Oleh :
ADE ARMAYANI
50700120071
ILMU KOMUNIKASI
Kasus adalah rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, informasi rinci
dan komprehensif mengenai program, acara dan kegiatan pada tingkat individu, sekelompok
orang, lembaga atau organisasi akan menerima informasi lengkap tentang acara tersebut.
Public relation (PR) adalah fungsi manajemen khusus yang mendukung pelatihan
dan menciptakan upaya yang saling menguntungkan melalui komunikasi untuk
mencapai pemahaman, penerimaan dan kerjasama yang baik antara organisasi dan
masyarakatnya. Meskipun Perkembangan PR saat ini lebih baik, namun tidak dapat
disangkal Banyaknya konsep Pada PR ini membawa public relation (khususnya
Indonesia) bergerak ke arah yang salah dan belum menerima pengakuan yang layak.
Publik Relasi universitas juga sadar bahwa mereka harus selalu berusaha untuk
1
Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, konsep studi kasus kualitatif, (2017 : Malang),
menjaganya citra universitas yang mereka wakili. Melalui pembentukan gambar ini
pada akhirnya menciptakan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu.
Memahami PR dengan satu atau dua definisi memang tidak mudah karena definisi
yang ada mungkin tidak menggambarkan isi kegiatan publik. Hubungan nyata.
Pertanyaannya adalah definisi mana yang harus dipilih dalam kasus ini Berbagai
kalangan telah mengemukakan begitu banyak definisi PR: praktisi, penulis buku
teks dan beberapa organisasi PR di berbagai belahan dunia. Beberapa definisi humas
juga dapat mencerminkan hal ini Realitas praktik PR sehari-hari di lingkungan sosial
yang berbeda atau mungkin mencerminkan perkembangan fungsi PR organisasi.
2
Nurul Candrasari Masykuri
b. Image humas atau public relation (citra)
c. Reputasi PR
Reputasi mencerminkan persepsi publik terkait mengenai tindakan tindakan
perusahaan yang telah berlalu dan prospek perusahaan di masa mendatang
dibandingkan dengan pesaing, sehingga bagi suatu organisasi,mengelola reputasi
menjadi kegiatan yang lebih kompleks dan bukan hanya menjual produk atau jasa
kepada konsumen. Pengelolaan reputasi melibatkan kualitas dari adanya interaksi
antara pegawai dan organisasi, konsumen, kelompok-kelompok masyarakat dan
pihak-pihak lain. Interaksi ini akan memberikan dampak yang besar bagi organisasi,
sehingga perlu pengelolaan komunikasi yang baik anatara organisasi dengan pihak
internal maupun eksternal organisasi.3
kadangkala tidak sejalan dengan penilaian yang muncul pada persepsi publik,
sehingga reputasi dapat dikatakan sebagai obyek penilaian. Dengan demikian yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana naluri organisasi dalam memperhatikan
penilaian publiknya yang berpengaruh terhadap reputasi organisasi, sehingga upaya
untuk membangun relasi oleh organisasi terhadap publiknya baik secara internal
maupun eksternal menjadi bagian penting untuk membentuk wacana publik terhadap
suatu organisasi.
Sikap publik terhadap suatu organisasi di masa depan juga amat bergantung
bagaimana informasi yang diperoleh mengenai organisasi, ataupun pada bagaimana
publik menyampaikan apa yang dirasa mengenai organisasi. Untuk itu peran media
massa berkaitan dengan konteks informasi menjadi sangat penting, karena apa yang
telah termuat dalam sebuah media pada gilirannya menjadi wacana publik yang pasti
akan mempengaruhi reputasi organisasi.4
3
Doorley, J., dan Garcia, H. F. (2015). REPUTATION MANAGEMENT The Key to Successful Public
Relation and Corporate Communication-3rd Edition (3rd ed., Vol. 1. New York: Routledge.
4
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, (2006).