Kontraksi Otot (Kelompok 1)
Kontraksi Otot (Kelompok 1)
MAKALAH
SISTEM MUSCULOSKELETAL
“KONTRAKSI OTOT”
DI SUSUN OLEH
1. EMI
B2 002 17 00 1
2. CAKRA WARDANA
B2 002 17 009
3. RINA LESTARI
B2 002 17 0 14
4. ARWINA ANWAR
B2 002 16 0 12
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapar diselesaikan. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi besar , Muhammad SAW.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Sistem
Musculoskeletal dengan pembahasan materi tentang Kontraksi Otot.
Berkat bantuan dari berbagai fihak, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan, untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah
membimbing dan membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
lagi di masa yang akan datang.
Aamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Maksud Dan Tujuan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kontraksi Otot.......................................................................3
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontraksi Otot................................4
C. Mekanisme Kontraksi Otot......................................................................4
D. Kontraksi Dan Relaksasi Otot Rangka....................................................6
E. Sumber Energi Untuk Kontraksi Otot.....................................................8
F. Gerakan Otot Rangka..............................................................................9
G. Kelelahan Otot.......................................................................................12
H. Penyakit yang Sering Timbul Akibat Kontraksi Otot...........................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran....................................................................................................15
Daftar Pustaka...........................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur
filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan
perubahan sel menjadi pendek. Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya
merupakan gerak mekanik itu, terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri
demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada
penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi otot, akan dibahas dahulu
mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal dan tipis yaitu aktin dan
miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk
yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak)
/invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya
terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka)
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik,
memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan. Otot
jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena
memilikibentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik
tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus
yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang
memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki
kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak
disadari).Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor
dari banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa. Di dalam sel serabut otot ini
terdapat unit kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril
ini merupakan kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan lapis tipis (aktin).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kontrasi otot?
2. Bagaimana mekanisme kontraksi otot?
3. Darimana sumber energi yang memungkinkan otot berkontraksi?
4. Apa saja jenis gerakan umum pada tubuh?
5. Penyakit apa saja yang berhubungan dengan kontraksi otot?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan
rambut setelah mendapat rangsangan. Otot sendiri merupakan alat gerak aktif karena
berfungsi untuk berkontraksi. Otot akan memendek jika sedang berkontraksi dan
memanjang jika berelaksasi. Hal ini dikarenakan otot sendiri tersusun atas dua
filamen yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang tebal yang keduanya
menyusun miofibril dilanjutkan menyusun serabut otot dan selanjutnya menyusun
satu otot
Kontraksi otot adalah aktivasi situs penghasil ketegangan dalam serat
otot . Dalam fisiologi , kontraksi otot tidak selalu berarti pemendekan otot karena
ketegangan otot dapat dihasilkan tanpa perubahan panjang otot seperti memegang
buku yang berat atau halter pada posisi yang sama. Pengakhiran kontraksi otot diikuti
oleh relaksasi otot , yang merupakan kembalinya serat otot ke keadaan menghasilkan
ketegangan yang rendah.
Kontraksi otot dapat digambarkan berdasarkan dua variabel: panjang dan
ketegangan. Kontraksi otot digambarkan sebagai isometrik jika ketegangan otot
berubah tetapi panjang otot tetap sama. Sebaliknya, kontraksi otot adalah isotonik jika
ketegangan otot tetap sama sepanjang kontraksi. Jika panjang otot lebih pendek,
kontraksi konsentris; jika panjang otot memanjang, kontraksi eksentrik. Dalam
gerakan alami yang mendasari aktivitas lokomotor , kontraksi otot multifaset karena
3
mereka mampu menghasilkan perubahan panjang dan ketegangan dengan cara yang
bervariasi waktu. Karena itu, baik panjang maupun ketegangan tidak akan tetap sama
pada otot yang berkontraksi selama aktivitas lokomotor
Jadi, kontraksi otot adalah keadaan saat otot menegang dan memendek sehingga
kemudian dapat menggerakkan tulang atau rangka tubuhmu.
4
Kontraksi otot dipicu oleh impuls saraf
Struktur miosin dan aktin pada saat kontraksi dan relaksasi otot
Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls,
sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil kolin.
Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ion kalsium
akan bersenyawa dengan molekul, troponin, dan tropomiosin yang menyebabkan
adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen tebal), segera
bergabung dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi aktif dengan
kepala miosin disebut jembatan penyeberangan (cross bridges).
5
Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa
ini, maka filamen tipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan
relaksasi kembali. Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik.
Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada
rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan
tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat
memanjang berelaksasi.
6
celah kecil yang memisahkan membran sel saraf dari membran serat otot (Shier et
al. ., 2012). Celah sinaptik dan pelat ujung motorik mengandung asetilkolinesterase
(AChE), yang memecah molekul ACh. Pelepasan ACh menghasilkan perubahan pada
sarcolemma yang memicu kontraksi serat otot.
Serat otot rangka dirangsang oleh neuron yang mengontrol produksi potensial
aksi (impuls listrik) dalam sarcolemma oleh
1. Pelepasan ACh - potensial aksi bergerak sepanjang neuron motor hingga
mencapai terminal sinaptik di mana vesikel yang terkandung dalam terminal
sinaptik melepaskan ACh ke celah sinaptik antara neuron motor dan pelat ujung
motor.
2. Pengikatan ACh pada pelat ujung motorik - molekul ACh berdifusi melintasi
celah sinaptik dan berikatan dengan reseptor ACh pada sarcolemma. Ini
mengubah permeabilitas membran dan memungkinkan ion natrium (Na +) ke
dalam sarkoplasma, yang memicu produksi potensial aksi otot dalam
sarkolemma.
3. Konduksi potensial aksi oleh sarcolemma - potensial aksi menyebar ke seluruh
permukaan sarcolemma dan kemudian bergerak menuruni tubulus transversal ke
cisternae yang mengelilingi sarkomer serat otot. Sebagai hasil dari potensial aksi
yang bergerak melintasinya, cisternae melepaskan sejumlah besar ion kalsium
(Ca2 +) yang mengarah pada inisiasi kontraksi otot. Setiap impuls saraf biasanya
menghasilkan satu potensi aksi otot dan tahap 2 dan 3 diulang jika ACh lebih
banyak dilepaskan oleh impuls saraf lain.
4. Relaksasi otot - potensi aksi berhenti ketika ACh diuraikan oleh AChE dan
konsentrasi ion kalsium dalam sarkoplasma menurun. Setelah ion kalsium
kembali ke tingkat istirahat normal, kontraksi otot akan berakhir dan terjadi
relaksasi otot.
Gambar 6.4 memberikan ringkasan langkah-langkah yang terlibat dalam
kontraksi dan relaksasi otot rangka.
7
Gambar 6.4 Ringkasan kontraksi dan relaksasi otot. Sumber: Tortora dan Derrickson
(2009). Direproduksi dengan izin dari John Wiley & Sons.
E. Sumber Energi Untuk Kontraksi Otot
Serat otot membutuhkan sumber energi untuk memungkinkannya berkontraksi
sesuai kebutuhan. Ini diberikan pada awalnya dalam bentuk ATP, yang disimpan
dalam serat otot. Namun, karena hanya sejumlah kecil ATP yang disimpan dalam
serat otot, cepat habis ketika otot digunakan dan perlu terus tersedia untuk kekuatan
otot. Oleh karena itu, otot yang bekerja membutuhkan jalur tambahan untuk
menghasilkan ATP, dan ini termasuk:
1. Creatine phosphate: Ini dipecah menjadi creatine, fosfat dan energi adalah energi
yang digunakan untuk mensintesis lebih banyak ATP. Sebagian besar kreatin
yang terbentuk digunakan untuk mensintesis kembali kreatin fosfat dan kreatin
yang tidak digunakan dikonversi menjadi produk kreatinin limbah, yang
diekskresikan oleh ginjal.
2. Respirasi anaerob: Glikogen adalah sumber energi paling berlimpah yang
ditemukan dalam serat otot dan dipecah menjadi glukosa ketika dibutuhkan untuk
menyediakan energi untuk kontraksi otot. Glukosa pada awalnya dipecah menjadi
8
asam piruvat tanpa membutuhkan oksigen - suatu proses yang dikenal sebagai
glikolisis - dan sejumlah kecil energi yang diciptakan oleh proses ini ditangkap
oleh ikatan molekul ATP.
Selama aktivitas otot yang intensif atau ketika pengiriman glukosa dan oksigen
(sementara) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan otot, asam piruvat yang dihasilkan
selama glikolisis diubah menjadi asam laktat. Jalur ini jauh lebih cepat daripada yang
disediakan oleh respirasi aerobik dan dapat memberikan ATP yang cukup untuk latihan
intensif singkat.
Gambar 6.6 (a, b) Otot kepala dan leher.
9
10
1. Definisi aksi
a. Ekstensi adalah Meningkatkan sudut atau jarak antara dua tulang atau bagian
tubuh
b. Fleksi adalah Mengurangi sudut sambungan
c. Penculikan adalah Beranjak dari garis tengah
d. Adduksi adalah Bergerak lebih dekat ke garis tengah
e. Circumduction adalah Kombinasi dari fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi
f. Supinasi adalah Memutar telapak tangan ke atas
g. Pronasi adalah Menurunkan telapak tangan
h. Fleksi adalah Plantar Menurunkan kaki (arahkan jari kaki)
i. Dorsiflexion adalah Mengangkat kaki
j. Rotasi adalah Memindahkan tulang di sekitar sumbu longitudinal
2. Jenis-jenis gerakan tubuh yang umum meliputi:
a. ekstensi - gerakan yang meningkatkan sudut atau jarak antara dua tulang atau
bagian tubuh;
b. hiperekstensi - sudut ekstensi lebih besar dari 180 °;
c. fleksi - kebalikan dari ekstensi, dalam hal ini adalah gerakan yang mengurangi
sudut atau jarak antara dua tulang dan membawa tulang lebih dekat bersama-
sama dan merupakan gerakan umum sendi engsel - misalnya, menekuk siku
atau lutut;
d. penculikan - memindahkan anggota tubuh dari garis tengah tubuh;
11
e. adduksi - (kebalikan dari penculikan) gerakan anggota tubuh menuju garis
tengah tubuh;
f. rotasi - gerakan yang umum untuk sambungan ball-and-socket dan merupakan
pergerakan tulang di sekitar sumbu longitudinalnya;
g. circumduction - kombinasi penculikan, adduksi, ekstensi, dan fleksi.
G. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi ketika serat otot tidak bisa lagi berkontraksi meskipun terus
menerus stimulasi saraf dan terjadi sebagai akibat dari hutang oksigen yang terjadi
selama aktivitas otot yang berkepanjangan
12
Selain itu, gagal ginjal dan gagal hati adalah penyakit yang dapat
mengakibatkan klonus. Hal tersebut dikarenakan zat buangan dari tubuh banyak
bertumpuk di dalam tubuh, sehingga dapat memengaruhi fungsi normal otak
c. Dystonia
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kontraksi otot adalah aktivasi situs penghasil ketegangan dalam serat
otot . Dalam fisiologi , kontraksi otot tidak selalu berarti pemendekan otot karena
ketegangan otot dapat dihasilkan tanpa perubahan panjang otot seperti memegang
buku yang berat atau halter pada posisi yang sama. Pengakhiran kontraksi otot
diikuti oleh relaksasi otot , yang merupakan kembalinya serat otot ke keadaan
menghasilkan ketegangan yang rendah.
2. Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Treppe atau staircase effect
b. Summasi
c. Fatique
d. Tetani.
e. Rigor
3. Dimulai dengan pembentukan kolin menjadi Asetilkolin yang terjadi di dalam
otot. Proses itu akan diikuti dengan penggabungan antara ion kalsium, troponium,
dan tropomisin. Penggabungan ini memacu penggabungan miosin dan aktin
menjadi aktonmiosin. Terbentuknya Aktonmiosin menyebabkan sel otot
memendek (berkontraksi) pada plasma sel, ion kalsium akan berpisah dari
troponium sehingga aktin dan miosin juga terpisah dan otot akan kembali
relaksasi. Yang terjadi pada waktu kontraksi, filamen Aktin akan meluncur atau
mengerut diantara miosin kedalam zona H (Zona H adalah bagian terang antara 2
pita), dengan demikian serabut otot memendek atau yang tetap panjang adalah
pita A (pita Gelap), sedngkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah pendek
waktu kontraksi.
Lalu ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisis menjadi ADP.
Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin
yang berubah ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini
kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk
jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan dan ujung miosin
lalu beristirahat dengan energi rendah pada saat ini terjadi relaksasi.
4. Sumber energi untuk kontraksi otot
a. Creatine phosphate
14
b. Respirasi anaerob
5. Gerakan otot rangka
Jenis-jenis gerakan tubuh yang umum meliputi:
a. ekstensi hiperekstensi - sudut ekstensi lebih besar dari 180 °;
b. fleksi
c. penculikan
d. adduksi
e. rotasi
f. circumduction
6. Penyakit yang Sering Timbul Akibat Kontraksi Otot
a. Spastisitas
b. Klonus
c. Dystonia
B. Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari kata lengkap. Maka dari itu, penyusun
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk melengkapi makalah ini
untuk menambah wawasan dan pemahapan para pendengar maupun pembacanya
khususnya bagi penyusun makalah ini.
.
15
Daftar Pustaka
Bruce, 2011. (2013). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004XPanji. (2015). Mekanisme Kontraksi Otot
(online). Retrieved from http://www.edubio.info/2015/06/mekanisme-kontraksi-otot.html
Pengertian Kontraksi Otot. (n.d.).
https://en.wikipedia.org/wiki/Muscle_contraction
Penyakit yang Sering Timbul Akibat Kontraksi Otot. (n.d.).
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/gangguan-muskuloskeletal/penyakit-yang-
mempengaruhi-gerakan-tubuh/
16