Anda di halaman 1dari 5

PAPER

Oleh :

ADE ARMAYANI

50700120071

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


kondisi yang berkaitan dengan seseorang atau suatu benda”. Yang dimaksud dengan
berturut-turut adalah contoh suatu peristiwa, keadaan sebenarnya dari situasi atau keadaan
dan lingkungan atau keadaan yang menyangkut orang atau benda tertentu. Dari penjelasan
definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

Kasus adalah rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, informasi rinci
dan komprehensif mengenai program, acara dan kegiatan pada tingkat individu, sekelompok
orang, lembaga atau organisasi akan menerima informasi lengkap tentang acara tersebut.

Biasanya, Peristiwa yang dipilih, yang selanjutnya disebut peristiwa, merupakan


peristiwa nyata yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang terjadi di masa lalu.
Persoalannya adalah, apa kasusnya sendiri? Apa yang dimaksud dengan kasus? adalah sebuah
kasus atau peristiwa, bisa sangat sederhana atau kompleks. Oleh karena itu, peneliti hanya
memilih apa yang benar-benar spesifik. Acaranya sendiri terbilang unik. “Unik” artinya
hanya muncul di situs atau ke lokasi tertentu. Menentukan “keunikan” suatu kasus atau
peristiwa Pasak menciptakan token untuk ditimbang oleh para peneliti termasuk:

1. hakikat atau hakikat suatu hal,

2. latar belakang perkara,

3. penataan fisik tempat tinggal,

4. konteks sekitarnya, termasuk ekonomi, politik, hukum dan seni,

5. kasus lain yang dapat menjelaskan kasus tersebut,

6. informan yang mengendalikan kasus yang diselidiki.1

a. identitas humas atau PR

Public relation (PR) adalah fungsi manajemen khusus yang mendukung pelatihan
dan menciptakan upaya yang saling menguntungkan melalui komunikasi untuk
mencapai pemahaman, penerimaan dan kerjasama yang baik antara organisasi dan
masyarakatnya. Meskipun Perkembangan PR saat ini lebih baik, namun tidak dapat
disangkal Banyaknya konsep Pada PR ini membawa public relation (khususnya
Indonesia) bergerak ke arah yang salah dan belum menerima pengakuan yang layak.
Publik Relasi universitas juga sadar bahwa mereka harus selalu berusaha untuk
1
Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, konsep studi kasus kualitatif, (2017 : Malang),
menjaganya citra universitas yang mereka wakili. Melalui pembentukan gambar ini
pada akhirnya menciptakan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu.

Memahami PR dengan satu atau dua definisi memang tidak mudah karena definisi
yang ada mungkin tidak menggambarkan isi kegiatan publik. Hubungan nyata.
Pertanyaannya adalah definisi mana yang harus dipilih dalam kasus ini Berbagai
kalangan telah mengemukakan begitu banyak definisi PR: praktisi, penulis buku
teks dan beberapa organisasi PR di berbagai belahan dunia. Beberapa definisi humas
juga dapat mencerminkan hal ini Realitas praktik PR sehari-hari di lingkungan sosial
yang berbeda atau mungkin mencerminkan perkembangan fungsi PR organisasi.

Asal mula istilah mengenai pengertian tentang Public Relation : ƒ

1. Hubungan dengan masyarakat luas baik melalui publisitas khususnya


fungsi-fungsi organisasi dan sebagainya terkait dengan usaha
menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya
sendiri. ƒ
2. Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi
kebijaksanan dan prosedur seorang individu atau organisasi
berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program
untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik. ƒ
3. Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan
beserta pelaksaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai
peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan
publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik
(Moore, 2004: 6).

Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas)


mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi
atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi
atau method of communication (Abdurrachman, 1993: 10). Konsep Public Relations
sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang
berdampak (Jefkins & Yadin, 2004: 2)2

2
Nurul Candrasari Masykuri
b. Image humas atau public relation (citra)

Gambar yang bagus adalah sebuah kebohongan merupakan alat yang


penting, tidak hanya untuk menarik pilihan konsumen produk atau jasa, tetapi
juga dapat meningkatkan sikap terhadap kepuasan pelanggan kepada
organisasi. Sebuah gambar selalu berhubungan dengan penonton atau
penonton lebar Kesan dan pengetahuan mereka terhadap organisasi
membentuk citranya organisasi ini.
Citra perusahaan adalah suatu kesan yang dimiliki suatu organisasi
secara total dan berasal dari perilaku dan reputasi. Identitas perusahaan adalah
apa yang senyatanya ada pada atau ditampilkan perusahaan. Identitas
manampilkan jati diri perusahaan. Sedangkan citra adalah persepsi masyarakat
terhadap jati diri itu.
Identitas merupakan pernyataan singkat perusahaan kepada masyarakat
tentang apa dan siapa mereka. Proses dan langkah-langkah untuk membangun
reputasi perusahaan sebagai industri bukanlah pekerjaan instan, tetapi
merupakan kegiatan yang berlangsung terus menerus untuk mengharumkan
reputasi perusahaan, di samping itu juga dibutuhkan sinkronisasi dan
koordinasi dari masing-masing bagian dan divisi untuk mewujudkan reputasi
yang baik.
Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang
diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku
tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara mengorganisasikan citra kita
tentang lingkungan.

c. Reputasi PR
Reputasi mencerminkan persepsi publik terkait mengenai tindakan tindakan
perusahaan yang telah berlalu dan prospek perusahaan di masa mendatang
dibandingkan dengan pesaing, sehingga bagi suatu organisasi,mengelola reputasi
menjadi kegiatan yang lebih kompleks dan bukan hanya menjual produk atau jasa
kepada konsumen. Pengelolaan reputasi melibatkan kualitas dari adanya interaksi
antara pegawai dan organisasi, konsumen, kelompok-kelompok masyarakat dan
pihak-pihak lain. Interaksi ini akan memberikan dampak yang besar bagi organisasi,
sehingga perlu pengelolaan komunikasi yang baik anatara organisasi dengan pihak
internal maupun eksternal organisasi.3
kadangkala tidak sejalan dengan penilaian yang muncul pada persepsi publik,
sehingga reputasi dapat dikatakan sebagai obyek penilaian. Dengan demikian yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana naluri organisasi dalam memperhatikan
penilaian publiknya yang berpengaruh terhadap reputasi organisasi, sehingga upaya
untuk membangun relasi oleh organisasi terhadap publiknya baik secara internal
maupun eksternal menjadi bagian penting untuk membentuk wacana publik terhadap
suatu organisasi.
Sikap publik terhadap suatu organisasi di masa depan juga amat bergantung
bagaimana informasi yang diperoleh mengenai organisasi, ataupun pada bagaimana
publik menyampaikan apa yang dirasa mengenai organisasi. Untuk itu peran media
massa berkaitan dengan konteks informasi menjadi sangat penting, karena apa yang
telah termuat dalam sebuah media pada gilirannya menjadi wacana publik yang pasti
akan mempengaruhi reputasi organisasi.4

3
Doorley, J., dan Garcia, H. F. (2015). REPUTATION MANAGEMENT The Key to Successful Public
Relation and Corporate Communication-3rd Edition (3rd ed., Vol. 1. New York: Routledge.
4
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, (2006).

Anda mungkin juga menyukai