Anda di halaman 1dari 16

345

Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media

Bambang Sukma Wijaya


Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie
Jl. HR Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920
Telp. (021) 5261448; e-mail: bambang.sukma@bakrie.ac.id

Abstract

This study aims to uncover the knowledge used by creators in producing the message of
ambient media ad and compare it with Action Assembly Theory of John Greene. It is a message
production theory which states that a message is formed from several knowledges possessed
and managed by communicator. By using exploratory-qualitative method through an interpre-
tive approach, the researcher in-depth interviewed some informants of ambient media ad crea-
tors from various backgrounds, ranging from executive creative director to visual communica-
tion design student who ever win an ambient media ad competition. The research findings indi-
cate that the creators of ambient media ad use subjective knowledge derived from personal
experience and objective knowledge derived from creative brief as content knowledge in pro-
ducing the message of ambient media ads. Further, in addition to ‘content knowledge’ and ‘pro-
cedural knowledge’ as mentioned in Action Assembly Theory, ambient media ad creators also
use ‘context knowledge’ in producing the message. This context knowledge even has a crucial
role in shaping consumer audience’s experience towards the message as a typical characteristic
of ambient media ads.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengetahuan-pengetahuan yang digunakan kreator dalam


memproduksi pesan iklan ambient media dan membandingkannya dengan teori produksi pesan Ac-
tion Assembly Theory dari John Greene. Dengan menggunakan metode kualitatif-eksploratoris melalui
pendekatan interpretif, peneliti mewawancarai secara mendalam beberapa subjek atau informan yakni
kreator iklan ambient media dari berbagai latar belakang yaitu; pengarah kreatif eksekutif dan mahasiswa
Desain Komunikasi Visual (DKV) yang karya iklan ambient media-nya pernah memenangkan lomba.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kreator iklan ambient media menggunakan pengetahuan subjektif
yang berasal dari pengalaman pribadi dan pengetahuan objektif yang berasal dari kalimat (brief) kreatif
sebagai pengetahuan isi (content knowledge) dalam memproduksi iklan ambient media. Peneliti juga
menemukan bahwa content knowledge dan procedural knowledge seperti yang terdapat dalam Ac-
tion Assembly Theory, kreator iklan ambient media juga menggunakan context knowledge dalam
memproduksi pesan, bahkan pengetahuan ini memiliki peran sangat penting dalam membentuk
pengalaman khalayak konsumen terhadap pesan yang merupakan ciri khas iklan ambient media.

Kata kunci: iklan ambient media, pengetahuan isi, pengetahuan procedural, dan pengetahuan konteks.
346 Wijaya, Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media dari Perspektif Action Assembly Theory

Pendahuluan menjadi tindakan yang terprogram. Greene meng-


istilahkan tindakan terprogram ini sebagai “uniti-
Sebuah pesan tidak muncul begitu saja, na- lized assemblies”. Ritual memberikan salam se-
mun dibentuk dengan melalui suatu proses tertentu. perti yang dipaparkan di atas merupakan contoh
John Greene dalam buku Littlejohn (2005) ber- “unitilized assemblies”.
judul Human Communication Theories meng- Menurut Greene, tidak ada tindakan
ungkapkan sebuah teori yang menjelaskan tentang tunggal yang dapat berdiri sendiri. Setiap tindakan
cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan mem-pengaruhi tindakan yang lain dengan suatu
dengan pikiran dan menggunakannya untuk mem- cara tertentu. Untuk memperkenalkan diri, mi-
bentuk pesan. Teori ini bernama Action Assem- salnya, orang harus menggunakan berbagai tin-
bly Theory. dakan mulai dari tekanan suara dengan kata-kata
Greene menyebut dua komponen penge- dan gerakan. Untuk menuliskan paragraf, ia harus
tahuan yakni pengetahuan isi (content knowledge) menggabungkan berbagai aksi dari pengetahuan
dan pengetahuan prosedural (procedural know- yang terkoordinasi dalam bahasa untuk menulis
ledge). You know about things, and you know atau mengetik.
how to do things (Littlejohn, 2005: 115). Dalam Tindakan tersebut kemudian diintegrasikan
Action Assembly Theory, procedural knowledge ke dalam jaringan pengetahuan. Setiap bagian pe-
menjadi pusat perhatian utama. Greene meng- ngetahuan merepresentasikan sesuatu untuk me-
gambarkan cara kerja procedural knowledge se- lakukannya. Tujuan yang lebih tinggi (seperti me-
perti titik-titik (node) yang saling terhubung satu lakukan perkenalan) dan yang lebih rendah (seperti
sama lain bagaikan website di internet. Node pe- tersenyum) digabungkan dalam sebuah hasil re-
ngetahuan tersebut terutama yang berkaitan de- presentasi yang mengantarkan pada suatu tindakan
ngan perilaku, konsekuensi dan situasi. komunikasi.
Greene memberi contoh ketika berjumpa Meskipun teori dan penelitian mengenai
seseorang, biasanya orang akan tersenyum dan produksi pesan bukan hal baru, namun peneliti be-
mengucapkan, “Hai, apa kabar?” dan kemudian lum menemukan penelitian mengenai produksi
orang tersebut akan membalasnya dengan berkata, pesan yang secara spesifik menelaah tentang pro-
“Baik, bagaimana kabar Anda juga?”. Dia me- duksi pesan iklan, khususnya iklan berbentuk am-
nyimpan hal ini dalam memori sebagai suatu pe- bient media. Bungin (2000) dalam penelitiannya
ngetahuan yang saling berhubungan antara situasi berjudul Konstruksi Sosial Media Massa: Mak-
menyapa seseorang, tindakan tersenyum, menggu- na Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masya-
nakan kata-kata tertentu, dan mendapatkan hasil rakat Kapitalistik menyorot tentang konstruksi
berupa balasan sapaan dari orang lain. pesan iklan sebagai suatu realitas media, namun
Pada kasus yang lebih kompleks, hal-hal penelitian tersebut lebih banyak menyoroti iklan
yang saling berkaitan semacam itu, di mana pada sebagai hasil konstruksi sosial atas realitas melalui
prosedur tertentu terdapat hubungan yang paling media yang menayangkannya.
sering digunakan atau yang terakhir digunakan Bungin memaparkan wacana iklan televisi
sehingga menjadi semakin kuat, maka node pe- yang dibangun oleh tiga hal, yakni; (1) ciri realitas
ngetahuan itu akan membentuk modul-modul atau sosial yang dibentuk oleh iklan televisi; (2) proses
pola. Greene menyebut modul-modul tersebut se- konstruksi iklan televisi atas realitas sosial; dan
bagai procedural record, yaitu sekumpulan hu- (3) makna dan implikasi sosial suatu simbol realitas
bungan yang terbentuk oleh node dalam kegiatan sosial iklan televisi bagi masyarakat. Jadi wilayah
jaringan yang cenderung menguat. penelitian Bungin sangat luas, “dari hulu ke hilir”,
Lebih lanjut, Greene juga menjelaskan dari pembuatan iklan, media hingga khalayak yang
bahwa jika hubungan pengetahuan tersebut men- menjadi “korban” konstruksi realitas media, de-
jelma menjadi beberapa himpunan kegiatan dalam ngan menggunakan paradigma konstruktivisme.
urutan tindakan tertentu yang secara kuat saling Meskipun Bungin juga menelaah proses
berkelompok dan sering digunakan, maka akan produksi iklan televisi yang menghasilkan beberapa
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 9, Nomor 3, September-Desember 2011, halaman 338-353 347

Gambar 1. Contoh Iklan Ambient Media Sunsilk “Tow Truck”


Sumber: www.komunikasiana.com, dok. JWT Indonesia, diakses 9 Januari 2012

kategori proses konstruksi sosial yaitu kategori- penyampaian pesan dan pembuktian pesan mela-
sasi membangun konstruksi sosial dan kategorisasi lui pengalaman langsung khalayak konsumen
membangun citra media, namun penelitiannya ti- terhadap pesan tersebut (Wijaya, 2011a: 120).
dak secara spesifik menyoroti proses produksi pe- Contoh iklan ambient media adalah iklan
san iklan dari kacamata pembuat pesan; bagai- sampo Sunsilk yang menyampaikan pesan ke-
mana pesan dirancang dan dibuat dengan meng- unggulan produk yakni membuat rambut jadi kuat
gabungkan berbagai pengetahuan yang ada di dengan menampilkan simulasi visual rambut pada
benak pembuatnya. Perbedaan ini disebabkan mobil boks yang menarik atau menderek mobil di
Bungin berpijak pada tradisi sociocultural da- belakangnya. Dengan suasana dan sensasi yang
lam menelaahnya dengan menggunakan teori diciptakan lewat visual hidup atau nyata, iklan
konstruksi sosial atas realitas oleh Charles Berger ini memberikan pengalaman langsung khalayak
dan Peter Luckmann, bukan pada tradisi socio- konsumen terhadap pesan yang disampaikan, yang
psychological dalam spektrum individu pembu- berbeda dengan iklan-iklan pada media konven-
at pesan (Littlejohn, 2005: 346). Karena itu pene- sional seperti televisi, majalah, surat kabar dan lain-
litian ini lebih mengarah kepada tradisi sociopsy- lain.
chological mengenai produksi pesan dari pers- Iklan ambient media memang memiliki
pektif pembuat atau kreator iklan ambient me- kekuatan menarik perhatian khalayak di sekitar-
dia. nya dan cenderung lebih mudah menciptakan ke-
Iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi percayaan karena khalayak langsung “mengalami”
yang saat ini telah banyak dijumpai pada banyak isi pesan yang disampaikan. Julie Aveyard, Ad-
media–media komunikasi merupakan salah satu vertising Campaigns Manager perusahaan te-
hal yang juga memanfaatkan perkembangan lekomunikasi BT Cellnet memaparkan penga-
teknologi. Seiring dengan perkembangan jaman lamannya di Majalah Marketing Inggris bahwa,
saat ini, iklan juga relatif lebih berkembang, baik “The essence of ambient media is about taking
me-lalui bentuk iklan maupun penempatan media– people by surprise and making our communi-
media iklan seperti pada media yang conventio- cation more relevant and credible” (Wijaya,
nal, maupun media unconventional. Disadari 2011b:58). Sementara Sandra Luxton dan Lachlan
atau tidak iklan merupakan hal yang sangat penting Drummond (2000) dari Monash University, Aus-
khususnya bagi promosi barang maupun jasa suatu tralia menyebutkan beberapa ciri penting iklan
perusahaan (Wicaksono, 2008:131). Salah satu ambient media, yakni: “The placement of ad-
media iklan unconventional yang sering digu- vertising in unusual and unexpected places (lo-
nakan adalah ambient media. cation) often with unconventional methods (ex-
Iklan ambient media adalah suatu bentuk ecution) and being first or only ad execution
iklan yang mengoptimalkan konteks medium, to do so (temporal).”
khalayak dan produk sehingga tercipta suasana Marc Vanhuele dari HEC School of Man-
dan sensasi tertentu yang mampu menyinergikan agement dalam laporan penelitian yang dipu-
348 Wijaya, Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media dari Perspektif Action Assembly Theory

blikasikan di situs HEC memaparkan hasil pe- pengetahuan tersebut, maka dalam menelaah
nelitiannya mengenai efek ambient advertising produksi pesan iklan ambient media ini, peneliti
atau iklan ambient media terhadap merek pro- menggunakan Action Assembly Theory dari John
duk (http://campus.hec.fr/profs/vanhuele/ Greene sebagai referensi utama.
AmbientAdv.htm, diakses 6 Juli 2008). Dibantu
Michel Pham dari Columbia University dan Ste- Metode Penelitian
phen Holden dari Bond University, Australia,
Vanhuele melakukan tiga rangkaian studi eks- Penelitian ini menggunakan metode ku-
perimen secara terpisah. alitatif yang bertipe eksploratoris dengan pende-
Pertama untuk mengetahui efek pengek- katan interpretif. Hackley (2003: 8) menyebutkan
posan merek pada iklan ambient media. Studi bahwa pendekatan interpretif (interpretive ap-
kedua dilakukan untuk menguji bagaimana iklan proach) menawarkan sebuah cara menggali topik
ambient media dapat membantu merek yang telah bahasan secara mendalam dan bernas tanpa ber-
ada dengan image yang telah terbentuk dengan usaha untuk secara statistik menggeneralisasi ha-
baik. Pada studi ketiga, Vanhuele dan timnya me- sil temuan. Pendekatan interpretif lebih cenderung
replikasi hasil yang telah diketahui dengan baik berusaha menemukan gambaran yang kaya dan
yaitu efek psikologi yang mengacu pada ‘pengaruh insightful terhadap suatu isu, masalah atau keja-
pengeksposan merek’. dian sesuai konteks sosialnya.
Secara keseluruhan, studi mengenai iklan Pengumpulan data dilakukan dengan me-
ambient media ini menunjukkan bahwa peng- tode wawancara mendalam, observasi dan pene-
eksposan yang berulang terhadap nama merek lusuran dokumen, baik secara langsung (offline)
pada iklan dapat menimbulkan tiga tipe pengaruh. maupun tidak langsung melalui media internet
Pertama, iklan ambient media memberikan (online). Analisis dilakukan sepanjang penelitian,
kredibilitas merek yang lebih baik sebagai pemain sedangkan kesahihan data diuji dengan triangu-
di pasaran. Kedua, iklan ambient media mampu lasi sumber dan teori.
mengaktifkan image positif dan membuat orang- Subyek atau informan penelitian ini adalah
orang menyimpan merek produk yang diiklankan Jehan, wanita berkebangsaan asing, pengarah kre-
dalam ingatan, dan ketiga, iklan ambient media atif eksekutif (executive creative director) sebuah
dapat meningkatkan evaluasi terhadap merek perusahaan periklanan multinasional yang pernah
secara keseluruhan. memenangkan penghargaan atas iklan ambient
Perhatian terhadap studi iklan ambient media karyanya yakni iklan Sunsilk “Tow Truck”
media umumnya hanya menelaah dari sisi kon- seperti yang gambarnya ditampilkan pada bagian
sumen mengenai efek yang ditimbulkan dari iklan, Ppendahuluan dan “Floating Hands” yang me-
sementara studi mengenai pesan iklan lebih banyak nampilkan tangan-tangan mengambang dan me-
menelaah dari sisi pesan melalui analisis tanda dan mohon pertolongan di kolam bundaran Hotel In-
makna. Studi yang menyorot dari sisi pembuat donesia. Informan lain adalah Gani, pengarah
pesan iklan ambient media masih belum tersentuh; kreatif (creative director) lepas yang berpenga-
bagaimana pesan dibentuk dan faktor-faktor apa laman kerja di beberapa biro iklan multinasional
yang mempengaruhi pembentukan pesan tersebut. dan menjadi juri berbagai lomba kreatif iklan serta
Berbeda dengan penelitian-penelitian pembuat iklan ambient media iklan kampanye
sebelumnya, penelitian ini lebih fokus pada sisi pencegahan HIV atau AIDS untuk para penyuka
pembuat pesan untuk mendapatkan gambaran sesama jenis (gay) yang dipasang di toilet-toilet
informasi yang komprehensif mengenai penge- pria pada 2007. Sementara Tofu, informan beri-
tahuan-pengetahuan yang digunakan kreator iklan kutnya, adalah pengarah seni (art director) di se-
ambient media dan bagaimana mereka mengolah buah biro iklan lokal dan pembuat iklan layanan
pengetahuan tersebut menjadi sebuah pesan khas masyarakat “Tolong Banjir Solo” yang meraih
iklan ambient media sehingga membentuk suatu penghargaan pada ajang lomba iklan Pinastika
komunikasi yang dapat dirasakan kebenaran isi Award di Yogyakarta. Informan lain dalam pe-
pesannya seketika. Berkaitan dengan pengetahuan- nelitian ini adalah Aldo, penulis naskah (copy-
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 9, Nomor 3, September-Desember 2011, halaman 338-353 349

writer) di sebuah biro iklan multinasional dan huan yang berkaitan dengan persoalan yang ingin
pembuat iklan ambient media “Anlene Chair”, dipecahkan, cara pemecahannya, perilaku target
serta Kiki, mahasiswa DKV di sebuah perguruan dan demografi target. Pemahaman terhadap kon-
tinggi di Bandung yang pernah memenangkan sumen dan tempat juga diakui oleh Kiki sesuai pe-
lomba iklan atas karyanya, yakni iklan ambient ngalamannya membuat iklan ambient media
media tentang “Antitayangan Kekerasan di TV” antitayangan kekerasan di TV.
berupa tempelan secarik kertas iklan di layar-layar Kalo ngga tau perilaku konsumen di toko
televisi yang dipajang di show room toko-toko yang suka liat-liat model tivi, nyobain dan
elektronik di Bandung pada 2006. Semua nama sebagainya, mana bisa punya ide bikin iklan
informan sengaja disamarkan sesuai permintaan tentang antitayangan kekerasan di tivi yang
yang bersangkutan. dipasang di showroom toko elektronik (Wa-
wancara dengan Kiki, 5 Juni 2009).
Hasil Penelitian dan Pembahasan Selain memahami perilaku konsumen
yang datang ke toko, memahami desire mereka
Dalam menyusun pesan sebuah iklan am- saat melihat-lihat produk televisi, Kiki juga me-
bient media, kreator iklan menyerap, menyimpan ngaku pentingnya pendalaman masalah yang
dan mengolah berbagai pengetahuan di benaknya berkaitan dengan tema pesan yang akan diangkat.
dari berbagai sumber. Pengetahuan-pengetahuan Sebagaimana dikatakan Tofu, memahami per-
tersebut diseleksi secara teknis dalam suatu sistem soalan secara komprehensif dapat memberikan
internal agensi atau biro iklan tempat kreator be- insight yang baik terhadap apa yang ingin disam-
kerja dalam bentuk taklimat (brief), maupun secara paikan.
alamiah oleh kreator sendiri. Kiki juga menjelaskan bahwa pemahaman
Bagi Gani, pengetahuan-pengetahuan yang layout toko juga penting, termasuk bagaimana
dibutuhkan oleh seorang kreator iklan adalah sa- produk-produk itu dipajang, menghadap ke mana,
ma saja, apapun bentuk iklannya, dan apapun apakah langsung terlihat dari depan ketika pe-
mediumnya. Bahkan prosesnya pun serupa. Se- ngunjung memasuki area toko, dan sebagainya.
tiap kreator memiliki gaya sendiri dalam mengak- Juga kebiasaan pegawai toko menyalakan layar
tualisasikan pesan yang dibuatnya. Hal tersebut televisi yang dipajang untuk menarik perhatian
dikarenakan, para kreator iklan dituntut memiliki pengunjung. Bagi Kiki, sebelum menyusun pe-
wawasan yang luas, pengalaman konsumtif dan sannya, sebaiknya memang didahului pemaham-
auditif yang memadai, sehingga di kepala para an yang mendalam mengenai segala aspek yang
kreator selalu tersedia berbagai cadangan penge- berkaitan dengan iklan yang akan dibuat.
tahuan, di luar pengetahuan formil sebagaimana Sementara Aldo menggarisbawahi pen-
yang tersaji dalam sebuah brief atau taklimat tingnya memahami produk secara mendalam se-
kreatif. belum mempelajari hal-hal yang lain. Bagi Aldo,
… brief itu harus inspiring. Nggak cuma me- produk memegang peranan sentral, karena dari
nampilkan data-data pasar atau konsumen, ta- situlah iklannya dibuat.
pi dia harus bercerita tentang produk, konsu- “Di sini maksudnya bukan cuma sekadar tau
men dan sebagainya. Bercerita di sini bukan product’s benefit ya, tapi juga karakter, per-
asal cerita ya, tapi benar-benar bercerita... da- sonality, dan filosofi produk itu. Kalo soal
lam arti menyajikan kisah-kisah yang inspir- positioning sih udah wajib. Tapi memahami
ing, temuan-temuan riset yang ngga terduga, karakter dan personality produk dengan be-
dan sebagainya. Nah, khusus untuk ambient, nar kayaknya sering dilupakan kreator (Wa-
tentu kita juga harus tahu persis di mana akan wancara dengan Aldo, 11 Januari 2009).
dipasang dan bagaimana kondisi di situ, jadi Namun demikian, menurut Aldo, khusus
bisa match semuanya (Wawancara dengan untuk iklan ambient media, maka pemahaman
Gani, 4 November 2008). akan media atau benda di mana pesan akan dipa-
Sementara Tofu mengakui bahwa informa- sang juga memegang peranan yang tidak kalah
si yang ia butuhkan adalah pengetahuan-pengeta- penting. Pengalamannya luput memperhatikan
350 Wijaya, Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media dari Perspektif Action Assembly Theory

benda di sampingnya yang ternyata sangat cocok Dari pengetahuan-pengetahuan yang


sebagai medium pesan iklan produk susu yang dimilikinya, kreator iklan ambient media ke-
dibuatnya memberinya pelajaran bahwa medium mudian mengolahnya menjadi suatu ide kreatif.
untuk iklan ambient media ada di mana saja. Ide itu bisa datang dari mana saja, misalnya dari
Pentingnya lokasi yang tepat untuk pe- pengetahuan mendalam mengenai produk. Aldo
nempatan iklan juga diakui oleh Jehan ketika memberikan gambaran bagaimana pertama kali
membuat iklan ‘Floating Hands’. ide iklan ambient media “Anlene Chair” muncul.
..we wanted to use an iconic location that “Waktu itu kami bosan dengan ide-ide biasa
would represent something deeper and untuk iklan-iklan konvensional. Lalu tiba-tiba
make a statement (Wawancara dengan Je- saya ingat, Anlene ‘kan bagus untuk tulang.
han, 20 Agustus 2009). Udah tau kan, Anlene itu susu khusus yang
Selanjutnya Jehan menyarankan dalam tinggi kalsium? Jadi bisa menjaga tulang tetap
membuat iklan ambient media, “The locations kuat dan mantap. Dari situ saya searching,
chosen must have enough eyeballs.” Pada iklan kira-kira apa ya yang bagus untuk menggam-
ambient media, lokasi penempatan juga dapat barkan benefit Anlene itu. Trus saya lihat
diartikan sebagai channel atau medium pesan. teman yang duduk membelakangi saya di
Dari uraian hasil pengumpulan informasi depan saya. Saya lihat tulang punggung kur-
di atas, peneliti kemudian mengategorisasinya ke sinya kok mirip tulang manusia ya dari situ
dalam tema-tema khusus berdasarkan makna- muncullah ide iklan Anlene chair itu (Wa-
makna yang membentuk pola tertentu. Katego- wancara dengan Aldo, 11 Januari 2009).
risasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Aldo berangkat dari pengetahuannya me-
Pengetahuan-pengetahuan para kreator ngenai benefit produk susu Anlene yang menjadi
dapat dikategorikan sebagai pengetahuan tentang kliennya pada waktu itu. Selain pengetahuan itu ia
produk dan konteksnya (product insights), tem- peroleh dari brief yang disampaikan AE (account
pat, lokasi atau media iklan dan konteksnya (me- executive) dan strategic planner, dia pun sudah
dium insights) dan pengetahuan tentang konsu- cukup mengenal merek Anlene yang identik de-
men dan konteksnya (consumer insights). Penge- ngan susu tinggi kalsium. Dari situ kemudian
tahuan tentang konsumen dan tempat pemasang- imajinasinya berkembang, dipadu dengan upa-
an iklan atau medianya dapat diperoleh dari pe- yanya mencari-cari, melihat-lihat, dan mendengar
ngalaman dan pengetahuan pribadi kreator, karena segala hal yang berkaitan dengan benefit produk
itu dapat disebut subjective knowledge, sedang- yang akan dibuatkan iklannya tersebut. Hingga di-
kan pengetahuan tentang produk umumnya di- temukanlah ide sederhana yang justru muncul da-
peroleh dari creative brief yang merupakan doku- ri pengamatan ‘tak sengaja’-nya terhadap kursi
mentasi resmi standar operasional perusahaan, teman kantor yang duduk seruangan dengannya.
karena itu disebut objective knowledge. Kursi yang digunakan teman itu sebenarnya sama
Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa dengan kursi yang digunakannya sendiri, namun
ternyata pemahaman kreator mengenai penge- karena ia jarang memperhatikan, sehingga luput
tahuan-pengetahuan tersebut tidak terbatas hanya dari pengamatannya selama ini.
pengetahuan utama (primer) yang merupakan inti Hal serupa dialami pula oleh Jehan ketika
dari apa yang diketahui, tetapi juga pengetahuan- menemukan ide iklan ambient media Sunsilk tow
pengetahuan tambahan yang bersifat kontekstual truck. Produk sampo yang telah dikenal masya-
yang menyertai pengetahuan utama, seperti kon- rakat itu kebetulan mengeluarkan varian khusus
teks sosial budaya konsumen dan tempat atau untuk menguatkan rambut. Dari pengetahuan
lokasi di mana iklan difungsikan, konteks pen- mengenai benefit ini kemudian Jehan dan timnya
citraan dan kepribadian merek produk (brand melakukan pencarian ide.
personality), dan sebagainya. Karena itu, penge- Sunsilk tow truck was a simple idea that
tahuan yang dibutuhkan dan digunakan kreator came one day when I noticed how many
iklan ambient media pun mencakup pengetahuan tow trucks are always on the road in Ja-
mengenai konteks (context knowledge). karta. We happened to be doing a cam-
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 9, Nomor 3, September-Desember 2011, halaman 338-353 351

paign for strong hair varient for sunsilk at ada mungkin sudah lama atau jarang dipake
the time and it all just clicked (Wawancara lagi. Maka jadilah ide untuk bikin ambient
dengan Jehan, 20 Agustus 2009). sumbangan pakaian itu di toko pakaian. Sim-
Jehan mengaku bahwa ide bisa muncul pel aja, kan? (Wawancara dengan Tofu, 22
tanpa sengaja dan kapan saja. Bahkan dari cerita- Juli 2009).
cerita keseharian sekalipun, sesuatu yang menge- Ide sederhana tersebut diperoleh karena
salkan atau sebagai ‘curhat’ teman bisa menjadi pemahaman Tofu terhadap lokasi atau tempat di
ide yang menarik. Hal yang penting seorang krea- mana iklan ambient media yang akan dibuatnya
tif harus mengetahui secara tepat dan benar be- itu dipasang. Dengan demikian, maka pemahaman
nefit apa yang akan diekspos dari produk yang atau pengetahuan yang baik tentang tempat-tempat
akan diiklankannya. Karena itu, pemahaman ter- yang tepat dan menarik berkaitan dengan pesan
hadap produk adalah hal utama yang mesti dimiliki produk yang akan disampaikan dalam iklan am-
seorang kreatif. bient media adalah hal yang penting. Pemahaman
Lain lagi pengalaman Tofu ketika membu- tersebut juga dialami oleh Gani ketika membuat
at iklan ambient media tentang sumbangan pakai- iklan ambient media tentang kesadaran bahaya
an banjir di Solo yang mengantarkan biro iklannya HIV atau AIDS di kalangan para gay atau homo-
menang lomba pada ajang Phinastika Award 2008 seksual.
di Jogya. Tofu menyadari bahwa membuat iklan “Saya tahu kalo gay itu suka ke toilet buat
layanan masyarakat apalagi yang bersifat menga- nyari pasangan. Makanya, kalo ada cowok
jak atau memerlukan aksi tertentu dari masyarakat yang senengnya maen ke toilet, kemungkinan
tidaklah mudah. Ketika ia mendapat pesanan pem- dia gay. Soalnya toilet itu salah satu tempat
buatan iklan layanan masyarakat yang mengajak strategis buat gay untuk nyari-nyari dan lirik-
masyarakat peduli lalu menyumbangkan pakaian lirik (Wawancara dengan Gani, 4 November
bekas miliknya untuk korban banjir, Tofu dan tim- 2008).
nya melakukan pencarian ide yang cukup alot. Dari pemahaman dan pengalaman
Di mana orang biasanya aware dengan pa- pribadinya tersebut, Gani yang berperangai lembut
kaian miliknya kalo bukan di toko pakaian. kemudian menemukan ide iklan ambient media
Biasanya di toko kepikiran bahwa kita butuh tentang kesadaran pencegahan HIV atau AIDS
baju baru yang lebih keren, karena baju yang untuk para gay pesanan dari USAid. Iklan tersebut

Pengetahuan-
“bukan cuma sekadar tau product’s benefit ya, tapi juga pengetahuan Objective
karakter, personality, dan filosofi produk itu.” (Aldo) knowledge
“We happened to be doing a campaign for strong hair
variant for (Jehan)
Tentang
“... harus bercerita tentang produk” (Gani)
Produk &
Konteksnya Brief
“iconic location” (Jehan)
“semua tempat berpotensi menjadi media yang efektif”
(Aldo) Tentang Context
“kita juga harus tahu persis di mana akan dipasang dan
bagaimana kondisi di situ” (Gani) Tempat & knowledge
“Biartau juga tempatnya kayak gimana, di mana Konteksnya
bagusnya dipasang, yang rame orang banyak liat-liat
baju di mana” (Tofu)

Pribadi
Tentang
“Pengetahuan tentang perilaku konsumen itu basic Konsumen &
banget .” (Tofu)
“Kalongga tau perilaku konsumen di toko yang suka Konteksnya
liat-liat model tivi, nyobain dan sebagainya, mana bisa
punya ide” (Kiki)
“..because human beings always rally together to help Subjective
so quickly when there is a disaster but in just a few knowledge
days they move on to the next one ( Jehan )
KATEGORI

Gambar 2. Konfigurasi Hasil Penelitian: Pengetahuan-pengetahuan yang


Dibutuhkan Kreator Iklan Ambient Media
352 Wijaya, Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media dari Perspektif Action Assembly Theory

dipasang di toilet pria berupa tembok kaca tepat tergugah untuk membantu, namun untuk selan-
di belakang pengunjung saat sedang buang air jutnya, setelah peristiwa berlalu beberapa lama,
kecil. orang-orang mulai kehilangan kesadaran dan
Di samping dari pemahaman dan penge- kepeduliannya, sementara korban masih mem-
tahuan tentang tempat dan produk, ternyata ide butuhan pertolongan. Karena itu dengan menam-
pun bisa diolah dari pemahaman dan pengetahu- pilkan peristiwa bencana secara nyata di depan
an yang dalam mengenai konsumen atau masya- mata, diharapkan masyarakat akan kembali ter-
rakat. Pemahaman dan pengetahuan itu bisa men- ingat, tergugah dan kemudian tergerak untuk mem-
cakup budaya, kebiasaan dan sikap maupun nilai- bantu.
nilai yang dianut mereka. Bahkan cara pandang, Efek dari iklan ini adalah publikasi luas da-
perasaan dan masalah-masalah yang berkaitan de- ri media-media massa konvensional seperti TV dan
ngan konsumen bisa menjadi ide munculnya iklan surat-surat kabar serta pembicaraan dari mulut ke
ambient media. mulut (word-of-mouth) baik di dunia nyata mau-
Kebanyakan gay itu kan tertutup. Jarang pun dunia maya (internet) melalui milis, blog dan
orang yang mau ngaku kalo dia gay. Jadi ber- sebagainya. Sementara hasilnya berupa terkum-
bicara kepada mereka juga ngga bisa dengan pulnya banyak donasi dari masyarakat.
cara biasa. Apalagi kalo langsung ngomong, Dari ide-ide tersebut kemudian dirumus-
“hei, hati-hati jadi gay, bisa kena AIDS lo!” kan sebuah konsep kreatif. Gani melihat konsep
Atau ngomong ke mereka, “Waspadalah! sebagai strategi kreatif yang akan memandu proses
AIDS di mana-mana!” Bisa-bisa mereka ma- kreatif hingga mencapai eksekusi. Karena itu,
rah atau merasa aneh kenapa kita ngomong konsep harus matang. Selain memperkaya ide
gitu ke mereka. Itu masih untung. Tapi gima- dengan wawasan-wawasan atau pengetahuan-
na kalo mereka langsung menghindar? Ga- pengetahuan berkaitan dengan tema iklan yang
gallah komunikasi kita. Makanya pake iklan digarap, konsep juga harus secara jelas menyirat-
ambient itu cocok, apalagi dipasang secara kan pesan yang akan disampaikan.
menyatu sebagai bagian dari tempat yang bi- Senada dengan Gani, Tofu juga mengang-
asa mereka kunjungi. Mereka akan lebih bisa gap konsep sebagai sistematisasi ide atau pener-
menerimanya (Wawancara dengan Gani, tiban ide. Dari berbagai informasi tentang produk,
4 November 2008). konsumen, tempat dipasangnya iklan dan seba-
Hal yang sama juga diakui oleh Jehan saat gainya yang memperkaya ide, konsep kemudian
membuat iklan ambient media berjudul ‘Float- dirumuskan dalam sebuah statement kasar sebagai
ing Hands’ yang menampilkan tangan-tangan panduan kreatif. Statement ini nantinya bisa
anak-anak yang mengambang di kolam bundaran berkembang menjadi pesan verbal dalam bentuk
Hotel Indonesia, Jakarta. Iklan tersebut dimaksud- copy atau naskah iklan maupun nonverbal atau
kan untuk menggugah masyarakat agar peduli dan pesan visual.
membantu mendonasikan sebagian hartanya bagi Aldo menambahkan bahwa konsep juga
anak-anak korban tsunami Aceh. harus single minded. Dalam arti, ketika ide ber-
“We needed to something powerful simply kembang menjadi konsep kreatif, maka sebaiknya
because human beings always rally to- tidak ditemukan lagi berbagai macam ide yang be-
gether to help so quickly when there is a rebut mendapat perhatian untuk dikembangkan.
disaster but in just a few days they move Kreator harus fokus pada satu ide tunggal.
on to the next one. Reality is that victims Kiki menilai bahwa konsep sebenarnya
continue to suffer for years after and they hampir sama dengan pesan mentah. Karena itu,
need long term support and commitment ketika mengolah ide menjadi konsep kreatif,
(Wawancara dengan Jehan, 20 Agustus kreator sudah harus dapat membayangkan pula
2009). pesan apa yang akan dikatakan. Jadi semua ber-
Jehan memahami bahwa ketika ada ben- jalan di jalur yang sama, mulai dari ide, konsep
cana, orang-orang memang biasanya akan segera hingga eksekusi pesan.
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 9, Nomor 3, September-Desember 2011, halaman 338-353 353

Waktu menemukan ide pemasangan iklan human basis, and believe they have some-
di showroom tv, saya dan partner saya sudah thing in common with you, they will give
tahu apa yang akan dikatakan. Bahkan waktu you vast permission to sell them things that
itu kata-katanya langsung dapat. Beli TV tapi make them happy (Jewler, 2005:3).
jangan nonton tayangan kekerasan di TV. Da- Dengan demikian sesungguhnya bukan
ri situ jadi gampang bikin eksekusinya (Wa- hanya kreator iklan yang butuh memahami kon-
wancara dengan Kiki, 5 Juni 2009). sumen, tetapi juga konsumen yang butuh mema-
Konsep kreatif memang merupakan pan- hami kreator lewat pesan merek atau produk yang
duan jelas menuju eksekusi pesan yang diha- disampaikan. Konsumen tidak hanya menjadi
rapkan. Jika konsepnya kuat, maka eksekusinya obyek, tetapi juga subyek komunikasi. Sehingga
pun seharusnya bagus. Tapi, diakui oleh Gani bah- kreator pesan, seperti dikatakan Jehan sebaiknya
wa tidak mudah mengeksekusi iklan agar sekuat menampilkan ‘emotions and human connection’
konsepnya, diperlukan craftmanship kreator yang pada iklan yang dibuatnya.
bagus pula. Sementara Tofu mengatakan bahwa ek-
Dari pengalamannya selama ini, Jehan sekusi pesan iklan ambient media seharusnya
memaparkan beberapa resep membuat konsep benar-benar merupakan implementasi dari kon-
dan eksekusi iklan ambient media yang menarik. sep yang sudah dibuat. Karena itu konsep dan ek-
Do it on an impactful scale, using natu- sekusi pesan harus similar atau selaras.
rally occurring shapes and surfaces, mak- Makanya kami buatkan celana basah seperti
ing them interact meaningfully with each celana korban banjir, istilahnya, kami seperti
other or with other live elements that ‘com- membawa korban banjir ke toko biar pengun-
plete’ the picture or give it a new meaning jung lihat sendiri dan tergerak untuk nyum-
by using clever relative positioning, change bang (Wawancara dengan Tofu, 22 Juli
due to motion, time or weather. Use a new 2009).
material or technique or an old medium Tak heran, iklan Tofu berhasil memancing
but used in a new way. Generate some emo- perhatian banyak pengunjung dan mengumpulkan
tion or human connection and remember banyak sumbangan pakaian dan barang-barang
while all this sounds complicated. The work kebutuhan pokok lain. Seperti pula iklan Jehan
should feel effortless and simple (Wawan- ‘Floating Hands’ di bundaran HI untuk anak-
cara dengan Jehan, 20 Agustus 2009). anak korban tsunami Aceh yang berhasil meraup
Jehan mengatakan, untuk menampilkan banyak pakaian, mainan, buku, tas sekolah dan
eksekusi pesan yang kuat, kreator bisa mengeks- uang puluhan juta dari para donatur. Bukan itu
plorasi konsep dengan menampilkan emosi terten- saja, iklan Jehan juga mendapatkan publikasi luas
tu atau hubungan-hubungan yang manusiawi secara gratis dari media-media massa, dan meng-
sehingga khalayak konsumen menjadi terlibat antarkan Jehan dan timnya sebagai salah satu pe-
dengan pesan yang disampaikan. menang di Festival Iklan Cannes, Perancis, tahun
Upaya mengeksplorasi ‘human connec- 2006 lalu.
tion’ juga bisa mempermudah pesan diterima Tentang eksekusi ini juga disinyalir oleh
khalayak konsumen yang pada akhirnya bisa Tofu sebagai suatu kendala pembuatan iklan am-
menimbulkan kepercayaan terhadap pesan ter- bient media. Tofu mengakui bahwa salah satu
sebut, dan selanjutnya melakukan tindakan- kekurangan iklan ambient media adalah sulit di-
tindakan pembelian dan sebagainya. Jewler dan eksekusi, terutama jika ingin menghadirkan kon-
Drewniany mengutip dari Saatchi & Saatchi Busi- sep dan pesan senyata mungkin.
ness Communication Website (1999) menga- Selain kendala vendor, kendala eksekusi
takan bahwa; lain adalah biaya yang cukup mahal, seperti di-
Customers want to know who you are, ungkapkan oleh Jabriel (nama disamarkan), salah
your habits, your values. They want to be seorang anggota milis Marketing Club. “Iklan-
able to predict you. They need to trust you. iklan ambient memang bagus kalau mau buat im-
If they connect with you on some kind of pact yang besar, tapi sayang bujet harus gede ka-
354 Wijaya, Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media dari Perspektif Action Assembly Theory

Kategori 1. Mengolah Pengetahuan Jadi Ide


Informan: Pengetahuan Mendalam tentang Produk: Ide:

Aldo: “Anlene ‘kan bagus untuk tulang” Iklan yang menunjukkan


tulang bagus

“We happened to be doing a campaign for strong hair variant for Shows how strong the hair
Jehan:
sunsilk at the time and it all just clicked”

Pengetahuan Mendalam tentang Tempat & Konteks:


Tofu: “Di mana orang biasanya aware dengan pakaian miliknya kalo bukan di Bikin ambient di toko
toko pakaian. pakaian

Gani: “Saya tahu kalo gay itu suka ke toilet buat nyari pasangan” Iklan ambient di toilet pria

“Pas lewat Agis, saya lihat banyak sekali monitor TV dipajang di depan Iklan yang dipasang di
Kiki: show room, lagi nyala..” layar tv

Pengetahuan Mendalam tentang Konsumen:


“because human beings always rally together to help so quickly when Ad that shocks and disturbs
Jehan: viewers
there is a disaster but in just a few days they move on to the next one...”

Gani: “Kebanyakan gay itu kan tertutup. Jarang orang yang mau ngaku kalo dia Bikin iklan ambient yang
gay. Jadi berbicara kepada mereka juga ngga bisa dengan cara biasa ...” dekat dengan gay

Gambar 3. Konfigurasi Hasil Penelitian: Mengolah Pengetahuan menjadi Ide

lau mau buat seperti itu” (dikutip dari percakapan Tapi bagi Jehan, bukan masalah biaya yang
di milis Marketing Club pada 8 Oktober 2008). menjadi kendala, tapi justru idenya itu sendiri yang
Mengenai biaya eksekusi pesan iklan am- kurang memberi impact yang optimal sehingga
bient media, Gani mengatakan relatif tergantung hasilnya pun kurang menimbulkan buzz atau
idenya. Tidak semua iklan ambient media diek- pembicaran di antara khalayak maupun publikasi
sekusi dengan biaya mahal, bahkan bisa jauh lebih di kalangan media. Selain itu, persoalan perizinan
murah bila dibandingkan dengan biaya penayang- juga sering menjadi kendala di eksekusi.
an iklan TV. Tapi diakui Gani, justru karena ekse- So if we want clients to start embracing
kusinya bisa murah, bahkan jauh lebih murah this is a realpart of their media plan then
dibandingkan dengan belanja media iklan kon- agencies must pay attention to quality of
vensional yang bisa mencapai puluhan juta untuk the idea, choice of locations, ensuring and
tayang hanya tiga puluh detik di stasiun televisi, managing the subsequent buzz generated
maka banyak biro iklan yang menghindari pem- and either have massive scale —either as
buatan iklan ambient media, kecuali menjadi ba- one massive hard to ignore execution or
gian dari kampanye terpadu yang sedang dija- smaller executions but in large volume in
lankan. multiple locations. Executionally one of the
Abis duitnya keciil.. ngga sebanding dengan biggest hurdles is the lack of a set up or
nyari idenya yang bisa “berdarah-darah”. support system either in media agencies or
Kalo pake media konvensional kan bisa even internally in most advertising agen-
nutup dari biaya medianya, colong-colong cies to organise locations, permissions and
dari situ. Lha kalo ambient? Makanya installation (Wawancara dengan Jehan, 20
ngga heran kalo ada yang bilang eksekusi Agustus 2009).
ambient mahal karena agency-nya sengaja
bikin ide yang susah eksekusinya biar jatuh- Implikasi Teori
jatuhnya biayanya jadi gede, untungnya juga
gede (Wawancara dengan Gani, 4 Novem- Sebagaimana telah dipaparkan sebelum-
ber 2008). nya, John Greene dalam Action Assembly The-
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 9, Nomor 3, September-Desember 2011, halaman 338-353 355

Kategori 2. Mengolah Ide menjadi Konsep Kreatif

Aldo: IDE: Iklan yang


menunjukkan tulang bagus “Susu yang bagus untuk tulang punggung”

IDE: Shows how strong the hair “to support the product window stories of strong hair
on main media”
Jehan:
“the hands were done to call attention to the orphans
IDE: Ad that shocks and disturbs viewers
of the tsunami”

“Mengajak pengunjung toko untuk menyumbangkan


Tofu: IDE: Bikin ambient di toko pakaian pakaian bekas layak pakainya”

IDE: Bikin iklan ambient yang dekat “Pelangi persahabatan”.


Gani: dengan gay dan dipasang di toilet pria

IDE: Iklan yang dipasang di layar TV “Beli TV tapi jangan nonton tayangan kekerasan di TV”.
Kiki:

Gambar 4. Konfigurasi Hasil Penelitian: Mengolah Ide menjadi Konsep Kreatif

ory-nya mengungkapkan bahwa ada dua jenis tahuan menjadi pesan yang diwujudkan dalam
pengetahuan yang berperan dalam produksi pesan, suatu bentuk aksi atau tindakan komunikasi. Mi-
yakni content knowledge (pengetahuan isi) dan salnya, saat seseorang berada dalam situasi sulit
procedural knowledge (pengetahuan prosedural). untuk menyatakan simpati kepada kawan yang
Kedua pengetahuan tersebut diibaratkan “you mengalami musibah, mungkin ia kesulitan mengo-
know about things and you know how to do lah berbagai pengetahuan di benaknya mengenai
things” (Littlejohn, 2005:115). apa yang mesti dikatakan. Kendala psikologis
Dalam pemahaman Greene, ‘things’ yang tersebut merupakan kompleksitas ‘assembly
dimaksud hanyalah berupa content knowledge. tasks’ yang dimaksud Greene, tapi bukan kom-
Padahal, dari hasil penelitian, things bisa berarti pleksitas pengetahuan yang melengkapi penge-
content dan context knowledge. Ketika men- tahuan isi tentang apa yang mesti dilakukan. Jadi
contohkan tentang hal-hal yang dilakukan sese- kompleksitas tersebut lebih merujuk kepada kom-
orang seperti tersenyum, memilih kata hingga pleksitas procedural knowledge.
menyapa seseorang dengan ‘Hai apa kabar?’, Karena itu, peneliti melihat pentingnya pula
Greene tidak memberikan peranan yang penting memiliki context knowledge dalam pengolahan
mengenai situasi, tempat dan berbagai konteks pesan sebelum menjadi sebuah aksi komunikasi.
yang melingkupi. Hal tersebut dikarenakan Greene Context knowledge akan melengkapi content
hanya memperhatikan ‘suasana-suasana seder- knowledge dan procedural knowledge dalam
hana’ seperti suasana sedih, gembira dan seba- perspektif Greene. Sehingga bisa jadi kendala-
gainya. Pengetahuan lebih kompleks seperti adat kendala dalam procedural knowledge dapat di-
budaya, tempat yang pantas atau tidak, cuaca yang atasi dengan context knowledge yang baik, dan
mempengaruhi mood dan sebagainya tidak di- tidak hanya mengandalkan content knowledge
bahas lebih jauh oleh Greene, meskipun Greene atau pengetahuan isi.
sendiri mengakui bahwa “the more complex the Dalam penelitian ini, context knowledge
assembly task, the more time and effort it takes” atau pengetahuan konteks memegang peranan
(Littlejohn, 2005: 116), namun pertanyaan tersebut yang tidak kalah penting dengan pengetahuan isi
bukan merujuk pada kompleksitas pengetahuan, dan pengetahuan prosedural. Sebagaimana hasil
tetapi kompleksitas prosedur pengolahan penge- penelitian di Gambar 2, pengetahuan-pengetahuan
356 Wijaya, Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media dari Perspektif Action Assembly Theory

Kategori 3. Mengolah Konsep Kreatif menjadi Pesan


Konsep Kreatif: Pesan NonVisual Pesan Visual

Minum susu Anlene agar


Aldo: “Susu yang bagus untuk tulang punggung” Tulang punggung kursi
tulang punggung Anda
kuat

“to support the product window stories of Sunsilk for strong hair How strong the hair can
strong hair” drag the car
Jehan:
“the hands were done to call attention to the Victims need long term
orphans of the tsunami” ‘Helping hands’
support and commitment

“Mengajak pengunjung toko untuk Tolong sisihkan pakaian Celana basah kebanjiran,
Tofu: menyumbangkan pakaian bekas layak bersih Anda untuk bantu butuh pertolongan
pakainya” korban banjir

Cegah HIV/AIDS Sahabat yang baik selalu


Gani: “Pelangi persahabatan”. dengan seks aman mengingatkan

Secarik kertas yang


“Beli TV tapi jangan nonton tayangan Beli TV-nya, tapi jangan
Kiki: mengingatkan bahaya
kekerasan di TV”. beli risiko nonton tayangan nonton tayangan
kekerasan di TV
kekerasan sejak beli TV

Gambar 5. Konfigurasi Hasil Penelitian: Mengolah konsep kreatif menjadi pesan

yang dibutuhkan kreator dalam menciptakan pe- konteks mediumnya, sehingga pesan tersebut akan
san iklan ambient media, adalah pengetahuan me- berubah jika konteks mediumnya juga berubah.
ngenai produk dan konteksnya, konsumen dan Keselarasan antara pesan dan konteks medium
konteksnya, dan tempat dan konteksnya. inilah yang menciptakan suasana tertentu (ambi-
Kata konteks di sini merujuk pada kon- ence) sehingga khalayak konsumen dapat me-
teks-konteks yang melingkupi produk seperti ngalami secara nyata dan merasakan kebenaran
competitive advantage-nya, personality-nya, pesan yang disampaikan. Contoh statement yang
brand image, termasuk strategi produk dan merek merujuk pada pengetahuan konteks kreator iklan
yang telah dirancang oleh strategic brand plan- mengenai tempat antara lain seperti yang dikata-
ner dalam menghadapi persaingan di pasar. Mi- kan Gani, “kita juga harus tahu persis di mana
salnya seperti yang dikatakan Aldo, “bukan cuma akan dipasang dan bagaimana kondisi di situ” (Pe-
sekadar tau product’s benefit ya, tapi juga ka- tikan wawancara dengan Gani, 4 November 2008)
rakter, personality, dan filosofi produk itu” atau yang dikatakan Jehan dengan sebutan, “ico-
(Petikan wawancara dengan Aldo, 4 November nic location” (Petikan wawancara dengan Jehan,
2008). Sementara pengetahuan konteks yang 20 Agustus 2009).
berkaitan dengan khalayak konsumen mencakup Temuan baru lain dalam penelitian ini
konteks sosial, budaya dan sebagainya, seperti adalah mengenai jenis pengetahuan isi (content
pengetahuan konteks Jehan ketika membuat iklan knowledge) yang dimiliki oleh kreator iklan am-
ambient media berjudul “Floating Hands”: bient media. Berbeda dari Greene yang menung-
“..because human beings always rally together galkan pengertian tentang pengetahuan isi, pene-
to help so quickly when there is a disaster but litian ini menemukan adanya dua jenis pengetahu-
in just a few days they move on to the next an isi yang digunakan kreator untuk membentuk
one” (Petikan wawancara dengan Jehan, 4 No- pesan iklan ambient media. Pengetahuan tersebut
vember 2008). adalah pengetahuan obyektif (objective knowl-
Konteks tempat atau medium dalam pro- edge) dan pengetahuan subyektif (subjective
duksi pesan iklan ambient media sangat krusial knowledge).
karena konteks medium inilah yang membedakan Pengetahuan obyektif adalah pengetahuan
iklan ambient media dengan bentuk-bentuk iklan yang diperoleh kreator dari taklimat kreatif (crea-
lain. Pesan iklan ambient media dibuat sesuai tive brief), sementara pengetahuan subyektif
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 9, Nomor 3, September-Desember 2011, halaman 338-353 357

adalah pengetahuan yang diperoleh kreator dari tahuan isi (content knowledge) sementara hasil
pengalaman pribadi (Gambar 2). Pengetahuan penelitian menunjukkan adanya dua jenis penge-
mengenai produk misalnya, kebanyakan kreator tahuan isi yakni pengetahuan subyektif (subjec-
memperolehnya dari brief yang disampaikan klien tive knowledge) dan pengetahuan obyektif (ob-
melalui tim account atau client service. Semen- jective knowledge). Perbedaan tersebut dikare-
tara pengetahuan mengenai konsumen dan lokasi, nakan Greene menyorotnya hanya dari sisi indi-
tempat, media, channel dan konteksnya selain vidu, sementara kreator iklan ambient media me-
didapatkan dari brief yang diolah oleh strategic miliki peran ganda dalam proses produksi pesan
planner, kebanyakan diperoleh dari pengalaman iklan ambient media. Selain sebagai individu, ju-
pribadi hasil pengamatan sehari-hari. ga merupakan anggota tim dalam suatu sistem
Pengetahuan-pengetahuan tersebut lembaga bisnis bernama biro iklan; (3) Dalam
kemudian diolah menjadi ide dan konsep kreatif memproduksi pesan, kreator tidak lepas dari ban-
hingga eksekusi pesan (baik visual maupun non- tuan anggota tim lain seperti strategic planner dan
visual) dan aksi komunikasi berupa iklan ambient tim account atau client service (mulai dari AE
media. Greene menyebut pengetahuan mengenai atau Account Executive hingga Account Man-
prosedur pengolahan pengetahuan menjadi pesan ager dan Account Director) yang menyum-
ini sebagai procedural knowledge atau penge- bangkan berbagai pengetahuan mengenai pro-
tahuan prosedural. duk, konsumen dan medium insight melalui brief
Dalam Action Assembly Theory, penge- yang mereka sampaikan dan dalam proses brain-
tahuan prosedural menjadi pusat perhatian utama. storming bersama. Data-data atau informasi itu
Greene menggambarkan cara kerja pengetahuan diperoleh selain dari klien, juga dari riset konsu-
prosedural seperti titik-titik (node) yang saling men, brand tracking dan survei lokasi.
terhubung satu sama lain bagaikan website di Selanjutnya Greene menyebut pula me-
internet. Node pengetahuan tersebut terutama yang ngenai procedural record, yaitu sekumpulan hu-
berkaitan dengan perilaku, konsekuensi dan situasi bungan yang terbentuk oleh node dalam kegiatan
(Littlejohn, 2005: 115). Sama halnya dengan cara jaringan yang cenderung menguat. Jika hubungan
kerja para kreator iklan ambient media ketika pengetahuan tersebut menjelma menjadi bebera-
menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang pa himpunan kegiatan dalam urutan tindakan ter-
dimilikinya mengenai produk, konsumen dan tem- tentu yang secara kuat saling berkelompok dan
pat pemasangannya termasuk konteks-konteks sering digunakan, maka akan menjadi tindakan
yang melingkupinya. yang terprogram. Greene mengistilahkan tindakan
Perbandingan Action Assembly Theory terprogram ini sebagai “unitilized assemblies”
dari John Greene dan hasil penelitian mengenai (Littlejohn, 2005: 115-116).
produksi pesan iklan ambient media dapat dilihat Proses dari menghubungkan antarpe-
pada gambar berikut. ngetahuan menjadi ide iklan, kemudian konsep
Terlihat bahwa Greene; (1) Hanya meru- kreatif hingga membentuk pesan visual maupun
juk pada dua jenis pengetahuan utama yang dibu- nonvisual dan aksi komunikasi berupa eksekusi
tuhkan untuk mengolah pesan sebelum menjadi iklan ambient media dapat disebut sebagai pro-
aksi komunikasi, yakni pengetahuan isi (content cedural record dan unitilized assemblies. Hal ini
knowledge) dan pengetahuan prosedural (proce- dikarenakan proses tersebut merupakan himpunan
dural knowledge). Sementara dari hasil penelitian kegiatan dalam urutan tindakan tertentu yang
ditemukan pula pentingnya pengetahuan konteks secara kuat saling berkelompok dan sering digu-
(context knowledge) yang menyertai pengetahuan nakan sehingga menjadi suatu tindakan yang ter-
isi. Bahkan, dalam iklan ambient media, penge- program.
tahuan konteks tentang medium atau tempat iklan Menurut Greene, tidak ada tindakan tung-
dipasang merupakan hal terpenting karena pene- gal yang dapat berdiri sendiri. Setiap tindakan
kanan pada medium context inilah yang membe- mempengaruhi tindakan yang lain dengan suatu
dakan iklan ambient media dengan iklan-iklan cara tertentu (Littlejohn, 2005: 115). Sebagaimana
konvensional; (2) Hanya menunggalkan penge- halnya tindakan mengolah pengetahuan menjadi ide
358 Wijaya, Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media dari Perspektif Action Assembly Theory

kemudian konsep kreatif hingga eksekusi pesan hasilkan dari aksi komunikasi (eksekusi iklan).
iklan ambient media saling berkaitan satu sama Bahkan, eksplorasi konteks medium, khalayak
la-in dan tak dapat berdiri sendiri. Keterkaitan dan konsumen dan produk merupakan hal yang krusial
keterpaduan tindakan ini menjadi ’standar’ bagi karena hal inilah yang membedakan iklan ambi-
kreator dalam melahirkan pesan dan aksi komu- ent media dengan bentuk iklan lain.
nikasi berupa eksekusi iklan ambient media. Kedua, bahwa pengetahuan isi yang di-
kemukakan Greene ternyata dapat dijabarkan
Simpulan menjadi pengetahuan obyektif (objective knowl-
edge) dan pengetahuan subyektif (subjective
Meskipun John Greene dalam Action As- knowledge). Pengetahuan obyektif bagi kreator
sembly Theory-nya mengungkap adanya dua jenis iklan ambient media adalah pengetahuan-pe-
pengetahuan, yakni pengetahuan isi (content ngetahuan yang diperoleh dari brief yang disam-
knowledge) dan pengetahuan prosedural (proce- paikan oleh strategic planner dan tim client serv-
dural knowledge), namun Greene tidak memerinci ice atau account department, sementara peng-
lebih jauh mengenai pengetahuan tersebut. Pe- etahuan subyektif adalah pengetahuan-penge-
nelitian ini mengungkap dua hal, bahwa pertama, tahuan yang diperoleh dari pengalaman pribadi
selain kedua jenis pengetahuan yang disebutkan kreator berkaitan dengan konsumen dan medium
Greene, kreator iklan juga menggunakan penge- yang akan digunakan. Penunggalan pengetahuan
tahuan konteks (context knowledge) dalam isi Greene disebabkan tesis Greene hanya mengacu
memproduksi pesan iklan ambient media. Pe- pada proses produksi pesan dalam perspektif in-
ngetahuan konteks ini terutama diperlukan untuk dividual, sementara produksi pesan iklan ambi-
menghasilkan sinergi antara pesan dan pengala- ent media mengacu pada perspektif individual
man khalayak konsumen melalui suasana terten- dalam tim (yang terbentuk dalam sistem sebagai-
tu, sekaligus mengoptimumkan impact yang di- mana lazimnya biro iklan).

Produksi Pesan
ASSEMBLY
THEORY
ACTION

Content Procedural
Knowledge Knowledge
HASIL PENELITIAN IKLAN

Subjective Objective Context Pengetahuan


Knowledge Knowledge Knowledge menjadi Ide
AMBIENT MEDIA

Procedural
Record

Ide menjadi
Konsep Kreatif
Medium &
konteksnya Procedural
Record
Produk & konteksnya Konsep Kreatif
menjadi Pesan Berasa
Konsumen &
konteksnya

Utilized
Cocok Temuan Assemblies
dengan Teori Penelitian
Greene

Gambar 6. Perbandingan Action Assembly Theory dari John Greene dan hasil penelitian mengenai
produksi pesan iklan ambient media
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 9, Nomor 3, September-Desember 2011, halaman 338-353 359

Dengan demikian dapat disimpulkan An Introduction to Mass Communica-


bahwa penunggalan pengetahuan isi (content tion. 5th Edition, Bedford, Boston, USA.
knowledge) hanya terjadi pada proses produksi Cappo, Joe, 2003, The Future of Advertising:
pesan dalam peristiwa komunikasi yang melibat- New Media, New Clients, New Consum-
kan komunikator individu (individual communi- ers in The Post-Television Age, Crain
cator), sedangkan pemecahan pengetahuan isi Communication, USA.
menjadi pengetahuan subyektif dan obyektif terja- Craig, Robert T, 1999, Communication Theory
di pada komunikator tim atau kelompok (group as A Field, International Communication
communicator). Begitu pula dengan temuan pe- Association.
ngetahuan konteks (context knowledge) dalam Cresswell, John W, 1998, Qualitative Inquiry
penelitian ini, untuk melengkapi pengetahuan isi and Research Design: Choosing Among
dan prosedural yang telah disinggung dalam ac- Five Traditions, Sage, USA.
tion assembly theory. Hackley, Chris, 2003, Doing Research Projects
Namun demikian, penulis merekomen- in Marketing, Management and Con-
dasikan sebuah penelitian yang melihat kemung- sumer Research, Routledge, London.
kinan digunakannya sistem pemecahan penge- Jewler A. Jerome & Drewniany Bonnie L, 2005,
tahuan isi berupa pengetahuan subjektif dan ob- Creative Strategy in Advertising,
jektif tidak hanya dalam proses produksi pesan Thomson Wadsworth, CA, USA.
yang melibatkan komunikator tim atau kelom- Lindlof, Thomas R. & Bryan C. Taylor, 2002,
pok, tetapi juga komunikator individu, dikarena- Qualitative Communication Research
kan seorang individu bisa saja memperoleh penge- Methods, 2nd Edition, California, Sage
tahuan objektif dari saran orang lain dan mereflek- Publications, USA.
sikannya dengan pengetahuan subjektif yang Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss, 2005,
dimilikinya sebelum memprosesnya menjadi suatu Theories of Human Communication, 8th
tindakan komunikasi. Edition, Thomson, USA.
Demikian pula dengan kemungkinan Mann, C & Stewart, F, 2000, Internet Commu-
digunakannya pengetahuan konteks (context nication and Qualitative Research: A
knowledge) dalam peristiwa komunikasi yang Handbook for Researching Online,
melibatkan komunikator individu seperti dalam Sage, London.
action assembly theory, karena bisa jadi sese- Moriarty, Sandra, Nancy Mitchell & William
orang menambahkan pengetahuan isi yang dimi- Wells, 2009, Advertising: Principles and
likinya dengan hal-hal yang bersifat kontekstual Practice, 8th Edition, Pearson Prentice-
seperti pengetahuan sosial-budaya dan aturan- Hall, New Jersey, USA.
aturan normatif yang berlaku di mana peristiwa Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar, 2007,
komunikasi berlangsung maupun latar belakang Consumer Behaviour (Ninth Edition),
sosial-budaya dan psikologis penerima pesan se- Pearson Prentice, New Jersey.
belum memprosesnya menjadi suatu tindakan atau Sherry, John & Robert V. Kozinets, 2001, “Quali-
aksi komunikasi. Dengan adanya penelitian veri- tative Inquiry in Marketing and Con-
fikatif yang mampu membuktikan premis-premis sumer Research” dalam Kellogg on Mar-
tersebut, maka diharapkan lahir teori baru atau keting, Ed: Dawn Iacobucci,John Wiley
mengoreksi teori yang telah ada mengenai produksi and Son, New York.
pesan sehingga dapat memperkaya khasanah ilmu Wijaya, Bambang Sukma, 2011, Iklan Ambient
komunikasi. Media: Konsep, Strategi Pesan dan
Implementasi, UB Press, Jakarta.
Daftar Pustaka Bungin, Burhan, 2000, Konstruksi Sosial Media
Massa: Makna Realitas Sosial Iklan
Campbell, Richard, Christopher R. Martin & Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik,
Bettina Fabos, 2006, Media & Culture Disertasi Universitas Airlangga.
360 Wijaya, Kajian Produksi Pesan Iklan Ambient Media dari Perspektif Action Assembly Theory

h t t p : / / ca mp us . he c . fr / p r o fs / va nhu e le / Wijaya, Bambang Sukma, 2011, Model Ko-


AmbientAdv.htm, 6 Juli 2008. munikasi Berasa dalam Periklanan: Kajian
http://finance.groups.yahoo.com/group/marketing- Mengenai Iklan Ambient Media Sebagai
club/, 8 Oktober 2008. Salah Satu Bentuk Komunikasi Pemasar-
http://www.komunikasiana.com, 9 Januari 2012. an Alternatif, Jurnal UltimArt, Vol. III,
Luxton, Sandra, Lachlan Drummond, 2000, What No. 1, Maret 2011, Desain Komunikasi
is This Thing Called ‘Ambient Advertis- Visual (DKV) Universitas Multimedia
ing’? dalam Visionary Marketing for the Nusantara, Serpong, Tangerang.
21st Century: Facing the Challenge,
2000, Australia.

Anda mungkin juga menyukai