhadap sumbu utama 1
λ x 3 λ x1 + λ y 3 λ y1 + λ z 3 λ z1 =
(0.6177 )(0.7246 ) + ( −0.6752 )(0.2778 ) + (0.4301)( −0.6307 ) =
0.006 ≈ 0
©RKW 88
Latihan 2 (Lanjutan)
Periksa sifat invariant tegangan-tegangan utama
σ1 + σ 2 + σ 3 = σx + σy + σz =
10.0 + 7.0 + 5.0 = 7.825 + 6.308 + 7.866 =
22.0 MPa 21.999 MPa
©RKW 89