TENTANG
PENGELOLAAN ARSIP DISETIAP PERANGKAT DAERAH
Untuk
KEE NAM Setiap Lembaga Pencipta Arsip pada Pemerintahan Kabupaten Bangka T
diperbolehkan lagi melubangi I membolongi Arsip.
lnstruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Koba
Pada Tanggal F ebruari
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan Puji dan Syukur atas Berkat dan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
tersusunya Buku Panduan Kearsipan ini.
Buku Panduan Kearsipan merupakan penjelasan tentang pelaksanaan proses pengarsipan secara baku di
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dan media/perlengkapan yang digunakan untuk pengarsipan sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Kiranya Buku Panduan Kearsipan ini dapat dipedomani oleh arsiparis-
arsiparis di disetiap Lembaga Pencipta Arsip di Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah. Sehingga tercipta keselarasan
dan keserasian dalam pengelolaan arsip.
Tersusunya Buku Panduan Kearsipan ini tentu bukan dari usaha satu atau dua orang saja. Dukungan moral dan
material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunya buku ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu.
Buku Panduan Kearsipan yang tersusun sekian lama ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diperlukan agar Buku Panduan Kearsipan ini bisa lebih baik nantinya.
KEPALA DINAS
KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN
KABUPATEN BANGKA TENGAH,
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
1 Latar Belakang 1
3 Ruang Lingkup 1
TAHAP-TAHAP PEMBERKASAN 1
PENYUSUTAN / AKUISISI ARSIP 5
PENATAAN ARSIP
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Folder
Gambar 3. Odner
DAFTAR CONTOH
Contoh 1. Pengindeksan
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pedoman pemberkasan arsip aktif ini dibuat telah mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, dan Peraturan Daerah Kabupaten
Bangka Tengah Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Penyelengaraan Kearsipan.
3. Ruang Lingkup
Pedoman ini disusun dengan cakupan bahasan pengelolaan arsip di OPD Kabupaten Bangka Tengah
TAHAP-TAHAP PEMBERKASAN
1. Pemeriksaan (Inspecting)
Kegiatan memeriksa arsip yang akan disimpan.
Beberapa hal yang harus dicermati adalah :
1. Apakah sudah ada diposisi simpan.
2. Apakah lampiran-lampiran (Jika ada) sudah lengkap.
3. Apakah akan disatukan dengan suratnya (jika ada surat) atau dipisahkan karena bentuk fisiknya
mengharuskan demikian.
2. Pengindeksan (Indexing)
Indeks harus singkat
Indeks harus mengandung makna tunggal
Kata yang digunakan harus sudah lazim
Fleksibel untuk perkembangan selanjutnya
Indek harus kata benda atau yang dibendakan
Contoh 1 Pengindeksan
861.5
2011
861.5
2010
861.5
Pegawai Teladan
860
Penilaian
800
KEPEGAWAIAN
Contoh 1.1
Contoh gambar Indeks Nama Organisasi
864.3
Depag
864.3
Kejaksaan
864.3
Ujian Dinas Tk.II
860
Penilaian
800
KEPEGAWAIAN
Contoh 1.2
Contoh gambar Indeks Nama Wilayah
433
Bandung
433
Surabaya
433
SEJARAH
430
KEBUDAYAAN
400
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
Contoh 1.3
Contoh gambar Indeks Masalah / Subyek
709
SPPD
LUAR DAERAH
709
SPPD
DALAM DAERAH
709
BIDANG
PERJALANAN DINAS
700
PENGAWASAN
Contoh 1.4
Contoh gambar Indeks Nama Orang
854
Lasdianti
854
Euis, Aryanti
854
CUTI HAMIL
850
CUTI
800
KEPEGAWAIAN
3. Pengcodean (Coding)
Kegiatan pemberian tanda atau kode yang meweakili arsip yang akan menunjukkan pada tempat yang paling pas
dalam file.
Administrasi No. :
Lihat
Indeks : Kode : Tanggal :
Organisasi No. :
5. Penyortiran (Sortir)
Penyortiran berkas surat dalam filling sistem subyek dilakukan berdasarkan subyek utama, sub subyek serta
rinciannya atau melalui kode – kode yang ditetapkan dalam pola klasifikasi arsip.
Kegiatan ini dilakukan pada saat berkas surat dimasukkan dalam folder untuk memudahkan labelisasi dan
penataan berkas ditempat penyimpanannya.
Berkas dimasukkan ke dalam folder berdasarkan :
Dosier
Arsip disusun atas dasar kesamaan urusan dalam satu berkas.
Seri
Arsip disusun atas dasar kesamaan jenis dalam satu berkas
Rubrik/Subjek
Arsip disusun atas dasar kesamaan masalah dalam satu berkas
Gambar 2 Folder
Gambar 3 Odner
Catatan : Arsip boleh disimpan didalam odner asalkan tidak boleh merusak fisik arsip. (Tambah kertas untuk
dibolongi dan disimpan dalam odner
CUTI
TAHUNAN
7. Pemberkasan Filing
Kegiatan memasukkan folder ke dalam laci Filing Kabinet yang sesuai dengan kode arsip.
Folder berkas dimasukkan ke dalam map gantung dan map gantung dimasukkan ke dalam Filing Kabinet.
Kemudian buat daftar berkas setiap laci filing Kabinet simpan didalam laci tersebut. Filing Kabinet diletakkan di
dalam ruang Central File.
Penyusutan arsip adalah tindakan mengurangi jumlah arsip. Biasanya dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu :
1. Pemindahan arsip inaktif dari nunit pengolah ke unit kearsipan dalam lingkungan organisasi/lembaga.
2. Pemusnahan arsip sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Penyerahan arsip ke pada lembaga yang berwenang.
2. Pemusnahan
Arsiparis memilah arsip-arsip yang tidak bernilai guna/sudahmelampaui Jadwal Retensi Arsip (JRA).
Arsiparis membuat daftar arsip yang dimusnahkan.
Arsiparis membuat Berita Acara Pemusnahan.
Pemusnahan arsip disaksikan oleh pejabat bidang hukum dan/atau bidang pengawasan.
Pemusnahan arsip dilakukan secara total baik fisik maupun informasinya.
Pemusnahan dilakukan dengan cara dicacah, dibakar atau diberi zat kimia hingga hancur.
PENATAAN ARSIP
A. Pengelolaan Arsip Dinamis
Proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan dan
pemeliharaan, serta penyusutan arsip.
Folder
Folder Tempat penyimpanan surat keluar yang dipermanenkan (statis)
Awal mula sebelum ada arsip yang tertata rapi biasanyasuatu institusi atau unit kerja akan menemukan arsip yang
bertumpuk, menjadi satu dan berserakan. Ini yang disebut arsip kacau. Biasanya arsip kacau terjadi karena beberapa hal
yaitu belum memiliki sistem, prosedur dan program yang jelas. Instansi yang sudah memiliki sistem, prosedur dan
program yang jelas namun masih terdapat arsip kacau kemungkinan belum menjalankan sistem tersebut atau terdapat
kekurangan dalam menjalankan sistemnya. Selain sistem, prosedur dan program yang jelas arsip kacau juga terjadi
karena kurang perhatian dari pihak pimpinan maupun pihak pelaksana dalam menangani arsip kacau.
Untuk menata arsip kacau perlu dipersiapkan :
1. Folder Arsip.
Map arsip digunakan untuk menyimpan arsip in aktif yang sudah di kode berdasarkan sub subjek atau sub sub
subjek.
2. Map Gantung
Map Gantung digunakan untuk menyimpan arsip yang masih sering digunakan atau yang disebut arsip aktif. Map
gantung disimpan dalam filing cabinet sehingga memudahkan dalam penemuan arsip.
3. Bok Arsip.
Box arsip digunakan untuk menyimpan arsip in aktif yang telah dimasukkan kedalam folder arsip. Dalam satu box
bisa memuat satu sampai lima map tergantung dari volume arsipnya. Box arsip ini kemudian dapat disimpan di rak
arsip atau didalam lemari geser (Roll Opack)
Langkah Pertama :
Dengan melakukan pemilahan awal. Yaitu memilah arsip menurut bentuk dan coraknya. Contoh bentuk arsip yaitu :
1. Arsip tekstual atau arsip konvensional.
Contoh :
Lembaran Kertas baik berupa surat biasa, Surat Keputusan, Kontrak
2. Arsip audio visual
Contoh :
Foto, CD, VCD
3. Kartografi atau gambar.
Contoh :
Blue Print, Peta
Langkah Kedua :
Memilah arsip berdasarkan subjeknya. Contohnya seperti arsip tekstual yang berupa surat atau surat keputusan dapat
dilihat subjek surat tersebut apakah kepegawaian, keuangan, dan lain sebagainya.
Langkah Ketiga :
Pengelola arsip membuat daftar arsip sementara. Daftar arsip sementara digunakan untuk mengetahui volume dan subjek
arsip apa saja yang ada dalam batas pengelolaan nantinya. Berdasarkan daftar arsip sementara ini pengelola arsip dapat
mempersiapkan pola klasifikasi untuk melakukan pemberkasan arsip.
Langkah Keempat :
Arsip-arsip yang sudah dipilah dimasukkan ke dalam peralatan arsip yang sudah disiapkan. Penempatan ini disesuaikan
dengan jenis dan kondisi arsipnya. Jika arsip tersebut berupa kertas maka penyimpanannya dimasukkan ke dalam folder
arsip dengan arsip yang bersubjek sama. Kemudian folder arsip tersebut dimasukkan ke dalam box arsip. Sedangkan
untuk arsip yang sudah dijilid contohnya kontrak langsung saja dimasukkan kedalam box arsip.
Langkah Kelima :
Kemudian arsip-arsip yang ada di dalam box arsip dientry ke dalam aplikasi atau dalam bentuk sederhana microsoft exel.
PENYIANGAN ARSIP
2. Menyiangi arsip.
Arsip tidak teratur harus terlebih dahulu disiangi dari non arsip atau membuang sesuatu yang tidak ada hubungannya
dengan arsip seperti; map kosong, amplop, blanko, kardus berkas, plastik-plastik dan lain sebagainya, hal ini
dimaksudkan agar arsip menjadi bersih dan dapat diber diberkaskan dengan baik.
3. Memilah arsip
Arsip-arsip yang telah terkumpul harus dipilah-pilah berdasarkan tahun terbitnya dan dipilah berdasarkan Unit kerja
pencipta arsip.
4. Menyatukan berkas
Berkas adalah kumpulan surat-surat yang mempunyai kesamaan masalah atau kegiatan yang saling berhubungan.
Berkas ada yang berkelompok dan pula yang tuggal. Berkas yang berkelompok terdiri dari beberapa item seperti
arsip pendukung yang berkaitan yang mempunyai kesamaan masalah atau kegiatan dan lampiran-lampirannya.
Apabila arsip yang berkelompok tidak menyatu atau terpisah dengan item yang lain maka harus dicari dan satukan
sehingga menjadi berkas yang utuh.
Daftar arsip aktif adalah daftar catatan arsip-arsip yang masih aktif yaitu arsip yang masih digunakan secara langsung
dan terus menerus dan masih dalam proses tindak lanjut.
Daftar arsip in aktif adalah daftar catatan arsip yang frekuensi penggunaannya sudah menurun, daftar ini digunakan
sebagai acuan untuk melakuakan penyusutan arip. Sedangkan daftar arsip yang akan diserahkan adalah daftar arsip
statis yang akan diserahkan ke Arsip Nasional sebagai lembaga kearsipan nasional yang menyimpan arsip statis
yang mengandung nilai guna skunder.
Kegunaan daftar arsip adalah : Informasi yang dicatat dalam daftar arsip;
– Sebagai alat kontrol keberadaan arsip; – Judul Daftar
– Sebagai catatan inventaris arsip; – Unit Pengolah
– Untuk memudahkan penyusutan; – Nomor urut
– Kode Klasifikasi
– Uraian singkat
– Tahun arsip
– Jumlah berkas
– Keterangan
KEPALA DINAS
KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN
KABUPATEN BANGKA TENGAH,