Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI KASUS

RUANGAN IGD LUKA BAKAR RS WAHIDIN SUDIROHUSODO


MAKASSAR

Disusun oleh:

SUMITARIANTI BAHRIS
R014182046

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

( ) ( )

PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
A. Deskripsi
Pada saat praktik di IGD RS Wahidin Sudirohusodo seorang pasien
masuk dari Poli untuk melakukan perawatan luka bakar. Pasien riwayat
mengalami sengatan listrik 2 tahun yang lalu dan sudah mengalami 5 kali
operasi untuk penangnan luka bakrnya. Pasien bernaman Tn.R dengan usia 21
tahun. Pasien masuk dalam keadaan bau tampak kusam dan kurus. Saat pasien
datang langsung dikasih masuk kedalam ruang tindakan untuk segera
dimandikan dan di ganti verbannya. luka bakar paien sangat banyak yakni
sebaguan paha, seluruh punggung,sebagian bokong,seluruh perut dan seluruh
dada.
B. Perasaan
Perasaan saya sangat senang karna dapat melihat secara langsung luka
bakar yang disebabkan oleh sengatan arus listrik meskipun sudah terjadi pada
2 tahun yang lalu. Namun luka bakar identik dari luka bakra arus listri yang
dapat saya lihat yakni kondisi ujung tangan/ ekstremitas yang mengerucut dan
agak menghitam. Selain itu satu hal yang membuat saya senang karna dapat
diberikan kesempatan untuk melakukan perawatan luka dan bertindak
dibagian yang steril. Pada proses perawatan luka saya bisa mengambil banyak
pelajaran baik dalam segi skill maupun dalam segi agama.
C. Evaluasi
Sisi positif
Saya bisa mendapatkan pengalaman melakukan perawatan luka bakar
karna arus listri meskipun dengan bantuan intruksi perawat.

Sisi negatif

Berhubung ini adalah pasien yang satu-satunya dilakukan perawatan luka


hari ini, jadi semua mahasiswa berkerumunan pada satu pasien sehingga
tindakan yang dilakukan terbilang lambat karna ruangan menjadi sempit dan
privasi pasien kurang terjaga.

D. Analisis
Mengapa kasus ini menarik?

Kasus ini menarik, karna dalam perawatan luka ada beberapa pengalaman
yang didapatkan. Pengalaman skill dalam melakukan perawaan luka yakni
membersihkan dan mengeringkan luka dengan tetap berusaha agar nyeri yang
dirasakan pasien berkurang. Selain itu memberikan dressing pada perawatan
luka in terbagi menjadi dua yakni dengan dressing cutimed sorbact diolesi
dengan salep mebo dioleskan pada luka yang sudah mulai tampak baik dari
luka yang lainnya, kemudian salep sulfadiazine diaplikasikan dengan kasa
kemudian ditempelkan pada luka bakar yang lebih luas yang masih granulasi.

Selain itu saya juga dapat mengambil pengalaman dari segi agama tentang
semangat dan tidak berputus asanya pasien menjalani hidup dengan kondisi
yang dialami sekarang yang telah dijalani selama 2 tahun terakhir ini.

E. Kesimpulan

Sebagai seorang perawat terkhusus untuk perawatan luka harus


mengetahui jenis-jenis dressing dan teknik melakukan perawatan yang lebih
lembut untuk mengurangi rasa sakit pada pasien.

F. Rencana Tindak Lanjut (Action Plan)


Jika nanti ada pasien yang akan dilakukan perawatan luka selanjutnya
seharusnya saya sudah paham dengan pemnggunaan salep dan dressing untuk
pasien. Dan lebih belajar lagi mengenai tindakan dan prinsip, jenis dressing
dan pengaplikasiannya.

Anda mungkin juga menyukai