Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PROSES BISNIS DAN KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI RENDAL PRODUKSI

DI INDUSTRI FARMASI: STUDI KASUS PT. TNF

Jimmy Robot1), Nancy Tuturong2)


1) 2)
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi,
Jl. Kampus UNSRAT Bahu, Manado, 95115, Indonesia

E-mail: jimmy.robot@unsrat.ac.id

Abstrak

Suatu industri manufaktur yang berorientasi pada profit memerlukan alat bantu agar
bisnisnya dapat menjalankan proses eksekusi manufaktur lebih baik. Industri farmasi pun
tak luput dari pola keberhasilan seperti ini. PT. TNF merupakan salah satu industri farmasi
yang berorientasi pada pasar, dengan menciptakan produk-produk yang makin kompleks,
sesuai dengan keinginan pasar. Sebagai salah satu industri yang bergerak dalam bisnis obat-
obatan ini membutuhkan sistem informasi agar tercapainya tujuan organisasi untuk
meningkatkan efisiensi perusahaan, daya saing dan inovasi produk yang bertaraf
internasional. Salah satu peranan vital dalam bisnis industri ini adalah proses dalam Unit
Produksi dan PPIC sebagai pengendalian perencanaan produksi serta pengadaan sebagai
pengelola lalu lintas material dan barang jadi/produk. Sebagai dasar pertimbangan inilah,
maka penulis mengangkat masalah analisis proses bisnis dan kebutuhan sistem informasi
perencanaan dan pengendalian (Rendal) Produksi berbasis agent di PT. TNF sehingga
pengorganisasian sumberdaya perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Untuk menggambarkan arsitektur sistem sesuai konteks pembahasan
digunakan UML agar memudahkan analisis dan pengembangan. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah sistem rendal produksi yang dirancang dapat membantu mengatasi
permasalahan pada unit operasi PPIC dan rendal Produksi yang ditemui di PT.TNF.

Kata Kunci: Agent, GAI, Unit Produksi, UML, PPIC, Sistem Rendal Produksi

1. Pendahuluan pengendalian perencanaan produksi serta


pengadaan sebagai pengelola lalu lintas material
Salah satu indikator berhasilnya industri dan barang jadi/produk. Unit ini melayani
yang berorientasi pada profit yang besar tak lepas produksi yang dinginkan oleh Unit Bisnis yang
dari terciptanya efisiensi cost dalam cenderung customized. Oleh sebab itu, Unit
melaksanakan manajemen operasi dari suatu Produksi dan PPIC dituntut memiliki fleksibilitas
organisasi manufaktur. Secara umum suatu dalam proses manufakturnya.
keberhasilan era manufaktur yang modern Salah satu pengembangan model sistem
sekarang ini tidak lepas dari peran penting sistem cerdas yang berperan dalam sistem informasi
informasi/ teknologi informasi yang bergerak dari manufaktur adalah multi-agent system (MAS).
suatu program peningkatan efisiensi, keefektifan MAS merupakan kumpulan sistem informasi
sampai menciptakan inovasi baru untuk mencapai berbasis agent yang memungkinkan user dapat
keunggulan bersaing. Suatu industri farmasi pun mendelegasikan tugas kepadanya secara mandiri.
tak luput dari pola keberhasilan seperti ini. PT. Sebagai dasar pertimbangan inilah, maka
TNF merupakan salah satu industri farmasi yang penulis mengangkat masalah perancangan sistem
berorientasi pada pasar, dengan menciptakan informasi perencanaan dan pengendalian (Rendal)
produk-produk yang makin kompleks, sesuai Produksi berbasis MAS di PT. TNF sehingga
dengan keinginan pasar. Sebagai salah satu pengorganisasian sumberdaya perusahaan untuk
industri yang bergerak dalam bisnis obat-obatan menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan
ini membutuhkan alat bantu agar proses bisnisnya konsumen, dan meninjau kembali proses tersebut
mengalami perkembangan yang signifikan agar pengelolaan operasional dari segi teknis dan
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Salah satu non teknis (time, cost,dan decision making)
peranan vital dalam bisnis industri ini adalah menjadi lebih efisien.
proses dalam Unit Produksi dan PPIC sebagai Penulisan ini akan membahas:
1) Bagaimana rancangan sistem multi agent yang mendelegasikan tugas kepadanya secara mandiri
sesuai dengan sistem perencanaan dan (autonomously).Kemudian beberapa peneliti lain
pengendalian produksi di PT. TNF? menambahkan satu hal lagi, yaitu bahwa agent
2) Bagaimana model perangkat lunak berbasis harus bisa berjalan dalam kerangka lingkungan
agent sebagai alat bantu untuk menyusun dan jaringan (network environment).
menginformasikan jadual produksi dan status Pada hakekatnya daftar karakteristik dan
lantai produksi di Unit Produksi? atribut di bawah adalah merupakan hasil survei
dari karakteristik yang dimiliki oleh agent-agent
2. Sistem Komputerisasi Manufaktur yang ada pada saat ini (Wahono, 2003):
1) Otonomi (Reagan, 2004).
Dalam melakukan proses Rendal Produksi 2) Cerdas, Menalar, dan Belajar Mandiri
dalam industri manufaktur tak terlepas dari sistem 3) Mobilitas dan Statis (Nwana, 1996):
corporate yang terbentuk di dalam sistem 4) Delegasi
tersebut. 5) Ferber (Ferber, 1994 dalam Nwana, 1996)
Semua bagian tingkatan di atas memiliki 6) Proaktif dan Berorientasi pada Tujuan
alur-alur informasi. Pada tingkatan pengendalian 7) Komunikasi dan Kemampuan Koordinasi.
level rendah, informasi yang diberikan sangatlah Durfee (Durfee, 1987 dalam Nwana, 1996)
bergantung pada waktu dimana setiap detik Metode yang digunakan ialah metode yang
kegagalannya akan sangat berharga sekali. diperkenalkan oleh Wooldrige, Jennings dan
Sedangkan informasi yang sama pada tingkatan Kinny (Wooldrige et.al, 1999). Metode ini
yang lebih tinggi dapat digunakan sebagai control memiliki dua tahap yaitu analisis dan desain.
kualitas beberapa hari atau minggu kemudian. Tahap ini terdiri dari langkah-langkah:
Dari penjelasan di atas dapat dilihat kepentingan 1). Tahap Analisis
data-data di atas bagi kebutuhan eksekusi sistem 1. Identifikasi Peran
Rendal Produksi sebagai komponen penghubung 2.Penyusunan Model Intraksi
antara unit-unit fungsional (cell, workstation dan 2). Tahap Desain
equipment) dan unit strategis (corporate 3. Perancangan Model Agent
management, finance, marketing dan sales, 4. Menentukan Layanan (Service)
research dan development). 5.Mengembangkan Model Acquaintance

3. Analisa dan Perancangan Berorientasi


Objek

Analisa dan perancangan berorientasi objek


adalah pendekatan perancangan (khususnya untuk
sistem informasi) dengan memandang sistem
terdiri atas objek-objek. Keunggulan utama dari
pendekatan ini adalah objek perangkat lunak yang
dirancang bisa digunakan secara berulang atau
dimodifikasi sesuai kebutuhan sehingga proses
perancangan ulang atau perawatan sistem lebih
mudah (Dennis et.al, 2005).
Secara umum ada dua langkah untuk
membuat model objek yaitu:
1) Menemukan serta mengidentifikasi objek bisnis
2) Mengorganisasikan objek dan mengidentifikasi
hubungan antar objek.
Gbr.1 Hubungan Antar Model
4. Pengembangan dengan Sistem Agent (Wooldrige et.al, 1999)

Konsep agent sudah dikenal lama dalam 5. Platform Aglet Server


bidang Artificial Intelligence (AI), tepatnya
dikenalkan oleh seorang peneliti bernama Carl IBM Aglets SDK merupakan sebuah
Hewitt dengan concurrent actor model-nya pada kumpulan Application Programming Interface
tahun 1977. (Nwana, 1996). (API) yang berisikan class – class dasar dalam
Definisi software agent sebagai (Wahono, pembentukan sebuah agent, sehingga tools ini
2003): Suatu entitas software komputer yang akan sangat bermanfaat dalam proses
memungkinkan user (pengguna) untuk pengembangan suatu sistem yang berbasiskan
multi agent. IBM Aglets SDK memfokuskan diri 6. Identifikasi Proses Bisnis
pada karakteristik mobility agent, sehingga
protokol – protokol dasar untuk Dalam perkembangannya, PT. TNF
mobilisasi suatu agent sudah tersedia dengan baik mempunyai visi, misi dan tujuan sebagai berikut:
dan sistematis, serta mudah untuk • Visi: mampu mensejajarkan diri sebagai salah
diimplementasikan (Ferrari, 2004). satu industri terpercaya di Indonesia dalam
Tahiti Server merupakan sebuah aglet server bidang farmasi bagi kesejahteraan
yang menjadi tempat hidup/singgah dari sebuah masyarakat.
agent selama masa hidupnya. Versi terbaru • Misi: menghasikan produk-produk yang
tersedia secara gratis melalui: berkualitas tinggi dengan mengacu kepada
http://www.trl.ibm.co.jp/aglets/index.html. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan
Konsep Aglet terdiri dari Aglet, Proxy, menerapkan teknologi modern serta
Context dan Engine. Fungsi dari fitur-fitur dukungan tenaga-tenaga profesional yang
tersebut diuraikan seperti dibawah ini: handal.
- Aglet - merupakan obyek mobile Java • Tujuan: menyediakan solusi terbaik bagi
- Proxy - mewakili suatu aglet kesehatan masyarakat secara umum dan
• berfungsi sebagai security shield suatu keluarga berencana nasional secara khusus;
aglet menciptakan efisiensi, kefektifan dan
• Mengontrol dan membatasi akses secara koordinasi serta inovasi produk bagi daya
langsung ke suatu aglet saing produk unggulan yang bertaraf
• Menyediakan transparansi lokasi bagi internasional.
aglet Sedangkan untuk proses bisnis PT. TNF
- Context – proses eksekusi environment bagi dijelaskan pada Gbr. 3 berikut ini:
aglets
- Engine – suatu Java Virtual Machine (JVM)
yang berjalan pada suatu host yang melayani
satu atau lebih context.
• Disebut juga Aglet Server.
• Program agletsd digunakan untuk
memulai Aglet Server pada spesifik port.
• Program agletsd digunakan juga untuk
memulai Tahiti Aglets Viewer.
Operasi Aglet terdiri dari creations, cloning,
dispatching, retraction, deactivation/activation,
dan disposal.
Untuk menggambarkan operasi aglet dapat
diperhatikan pada gambar 2. seperti di bawah:

Gbr. 3 Proses Bisnis PT. TNF

7. Perencanaan Sistem

Langkah pertama dalam melakukan


perancangan sistem informasi adalah planning
(perencanaan), adalah tahapan awal suatu proses
yang melandasi pemahaman tentang mengapa
sistem informasi ini dibuat. Proses tahapan awal
Gbr. 2 Diagram Aglet LifeCycle ini dimulai dari proses mengidentifikasi business
(Tar et.al, 2000) value (manfaat bisnis) untuk memahami sejauh
mana manfaat digunakannya sistem bagi
perusahaan khususnya pada PT TNF.
Berdasarkan hasil interview seperti yang
tercantum dalam system request (lihat Tabel I) di
bawah, mengenai kebutuhan untuk
mengembangkan sistem informasi di PT TNF.

TABEL I
System Request

-Perancangan Sistem Informasi (SI) Rendal


Produksi-
-berbasis Agent-
Project Manager Produksi
Sponsor:
Business Need: Mempercepat proses eksekusi
order, meningkatkan kemampuan
produksi, mengurangi kesalahan
instruksi operasi, terkendalinya stok
obat, mempermudah dokumentasi
sistem produksi, dan meningkatkan Gbr. 4 Activity Diagram Rendal Produksi saat ini
koordinasi
Business Menyediakan SI Rendal Produksi, Langkah berikutnya di dalam analisis adalah
Requirement: mengintegrasikan aplikasi, dan membuat model fungsional dari proses bisnis
prosedur koordinasi aplikasi
yang telah digambarkan pada Gbr. 4, bertujuan
Business Target stok tercapai, produksi dan
Value: pengiriman tepat waktu, tidak ada untuk memahami kebutuhan dan perilaku sistem
kesalahan instruksi pekerjaan, informasi baik itu yang telah ada sebelumnya
peningkatan akurasi data & maupun yang akan dibuat. Proses pengecekan
informasi antar unit material dilakukan oleh Staf Perencanaan
Special Issue Adanya komunikasi/ sosialisasi
or Constraint dalam menerapkan sistem yang Produksi secara fisik dengan langsung mendata
inovatif ini agar pengguna siap persediaan barang di gudang, dan juga mengecek
di database gudang. Pengecekan ganda ini
merupakan salah satu kebijakan dari manajer
Setelah mengidentifikasi kebutuhan bisnis, PPIC, karena walaupun sistem database yang
maka dilanjutkan dengan membuat analisis terkomputerisasi sudah diimplementasikan dan
feasibility untuk memberikan lebih jauh berjalan dengan rutin, tetapi masih ada
pemahaman akan peluang dan resiko pembuatan kekhawatiran bahwa ada staf yang lupa
proyek ini terhadap kelangsungan bisnis memasukkan data setelah terjadinya transaksi
perusahaan. Dalam tahapan ini dirangkum obat, baik input maupun output, dan juga
menjadi 3 aspek umum, yaitu: technical kebijakan ini adalah untuk prosedur pengamanan,
feasibility, economical feasibility dan sehingga bila ada data yang tidak sesuai dengan
organizational feasibility. kenyataan, maka dapat langsung diganti. Hal ini
disebabkan karena pada akhir bulan, pembuatan
8. Analisis Kebutuhan laporan inventori didasarkan pada data yang ada
Dalam menganalisis sistem yang sedang di database.
berjalan di PT. TNF, dilakukan pengkajian
mengenai analisis kebutuhan yang ada pada 9. Pemodelan Sistem yang Baru
sistem pembangun produksi, kemudian
memodelkan hasil analisis sistem ke dalam model Pada sistem yang baru ini, terjadi beberapa
fungsional dengan use case, kemudian model penyederhanaan fungsi kerja akibat otomatisasi
struktural dan dinamis yang dikembangkan oleh sistem informasi. Hal ini menyebabkan
dengan agent sehingga memudahkan perancangan peran/aktor yang terlibat mengalami
sistem. (lihat Gbr. 4). penyederhanaan dari yang berjumlah lima peran
Berdasarkan justifikasi awal mengenai menjadi tiga peran. Diharapkan pada sistem yang
mengapa sistem informasi ini dibuat, maka dapat baru kelak hanya tiga peran dominan yang terlibat
dirumuskan beberapa kebutuhan yang harus ada yaitu Staf PPIC, Staf Produksi dan Manajer
pada sistem yang baru adalah sebagai berikut: Produksi. Untuk itu dibuat model use case dari
Kebutuhan sistem dalam basis teknologi sistem yang baru agar memberi pemahaman bagi
mesin/alat, Kebutuhan sistem dalam organisasi stakeholder mengenai kemampuan sistem dalam
produksi dan Kebutuhan sistem dalam teknik berinteraksi dengan lingkungannya. (Gbr. 5)
manajemen produksi
Modeling and Simulation Towards
Collaborative Inventory Management in
Supply Chains. School of Mechanical &
Production Engineering, Nanyang
Tachnological University, Singapore,
2000
Herrmann, W. J. Improving Production
Scheduling: Integration Organizational,
Decision Making, and Problem Solving
Perspektives. Departement of
Mechanical Engineering and Institute for
System Reasearch, University of
Maryland, 2004
Hoog, de Robert., R. Martil, B. Wielinga, R.
Taylor. The Common KADS Model Set.
University of Amsterdam, 1994
Iglesias, C.A., M. Garijo, J. C. Gonzalez, J.R.
Velasco. Analysis and Design of Multi
Agent System using MAS-Common
KADS. Univ.de Valladoid, Valladoid,
Spain, 1996
Jack, Hugh. Integration and Automation of
Gbr. 5 Use Case Diagram untuk Sistem yang Baru Manufacturing Systems. U.K, 2001
Kuikka, Seppo. A Batch Process Management
10. Kesimpulan Framework: Domain specific, design
pattern, and software component based
Beberapa kesimpulan dari penulisan paper ini approach. Technical Research Center of
antara lain adalah: Finland, ESPOO 1999
1) Identifikasi proses bisnis sistem informasi
harus dilakukan pada tahap awal dalam Mochamad, Mas. Perancangan Prototip
proses pengembangan sistem. Keterlibatan Perangkat Lunak Berbasis Sistem Multi
stakeholders bersifat mandatory. Agent Sebagai Alat Bantu Penjadwalan
2) Kakas UML versi 2.0 dapat digunakan untuk Produksi di PT LEN Industri. Tugas
membantu proses pemodelan proses bisnis Akhir Sarjana Jurusan teknik Industri.
dan pendefinisian persyaratan sistem Institut Teknologi Bandung, 2004
informasi. Nwana, H.S. Software Agent: An Overview.
Intelligent System Research AA&T, BT
Referensi Laboratories, Ipswich, Suffolk, U.K,
1996
Bergenti, F., A. Poggi. Agent Oriented Software Ouelhadj, Djamila. A Multi Agent System for The
Construction with UML. Parco Area delle Integrated Dynamic Scheduling of Steel
Scienze 18A Parma, Italy, 2000 Production. The University of
Bradshaw, Jeffrey. Software Agents, Set of Nottingham, The School of Computer
Journals, MIT Press, 1997 Science & Information Technology,
Caire, G., W. Coulier, F. Garijo, J. Gomez. Agent August 2003
Oriented Analysis Using Message/UML. Parunak, H.V.D., A.D. Baker, S.J. Clark. The
Telecom Italia LAB Turin, Italy, 2000 AARIA Agent Archtecture: An Example of
Dennis, A., H.W. Barbara, D. Tegarden. System Requirements-Driven Agent-Based
Analysis and Design with UML version System Design. Center of Electronic
2.0. John Wiley & Sons, Inc, 2005 Commerce, Industrial Technology
Feng, Shaw. Manufacturing Planning and Institute, 1997.
Execution Software Interfaces. Pechoucek, M., A. Riha, J. Vokrinek. ExPlanTech:
Manufacturing Engineering Laboratory, Applying Multi Agent Systems in
NIST Gaithersburg, Maryland, USA, Production Planning. Gerstner
2000 Laboratory, Departement of Cybernetics,
Ferrari, Luca. Aglets 2.0.2 User Manual. IBM Czech Technical University, 2001
Tokyo Research Laboratory, 2004 Prasetyo, Kurniawan. Pola Rancangan Modul
Fu, Yonghui., R. Piplani. Multi-Agent Enabled Inventory Control untuk Pengembangan
Sistem Informasi Studi Kasus: Departement of USA, 2000
Percetakan Offset PT XYZ. Program Wahono, Romi. Multi Agent System: Beberapa
Magister Teknologi Informasi, Fakultas Isu, Pendekatan dan Tantangan.
Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Departement of Information and
2006 Mathematical Sciences, Saitama
Reagan, J. Simulasi Sistem Pengendalian Level University, 2001.
Dengan Pengendali Logika Fuzzy pada Wooldridge, M., N.R. Jennings, and D. Kinny.
Stripper Accumulator di PT.Pertamina Gaia Methodology for Agent Oriented
UP.V Balikpapan. Universitas Brawijaya, Analysis and Design. Kluwer Academic
Malang, 2004 Publishers, 2000.
Splunter, V.S. Strategic Automated Agent Design. Zhang, T.I., E. Kendall, H. Jiang. An Agent-
Master Thesis, Departement of Artificial oriented Software Engineering
Intelligence, Faculty of Science, Vrije Methodology with Application of
Universiteit Amsterdam, 2002 Information Gathering System for LCC.
Tarr, B., D. Nebesh, S. Foster. Introduction to School of Network Computing, Monash
Mobile Agent System and Applications. University, Australia, 2000

Anda mungkin juga menyukai