Askep Tonsil PDF
Askep Tonsil PDF
DI SUSUN OLEH:
DEVI NOVIYANTI
NIM. P.10014
DI SUSUN OLEH:
DEVI NOVIYANTI
NIM. P.10014
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 10014
PRIJONEGORO SRAGEN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
DEVI NOVIYANTI
P. 10014
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P. 10014
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
NIK. 201183063
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/ tanggal : Senin / 17 Juni 2013
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep., Ns
NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
v
5. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep., Ns , selaku dosen penguji III yang telah
7. Kedua orang tuaku dan kakak yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan.......................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan........................................................................ 6
B. Pengkajian ........................................................................... 8
C. Diagnosa Keperawatan........................................................ 12
vii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
tonsila platina yang menetap. Tonsilitis adalah infeksi akut, rekuren atau
kronik pada tonsil atau Faringotonsil, yang dapat disebabkan oleh berbagai
(Widagdo, 2012).
dari jaringan tonsil dengan pengumpulan lekosit, sel-sel epitel mati dan
bakteri patogen dalam kripta. Tanda dan gejala tonsilitis ini adalah nyeri
mulut berbau dan kadang telinga terasa sakit (North American Nursing
berulang (tujuh kali pada tahun terakhir atau lima kali pada setiap dua tahun
dan tanda yang terkait secara langsung terhadap hipertrofi, obstruksi dan
1
2
tenggorokan pasca bedah atau komplikasi anestesi terjadi pada lebih dari 10%
prosedur. Tidak jarang, edema paru terjadi setelah pelepasan obstruksi saluran
Hal ini bukan berarti tonsillectomy merupakan operasi minor karena tetap
durasi operasi pendek dan tidak sulit. Data nasional mengenai jumlah
operasi tonsillectomy dengan puncak kenaikan yaitu 275 kasus dan terus
menurun sampai tahun 2003 dengan jumlah 152 kasus (Wanri, 2007).
kasus, rentang umur terbanyak antara 5-15 tahun dan indikasi tersering adalah
dalam lima tingkat prioritas. Tingkat yang paling mendasar atau pertama
yaitu kebutuhan fisiologis yang mencakup kebutuhan seperti udara, air dan
mencintai dan memiliki. Tingkat keempat yaitu kebutuhan dihargai dan harga
diri yang mencakup rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian dan nilai diri.
Tingkat yang terakhir atau yang kelima yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri,
kebutuhan yang mendasar dari kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah
terbukti pada seseorang yang mengalami nyeri akan terjadi gangguan dalam
Seperti konsep pada anak tentang nyeri pada usia 7 sampai 10 tahun
menyatakan nyeri hanya secara fisik misal sakit kepala atau sakit perut,
Anak lebih cenderung rewel bila merasakan nyeri dan menganggap nyeri
akut ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi
skala nyeri wajah 5, nyeri dirasakan saat bicara dan menelan. Menurut
NANDA (2012), nyeri akut adalah suatu pengalaman sensori dan emosional
5
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada An.
PRIJONEGORO SRAGEN”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
Post Tonsilektomy.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An. D dengan nyeri akut Post
Tonsilektomy.
6
f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut yang terjadi pada An. D
Post Tonsilektomy.
C. Manfaat Penelitian
nyaman nyeri.
anak.
BAB II
LAPORAN KASUS
dilaksanakan pada tanggal 23 sampai 24 April 2013. Studi kasus ini dimulai
WIB, pada kasus ini diperoleh dengan cara autoanamnesa dan alloanamnesa,
A. Identitas Klien
klien bahwa klien bernama An. D, alamat Mondokan, Sragen, An. D lahir
pada tanggal 17 September 2004, umur 8 tahun 7 bulan 5 hari, jenis kelamin
7
8
B. Pengkajian
merasakan nyeri pada luka post operasi Tonsillectomy, nyeri seperti di tusuk-
tusuk, nyeri pada luka ditenggorokannya, skala nyeri wajah 5, nyeri dirasakan
saat bicara dan menelan. Riwayat kesehatan sekarang yang dikatakan ibu
klien adalah kurang lebih 3 hari yang lalu (3 hari sebelum masuk Rumah
dan batuk karena nyeri tenggorokan tidak kunjung sembuh. Orang tua An. D
jam 09.00 WIB dan saat ini klien di rawat di Ruang Anggrek RSUD dr
ada yang menderita penyakit seperti An. D. Riwayat masa lalu An. D
merupakan anak ke empat (G4 P4 A0). Pada saat kehamilan An. D ibu klien
tidak merasakan nyidam dan badan segar seperti hari-hari sebelum hamil.
Pada saat hamil ibu An. D selalu memeriksakan kandungannya di bidan dekat
dengan rumahnya dan diberi obat serta vitamin agar ibu dan bayi sehat. An. D
lahir 9 bulan tepat, lama persalinan kurang lebih 9 jam, bayi lahir spontan
(normal), dibidan dekat rumahnya. Ibu An. D mengatakan anaknya lahir sehat
dengan berat badan lahir 3300 gram, panjang badan 52 cm, tidak ada penyakit
9
keturunan atau cacat. Ibu klien mengatakan setelah anaknya lahir, bayinya
anaknya langsung menangis kencang dan warna kulit An. D merah jambu.
anaknya lahir dengan berat badan lahir 3300 gram dan panjang badan lahir 52
cm. Berat badan An. D sekarang 25 kg tinggi badan An. D 130 cm. Klien
lengkap yaitu imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan Campak. Ibu An. D
April 2013 didapatkan data bahwa keadaan umum klien buruk, kesadaran
Nadi 82 kali per menit, Pernapasan 22 kali per menit. Pada pemeriksaan
oedema dan pupil isokor. Pemeriksaan hidung, lubang hidung simetris kanan
dan kiri, hidung tampak bersih, tidak ada sekret dan tidak ada polip.
stomatitis, lidah bersih, tidak ada karang gigi, tidak ada gigi berlubang dan
terdapat luka post operasi tonsillectomy pada rongga mulut klien. Pada
jantung, ictus cordis tidak tampak, ictus cordis teraba di SIC 5, terdengar
pekak, bunyi jantung satu dan bunyi jantung dua murni. Pemeriksaan paru-
paru, dada tampak datar, bentuknya simetris antara kanan dan kiri, vocal
fremitus kanan dan kiri sama, terdengar sonor, bunyi paru vesikuler, tidak ada
suara tambahan. Pemeriksaan abdomen, perut tampak datar, tidak ada lesi,
umbilikus bersih, bising usus 15 kali per menit, terdengar thympani dan tidak
ada nyeri tekan. Pemeriksaan ekstremitas, tangan dan kaki klien dapat
bergerak, kecuali tangan kiri klien tidak dapat bergerak bebas karena
terpasang infus dan ekstremitas dapat digerakkan dengan baik atau normal.
Pemeriksaan integumen, kulit bersih, turgor kulit cepat kembali dan kulit
nasi, lauk tahu dan tempe, sayur serta buah bila ada. Minum cukup 6-8 gelas
per hari, air putih dan terkadang air teh dan kontrol menelan klien baik.
Selama sakit, ibu An. D mengatakan nafsu makan anaknya berkurang karena
masih takut untuk menelan, klien hanya makan bubur 2-3 sendok dan klien
banyak minum dingin 4-5 gelas dan kontrol menelan sedikit terganggu karena
Age Z-score) -0,30 tergolong gizi normal, HAZ (High Age Z-score) 0,03
tergolong tinggi normal, WHZ (Weight High Z-score) -0,43 tergolong normal.
sebelum sakit Buang Air Kecil (BAK) 4-6 kali per hari, dengan konsistensi
cair, berwarna kuning, berbau khas dan Buang Air Besar (BAB) 1-2 kali per
hari dengan konsistensi lembek, berwarna kuning dan berbau khas. Selama
sakit, An. D lebih sering BAK 5-6 kali per hari karena An. D banyak minum
dengan konsistensi cair, berwarna kuning pekat, berbau khas dan BAB 1 kali
per hari dengan konsistensi padat, berwarna kuning dan berbau khas.
tampak sadar, walaupun pasien tampak terlihat gelisah karena nyeri yang
dirasakan dan ibu klien mengatakan badan anaknya terasa lemas dan indra
dirawat dirumah sakit. Klien tidak pernah mempunyai penyakit yang parah,
12
paling hanya sakit batuk dan pilek dan setelah diperiksakan ke bidan An. D
2013 jam 09.15 WIB di dapatkan Hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5-15,5),
Eritrosit 4,48 juta/µl (normal 4,0-4,2) dan golongan darah A. Terapi yang
diberikan pada saat pengkajian tanggal 23 April 2013 adalah Cefixime 100
mg/12 jam, Paracetamol sirup 120 mg/8 jam, Tranex 250 mg/8 jam dan Infus
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik: post tonsillectomy. Data
nyeri wajah 5 dan nyeri dirasakan saat bicara dan menelan. Data obyektif
menahan nyeri, dengan Suhu 37,6 derajat celcius, Nadi 82 kali per menit,
Pernapasan 22 kali per menit, klien tampak meringis menahan nyeri saat
D. Intervensi Keperawatan
2x24 jam, diharapkan masalah nyeri akut klien dapat teratasi dengan kriteria
hasil klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri wajah dari 5
menjadi 2, ekspresi wajah rileks, tanda-tanda vital dalam batas normal Suhu:
34,7-37,3 derajat celsius, Nadi: 70-110 kali per menit dan Pernapasan: 15-30
kali per menit (Hidayat dan Uliyah, 2005), klien tidak merasakan nyeri saat
bicara dan menelan, nyeri terkontrol dan klien tidak merintih kesakitan.
merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh dan
keperawatan yang tepat. Berikan tindakan nyaman (pijat punggung dan rubah
posisi klien) dengan rasional meningkatkan respon aliran darah pada area
nyeri dan merupakan salah satu metode pengalihan perhatian terhadap nyeri.
Berikan kompres es pada leher klien dengan rasional untuk mengurangi rasa
peningkatan suplai oksigen pada area nyeri dapat membantu menurunkan rasa
14
E. Implementasi Keperawatan
jam 10.00 WIB yaitu mengkaji karakteristik nyeri klien (PQRST) dengan
skala nyeri wajah 5, nyeri dirasakan saat bicara dan menelan dan respon
obyektif : klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak lemas, lemah
dan pucat. Pada jam 10.15 WIB memberikan tindakan yang nyaman (dengan
memijat punggung klien dan merubah posisi tidur klien sim kiri dan sim
punggungnya dan diposisikan miring kiri dan miring kanan dan respon
obyektif : pasien tampak nyaman dengan pijitan dan dengan posisi yang
dirubah miring kiri dan miring kanan. Pada jam 10.45 WIB memberikan
kompres air es pada leher klien dengan respon subyektif : klien mengatakan
bersedia dikompres air es pada lehernya dan respon obyektif : klien tampak
tersenyum dan senang saat dikompres karena nyeri yang dirasakan klien
berkurang. Jam 11.05 WIB mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk
diajarkan teknik relaksasi napas dalam dan respon obyektif : klien tampak
kooperatif dan mampu melakukan teknik relaksasi napas dalam dengan benar.
15
Jam 12.15 WIB mengobservasi keaadaan umum klien dan mengukur tanda-
diperiksa dan respon obyektif : klien tampak lemah, lemas dan pucat dengan
Suhu 37,6 derajat celcius, Nadi 82 kali per menit dan Pernapasan 22 kali per
menit. Jam 12.30 WIB memberikan obat paracetamol sirup 120 mg/ 8 jam
dan tranec 250 mg/ 8 jam dengan respon subyektif : klien mengatakan
bersedia minum obat dan respon obyektif : paracetamol sirup 120 mg dan
nyaman (mengganti sprei dan sarung bantal tempat tidur klien dan merubah
diganti sprei yang bersih dan diposisikan terlentang dan respon obyektif :
klien tampak nyaman dengan sprei yang bersih dan nyaman dengan posisi
respon subyektif : klien mengatakan nyeri sudah berkurang dan badan lebih
enak dan respon obyektif : klien tampak lebih segar, ekspresi wajah rileks,
tidal tampak pucat dan tidak lemas. Jam 08.30 WIB mengobservasi
pada luka ditenggorokannya, dengan skala nyeri wajah 2, nyeri saat menelan
dan respon obyektif : ekspresi wajah klien senang dan tampak lebih segar,
tidak pucat dan klien tampak rileks. Jam 09.00 WIB mengulang kembali
masih ingat teknik relaksasi napas dalam yang diajarkan kemarin dan respon
relaksasi napas dalam dengan benar. Jam 10.00 memberikan tindakan yang
nyaman dan rileks saat dipijat. Jam 12.00 WIB mengobservasi keadaan
mengatakan bersedia diperiksa dan respon obyektif klien tampak lebih segar ,
senang, ekspresi wajah rileks, tidak tampak pucat, tidak lemas dan
bersemangat dengan tanda-tanda vital Suhu 36,5 derajat celcius, Nadi 90 kali
per menit dan Pernapasan 20 kali per menit. Jam 12.30 WIB memberikan
obat paracetamol sirup 120 mg/ 8 jam dan tranec 250 mg/ 8 jam dengan
respon subyektif : klien mengatakan bersedia minum obat agar cepat sembuh
dan respon obyektif : paracetamol sirup 120 mg dan tranec 250 mg sudah
F. Evaluasi Keperawatan
dilakukan pada tanggal 23 April 2013 jam 10.00 WIB dengan metode SOAP
yang hasilnya adalah data subyektif : pasien mengatakan nyeri pada luka
bicara dan menelan. Dari hasil observasi : klien tampak lemah, tampak
17
meringis menahan nyeri, lemas, lemah dan pucat, dengan tanda-tanda vital
Suhu 37,6 derajat celcius, Nadi 82 kali per menit, Pernapasan 22 kali per
observasi keadaan umum klien dan observasi tanda-tanda vital klien, kaji
punggung dan rubah posisi tidur klien), berikan kompres air es pada leher
analgetik sesuai advis dokter yaitu Paracetamol Sirup 120 mg/ 8 jam.
Hasil evaluasi pada tanggal 24 April 2013, jam 09.00 WIB adalah
tampak lebih segar, ekspresi wajah rileks, tidak tampak pucat, tanda-tanda
vital normal yaitu Suhu 36,5 derajat celcius, Nadi 90 kali per menit dan
Pernapasan 20 kali per menit, dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan
masalah keperawatan belum teratasi karena klien masih merasakan nyeri saat
nyaman (pijat punggung dan rubah posisi klien), anjurkan klien tetap
menggunakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri muncul, anjurkan klien
minum obat secara teratur yaitu Paracetamol Sirup 120 mg/ 8 jam.
BAB III
A.Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas studi kasus pada asuhan
keperawatan yang dilakukan pada tanggal 23-24 April 2013 di ruang Anggrek
ini dengan memperhatikan teori proses keperawatan yang terdiri dari tahap
1. Pengkajian
Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data
dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga dan tenaga
(Potter, 2005).
18
19
obyektif. Data subyektif adalah data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap situasi dan kejadian, data tersebut tidak dapat ditentukan
oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu interaksi dan komunikasi.
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat.
fisik melalui 2S yaitu Smell dan Sight dan HT yaitu Hearing dan Touch
(Muttaqin, 2010).
nyeri tenggorokan setelah dilakukan operasi tonsillectomy. Hal ini sesuai teori
tenggorokan yang berulang (tujuh kali pada tahun terakhir atau lima kali pada
ditenggorokannya, skala nyeri wajah 5, nyeri timbul saat bicara dan menelan.
(Sjamsuhidajat, 2011).
20
kering, tidak terdapat stomatitis, lidah bersih, tidak ada karang gigi, tidak ada
gigi berlubang dan terdapat luka post operasi tonsillectomy pada rongga
mulut klien.
2013 jam 09.15 WIB di dapatkan Hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5-15,5),
2. Diagnosa Keperawatan
pasti tentang masalah klien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon aktual dan potensial klien
didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien, yang
berhubungan dengan agen cedera fisik: Post Tonsilektomy. Nyeri akut adalah
dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, biasanya awitannya tiba-
21
tiba, umumnya berkaitan dengan cedera spesifik dan berlangsung kurang dari
terpencar atau tidak fokus, gangguan persepsi nyeri, perubahan posisi untuk
(NANDA, 2012).
cedera fisik: Post Tonsillectomy. Data yang menunjang dari diagnosa tersebut
adalah data subyektif : klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi
skala nyeri wajah 5, nyeri dirasakan saat bicara dan menelan, data obyektif
klien tampak menangis, lemah, lemas dan pucat dengan tanda-tanda vital
Suhu 37,6 derajat celcius, Nadi 82 kali per menit, Pernapasan 22 kali per
menit, klien tampak meringis menahan nyeri saat bicara dan nyeri harus
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bebas dari nyeri merupakan
nyeri karena merupakan diagnosa prioritas dan aktual, hal ini didasarkan pada
3. Intervensi Keperawatan
perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status
rumusan tujuan harus jelas atau khusus, Measurable adalah tujuan harus
dapat diukur, Achievable adalah tujuan harus dapat diterima, dicapai dan
ditetapkan bersama klien, Rasional adalah tujuan harus dapat tercapai dan
Clasification) yaitu tindakan khusus dan detail yang dilakukan oleh perawat
(Wilkinson, 2007).
pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan keperawatan dapat
keperawatan selama 2x24 jam di harapkan nyeri akut klien dapat teratasi
dengan kriteria hasil : klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, skala
nyeri wajah dari 5 menjadi 2, ekspresi wajah rileks, tanda-tanda vital dalam
batas normal yaitu Suhu : 34,7-37,3 derajat celcius, Nadi : 70-110 kali per
menit, Pernapasan : 15-30 kali per menit (Hidayat dan Uliyah, 2005), klien
tidak merasakan nyeri saat bicara dan menelan, nyeri terkontrol dan klien
untuk mengatasi nyeri yang dirasakan klien yaitu observasi keadaan umum
merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh dan
posisi klien dengan rasional meningkatkan respon aliran darah pada area
nyeri dan merupakan salah satu metode pengalihan perhatian terhadap nyeri
(Muttaqin, 2008).
24
lokal dapat menyebabkan rasa nyeri dan peningkatan suplai oksigen pada area
(Muttaqin, 2008).
4. Implementasi Keperawatan
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang
(Potter, 2005).
dilakukan pada tanggal 23-24 April 2013 yaitu mengkaji karakteristik nyeri
klien untuk mengetahui tingkat dan karakteristik nyeri klien agar perawat
dirasakan secara subyektif, sebagian besar deskripsi sifat dari nyeri sulit
pengkajian untuk menentukan seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien.
Pengkajian skala nyeri penulis menggunakan teori Wong dan Baker dalam
Mubarak (2003) untuk menilai skala nyeri wajah, skala tersebut terdiri dari 6
Perawat membantu pasien untuk memilih secara obyektif tingkat skala nyeri
yang dirasakan klien menggunakan enam wajah dan angka yaitu 0: tidak
nyeri, 1: nyeri ringan, 2: nyeri sedang, 3: nyeri berat, 4: nyeri sangat berat,
dan 5: nyeri hebat. Time yaitu pengkajian untuk mendeteksi berapa lama
nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau
dan merubah posisi klien untuk meningkatkan respon aliran darah pada area
26
nyeri dan merupakan salah satu metode pengalihan perhatian terhadap nyeri
(Muttaqin, 2008).
menggunakan air es dapat mengurangi rasa nyeri klien dan dapat mengurangi
tegangan emosional dan otot. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu
bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
Fungsi Paracetamol adalah untuk mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi dan
atau penyakit yang sejenis urtikaria, alergi obat atau toksik eksantema,
27
5. Evaluasi Keperawatan
keperawatan. Pada evaluasi, penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu SOAP
2008).
yang dilakukan pada hari Selasa, 23 April 2013 masalah keperawatan belum
28
tusuk, nyeri pada luka di tenggorokannya, skala nyeri wajah 5, nyeri muncul
saat bicara dan menelan. Klien tampak lemah, tampak meringis menahan
nyeri, klien tampak lemah, lemas dan pucat dengan tanda-tanda vital Suhu
37,6 derajat celcius, Nadi 82 kali per menit, Pernapasan 22 kali per menit,
yang nyaman (pijat punggung dan perubahan posisi tidur klien), berikan
kompres air es pada leher klien, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
masalah keperawatan belum teratasi. Hal ini ditandai dengan skala nyeri
wajah klien berkurang dan di dukung dengan data klien mengatakan nyeri
nyeri pada luka ditenggorokannya, skala nyeri wajah 2, nyeri dirasakan saat
keperawatan belum teratasi. Klien tampak lebih segar, ekspresi wajah rileks,
tidak tampak pucat dengan tanda-tanda vital normal yaitu Suhu 36,5 derajat
celcius, Nadi 90 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit. Intervensi
keadaan umum klien, berikan tindakan yang nyaman (pijat punggung dan
rubah posisi klien), anjurkan klien tetap menggunakan teknik relaksasi nafas
dalam saat nyeri muncul, anjurkan klien minum obat secara teratur yaitu
Paracetamol Sirup 120 mg/ 8 jam, Cefixime 100 mg/ 12 jam, Tranec 250
mg/8 jam.
1. Simpulan
sebagai berikut:
dilihat atau diobservasi oleh penulis yaitu klien tampak menangis dan
Nadi 82 kali per menit, Pernafasan 22 kali per menit, klien tampak
meringis menahan nyeri saat bicara, klien tampak lemah, lemas dan
pucat. Ekstremitas kiri terpasang infus Ringer Laktat 20 tetes per menit.
An. D adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik: Post
Tonsillectomy.
30
tepat, berikan tindakan nyaman (pijat punggung dan rubah posisi klien)
dengan rasional meningkatkan respon aliran darah pada area nyeri dan
menyebabkan rasa nyeri dan peningkatan suplai oksigen pada area nyeri
yang nyaman (memijat punggung klien dan merubah posisi tidur klien
dengan sim kiri dan sim kanan), memberikan kompres air es pada leher
tanda vital klien, memberikan obat Paracetamol Sirup 120 mg/ 8 jam
hari masalah keperawatan nyeri akut klien belum teratasi karena klien
tampak lemas, ekspresi wajah rileks, tidak tampak pucat dengan tanda-
tanda vital normal yaitu Suhu: 36,5 derajat celcius, Nadi 90 kali per
teknik relaksasi napas dalam saat nyeri muncul, anjurkan klien minum
obat secara teratur yaitu Paracetamol Sirup 120 mg/ 8 jam, Cefixime
2. Saran
dengan Tonsillectomy.
Arvin Kliegman Behrman. 2003. Ilmu Kesehatan Anak. Ed. 15. Vol. 2. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta:EGC.
Hidayat A Aziz Alimul dan Uliyah Musrifatul. 2005. Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Kusuma Hardi dan Nurarif Amin Huda. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan NANDA (North American Nursing Diagnosa Association):
NIC-NOC. Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Lucente Frank E. 2011. Ilmu THT Esensial. Ed. 5. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Maliya Arina. 2004. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Penginderaan (THT). Penerbitan dan Percetakan UMS. Surakarta.
Mubarak Wahit Iqbal. 2003. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Muttaqin Arif dan Sari Kumala. 2011. Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Nagel Patrick. 2012. Dasar-Dasar Ilmu THT. Ed. 2. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
33
Potter A. Patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Ed. 4. Vol 1. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Ed. 4. Vol. 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Rachadian Dani. 2010. ISO: Informasi Spesialis Obat Indonesia. Penerbit Ikatan
Apoteker Indonesia. Jakarta Barat: PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Rosernberg Martha Craft dan Smith Kelly. 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi. Yogyakarta: DignaPustaka.
Sjamsuhidajat S, dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. 3. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Soepardi Efiati Arsyad, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan Leher. Ed. 6. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.