BAB VI
KAJIAN HUKUM & KELEMBAGAAN
Pada bagian Kajian Hukum, akan dibahas kerangka hukum yang terkait dengan pengelolaan
persampahan di Kota Tangerang dan hambatan-hambatan hukum yang mungkin terjadi saat
pelaksanaan proyek.
Bab VI - 1
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
6.1.3 Status Kota Tangerang dalam proyek percepatan PLTSa berdasarkan Peraturan Presiden
Kota Tangerang merupakan salah satu Kota yang disebut dalam Peraturan Presiden No 35
Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi
Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Adapun keuntungan yang didapatkan Kota
Tangerang sebagai daerah yang termasuk dalam percepatan pembangunan adalah:
Bab VI - 2
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Dalam hal, jalur penugasan Badan Usaha Milik Daerah dipilih, maka Badan Usaha Milik
Daerah tersebut dapat bekerjasama dengan badan usaha lainnya melalui penunjukkan yang
diatur sendiri, namun wajib menyediakan mayoritas ekuitas untuk pengadaan pembangunan
PLTSa, sehingga status Badan Usaha Milik Daerah yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah
tidak berubah. Ekuitas ini dapat merupakan milik Badan Usaha Milik Daerah sendiri, ataupun
melalui Penyertaaan Modal Daerah (PMD).
Dengan melalui berbagai pertimbangan, Walikota Tangerang telah memutuskan untuk tidak
melakukan Penyertaan Modal Daerah, dan memilih jalur kompetisi Badan Usaha.
Dengan memilih jalur kompetisi Badan Usaha, maka pengadaan dilakukan berdasarkan
peraturan-perundangan di bidang kerja sama pemerintah dengan badan usaha dalam
penyediaan infrastruktur.
Bab VI - 3
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Selain itu dilihat dari sisi peraturan Pemerintah Pusat, sebagai Proyek Persampahan, maka
pengadaan fasilitas persampahan Kota Tangerang dapat diadakan sebagai proyek
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) karena termasuk dalam daftar infrastruktur
yang dapat dikerjasamakan berdasarkan Peraturan Presiden nomor 38 tahun 2015 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur dan Peraturan
Menteri PPN/Bappenas No 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPBU.
Dalam penyelenggaraan KPBU, maka Pemerintah Kota Tangerang perlu memperhatikan hal-
hal berikut:
1) Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) adalah Kepala Daerah atau Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai penyedia atau penyelenggara infrastruktur
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2) PJPK menetapkan bentuk pengembalian investasi yang meliputi penutupan biaya
modal, biaya operasional, dan keuntungan Badan Usaha Pelaksana. Dalam
konteks pengadaan fasilitas pengolahan sampah Kota Tangerang, bentuk
pengembalian investasi kepada Badan Usaha Pelaksana adalah Biaya Layanan
Pengolahan Sampah (BLPS).
3) Badan Usaha Milik Daerah dapat menjadi PJPK selama diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Dalam hal ini, KPBU dilaksanakan melalui perjanjian
dengan Badan Usaha Pelaksana.
Bab VI - 4
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana terdiri dari kegiatan persiapan dan pelaksanaan. Dalam
hal persiapan, kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan antara lain:
1) konfirmasi kesiapan Proyek KPBU untuk dilanjutkan ke tahapan Pengadaan Badan
Usaha Pelaksana;
2) konfirmasi minat pasar dengan melakukan penjajakan minat pasar ( market
sounding) ataupun diskusi dalam forum Badan Usaha;
3) penyusunan jadwal pengadaan Badan Usaha Pelaksana dan rancangan
pengumuman;
4) penyusunan dan penetaapan Dokumen Pengadaan Badan Usaha Pelaksana; dan
5) pengelolaan Ruangan Data dan Informasi untuk keperluan uji tuntas ( due
diligence).
Dalam pelaksanaan skema KPBU, pemerintah dapat memberikan jaminan pemerintah dalam
bentuk penjaminan infrastruktur. Jaminan pemerintah dapat diberikan oleh Menteri
Keuangan melalui PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) selaku badan usaha
penjaminan infrastruktur. Jaminan pemerinah diberikan dengan memperhatikan prinsip
pengelolaan dan pengendalian risiko keuangan dalam APBN. Proses pemberian jaminan
pemerintah oleh PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) diatur dalam:
Bab VI - 5
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Tabel berikut di bawah menggambarkan jenis-jenis perizinan yang diperlukan untuk pelaksanaan
Proyek.Perlu diperhatikan bahwa dalam pelaksanaan Proyek dimungkinkan diperlukannya izin-izin
lain selain yang dicantumkan dalam tabel berikut tergantung pada strategi/rencana pelaksanaan
Proyek oleh Badan Usaha.
Bab VI - 6
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Penerima
Jenis Penerbit
No Izin/Persetujua Dasar Hukum
Izin/Persetujuan Izin/Persetujuan
n
Tahap Persiapan Sebelum Penunjukan Badan Usaha
1 Penetapan Lokasi Walikota Dinas UU 2/2012
Proyek; atau
Perpres 71/2012
Penetapan Lokasi
(jika perolehan
Tapak Proyek
lahan dilakukan
dalam rangka
pembebasan lahan
bagi kepentingan
umum); atau
Permen Bappenas
No. 3/2012
2 Penetapan Lokasi Kota Tangerang - UU 18/2008
Tempat Pengolahan (dituangkan dalam
Sampah Terpadu Perda RTRW)
dan Pemrosesan
Akhir Sampah
3 Kesepakatan Kota Tangerang Kota Tangerang Peraturan
penggunaan tanah Pemerintah No.
milik Kota 27/2014 tentang
Tangerang untuk Pengelolaan
lokasi Proyek Barang Milik
Negera/Daerah
Tahap Pembentukan Perusahaan Khusus (SPV)
4 Persetujuan Prinsip Badan Kordinasi Para pemegang UUNomor 25
Penanaman Modal Penanaman Modal saham Tahun 2007
(jika perusahaan tentang
penanaman modal) Penanaman Modal
5 Persetujuan atas Menteri Hukum dan Badan Usaha UU Nomor 40
Anggaran Dasar Hak Azasi Manusia Tahun 2007
6 Tanda Daftar Menteri Badan Usaha UU Nomor 3
Perusahaan Perdagangan Tahun 1998
tentang Wajib
Daftar Perusahaan
7 Nomor Pokok Wajib Kantor Pajak Badan Usaha UU Nomor 28
Pajak dan Tahun 2007
Pengukuhan tentang Ketentuan
Pengusaha Kena Umum dan Tata
Pajak Cara Perpajakan
Tahap Persiapan Sebelum Pelaksanaan Konstruksi
8 Persetujuan AMDAL BKLH/Meneg LH Kota Tangerang Peraturan
(analisa mengenai dan Badan Usaha Menteri Negara
dampak lingkungan) (jika diperlukan Lingkungan
dan Izin Lingkungan pemuktahiran) Hidup Nomor 5
Bab VI - 7
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Penerima
Jenis Penerbit
No Izin/Persetujua Dasar Hukum
Izin/Persetujuan Izin/Persetujuan
n
Tahun 2012
tentang Jenis
Rencana Usaha
dan/atau
Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi
Dengan AMDAL
Tahap Pelaksanaan (Konstruksi)
9 Izin Lokasi Kota Tangerang Badan Usaha Pasal 4 Peraturan
Meneg
Agraria/Kepala
Badan Pertanahan
Nasional Nomor 2
Tahun 1999
tentang Ijin Lokasi
10 Izin Mendirikan Kota Tangerang Badan Usaha UU Nomor 28
Bangunan Tahun 2002
tentang Bangunan
Gedung
11 Izin Gangguan/HO Kota Tangerang Badan Usaha Pasal 4 UU
Gangguan
Tahap Pelaksanaan (Operasi)
12 Izin Usaha (jika Kepala Badan Badan Usaha Peraturan Menteri
Perusahaan Kordinasi Perdagangan
Penanaman Penanaman Modal Nomor09/M-
Modal) /Surat Izin untuk Izin Usaha DAG/PER/3/2006
Usaha Perdagangan /Kepala Daerah Cq.
(jika bukan Kepala Dinas/Kepala
Perusahaan Kantor Pelayanan
Penanaman Modal) Perizinan untuk Izin
Usaha Perdagangan
13 Izin Usaha Kementrian Energy Badan Usaha Permen ESDM No.
Penyediaan Tenaga dan Sumber Daya 10 Tahun 2005
Listrik Mineral
Bab VI - 8
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Kebutuhan
Penjelasan
Peraturan/Kebijakan/Perjanjian
Perjanjian Pendahuluan (Head of Mengingat proyek ini direncanakan untuk
Agreement) antara Kota Tangerang dengan berada di lokasi yang berbeda, yaitu di TPA
PT PLN (Persero) Rawa Kucing dan di lahan lain yang tidak
terdampak peraturan KKOP, maka perlu
dipastikan bahwa terdapat dua PJBL untuk
kedua lokasi yang berbeda. Selain itu, adanya
dua PJBL berarti harga tarif listrik yang lebih
tinggi yang dapat menekan nilai BLPS yang
rendah (lihat Bab IV untuk informasi lebih
lanjut).
Persetujuan Pemerintah Daerah Kota Mengingat jumlah sampah yang dikirim sangat
Tangerang atas Jaminan Supply Sampah tergantung kebijakan Pemerintah Kota dalam
yang akan dikirim komitmennya terhadap kegiatan reduksi di
hulu (3R), pengumpulan, dan sangat erat
terkait dengan penentuan kapasitas proyek,
yang juga menentukan besaran investasi atas
proyek, sehingga diperlukan jaminan
komitmen atas jumlah sampah yang akan
dikirimkan.
Peraturan Daerah Kota Tangerang Keberadaan Peraturan Daerah Kota Tangerang
mengenai Tipping Fee diperlukan untuk memastikan bahwa
pemerintah daerah beserta DPRD terikat untuk
mengalokasikan anggaran yang diperlukan
untuk pembayaran biaya tipping fee berikut
mata anggaran yang akan digunakan dengan
memperhatikan ketentuan mengenai
pengelolaan keuangan daerah.
Perjanjian dengan Pemerintah Kota Mengingat proyek akan menggunakan lahan
Tangerang untuk Pemanfaatan Tanah Kota yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Tangerang
Tangerang bagi proyek maka atas penggunaan lahan tersebut perlu
dituangkan dalam perjanjian pemanfaatan
aset Kota Tangerang.
Persetujuan DPRD Kota Tangerang Sesuai dengan PP 50/2007, kerja sama antara
Kota Tangerang dan badan usaha yang akan
menimbulkan beban terhadap APBD perlu
mendapatkan persetujuan dari DPRD.
Rencana tindak pemenuhan kebutuhan peraturan perundang-undangan dapat digambarkan pada
tabel di bawah:
Bab VI - 9
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
6.2.1 Pemetaan Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan (Stakeholder Mapping)
Demi untuk tidak mengganggu jalannya kegiatan rutin SKPD Lingkungan Hidup, dan untuk
mempermudah proses penganggaran untuk pengadaan Badan Usaha untuk Proyek, maka
Pemerintah Kota Tangerang, telah memutuskan untuk menunjuk Badan Usaha Milik Daerah
Bab VI - 10
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
nya yaitu PT Tangerang Nusantara Global, atau PTTNG untuk melakukan proses
penunjukkan Badan Usaha Pelaksana dalam kerangka KPBU.
Dalam tahap pengadaan KPBU di Kota Tangerang, peran dan tanggung jawab masing-
masing pihak dijelaskan dalam Gambar 6.1 berikut
1) melakukan kegiatan penyiapan kajian awal Prastudi Kelayakan dan kajian akhir
Prastudi Kelayakan dengan berkoordinasi dengan Tim Koordinasi KPBU;
2) menyelenggarakan setiap proses administrasi pemilihan Badan Usaha Pelaksana atas
nama PJPK, melalui (i) pengadaan panitia lelang dan tim ahli, (ii) membiayai setiap
proses-proses terkait pengadaan, termasuk market sounding, prakualifikasi badan
usaha, evaluasi penawaran teknis, dan negosiasi atas perjanjian KPBU;
3) mengawasi jalannya pelaksanaan Proyek KPBU yang sesuai sasaran pengguna
layanan, yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang;
4) menyampaikan laporan berkala kepada Tim Koordinasi dan PJPK secara berkala;
Peran dan tanggung jawab Tim Koordinasi adalah mewakili pengguna layanan, dan selama
masa pengadaan memiliki tugas-tugas sebagai berikut:
1) Berkoordinasi dengan PTTNG untuk memastikan tercapainya semua sasaran
pelayanan pengelolaan sampah dalam desain proyek dan Perjanjian KPBU;
2) Memfasilitasi PTTNG untuk mendapatkan informasi terkini, kebijakan, jaminan, izin-
izin yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Badan Usaha Pelaksana;
3) Memberikan opini dan bantuan teknis kepada PT TNG sesuai dengan kewenangan,
keahlian dari masing-masing dinas/badan.
Bab VI - 11
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Setelah pemenang lelang ditetapkan dalam tahap pengadaan dan telah resmi menjadi
Badan Usaha Pelaksana. Saat Masa Konstruksi, Badan Usaha Pelaksana juga berperan
sebagai pengelola TPA Rawa Kucing, sehingga sudah mendapatkan pemasukan seperti yang
telah dijabarkan dalam Bab IV. Selain itu, PT TNG dan Badan Usaha Pelaksana sudah
diperbolehkan melakukan Kerjasama Komersial. Peran dan tanggung jawab masing-masing
pihak dijelaskan pada Gambar 6.2 berikut:
5) Dinas Pertanahan
2) Membantu BUP dalam hal perizinan yang berkaitan dengan Pemerintah Pusat
Bab VI - 12
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Selain itu, Wali Kota Tangerang menugaskan PT TNG untuk melakukan pengawasan
kemajuan konstruksi berdasarkan perjanjian KPBU. Adapun peran dan tanggung jawab PT
TNG adalah:
Saat Masa Operasi, Wali Kota Tangerang membentuk Badan Pengendali yang anggotanya
merupakan Tim Koordinasi saat Masa Konstruksi. Badan Pengendali ini kemudian akan
bertanggung jawab dalam menjalankan pengawasan proyek. Selain itu, Wali Kota
Tangerang bersama dengan BUP akan menunjuk PT TNG sebagai konsultan pengawas
independen untuk melakukan pengawasan terhadap transaksi sampah di jembatan timbang.
Adapun peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dijelaskan pada Gambar 6.3.
Bab VI - 13
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
2) Memastikan transaksi BLPS sesuai dengan jumlah sampah tercatat pada jembatan
timbang
Peran dan tanggung jawab Badan Pengendali:
1) Pengawasan performa lingkungan
2) Menerima dan menilai laporan PT TNG
3) Menerima tagihan pelayanan sampah dari PT TNG
4) Menerima laporan kinerja kontrak kerjasama
5) Melakukan perencanaan strategis apabila terjadi hal-hal yang menyebabkan proyek
tidak berjalan sesuai kontrak (Seperti: perubahan jumlah sampah yang drastis,
fluktuasi kurs rupiah yang drastic, perubahan kebijakan, dsb)
Bab VI - 14
Kajian Pra-Kelayakan Fasilitas Pengelolaan Sampah Kota Tangerang LAPORAN AKHIR
Bab VI - 15