JURNAL Hendri Cahya Aprilianto PDF
JURNAL Hendri Cahya Aprilianto PDF
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat kontribusi teknologi dalam produksi keripik buah di
Kabupaten Malang dan menentukan strategi penguatan kontribusi teknologi pada pengembangan UKM
keripik buah di Kabupaten Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Technology
Contribution Coefficient (TCC) yaitu salah satu metode penilaian teknologi yang digunakan untuk
mengevaluasi kontribusi komponen teknologi. Komponen teknologi yang diukur meliputi technoware
(peralataan produksi) , humanware (kemampuan sumberdaya manusia), infoware (perangkat informasi), dan
orgaware (perangkat organisasi). Berdasarkan hasil analisis data, kontribusi komponen humanware
merupakan yang tertinggi pada UKM Fruitindo (0.6), kemudian infoware (0.5), technoware (0.453), dan
yang terkecil orgaware (0.382). Pada UKM Ossary, humanware merupakan komponen teknologi dengan
kontribusi tertinggi (0.652), kemudian technoware (0.455), infoware (0.431) dan terkecil orgaware (0.388).
Pada UKM Rhema, komponen teknologi humanware memiliki nilai kontribusi tertinggi sebesar (0.663)
selanjutnya technoware (0.471), infoware (0.431), dan orgaware (0.392). Secara berturut-turut nilai TCC
untuk UKM Fruitindo ,UKM Ossary dan UKM Rhema ialah 0.5339 , 0.5337 dan 0.5248. Berdasarkan nilai
TCC masing-masing UKM ini, dapat disimpulkan bahwa kontribusi teknologi UKM Ossary lebih besar dari
pada UKM Rhema dan UKM Fruitindo, sedangkan UKM Fruitindo memiliki nilai kontribusi teknologi lebih
besar dari pada UKM Rhema. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa ketiga UKM ini memiliki nilai
TCC dibawah 0.7 dan diatas 0.3, berarti dapat disimpulkan bahwa ketiga UKM ini yang berada di Kabupaten
Malang tergolong memiliki level teknologi yang semi modern.
Kata kunci : Keripik Buah, Kontribusi Teknologi, TCC, Pairwise Comparison
Abstract
This study aims to determine the level of contribution of technology in the production of fruit chips in
Malang and determine strategies to strengthen the contribution of technology in the development of SME
(Small Medium Enterprise) fruit chips in Malang. Technology Contribution Coefficient (TCC) methods was
use to evaluate the contribution of the technology component, technoware (production equipment),
humanware (human resource capability), infoware (device information) and orgaware (organizational
devices). Based on the analysis of data, contributions of components humanware was the highest at
Fruitindo SME (0.6), then infoware (0.5), technoware (0,453), and orgaware (0,382). In SME Ossary,
humanware was a technology component with the highest contribution (0,652), then technoware (0,455),
infoware (0,431), and orgaware (0,388). In SME Rhema humanware has the highest contribution (0,663),
then technoware (0,471,) infoware (0,431), and orgaware (0.392). The value of TCC for SME Fruitindo,
SME ossary and SME Rhema are 0,5339 , 0,5337 and 0,5248 respectively. Based on analysis TCC, it can
concluded that technology component contribution of Fruitindo was higher than of SME Rhema and Ossary,
meanwhile component contribution of SME Ossary was higher than of SME Rhema. The result of this
research also showed that the three SME have TCC values below 0.7 and above 0.3, which mean that al ofl
them were classified having as semi-modern technology.
Keywords: Fruit Chips, Contributions Technology, TCC, Pairwise Comparison
PENDAHULUAN Analisis Indikator Komponen Teknologi
Indonesia merupakan salah satu negara agraris Analisis terhadap indikator komponen
yang memiliki potensi besar dalam hal teknologi bertujuan untuk menilai status teknologi
perkembangan pertanian. Salah satu subsektor produksi keripik buah di UKM percontohan.
pertanian yang memiliki potensi besar untuk Petunjuk atau indikator komponen teknologi dapat
dikembangkan ialah hortikultura. Buah-buahan dihasilkan melalui analisis dengan melakukan
merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penilaian terhadap empat komponen teknologi
berpotensi untuk dikembangkan dalam hal yang terdapat di UKM percontohan yang terdiri
produksi. Di provinsi Jawa Timur memiliki dari perangkat teknologi (technoware), perangkat
potensi keragaman jenis, volume produksi buah- manusia (humanware), perangkat informasi
buahan yang sangat baik. Berdasarkan laporan (infoware), dan perangkat organisasi (organware).
Indikator Pertanian Jawa Timur (2013) produksi Cara penilaian terhadap komponen teknologi
buah di Provinsi Jawa Timur mencapai 2.408.077 adalah dengan memberi nilai yang dilakukan oleh
ton pada tahun 2012 atau mengalami peningkatan pemilik UKM, pada kuesioner yang telah
produksi sebesar 10,76% dari tahun 2011 yang disiapkan. Kisaran nilai atau bobot yang diberikan
hanya sebesar 2.174.028 ton. Potensi ini patut adalah 1 sampai dengan 9 dengan kategori rendah
dikembangkan bukan saja dari sisi produksinya, untuk nilai 1–3, sedang untuk nilai 4–6 dan tinggi
namun juga untuk peningkatan nilai tambah untuk nilai 7–9. Kriteria dalam penilaian keempat
melalui usaha pengolahan. komponen teknologi dapat dilihat pada Tabel 1
Kecenderungan masyarakat yang dewasa ini hingga Tabel 4.
menyukai produk olahan menjadikan peningkatan Tabel 1 Matriks penilaian kriteria komponen
technoware
permintaan produk olahan terhadap buah sebagai
Jenis Mesin Nilai
peluang peningkatan dan pengembangan nilai Mesin Manual 1 2 3
tambah buah-buahan menjadi produk-produk Mesin Bermotor 2 3 4
olahan seperti buah dalam kaleng, minuman sari Mesin Serbaguna 3 4 5
Mesin Khusus 4 5 6
buah, manisan buah, selai,dodol dan keripik serta
Mesin Otomatis 5 6 7
produk olahan lainya. Mesin Berkomputer 6 7 8
Mesin Terpadu 7 8 9
BAHAN DAN METODE
Sumber : Komalasari (2001)
Batasan Masalah
Tabel 2 Matriks penilaian kriteria komponen
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah humanware
sebagai berikut: Tahap Kemampuan Nilai
1. Penelitian ini dilakukan pada 3 UKM keripik Kemampuan mengoperasikan 1 2 3
buah di Kabupaten Malang. Kemampuan mengeset 2 3 4
Kemampuan mereparasi 3 4 5
2. Penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap Kemampuan mereproduksi 4 5 6
usulan atau rekomendasi strategi Kemampuan mengadaptasi 5 6 7
pengembangan teknologi , tidak membahas Kemampuan menyempurnakan 6 7 8
tentang implementasi dan pengawasan atau Kemampuan melakukan Inovasi 7 8 9
Sumber : Komalasari (2001)
kontrol pelaksanaan strategi tersebut.
Penyusunan Kuesioner Tabel 3 Matriks penilaian kriteria komponen
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 infoware
Tahap Kemampuan Nilai
jenis :
Mengenal fakta 1 2 3
1. Kuesioner tahap pertama, yang digunakan
Menerangkan fakta 2 3 4
untuk mengetahui skor komponen teknologi Menspesifikasi fakta 3 4 5
yaitu technoware, humanware, infoware dan Menggunakan fakta 4 5 6
orgaware. Memahami fakta 5 6 7
2. Kuesioner tahap kedua, yang digunakan untuk Menggeneralisasi fakta 6 7 8
mengetahui intensitas kontribusi teknologi Mengkaji fakta 7 8 9
setiap komponen. Sumber : Komalasari (2001)
Tabel 4 Matriks penilaian kriteria komponen state of the art setiap komponen teknologi,
orgaware terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap
Tahap Kemampuan Nilai masing-masing kriteria pada setiap komponen
Mencari bentuk pola kerja 1 2 3
Menetapkan pola kerja 2 3 4 teknologi. Perhitungan nilai state of the art dapat
Menciptakan pola kerja baru 3 4 5 menggunakan rumus sebagai berikut :
Melindungi pola kerja 4 5 6 State of the art = 1/10 (∑Tik/Kt) (1)
Menstabilkan pola kerja 5 6 7 Keterangan :
Memapankan pola kerja 6 7 8
Menguasai pola kerja unggul 7 8 9 ∑Tik : Jumlah skor penilaian pada masing-
Sumber : Komalasari (2001) masing komponen teknologi,
Kt : Jumlah komponen teknologi yang dihitung.
Metode Pengolahan Data
1. Model Teknometrik c. Perhitungan Kontribusi Tiap Komponen
Model teknometrik mendefinisikan koefisien Teknologi
kontribusi teknologi (technology contribution Konstribusi komponen ditentukan dengan
coefficient) atau TCC dalam suatu fasilitas menggunakan nilai-nilai yang telah diperoleh dari
transformasi. Terdapat lima langkah untuk batasan derajat kecanggihan dan rating state of the
mengestimasikan nilai TCC, yaitu: art .
a. Estimasi derajat kecanggihan d. Pengkajian Intensitas Konstribusi
Estimasi derajat kecanggihan dilakukan dengan Komponen
mengacu pada salah satu prosedur yang diusulkan. Skala kepentingan relatif yang digunakan
Untuk menentukan derajat kecanggihan untuk menghitung intensitas kontribusi komponen.
ditunjukkan pada Tabel 5. e. Penghitungan TCC
Tabel 5 Nilai Indeks Acak (RI) TCC = Tβt x Hβh x Iβi x Oβo (2)
Orde Matrik RI Keterangan :
1 0,00 TCC = technology contribution coefficient
2 0,00 T = nilai kontribusi komponen technoware
3 0,52 Βt = nilai intensitas konstribusi komponen
4 0,89 technoware
5 1,11
H = nilai konstribusi komponen humanware
6 1,25
7 1,35 Βh = nilai intensitas konstribusi komponen
8 1,40 humanware
9 1,45 I = nilai konstribusi komponen infoware
10 1,49 Βi = nilai intensitas konstribusi komponen
Sumber : Saaty dan Vargas (2012) infoware
Tabel 5 digunakan untuk menentukan batas O = nilai konstribusi komponen orgaware
bawah (lower limit) dan batas atas (upper limit) Βo = nilai intensitas kontribusi komponen
orgaware
setiap komponen teknologi. Nilai batas bawah
menunjukkan tingkat kecanggihan (kerumitan) 2. Pairwise Comparison
yang paling rendah (sederhana) pada masing- Setelah dilakukan penyebaran kuesioner, data
masing komponen teknologi. Nilai batas atas hasil dari kuesioner dikelolah dengan metode
menunjukkan tingkat kecanggihan (kerumitan) pairwise comparison untuk memberikan bobot
yang paling tinggi (kompleks) pada masing- kriteria produktivitas. Data hasil dari kuesioner
masing komponen teknologi, misal berdasarkan dianalisis menggunakan Microsoft office Excel
pada Tabel 5, komponen technoware yang masih 2010 untuk mendapatkan nilai Consitency Ratio
menggunakan fasilitas manual saja, tanpa (CR) dengan ketentuan CR ≤ 0,1. Jika nilai CR
dilengkapi fasilitas lainnya yang lebih kompleks yang didapat sesuai dengan ketetapan maka dapat
memiliki nilai batas bawah 1 dan batas atas 3. dilanjutkan ketahapan berikutnya, namun apabila
b. Pengkajian state of the art (SOTA) belum terpenuhi maka dilakukan penyebaran
State of the art adalah tingkat kompleksitas kuesioner ulang dengan tujuan mendapatkan
dari masing-masing komponen teknologi. jawaban kuesioner dari responden yang lebih
Sebelum dilakukan pengkajian terhadap rating konsisten.
Perhitungan Consistency Index (CI) Random Index (RI) atau random acak adalah nilai
dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi acak yang nilainya dapat ditentukan
konsistensi dari suatu matrik yang didapatkan berdasarkan Tabel 6.
dari hasil kuesioner dari responden. Rumus Tabel 6 Nilai Kontribusi Komponen Teknologi
CI adalah sebagai berikut (Marimin, 2004): UKM Fruitindo
CI = maks-n (3) Komponen Nilai Kontribusi
n-1 Technoware 0.453
Keterangan: Humanware 0.6
Infoware 0.5
maks : Nilai maksimum dari nilai eigen
Orgaware 0.382
matriks yang bersangkutan
Sumber : Data primer, diolah (2014)
N : Jumlah elemen yang dibandingkan
Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran HASIL DAN PEMBAHASAN
tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui Batas Tingkat Kecangggihan
rasio yang dianggap baik. Rumus CR adalah Batas tingkat kecanggihan komponen teknologi
(Herjanto, 2009): dari UKM keripik buah yang diteliti, ditunjukkan
CR= CI (4) pada Tabel 11.
RI
CR diterima bila ≤ 0,1
Tabel 11 Batas Tingkat Kecanggihan Komponen Teknologi pada Tiga UKM yang diteliti
Tingkat Kecanggihan
Komponen Teknologi UKM Fruitindo UKM Ossary UKM Rhema
Ll Ul Ll Ul Ll Ul
Technoware
- Pengupasan Buah 1 3 1 3 1 3
- Pemisahan Biji Buah 1 3 1 3 1 3
- Pemotongan Buah 2 4 2 4 2 4
- Pencucian 1 3 1 3 1 3
- Penggorengan 5 7 5 7 5 7
- Pengeringan 2 4 4 4 2 4
- Pengemasan 2 4 2 4 2 4
Humanware
- Humanware 1 7 1 7 1 7
Infoware
- Infoware 1 6 1 6 1 6
Orgaware
- Orgaware 1 4 1 4 1 4
Sumber : Data primer, diolah (2014)