Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

METODE PENELITIAN KOMUNIKASI I


Dosen Pengampu: Rachmat Kriyantono, Ph.D

Disusun Oleh:
Alifta Prascahya Solihatun Nisa 205120200111060
B KOM.3

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
RESUME BUKU

Judul : Teknik Praktis Riset Komunikasi Kuantitatif Dan Kualitatif : Disertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran (Edisi ke-2)

Penulis : Rachmat Kriyantono, Ph.D

Penerbit : Prenadamedia Group

Bab : 13 (Varian Riset Komunikasi)

Tahun Terbit : 2020

BAB XIII

VARIAN RISET KOMUNIKASI

Tumpang Tindih Bidang Komunikasi

Jenis riset komunikasi yang sangat beragam memungkinkan peneliti untuk mengkaji
dari sisi peran komunikator, pesan, media, maupun feedback atau efek dari aktivitas
komunikasi. Berdasarkan bidang kajian serta focus aktivitasnya, tingkatan komunikasi
digolongkan menjadi komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok atau organisasi, lalu
komunikasi massa. Luasnya ruang lingkup komunikasi disusul dengan perkembangan
tekhnologi komunikasi serta pemikiran manusia menyebabkan batasan antar antar bidang
kajian komunikasi yang menipis, Perkembangan masyarakat dan perkembangan teknologi
komunikasi menciptakan perubahan dalam bidang komunikasi. Hal itu menyebabkan sulitnya
memisahkan secara jelas antara bidang media massa, public relations, komunikais
interpersonal, dan bentuk komunikasi lainnya (Kriyantono, 2020, h.367).

Model Peluru (Komunikasi Satu Langkah)

Model peluru berasumsi bahwa media memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi khalayak,
Kriyantono mengatakan bahwa dalam model ini komponen-komponen komunikasi
mempunyai pegaruh luar biasa dalam mengubah sikap perilaku khalayak, dikatakan peluru
karena seakan-akan komunikasi ditembakkan kepada khalayak tanpa ada kesempatan untuk
menghindar. Sebagai gambaran salah satu bentuk realisasi model ini adalah iklan partai politik
di televisi yang mampu mempengaruhi sikap pemilih pemilu.
Model Uses and Gratification

Berbanding terbalik dengan model peluru, Uses and Gartification berasumsi bahwa media tidak
membawa pengaruh kuat bagi perilaku maupun minat khalayak, sebaliknya khalayaklah yang
menentukan motif media yang diinginkan, media yang berhasil memenuhi kebutuhan itu
disebut media yang efektif.
Model Agenda Setting
Selaras dengan model peluru, model agenda setting juga beranggapan bahwa media memiliki
andil untuk memengaruhi khalayak, khususnya dalam focus kesadaraan dan pengetahuan.
Seperti yang dikutip oleh Kriyantono dalam buku ini, Teori Agenda Setting berasumsi bahwa
media memiliki kemampuan mentransfer isu supaya mempengaruhi agenda public. Griffin
(dalam Kriyantono, 2020, h.381).
Aplikasi Teori Niche (Ekologi Media) untuk Mengukur Persaingan Media
Teori ini kerapkali digunakan untuk aktivitas riset tingkat kompetisi antar media massa, baik
itu surat kabar, radio, maupun televisi. Teori ini juga berperan untuk mengukur serta
mmebandingkan persaingan program public relation di setiap perusahaan. Lahir dari disiplin
ilmu ekologi yang menyebutkan bahwa media adalah hasil dari hubungan timbal balik antara
media massa dan lingkungannya.

Readership Studies
Dinamakan readership studies karena pada mulanya metode ini digunakan untuk meriset
surat kabar saja, namun saat ini sudah berkembang untuk meriset radio dan tekevisi. Jenis
riset yang tergolong readership studies diantaranya,

a. Item-selection studies (tracking media) yang difokuskan untuk mengetahui


penerimaan khalayak terhadap pesan yang disampaikan media, riset ini digunakan
untuk menentukan statistic kegemaran khalayak agar dapat dijadikan acuan
rekomendasi di program selanjutnya.
b. Audience profile (profil khalayak) yang digunakan untuk memahami karakteristik
konsumen media, melalui riset perilaku konsumen, media PR dimudahkan untuk
menyajikan program yang selaras dengan kondisi serta perilaku konsumen media.

Reader-Nonreader Studies
Riset ini dimaksudkan untuk mengetahui statistic antara kelompok pembaca dan bukan
pembaca, serta alas an yang mendasari mereka melakukan demikian. Riset ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara seperti,
a. Studi Perbandingan Pembaca dan Editor, dimana editor dan pembaca akan
dipertemukan untuk saling berbagi gagasan mengenai program yang dipikih;
b. Program Testing, aktivitas pengecekan ulang program sebelum mengudara yang
terkadang diterapkan untuk mengisi iklan.
c. Music Call-out Research, terkait dengan dunia music dan broadcast
d. Station Image, merupakan riset mengenai citra media.

Riset Observasi Partisipan (Konstruktivis) Pada Media

Metode ini diterapkan dalam beberapa jenis riset seperti, studi organisasi berita (studies of
news organization), studi reporter dan sumber berita (studies of reporters and sources),
implikasi berita, serta kreativitas pembuatan program televisi.

Riset Kultivasi (Cultivation)


Riset ini mengkaji efek sosial yang timbul akibat terpaan media yang berfokus pada persepsi
realitas sosial yang timbul setelah menonton televisi, biasanya riset ini dilakukan dengan
metode eksperimen,

Readability Studies

Riset ini bertujuan untuk menguji efektivitas pesan yang disampaikan media melalui riset
kerbacaan media, berangkat dari kekhawatiran bahwa media akan ditinggalkan apabila tidak
memuat pesan dengan jelas ataupun sulit untuk dimengerti. Seperti yang dijelaskan penulis
Metode ini berusaha menguji tingkat keterbacaan isi media oleh pembacanya sebagai
evaluasi untuk membuat tulisan yang lebih bisa dibaca dan dimengerti pembacanya
(Kriyantono, 2020, h.398).

Sifat Riset Public Relations

Sifat riset PR digolongkan menjadi dua, yakni riset formal dan informal. Riset informal tidak
dilakukan dengan aturan baku ilmiah, sedangkan formal dilakukan dengan terstruktur dan
prosedur ilmiah yang baku.

Model Komunikasi Public Relations

Kriyantono menuliskan model komunikasi PR digolongkan menjadi empat poin yakni,

a. Model Press Agentry (komunikasi satu arah untuk menyebarkan propaganda)


b. Model Public Information (komunikasi satu arah namun tidak persuasi)
c. Model Two-Way Asymetric (bertujuan mempersuasi public agar sepkat denngan
organisasi terkait serta bersifat dua arah)
d. Model Two-Way Symetric (komunikasi dua arah dan saling memberi feedback)

Kategori Riset Public Relation


Kategori riset PR diantaranya, Memonitor lingkungan, Public relations audit, Audit
komunikasi, dan Sosial audit.

Mengukur Efektivitas Komunikasi Organisasi

Efektivitas komunikasi organisasi dapat diukur dengan menggunakan model variable profil
komunikasi, diantaranya

a. Iklim komunikasi
b. Kepuasan organisasi
c. Penyebaran informasi
d. Beban informasi
e. Ketepatan informasi
f. Budaya organisasi
Public Relations Online (E-PR/PR on the Net)
Perkembangan tekhnologi mengharuskan PR untuk digitalisasi program yang ditawarkan
agar mendapat feedback maksimal dari khalayak, selain kemudahan akses menyebarkan
informasi, melakukan interaksi langsung dengan kondumen komunikasi, praktisi PR juga
dapat mengukur tingkah laku publik, menghitung jumlah orang yang datang ke website, dan
masih banyak lagi.
Riset Tentang Elemen Pesan
Terdapat dua elemen pesan yakni, struktur pesan yang berfokus pada kajian Message
Sidedness (kecenderungan isi pesan) dan urutan penyajian pesan, yang kedua adalah daya
Tarik pesan yang dilihat dari sisi,Fear/threat appeals (menyajikan unsur ancaman),
Emotional Appeals, Rational Appeals, dan yang terakhir adalah Humor.
Riset Motivasi dalam Organisasi dan Pemasaran
Riset yang mengkaji tentang sikap, citra, dan motif organisasi
Riset Advertising
Riset digunakan praktisi PR untuk meningkatkan citra perusahaan melalui riset pesan iklan
dan riset media.
Riset Media Periklanan
Kriyantono membagikan beberapa Langkah penting yang harus dilakukan untuk memilih
media periklanan yakni,
a. Jangkauan adalah akumulasi khalayak dari total populasi rumah tangga yang
b. sudah diterpa pesan media.
c. Cakupan adalah ukuran khalayak yang berpotensi terkena terpaan media
d. tertentu.
e. Frekuensi adalah jumlah terpaan yang diterima individu.

Riset Rating

Riset rating dilakukan untuk mengetahui statistic minat khalayak terhadap program yang
ditawarkan, dapat menggunakan beberapa metode diantaranya, Audimeter, Channel Diaries,
Phone Interview, dan People Meter.

Tolok Ukur Efektivitas Kampanye Program Public Relations

Kriyantono menjelaskan empat tolak ukur efektivitas kampanye seperti Audience


Coverage (Jumlah khalayak yang dijangkau), Audience Response (khalayak
memberikan respon positif), Communication Impact (tingkat pengaruh program
terhadap aktivitas khalayak), dan Process of Influence (aktivitas persuasi dilakukan
secara alami).
Daftar Pustaka

Kriyantono, R. (2020). Teknik Praktis Riset Komunikasi Kuantitatif Kualitatif (2nd ed). Jakarta:
Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai