Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN TETRALOGI OF FALLOT

Disusun oleh :
Atun Solehatun (08180100218)
Bagus Wibisono (08180100212)
Budi Lasito (08180100202)
Ita Sariningsih (08180100225)
Sri Widayanti (08180100204)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


TAHUN 2020

WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
Definisi
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis
yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum
ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya
penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis
pulmonal bersifat progresif, makin lama makin berat. Sebagai konsekuensinya,
didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai berikut :
1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua
rongga ventrikel
2. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang
keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga
menebal dan menimbulkan penyempitan
3. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel
kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar
dari bilik kanan
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena
peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal

Gambar 1. Jantung normal dan jantung TOF

Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum
ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling
sedikit sama besar dengan lubang aorta. Tetralogi Fallot adalah kelainan jantung
sianotik paling banyak yang tejadi pada 5 dari 10.000 kelahiran hidup dan
merupakan kelainan jantung bawaan nomor 2 yang paling sering terjadi. TF
umumnya berkaitan dengan kelainan jantung lainnya seperti defek septum atrial.

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 2
Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak
diketahui secara pasti. Diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor
tersebut antara lain:
a. Faktor endogen
1. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
2. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
3. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
b. Faktor eksogen
1. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau
suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,
dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, dan jamu)
2. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
3. Pajanan terhadap sinar –X

Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut


jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari
90% kasus penyebab adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap
faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan karena pada
minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.

Manifestasi Klinis
1. Sesak
Biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas (misalnya menangis atau
mengedan)
2. Berat badan bayi tidak bertambah
3. Pertumbuhan berlangsung lambat
4. Jari tangan seperti tabuh gendering (clubbing fingers)
5. Sianosis/ kebiruan
Sianosis akan muncul saat anak beraktivitas, makan/menyusu, atau
menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di
seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke
kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur
dengan darah yang kaya oksigen dan percampuran darah tersebut dialirkan
ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan
menimbulkan gejala kebiruan.
6. Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan
berjongkok justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik
karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to
left shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam
paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang terjadi maka akan
semakin berat gejala yang terjadi.
Patofisiologi

Terpapar faktor endogen & eksogen


selama kehamilan trimester I-II
Kelainan jantung kongenital sianotik : tetralogi fallot

Stenosis pulmonal Defek septum ventrikel Overiding aorta

Obstruksi >>> berat


Tek. sistolik puncak ventrikel
kanan = kiri
Pirau kanan --kiri
Aliran Obstruksi aliran darah
darah paru keluar vent kanan

O2 dlm darah Hipertrofi Aliran darah Percampuran darah


vent kanan aorta  kaya O2 dg CO2

Hipoksemia
Sesak
Sianosis (blue spells)
Kelemahan tubuh
Hipoksia & laktat ↑
O2 di otak
Asidosis metabolik
kesadaran kejang
 Gangguan pertukaran gas
 Perubahan perfusi jar serebral.
 PK.Hipoksemia
 Ggn integritas kulit.
 Krg pengetahuan ortu :  Risiko cedera
diagnostik,prognosis&perawatan

kompensasi
Bayi/anak cepat lelah : polisitemia
jika menetek,berjalan, Jangka panjang sirkulasi kolateral
beraktifitas
Trombosis Perdarahan
 Ggn nutrisi kurang dr keb
 Intoleransi aktivitastubuh
PK : syok hipovolemik
 Gangguan pola nafas  Gangguan keseimbangan
 Gangguan cairan & elektrolit
pertumbuhan
PK : embolisme paru 
& perkembangan Gangguan perfusi jaringan
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht)
akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin
dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA
menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2),
penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH. Pasien
dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
b. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah
pulmonal, tidak ada pembesaran jantung. Gambaran khas jantung tampak
apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.

Gambar 2. Rongent foto thorak pada anak laki-laki umur 8 tahun dengan
tetralogi Fallot.

c. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak
pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal.
d. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui
defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan
mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan
saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan
pulmonalis normal atau rendah.
e. Ekokardografi

Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi


ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran
darah ke paru-paru.

Gambar 3. Echocardiogram pada pasien dengan tetralogi Fallot

Penatalaksanaan
TOF dibagi dalam 4 derajat : (Teddy Ontoseno, Soebijanto Poerwodibroto,
Mahrus A. Rahman, 2006)
1. Derajat I : tak sianosis, kemampuan kerja normal
2. Derajat II : sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang
3. Derajat III : sianosis waktu istirahat. kuku gelas arloji, waktu kerja
sianosis bertambah, ada dispneu.
4. Derajat IV : sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh.

Penderita baru dengan kemungkinan tetralogi Fallot dapat dirawat jalan


bilamana termasuk derajat I, II, atau III tanpa sianosis maupun dispneu berat.
Penderita perlu dirawat inap, bila termasuk derajat IV dengan sianosis atau
dispneu berat.
Tatalaksana penderita rawat inap :
1. Mengatasi kegawatan yang ada.
2. Oksigenasi yang cukup.
3. Tindakan konservatif.
4. Tindakan bedah (rujukan) :
a. Operasi paliatif: modified BT shunt sebelum dilakukan koreksi total:
dilakukan pada anak BB < 10 kg dengan keluhan yang jelas. (derajat III
dan IV)
b. Koreksi total: untuk anak dengan BB > 10 kg : tutup VSD + reseksi
infundibulum.
5. Tatalaksana gagal jantung kalau ada.
6. Tatalaksana radang paru kalau ada.
7. Pemeliharaan kesehatan gigi dan THT, pencegahan endokarditis.
Tatalaksana rawat jalan :
1. Derajat I
a. Medikametosa : tidak perlu
b. Operasi (rujukan) perlu dimotivasi, operasi total dapat dikerjakan kalau BB
> 10 kg. Bila sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan
operasi paliatif.
c. Kontrol tiap bulan.
2. Derajat II dan III
a. Medikamentosa ; Propanolol
b. Operasi (rujukan) perlu motivasi, operasi koreksi total dapat dikerjakan
kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu
dilakukan operasi paliatif.
c. Kontrol tiap bulan

Tujuan pokok dalam menangani Tetralogi Fallot adalah koreksi primer


yaitu penutupan defek septum ventrikel dan pelebaran infundibulum ventrikel
kanan.
Umunya koreksi primer dilaksanakan pada usia kurang lebih 1 tahun
dengan perkiraan berat badan sudah mencapai sekurangnya 8 kg. Namun jika
syaratnya belum terpenuhi, dapat dilakukan tindakan paliatif, yaitu membuat pirau
antara arteri sistemik dengan dengan arteri pulmonalis, misalnya Blalock-Tausig
shunt (pirau antara A. subclavia dengan cabang A. pulmonalis). Bila usia anak
belum mencapai 1 tahun atau berat badan.
Orang tua dari anak-anak yang menderita kelainan jantung bawaan bisa
diajari tentang cara-cara menghadapi gejala yang timbul:
1. Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan.
2. Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih sering.
3. Mengurangi kecemasan anak dengan tetap bersikap tenang.
4. Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi kebutuhannya.
5. Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama
serangan sianosis.

Komplikasi
1. Infark serebral (umur < 2 tahun)
2. Abses serebral (umur > 2 tahun)
3. Polisitemia
4. Anemia defisiensi Fe relatif (Ht < 55%)
5. SBE
6. DC kanan jarang
7. Perdarahan oleh karena trombositopenia

Prognosis
Umumnya prognosis buruk tanpa operasi. Pasien tetralogi derjat sedang
dapat bertahan sampai umur 15 tahun dan hanya sebagian kecil yang
bertahan sampai dekade ketiga.
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Anak G berusia 5 bulan dirawat di ruang mawar dengan diagnosis medis tetralogi
of fallot. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan nadi 134 x/menit, RR 60
x/menit, ada sianosis perifer akral hangat, CRT>2 detik, saturasi O2 85%, BJ
murmur sistolik dan diastolik. Menurut keterangan ibu, anak G menyusu hanya
sebentar-sebentar, dan setiap kali menyusu terkadang muncul kebiruan pada
bibirnya. Selain itu, BB anak G sangat sulit naik sejak lahir, saat ini Bbnya adalah
3,5kg. Hasil pemeriksaan darah lengkap: hb 10.5 gr/dl; ht 35%; leukosit 9rb gr/dl;
tr 300rb gr/dl. Buatlah asuhan keperawatan dengan minimal 1 diagnosis prioritas?

PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Anak G
Usia : 5 bulan
2. Keluhan utama
Berdasarkan keterangan ibu, anak G menyusu hanya sebentar-sebentar, dan
setiap kali menyusu terkadang muncul kebiruan pada bibirnya
3. Riwayat kehamilan
Pada kasus tidak dijelaskan.
Perlu ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi
(faktor endogen dan eksogen yang mempengaruhi).
4. Riwayat tumbuh
Berat badan anak G sangat sulit naik sejak lahir, saat ini berat badan anak
G hanya 3,5kg.
5. Riwayat psikososial/ perkembangan (Pada kasus tidak dijelaskan, perlu
dikaji lebih lanjut)
a. Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
b. Mekanisme koping anak/ keluarga
 Kurang pengetahuan keluarga tentang cara merawat anak
dengan asma
 Kecemasan orang tua, perubahan proses keluarga, koping
keluarga inefektif
 Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
6. Pengetahuan anak dan keluarga (Pada kasus tidak dijelaskan, perlu dikaji
lebih lanjut) :
a. Pemahaman tentang diagnosis.
b. Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis
c. Regimen pengobatan
d. Rencana perawatan ke depan
e. Kesiapan dan kemauan untuk belajar
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : Perlu dikaji
GCS : Perlu dikaji
Kondisi umum : Pasien tampak lemah dan muncul sianosis perifer

Tanda-Tanda Vital
Nadi : 134 x/menit
Respirasi : 60 x/menit
CRT : > 2 detik
SpO2 : 85 %

Antropometri
BB saat ini : 3,5 kg
Perlu dikaji PB saat ini, BB saat lahir, dan PB saat lahir

Sistem Pernafasan
a. Bentuk dada: perlu dikaji lebih lanjut
Berdasarkan teori akan ditemukan keadaan normal namun pada
anak yang lebih besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel
kanan
b. Pola napas: perlu dikaji lebih lanjut
Berdasarkan teori akan ditemukan keadaan pola napas cepat dan
dalam yang terkadang hingga disertai apneu
c. Suara napas : perlu dikaji lebih lanjut
d. Sesak napas: perlu dikaji lebih lanjut
Berdasarkan teori akan ditemukan sesak nafas terjadi ketika anak
melakukan aktifitas seperti menangis atau mengedan
e. Batuk : tidak ada
f. Retraksi otot bantu napas : tidak ada
g. Alat bantu pernapasan : tidak ada

Sistem Kardiovaskular
a. Irama jantung : Perlu dikaji, biasanya akan ditemukan irama jantung
irregular
b. Bunyi jantung : murmur sistolik dan diastolik
c. Akral : hangat

Sistem Persyarafan
a. Penglihatan (mata) : Perlu dikaji
Biasanya akan ditemukan bentuk mata normal, pergerakan mata
normal, pupil dilatasi, konjung tipa merah muda, sclera putih,
visus 6/6
b. Pendengaran (telinga) : Perlu dikaji
Biasanya akan ditemukan bentuk normal, keadaan bersih,
pendengaran normal, serumen tidak ada, kelainan tidak ada.
c. Penciuman (hidung) : Perlu dikaji
Biasanya akan ditemukan bentuk normal, sekret tidak ada,
gerakan cuping hidung tidak ada, kelainan tidak ada.
d. Istirahat/Tidur : Perlu dikaji
Biasanya di malam hari tidur sekitar 10 jam tetapi sering
terbangun karena mengalami kesulitan dalam bernafas
Sistem Perkemihan
a. Kebersihan : Kaji adanya perbedaan pola BAB dan BAK sebelum
dan sesudah sakit. Kadar asam urat dalam urin (normal) 250-750
mg/24jam
b. Bentuk alat kelamin : Kaji kebersihan, bentuk, dan adanya kelainan
c. Uretra : Kaji bentuk, kebersihan, dan ada tidaknya haemoroid

Sistem Gastrointestinal
a. Nafsu makan : anak G menyusu hanya sebentar-sebentar dan setiap
kali menyusu terkadang muncul kebiruan pada bibirnya
b. Mulut : kebersihan mulut, warna mukosa bibir, ada tidaknya
stomatitis dan caries
c. BAB : normal atau tidak

Sistem Integumen

Kulit sianosis atau kebiruan pada bagian perifer dan pada bibir

Pemeriksaan Laboratorium
Hb 10.5 gr/dl; ht 35%; leukosit 9rb gr/dl; trombosit 300rb gr/dl
ANALISA DATA
No Data Analisis Masalah
1. DS : Faktor endogen dan eksogen TOF Ketidakefektifan
anak G menyusu hanya  stenosis pulmonal, VSD, perfusi jaringan
sebentar-sebentar, dan overriding aorta, hipertrofi ventrikel perifer
setiap kali menyusu kanan  obstruksi >> berat  darah
terkadang muncul ke paru menurun  O2 ke jaringan
kebiruan pada bibirnya. menurun  gangguan perfusi
DO : jaringan perifer
Terdapat sinosis perifer
akral hangat
2. DS : - Faktor endogen dan eksogen TOF Penurunan curah
DO :
 stenosis pulmonal, VSD, jantung
BJ murmur sistolik dan
diastolik overriding aorta, hipertrofi ventrikel
Nadi : 134 x/menit
kanan tekanan sistolik puncak vent.
RR : 60 x/menit
CRT : > 2 detik Kanan=kiri  BJ
SpO2 : 85 %
murmurbercampur darah kaya O2
dan CO2 penurunan curah jantung
3. DO : Faktor endogen dan eksogen TOF Nutrisi kurang dari
Usia 5 bulan  stenosis pulmonal, VSD, kebutuhan
BB: 3,5 kg overriding aorta, hipertrofi ventrikel
DS : kanan  obstruksi >> berat  darah
Ibu anak G mengatakan ke paru menurun  O2 ke jaringan
BB anak sulit naik sejak menurun metabolisme anaerob naik
lahir  atp menurun  sulit menelan 
gangguan intake nutrisi  nutrisi
kurang dari kebutuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan kadar O2 di
jaringan ditandai dengan sianosis
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif sekunder
dengan adanya malformasi jantung
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan intake nutrisi yang
ditandai BB tidak sesuai dengan usia.

INTERVENSI
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan kadar O2 di
jaringan ditandai dengan sianosis
Tujuan : dalam 1x 24 jam perfusi jaringan perifer klien dapat efektif kembali
Kriteria : tidak ada sianosis
Intervensi :
1. Berikan istirahat yang cukup untuk mengurangi kebutuhan metabolisme basal
2. Posisikan klien 30o-45o
3. Berikan bantalan di bawah kepala klien untuk meningkatkan tingkat recoil paru
4. Kolaborasi pemberian oksigen
5. Kolaborasi dengan tenaga medis yang lain untuk segera melakukan operasi
penutupan defek di jantung
2. Penurunan curah jantung sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya
malformasi jantung
Tujuan : dalam 3 x 24 jam klien meningkatkan kemampuan pompa jantung
Kriteria : dapat melakukan aktivitas tanpa gejala-gejala yang berat
Intervensi :
1. Monitoring frekuensi jantung, tekanan darah, perfusi jaringan, dan produksi
urine
2. Berikan istirahat yang cukup
3. Berikan permainan atau aktivitas yang tenang dan menyenangkan serta bantu
untuk memilihnya
4. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
5. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, takipnea, sesak, lelah saat minum
susu, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)
6. Berkolaborasi dalam pemberian digoxin sesuai order dengan menggunakan
teknik pencegahan bahaya tokisisitas
7. Berikan diuretik sesuai indikasi

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan intake nutrisi
yang ditandai BB tidak sesuai dengan usia.
Tujuan : meningkatkan intake nutrisi bayi
Kriteria : dalam waktu 1x24 jam bayi menunjukkan pertambahan berat badan yang
signifikan
Intervensi :
1. Kontrol pemberian obat yang diberikan agar tidak terjadi efek samping yang
bisa membahayakan kehidupan klien
2. Berikan OGT atau NGT untuk mencegah aspirasi dan menghemat
penggunaan energi
3. Pemberian makan secara ondimen setiap 3 jam sekali, jangan sampai klien
menangis karena lapar
4. Berikan klien ASI
5. Evaluasi hemodinamik (heart rate dan respiratory rate) tanda-tanda
ketidakefektifan pola napas
6. Evaluasi berat badan secara kontinu
DAFTAR PUSTAKA

A.H,Markum.1991.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak jilid 1.Jakarta.Fakultas


kedokteran UI
Bambang M,Sri endah R,Rubian S.2005.Penanganan Penyakit Jantung pada
Bayi dan Anak
Carpenito J.Lynda.2001.Diagnosa Keperawatan,edisi 8.Jakarta:EGC
Colombro Geraldin C.1998.Pediatric Core Content At-A- Glance,Lippincott-
Philladelphia,New York
Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit.Jakarta: EGC
Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak.Jakarta: EGC
Sacharin,Rosa M.1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II.Jakarta: EGC
Samik Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas.Yogyakarta,Indonesia : Gadjah
Mada University Press
Sudigdo & Bambang.1994.Buku Ajar kardiologi Anak.Jakarta: IDAI
Teddy Ontoseno, SoebijantoPoerwodibroto, Mahrus A. Rahman. Tetralogi Fallot
dan Serangan Sianosis. Diunduh dari : http://www.pediatrik.com. 2006

Anda mungkin juga menyukai