Anda di halaman 1dari 17

2019

SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI


SEKTOR JASA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
AHLI ELEKTRIKAL

SKEMA SERTIFIKASI
PEMERIKSA SISTEM KELISTRIKAN BANGUNAN GEDUNG
ELECTRICAL BUILDING INSPECTOR
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung , Electrical
Building Inspector adalah kualifikasi KKNI Ahli elektrikal bidang konstruksi bangunan
gedung yang memiliki kompetensi merancang instalasi kelistrikan , melaksanakan
dan melakukan kaji ulang dan pengawasan serta pemeliharaan.
Skema ini di susun oleh Komite Skema Sertifikasi LSP Elektroteknik IATKI untuk
prosses uji kompetensi di LSP Elektroteknik IATKI yang merujuk pada amanat
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan Regulasi lain yang mengikat.

LSP ELEKTROTEKNIK IATKI


2019
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI


SEKTOR JASA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
AHLI ELEKTRIKAL
SKEMA SERTIFIKASI
PEMERIKSA SISTEM KELISTRIKAN BANGUNAN GEDUNG
ELECTRICAL BUILDING INSPECTOR

Disahkan tanggal : 10 November 2019


Oleh:

Wawan Darmawan Ronny Kadir


Ketua Komite Skema Bidang IPTL Ketua LSP Elektroteknik IATKI

No. Dokumen : SS-BLD-INS-IATK-2019


No. Salinan :-
Revisi
Status Distribusi: :  Terkendali

Tak Terkendali

LSP ELEKTROTEKNIK
2
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunianya sehingga
kami mampu menyelesaikan Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung ,
Electrical Building Inspector adalah kualifikasi KKNI Ahli elektrikal bidang konstruksi bangunan gedung
yang memiliki kompetensi merancang instalasi kelistrikan , melaksanakan dan melakukan kaji ulang
dan pengawasan serta pemeliharaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian
Sesuai dengan Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan menyatakan
bahwa setiap Tenaga Teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi ,yang
kualifikasi usaha nya di atur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 2012
Dalam mewujudkan tenaga kerja profesional yang memiliki kompetensi, meliputi keterampilan,
keahlian dan sikap (attitude) untuk meningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing
Nasional dan Internasinal maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10
tahun 2018 sebagai perbaikan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi merupakan ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 18 ayat (5)
tentang Ketenagakerjaan.
Sertifikasi Kompetensi di Kelistrikan merupakan bentuk pengakuan kemampuan seseorang yang
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan mampu mewujudkan instalasi tenaga listrik
yang aman, andal dan ramah lingkungan , sertifikasi kompetensi didasarkan pada bukti obyektif melalui
asesmen yang adil, sah, andal dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan lain atau pihak lain.
Dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi, Lembaga Sertifikasi Profesi harus mengacu kepada
Skema Sertifikasi Kompetensi yang merupakan kemasan kompetensi dan persyaratan spesifik yang
berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari Tenaga Teknik dengan merujuk pada
Standard Kompetensi yang ditetapkan oleh regulator.
Skema Sertifikasi Kompetensi juga merupakan persyaratan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi
untuk mendapatkan Lisensi atau penunjukan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

Bandung, 10 November 2019

LSP ELEKTROTEKNIK
3
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

DAFTAR ISI
1. LATAR BELAKANG.................................................................................................................................5
2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI..................................................................................................6
3. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMA SERTIFIKASI.........................................................................................7
4. ACUAN NORMATIF...............................................................................................................................7
5. PAKET / KEMASAN KOMPETENSI DAN DAFTAR UNIT KOMPETENSI.....................................................8
A. Jenis Kemasan Kompetensi :...........................................................................................................8
B.Nama Skema Sertifikasi :..................................................................................................................8
C. Daftar Unit Kompetensi......................................................................................................................8
D. Sertifikat Kompetensi Kualifikasi KKNI Pekerjaan Level 7 Ahli Elektrikal Bangunan Gedung Bidang
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik ( IPTL )....................................................................................8
6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI..................................................................................10
7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT............................................10
8. BIAYA SERTIFIKASI..............................................................................................................................11
9. PROSES SERTIFIKASI...........................................................................................................................11
9.1. Proses Pendaftaran................................................................................................................11
9.2. Proses Asesmen.....................................................................................................................12
9.3. Proses Uji Kompetensi...........................................................................................................12
9.4. Keputusan Sertifikasi..............................................................................................................13
9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat..................................................................................14
9.6. Proses Sertifikasi ulang..........................................................................................................15
9.7. Penggunaan Sertifikat............................................................................................................15
9.8. Banding..................................................................................................................................16

LSP ELEKTROTEKNIK
4
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

1. LATAR BELAKANG

1.1. Kewajiban Sertifikasi


Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian yang di tegaskan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2015 tentang Sumber Daya Industri menyatakan bahwa
Sumber Daya Manusia di Industri untuk bersertifikat Kompetensi Teknis dengan menggunakan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Sesuai dengan Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
menyatakan bahwa setiap Tenaga Teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat
kompetensi yang kualifikasi usaha nya di atur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 2012
Dalam mewujudkan tenaga kerja profesional yang memiliki kompetensi, meliputi
keterampilan, keahlian dan sikap (attitude) untuk meningkatan kualitas sumber daya manusia yang
berdaya saing Nasional dan Internasinal maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 10 tahun 2018 sebagai perbaikan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004
tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi merupakan ketentuan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Pasal 18 ayat (5) tentang Ketenagakerjaan.
Sertifikasi Kompetensi Teknis di Kelistrikan merupakan bentuk pengakuan kemampuan
seseorang yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan mampu mewujudkan
instalasi tenaga listrik yang aman, andal dan ramah lingkungan , sertifikasi kompetensi Teknis
didasarkan pada bukti obyektif melalui asesmen yang adil, sah, andal dan tidak dipengaruhi oleh
kepentingan lain atau pihak lain.
Dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi, Lembaga Sertifikasi Profesi harus mengacu
kepada Skema Sertifikasi Kompetensi yang merupakan kemasan kompetensi dan persyaratan
spesifik yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari Tenaga Teknik
dengan merujuk pada Standard Kompetensi yang ditetapkan oleh regulator.
Skema Sertifikasi Kompetensi juga merupakan persyaratan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi
untuk mendapatkan Lisensi atau penunjukan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
.
1.2. Standardisasi
Pengelolaan pekerjaan Bidang Ketenagalistrikan harus didukung oleh tersedianya Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan profesional yang mengacu pada Undang Undang 30
tahun 2009 yang kualifikasi usaha nya di atur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2012
Tentang Kegiatan Usaha PenyediaanTenagalistrik dan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62

LSP ELEKTROTEKNIK
5
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

tahun 2012 Tentang Usaha Jasa penunjang Tenagalistrik yang mengelompokan bidang usaha
tersebut kedalam pekerjaan pekerjaan sebagi berikut :
a. Pembangkitan
b. Transmisi
c. Distribusi dan
d. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik.
Selanjut nya pekerjaan pekerjaan tersebut dikelompokan pula atas tugas, wewenang
dan tanggungjawab pada sertifikat personal yang mengerjakan yakni meliputi :
a. Konsultasi Perencanaan dan Pengawasan
b. Pembangunan dan Pemasangan
c. Pemeriksaan
d. Pengoperasian dan
e. Pemeliharaan

Dalam Kontek Standar yang digunakan dalam skema ini adalah : Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 162 tahun 2019 Tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia kategori Konstruksi golongan pokok konstruksi gedung
pada jabatan kerja Ahli Elektrikal konstruksi bangunan gedung maka hal ini termasuk ke
dalam pekejaan Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik dengan tugas, wewenang dan
tanggungjawab pada sertifikat personal yang mengerjakan yakni meliputi :
a. Konsultasi Perencanaan dan Pengawasan
b. Pembangunan dan Pemasangan
c. Pemeriksaan dan Pengujian
d. Pengoperasian dan
e. Pemeliharaan
Seperti yang tercantum dalam latarbelakang SKKNI Nomor 162 tahun 2019 tersebut
yakni : Kompetensi yang harus dimiliki oleh ahli elektrikal bangunan gedung adalah: (i)
perancangan, (ii) pemasangan, (iii) inspeksi, dan pengujian (tes commissioning test
komisioning), (iv) operasi, pemeliharaan dan perbaikan, (v) manajemen proyek, (vi)
manajemen operasi, (vii) keselamatan dan kesehatan kerja dan perlindungan lingkungan,
dan (viii) manajemen mutu.
Pedoman isi uji Sertifikasi kompetensi di LSP Elektroteknik IATKI yang dituangkan dalam
Skema Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Instalasi Pemanfaatan
Tenaga Listrik dengan Nama Skema :
SKEMA SERTIFIKASI PEMERIKSA SISTEM KELISTRIKAN BANGUNAN GEDUNG,
ELECTRICAL BUILDING INSPECTOR

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

2.1. Ruang lingkup Skema Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Instalasi
Pemanfaatan Tenaga dengan nama SKEMA SERTIFIKASI PEMERIKSA SISTEM
KELISTRIKAN BANGUNAN GEDUNG ,ELECTRICAL BUILDING INSPECTOR disusun oleh

LSP ELEKTROTEKNIK
6
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

Komite Skema Lembaga Sertifikasi Profesi Elektroteknik IATKI , di verifkasi dan ditetapkan
oleh Komite Skema Sertifikasi BNSP adalah Skema Kualifikasi KKNI untuk pekerjaan level 7

2.2. Pemaketan / Kualifikasi KKNI level 7 pada skema ini mengacu kepada penamaan jabatan kerja
SKKNI Nomor 162 tahun 2019 Ahli Elektrikal Bangunan Gedung yang sesuai dengan
pekerjaan sebagai PEMERIKSA SISTEM KELISTRIKAN BANGUNAN GEDUNG ,
ELECTRICAL BUILDING INSPECTOR serta merujuk pula pada Peta STANDAR OKUPASI
NASIONAL DALAM KERANGKA KUALIFIKASI SUB SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
TAHUN 2018 yang telah menjadi Konsensus Nasional pada tanggal 29 Oktober 2018 di
kompilasi oleh PN IATKI , Pimpinan Nasional Ikatan Ahli Tenik Ketenagalistrikan Indonesia,
dengan memiliki jumlah dan komposisi unit kompetensi sesuai dengan tingkat kesulitan,
wewenang dan tanggung jawab serta ruang lingkup pekerjaan dalam organisasi Usaha

3. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMA SERTIFIKASI


3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi teknis Ketenagalistrikan Sub Bidang Pembangunan
dan Pemasangan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (IPTL) untuk mewujudkan kondisi
instalasi tenaga listrik yang aman, andal dan ramah lingkungan pada pekerjaan Ahli Elektrikal
Bangunan Gedung
3.2. Memberikan pengakuan kompetensi kepada Tenaga Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga
Listrik (IPTL) sebagai Ahli Elektrikal Bangunan Gedung serta memastikan peningkatan
kompetensi dalam pekerjaan secara berkelanjutan.
3.3. Menjadi acuan LSP Elektroteknik IATKI dan Asesor Kompetensi dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan kegiatan sertifikasi. Pada Pekerjaan Teknis sebagai Ahli Elektrikal Bangunan
Gedung
3.4. Sertifikasi Kompetensi merupakan salah satu mekanisme penerapan Keselamatan
Ketenagalistrikan untuk mewujudkan kondisi instalasi tenaga listrik yang aman, andal dan
ramah lingkungan

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional
4.3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
4.4. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian
4.5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
4.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem pelatihan
Kerja Nasional
4.7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan usaha
Penyediaan Tenaga Listrik
4.8. Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 2012 Tentang Usaha Jasa penunjang Tenagalistrik
4.9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2015 tentang Sumber Daya Industri
LSP ELEKTROTEKNIK
7
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

4.10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
4.11. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor 162 tahun 2019 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
4.12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2017 Tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
4.13. Peraturan BNSP No.1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Umum Lembaga Sertifikasi
4.14. Peraturan BNSP No.2/BNSP/VIII/2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan
Skema Sertifikasi Profesi

5. PAKET / KEMASAN KOMPETENSI DAN DAFTAR UNIT KOMPETENSI


A. Jenis Kemasan Kompetensi :
Kualifikasi KKNI Level 7 Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Pemeriksa Sistem Kelistrikan
Bangunan Gedung
B. Nama Skema Sertifikasi :
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung , Electrical Building Inspector
C. Daftar Unit Kompetensi
NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI
1. F.41AEG00.001.1 Merancang Instalasi Listrik dan Sumber Tenaga Listrik pada
Bangunan Gedung
2. F.41AEG00.002.1 Membuat Dokumen Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik
dan Sumber Tenaga Listrik untuk Bangunan Gedung.
3. F.41AEG00.003.1 Melakukan Kaji Ulang Rancangan Instalasi Listrik dan Sumber
Tenaga Listrik pada Bangunan Gedung
4. F.41AEG00.004.1 Melakukan Persiapan Pekerjaan Instalasi Listrik,dan Sumber Tenaga
Listrik untuk Bangunan Gedung
5. F.41AEG00.005.1 Mengelola Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik dan Sumber
Tenaga Listrik untuk Bangunan Gedung
6. F.41AEG00.006.1 Mengawasi Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik dan Sumber
Tenaga listrik untuk Bangunan Gedung
7. F.41AEG00.007.1 Membuat Pedoman Teknis Untuk Operasi dan Listrik, dan untuk Pe
Sumber Tenaga
Bangunan Gedung m
8. F.41AEG00.008.1 Membuat Laporan Hasil Pekerjaan

D. Sertifikat Kompetensi Kualifikasi KKNI Pekerjaan Level 7 Ahli Elektrikal Bangunan Gedung Bidang
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik ( IPTL )
Kualifikasi KKNI Level 7 Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Pemeriksa Sistem
Kelistrikan Bangunan Gedung
PEMETAAN KOMPETENSI

LSP ELEKTROTEKNIK
8
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

TUJUAN UTAMA
Menyiapkan instalasi listrik dan sumber tenaga listrik pada gedung dan bangunan lainnya
sesuai dengan persyaratan
FUNGSI KUNCI
Membangun instalasi listrik dan sumber tenaga listrik pada gedung dan bangunan lainnya sesuai
dengan persyaratan
FUNGSI UTAMA 1
Merencanakan instalasi listrik, dan sumber tenaga listrik untuk bangunan gedung
FUNGSI DASAR
1. M.711000.002.01, Melaksanakan komunikasi dengan pihak terkait *) Adopsi
2. F.41AEG00.001.1, Merancang instalasi listrik dan sumber tenaga listrik pada bangunan gedung
3. F.41AEG00.002.1, Membuat dokumen teknis Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik dan
Sumber Tenaga Listrik untuk Bangunan Gedung
4. F.41AEG00.003.1, Melakukan kaji ulang rancangan instalasi listrik dan sumber tenaga listrik pada
bangunan gedung

FUNGSI UTAMA 2
Melaksanakan pekerjaan instalasi listrik dan sumber tenaga listrik untuk gedung
FUNGSI DASAR
1. F.41AEG00.004.1, Melakukan persiapan pekerjaan instalasi listrik dan sumber tenaga listrik
Untuk bangunan gedung
2. F.41AEG00.005.1, Mengelola pekerjaan instalasi listrik dan sumber tenaga listrik Untuk
bangunan gedung
FUNGSI UTAMA 3
Mengawasi pekerjaan instalasi listrik dan sumber tenaga listrik untuk bangunan gedung
UNGSI DASAR
F.41AEG00.006.1, Mengawasi pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik dan sumber tenaga listrik
untuk bangunan gedung
FUNGSI UTAMA 4
Membuat pedoman teknis operasi dan pemeliharaan, dan laporan pekerjaan
FUNGSI DASAR
1. F.41AEG00.007.1, Membuat pedoman teknis untuk operasi dan pemeliharaan instalasi listrik
dan sumber tenaga listrik untuk bangunan gedung
2. F.41AEG00.008.1, Membuat laporan hasil pekerjaan

Deskripsi
Kualifikasi KKNI Pekerjaan Level 7 Ahli Elektrikal Bangunan Gedung Bidang Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik ( IPTL ) adalah kompeten dalam , Merencanakan , Melaksanakan ,
Mengawasi pekerjaan , dan Membuat pedoman teknis operasi dan pemeliharaan, serta laporan
pekerjaan instalasi listrik dan sumber tenaga listrik untuk bangunan gedung

Tugas dan Tanggungjawab


- Melaksanakan pekerjaan sesuai instruksi/SOP
- Sikap Kepemimpinan
- Disiplin
- Berintegritas
- Bertanggung jawab
- Teliti dan hati-hati
LSP ELEKTROTEKNIK
9
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

- Memastikan hasil disemua rangkaian pekerjaan unit operasional sesuai dengan yang
dipersyaratkan, baik standar mutu maupun standar sertifikasi (ISO).
- Menjaga kualitas hasil di setiap rangkaian.pekerjaan
- Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja untuk masing-masing. rangkaian.pekerjaan
- Memelihara dan meningkatkan kemampuan kompetensi SDM
- Mengakomodir sarana dan fasilitas kerja unit operasional.
- Bertanggungjawab atas kelancaran berjalannya roda organisasi sesuai dengan amanat
yang diberikan serta berpedoman kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
- Menyusun dan melaksanakan RKAP dan bertanggungjawab atas laporan keuangan dan
laporan operasional lainnya.
- Memantau pelaksanaan tugas-tugas di setiap rangkaian.pekerjaan, membina dan
mengendalikan serta mengawasi pelaksanaan kegiatan organisasi.
- Melakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan di setiap rangkaian.pekerjaan
- Menandatangani dokumen sesuai dengan kewenangannya.
- Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan lembaga / instansi / mitra kerja terkait.
- Menetapkan dan mengesahkan SOP untuk unit pelaksana operasional.
- Menindaklanjuti masukan tentang permasalahan yang ada dilapangan yang berkaitan
dengan optimalisasi hasil

Persyaratan Uji Kompetensi


Telah memiliki Sertifikat kompetensi Kualifikasi KKNI Pekerjaan Level 6 Perencana ,
Pembangunan dan Pengawasan instalasi listrik, dan sumber tenaga listrik untuk bangunan
gedung Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik atau telah memiliki pengalaman sebagai Ahli
Elektrikal Bangunan Gedung Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik ( IPTL ) atau atau
telah mengikuti pendidikan/pelatihan untuk Pekerjaan Ahli Elektrikal Bangunan Gedung
Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik ( IPTL )

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


6.1. Telah Mengikuti Pendidikan / Pelatihan Kerja di Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Sub Bidang Perencanaan , Pembangunan dan Pemasangan
6.2. Telah Memiliki Pengalaman Kerja dalam Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sub
Bidang Perencanaan Pembangunan dan Pemasangan minimal 3x pelaksanaan

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


7.1. Hak Pemohon
7.1.1.Pemohon berhak mendapatkan informasi mengenai proses uji kompetensi melalui
penjelasan secara langsung mengenai materi yang akan diujikan.
7.1.2.Pemohon berhak menyampaikan keluhan dan/atau banding jika dalam rekomendasi
asesmen dirasakan kurang memuaskan.
7.1.3.Pemohon yang dinyatakan kompeten dalam asesmen akan diberikan sertifikat
kompetensi.
7.1.4.Pemohon sertifikasi berhak memperoleh jaminan kerahasiaan dalam proses sertifikasi.
LSP ELEKTROTEKNIK
10
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

7.1.5.Pemegang berhak menggunakan sertifikat kompetensi untuk kepentingan pengakuan


diri sesuai dengan bidang kompetensi yang tercantum dalam sertifikat kompetensi.
7.1.6.Pemegang serifikat, berhak mendapatkan informasi tentang perubahan-perubahan yang
terjadi terkait persyaratan sertifikasi kompetensi
7.1.7.Pemegang sertifikat berhak mendapatkan pemeliharaan kompetensi melalui resertifikasi
kompetensi jika masa berlaku sertifikatnya telah habis.

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1.Melaksanakan keprofesian sesuai dengan bidang kompetensinya dengan tetap menjaga
kode etik profesi.
7.2.2.Tidak menyalahgunakan sertifikat dan kompetensi yang dimilikinya untuk kegiatan yang
melanggar norma dan hukum
7.2.3.Menjamin tidak akan ada Sertifikat Kompetensi yang digunakan untuk promosi yang
dapat memberikan akibat salah paham pengertian di masyarakat.
7.2.4.Pemegang Sertifikat harus memberikan pelayanan yang sesuai dan kerjasama yang
memungkinkan kepada LSP ELEKTROTEKNIK IATKI untuk memonitor kegiatan yang
sesuai dengan standar, regulasi dan Pedoman LSP ELEKTROTEKNIK IATKI
7.2.5.Mengijinkan LSP ELEKTROTEKNIK IATKI dan asesor untuk melakukan asesmen,
surveilan, verifikasi terhadap aktivitas pemegang Sertifikat.
7.2.6.Jika diminta oleh LSP ELEKTROTEKNIK IATKI, pemegang Sertifikat harus memberikan
rekaman keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan koreksinya.

8. BIAYA SERTIFIKASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 98/PMK.05/2018 tentang Tarif
Layanan Umum Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi pada Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral serta
berdasarkan SK Direktur Teknik Ketenagalistrikan No. 1947/04.DLT.2/2016 perihal Batas Atas biaya
Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan maka Biaya Sertifikasi diatur sebagai berikut

8.1. Biaya Pelaksanaan Asesemen Baru di hitung berdasarkan faktor faktor yang rdiri dari :
8.1.1.Standar biaya sertifikasi mencakup biaya pendaftaran administrasi, pra-asesemen,
asesemen, surveilan, pengadaan perangkat asesemen, honorarium Asesor dan
Administrator, bahan uji praktek, biaya penggunaan dan operasional IT ( Information
Technology) alat dan fasilitas Tempat Uji Kompetensi (TUK)
8.1.2.Biaya Sertifikat (Cetak dan Pelaporan);
8.1.3.Biaya Sidang Pleno hasil pelaksanaan asesemen (uji kompetensi);
8.2. Biaya perpanjangan atau RCC (Recognition of Current Competence) sertifikasi sebesar 80%
dari nilai total biaya sebagai mana dijelaskan pada poin 8.1
Catatan:
a. Biaya sertifikasi belum termasuk biaya akomodasi dan transportasi asesi yang merupakan
beban masing-masing peserta asesmen atau instansi pemohon.
b. Biaya yang tercantum pada poin 8.1 belum termasuk biaya transportasi dan akomodasi
asesor dan administrator (ditanggung oleh instansi pemohon).
LSP ELEKTROTEKNIK
11
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Proses Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen Skema Sertifikasi Bidang Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup
sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban
pemegang sertifikasi.
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan
bukti:
a. Copy KTM/ KTP/ Passport/ Kartu Mahasiswa/ Kartu Karyawan
b. Copy transkip nilai mata kuliah atau Copy sertifikat pelatihan atau
c. CV pengalaman kerja pada jabatan Pelaksana Madya Pembangunan dan
Pemasangan
d. Pas foto berwarna 4x6 (2 lembar).
e. Bukti-bukti pendukung lainnya yang relevan
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-
bukti pendukung
9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan
9.1.5. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memeberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian
9.1.6. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa
pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
9.2. Proses Asesmen
9.2.1. Asesmen Skema Sertifikasi Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik direncanakan
dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema
sertifikasi
9.2.2. telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk
memastikan kompetensi.
9.2.3. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI menugaskan Asesor Kompetensi Kompetensi untuk
melaksanakan Asesmen
9.2.4. Asesor memilih perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk mengkonfirmasikan
bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan
9.2.5. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan
proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi
9.2.6. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen pendukung
yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02, untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan.

LSP ELEKTROTEKNIK
12
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

9.2.7. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan Kompeten
dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk mengikuti proses
lanjut ke proses uji kompetensi.
9.3. Proses Uji Kompetensi
Pelaksanaan proses uji kompetensi dapat dilakukan sesuai dengan jenis jabatan yang telah
ditetapkan dalam Surat Keputusan Dirjen Ketenagalistrikan

9.3.1. Asesor mengorganisasikan pelaksanaan asesmen berdasarkan metoda dan


instrumen/sumber-sumber asesmen seperti yang tercantum dalam Pembangunan
asesmen.
9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan;
9.3.3. Skema Sertifikasi Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik akan diujikan dengan
menggunakan Materi Uji Kompetensi sesuai SKTTK yang diujikan:
9.3.4. Uji Kompetensi menggunakan metode Uji Tulis untuk memastikan bahwa peserta
memiliki pengetahuan yang memadai sesuai dengan skema yang disyaratkan dan
dapat menjelaskan pekerjaan yang telah diselesaikan.
9.3.5. Uji Kompetensi menggunakan Uji Lisan untuk memastikan bahwa peserta memiliki
pengetahuan yang memadai sesuai dengan skema yang disyaratkan dan dapat
menjelaskan pekerjaan yang telah diselesaikan.
9.3.6. Uji Kompetensi menggunakan Uji Observasi untuk memastikan bahwa peserta
memiliki keterampilan dan sikap kerja yang memadai sesuai dengan skema yang
disyaratkan dan dapat menjelaskan pekerjaan yang telah diselesaikan.
9.3.7. Asesor melaksanakan kegiatan pengumpulan bukti serta mendokumentasikan seluruh
bukti pendukung yang dapat ditunjukkan oleh asesi sesuai dengan kriteria unjuk kerja
yang dipersyaratkan.
9.3.8. Bukti-bukti yang diperoleh asesor selama proses uji kompetensi harus memenuhi
prinsip-prinsip:
9.3.8.1. Valid: asesor menilai apa yang seharusnya dinilai, bukti-bukti yang
dikumpulkan harus mencukupi serta terkini dan asli.
9.3.8.2. Reliabel: penilaian asesor bersifat konsisten, dapat menghasilkan
kesimpulan yang sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan asesor
yang berbeda.
9.3.8.3. Fleksibel: penilaian dilakukan asesor dengan metoda yang disesuikan
dengan kondisi peserta uji serta kondisi tempat asesmen kompetensi.
9.3.8.4. Adil: dalam penilaian tidak boleh ada diskriminasi terhadap peserta,
dimana peserta harus diperlakukan sama sesuai dengan prosedur yang ada
dengan tidak melihat dari kelompok mana dia berasal.
9.3.9. Asesor merekomendasikan keputusan berdasarkan bukti-bukti langsung yang didapat
selama proses uji kompetensi.
9.3.9.1. Asesor merekomendasikan keputusan kompeten (K) jika bukti-bukti yang
diperoleh telah memenuhi persyaratan pengumpulan bukti dan sesuai dengan

LSP ELEKTROTEKNIK
13
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

pemenuhan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam standar


kompetensi.
9.3.9.2. Asesor merekomendasikan keputusan belum kompeten (BK) jika bukti-
bukti yang diperoleh belum memenuhi persyaratan pengumpulan bukti dan
belum sesuai dengan pemenuhan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan
dalam standar kompetensi.
9.3.10. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian, LSP ELEKTROTEKNIK
IATKI menjamin bahwa peralatan tersebut telah diverifikasi.

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. Keputusan sertifikasi diberikan setelah peserta sertifikasi memenuhi persyaratan:
a. Peserta telah mengikuti tahapan uji kompetensi yang sesuai dengan ruang
lingkup kompetensi yang diikuti.
b. Peserta direkomendasikan lulus uji kompetensi
9.4.2. Keputusan sertifikasi dilakukan oleh LSP ELEKTROTEKNIK IATKI berdasarkan
informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses sertifikasi

9.4.3. Ketua LSP ELEKTROTEKNIK IATKI dan manajer sertifikasi bertanggung-jawab dalam
persiapan persyaratan evaluasi dan pelaksanaan keputusan sertifikasi, bila perlu
dilakukan audit untuk memeriksa pelaksanaan hasil/ keputusan sertifikasi tersebut.

9.4.4. Manajer sertifikasi memberitahukan jadwal pelaksanaan dan agenda kegiatan evaluasi
keputusan sertifikasi.

9.4.5. Keputusan sertifikasi terbatas pada kesesuaian dengan persyaratan dalam skema
sertifikasi.

9.4.6. Persyaratan personil untuk keputusan sertifikasi :

9.4.7. Personil yang membuat keputusan sertifikasi bukan merupakan asesor yang menguji

9.4.8. Personil yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup
dan pengalaman dengan proses sertifikasi.

9.4.9. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI memberikan sertifikat kompetensi kepada semua yang
telah berhak menerima sertifikat setelah seluruh persyaratan sertifikasi terpenuhi
dengan masa berlaku selama 3 tahun

9.4.10. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI memelihara informasi kepemilikan untuk setiap


pemegang sertifikat dengan ketentuan: Masa simpan sertifikat sistem otomasi adalah 3
tahun

9.4.11. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI menerbitkan sertifikat kompetensi dalam bentuk surat
dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh Ketua LSP ELEKTROTEKNIK
IATKI dan Ketua Dewan Pengarah serta manajer sertifikasi
LSP ELEKTROTEKNIK
14
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

9.4.12. Sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh LSP ELEKTROTEKNIK IATKI disesuaikan
dengan pedoman BNSP

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1. Komite Skema mengesahkan aturan mengenai proses pembekuan dan pencabutan
sertifikasi
9.5.2. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI mengidentifikasi adanya penyalahgunaan sertifikasi
yang meliputi:
a. Penggunaan sertifikat yang tidak relevan dengan skema dan ruang lingkup
sertifikasi
b. Penggunaan sertifikat yang merugikan LSP ELEKTROTEKNIK IATKI
c. Pemalsuan sertifikat atau mengubah data sertifikat
d. Penggunaan sertifikat untuk kegiatan yang melanggar hukum
9.5.3. Hasil identifikasi dibandingkan dengan skema sertifikasi yang dimiliki LSP
ELEKTROTEKNIK IATKI untuk proses validasi apakah ada penambahan dan
pengurangan lingkup sertfikasi
9.5.4. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI memutuskan pembekuan dan pencabutan sertifikat
melalui rapat jika ada acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan
sertifikat dalam publikasi, katalog dan lain-lain. Keputusan harus ditandatangani oleh
Ketua LSP ELEKTROTEKNIK IATKI atau Manajer Bidang Sertifikasi.
9.5.5. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI melakukan pembekuan dan pencabutan sertifikat dan
menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi
yang memuat acuan LSP ELEKTROTEKNIK IATKI serta mengembalikan sertifikat
kepada LSP ELEKTROTEKNIK IATKI yang menerbitkannya.
9.5.6. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI bersama pemegang sertifikat mengadakan perjanjian
tertulis mengikat yang berisi :
a. Selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan
promosi terkait dengan sertifikat yang dibekukan
b. Pemegang sertifikat yang dicabut haknya, tidak diperkenankan menggunakan
sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya

9.5.7. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI melaporkan kepada BNSP terkait pencabutan sertifikat
9.6. Proses Sertifikasi ulang
9.6.1. Masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun
9.6.2. Jika pemegang sertifikat selama 3 (tiga) tahun tidak bekerja pada bidang yang sesuai
dengan sertifikat yang dimiliki.
9.7. Penggunaan Sertifikat
9.7.1. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI menerbitkan sertifikat yang sah dan resmi sesuai
dengan persyaratan pada LSP ELEKTROTEKNIK IATKI tentang keputusan sertifikasi

LSP ELEKTROTEKNIK
15
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

9.7.2. Sebelum diserahkan, pemegang sertifikat harus menandatangani perjanjian


penggunaan sertifikat yang berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi;
b. Sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah
diberikan;
c. Tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP ELEKTROTEKNIK
IATKI, dan tidak membuat pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP
ELEKTROTEKNIK IATKI dianggap menyesatkan atau tidak dapat dipertanggung
jawabkan;
d. Penghentian penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada
LSP ELEKTROTEKNIK IATKI atau sertifikasi LSP ELEKTROTEKNIK IATKI
apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan sertifikat yang
diterbitkan LSP ELEKTROTEKNIK IATKI;
e. Tidak menggunakan sertifikat dengan cara yang menyesatkan.
9.7.3. Apabila terjadi penyalahgunaan sertifikat, maka LSP ELEKTROTEKNIK IATKI akan
mengambil tindakan sebagai berikut :
a. Melakukan klarifikasi dengan memanggil pemegang sertifikat, jika terbukti benar
maka kepadanya diberikan surat peringatan. Pemegang sertifikat yang
menyalahgunakan wajib memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
dirugikan selambat-lambatnya dalam waktu 1 minggu setelah terbitnya surat
peringatan
b. Apabila surat peringatan diabaikan maka akan dilakukan penghentian
penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada LSP
ELEKTROTEKNIK IATKI atau sertifikasi LSP ELEKTROTEKNIK IATKI apabila
sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan sertifikat kepada LSP
ELEKTROTEKNIK IATKI;
c. Pemegang sertifikat yang dicabut haknya akan dipublikasikan dan masuk dalam
daftar hitam LSP ELEKTROTEKNIK IATKI

9.8. Banding
9.8.1. Ketua bidang sertifikasi bertanggung jawab dalam penanganan proses banding yang
dilakukan oleh pemohon atau peserta.
9.8.2. Pemohon atau Peserta dapat melakukan banding terhadap hasil uji kompetensi
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah hasil sertifikasi disampaikan
9.8.3. Untuk melakukan banding, pemohon atau peserta tidak dikenai biaya tambahan.
9.8.4. Pengajuan banding dapat dilakukan oleh pemohon atau peserta dengan mengisi
Formulir Pengajuan Banding dan ditujukan kepada manajer sertifikasi.
9.8.5. Proses banding akan ditindaklanjuti oleh LSP ELEKTROTEKNIK IATKI dengan
a. Melakukan validasi dan menyelidiki banding dengan mempertimbangkan hasil
banding sebelumnya yang serupa
b. Pengujian atau pengukuran ulang hasil uji kompetensi

LSP ELEKTROTEKNIK
16
IATKI
Skema Sertifikasi Pemeriksa Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung SS-BLD-INS-IATKI-2019

c. Evaluasi proses selama uji kompetensi


d. Pemeriksaan ulang kelengkapan dokumen dan persyaratan lainnya
e. Meminta bukti pendukung lainnya dari pemohon atau peserta untuk memenuhi
persyaratan
f. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI melakukan putusan terhadap banding. Banding
yang diajukan oleh pemohon atau peserta memungkinkan untuk merubah hasil
sertifikasi setelah ditinjau ulang kecukupannya dan dinyatakan memenuhi
persyaratan oleh manajer sertifikasi. Setiap perubahan hasil sertifikasi akan
dikeluarkan sertifikat yang baru dan menarik/ membatalkan sertifikat yang lama.
g. Pemohon atau peserta hanya diperbolehkan mengajukan 1 (satu) kali banding
dalam 1 (satu) kali proses sertifikasi.
9.8.6. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI melakukan publikasi mengenai proses banding melalui
website.
9.8.7. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan
mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.8.8. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan
serta hasil penanganannya kepada pemohon banding.
9.8.9. LSP ELEKTROTEKNIK IATKI memberitahukan secara resmi kepada pemohon
banding pada akhir proses penanganan banding.

LSP ELEKTROTEKNIK
17
IATKI

Anda mungkin juga menyukai