Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Tentang
Sistem Integumen dan Metabolisme

Oleh Kelompok :
Mega Sari
Marisa Pelmina
Putri Hartinah
Meri Gusriani

Dosen Pembimbing :
Fberiyeni, S.SiT, M.Biomed

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu
kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap
nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan system kardiovaskuler,
integument dan metabolism sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi
dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani
proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan
anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari
trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan
anatomi tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan, muskuloskeletal,
kardiovaskuler, perubahan sistem integumen, dan perubahan sistem
metabolisme.
Perubahan pada sistem integumen sering terjadi perubahan pada
pigmentasi pada payudara,abdomen,vulva dan muka. Perubahan pada sistem
metabolisme terjadi peningkatan metabolisme basal, ketidakseimbangan yang
dapat menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis , diabetes, dll.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidakbegitu nyaman
dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang
normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak
mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala
tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan
hal yang normal lagi.
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
“integumentum“, yang berarti “penutup”.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Integumen
1. Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi
sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera)
yang terletak di lapisan dermis.

2. Struktur anatomi
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan
lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati,
yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan
Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum.
Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan
germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri,
mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi
mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.
b. Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung
saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat
mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan
pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi
lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan,
pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit,
serta untuk pengaturan suhu tubuh.

Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi


aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh
kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme.

2
Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke
permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu
di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi.
Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan
pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak
membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat
berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami
kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus

3. Fungsi
Kulit memiliki beberapa fungsi:
 Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
 Sebagai alat peraba.
 Sebagai pelindung organ dibawahnya.
 Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
 Pengatur suhu tubuh.
 Tempat menimbun lemak.
 Sistem Integumen Pada Kehamilan
 Perubahan keseimbangan hormonal dan mekanisme peregangan
bertanggung jawab terhadap derajat perubahan sistem integumen
selama kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah
meningkatnya ketebalan kulit dan lemak subdermal
hypopigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, kecepatan
aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, dan meningkatnya
aktifitas sirkulasi dan vasomotor. Adanya kerapuhan/kelemahan
pada jaringan elastik cutaneus menyebabkan timbulnya striae
gravidarum atau tanda peregangan yang jelas. Respon alergi
cutaneus menjadi lebih tinggi.
 Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior ;
melanotropin, yang meningkat selama kehamilan. Facial Melama,
disebut juga chloasma atau topeng kehamilan, adalah bentuk
seperti jerawat, merupakan hyperpigmentasi berwarna kecokelatan
di atas pipi, hidung dan kening. Chloasma tampak pada 50%

3
sampai 70% wanita hamil, dimulai setelah minggu ke 16 dan
meningkat terus hingga persalinan. Sinar matahari menambah
pigmentasi pada wanita-wanita yang rentan. Cloasma disebabkan
oleh kehamilan normal biasanya memudar setelah persalinan.
Penggelapan warna niple, areola, axila dan vulva terjadi juga pada
saat yang bersamaan.
 Linea nigra merupakan garis pigmentasi yang terentang dari
symphisis pubis sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah,
garis ini dikenal dengan linea alba sebelum pigmentasi yang
disebabkan faktor hormonal. Pada primigravida, adanya linea nigra
dimulai pada bulan ke 3, sama cepatnya dengan kenaikan tinggi
fundus; pada multigravida munculnya garis ini sering lebih awal
dari bulan ke 3. Tidak semua wanita hamil muncul linea nigra.
 Striae gravidarum, atau garis peregangan, tampak pada 50%
sampai 90% wanita hamil selama pertengahan kehamilan, mungkin
disebabkan oleh aksi adrenocorticoid. Striae merefleksikan
perusakan jaringan penyambung di bawah kulit (collagen). Depresi
lapisan yang jelas terjadi pada area-area dengan peregangan
maksimal (seperti abdomen, paha dan mamae). Peregangan ini
kadang-kadang menimbulkan sensasi menyerupai rasa gatal.
Terdapat kecenderungan bahwa striae bersifat familia. Setelah
kelahiran striae biasanya memudar, walaupun striae tersebut tidak
menghilang secara keseluruhan. Variasi warna striae tergantung
pada warna kulit ibu hamil. Striae tampak berwarna pink pada
wanita berkulit cerah, dan tampak berwarna kontras dari pada kulit
lainnya pada wanita berkulit gelap. Pada nulipara, striae pada
umumnya berupa garis berwarna perak kemilauan (pada wanita
berkulit cerah) atau garis berwarna keunguan (pada wanita berkulit
gelap) Scar striae mungkin tampak akurat pada kehamilan
sebelumnya.
 Angiomas atau telangiectasia adalah istilah yang ditujukan pada
bentuk vaskularisasi seperti jaring laba-laba. Bentuknya kecil

4
sekali, permukaannya seperti bintang atau bercabang-cabang,
terlihat jelas pada bagian akhir arteriola. Jaring laba-laba ini
terbentuk sebagai akibat meningkatnya sirkulasi estrogen, biasanya
ditemukan pada leher thorax, muka dan lengan. Angiomas dan
teliangiestasia juga dijelaskan sebagai jaringan awal dilatasi
arteriola yang menyebar ke arah bagian tengah. Bentuk jaring-
jaring ini berwarna kebiruan dan tidak menjadi pucat bila
dilakukan penekanan. Striae mungkin tampak jelas pada mamae
sebagai akibat peregangan pada mamae yang bertambah besar
ukurannya. Jaring-jaring vaskuler tampak selama bulan ke 2
sampai 5 kehamilan pada 55% wanita kulit putih dan 10% pada
wanita Afrika-Amerika. Jaring-jaring vaskuler ini akan menghilang
setelah melahirkan.
 Adanya benjolan-benjolan kecil seperti jerawat, berwarna pink
kemerahan dan mudah ditentukan batasnya, sering terlihat pada
permukaan palmar tangan pada sekitar 60% wanita kulit putih dan
35% pada wanita Afrika-Amerika selama kehamilan. Perubahan
warna ini dan eritema pada palmar berhubungan dengan
peningkatan sirkulasi perifer.
 Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan,
berbentuk nodul dan mudah berdarah. Lesi ini mungkin
berkembang sekitar bulan ke 3 dan biasanya berlanjut sesuai
dengan perkembangan kehamilan. Treatment dilakukan dengan
melakukan insisi apabila lesi tersebut mengalami pembesaran,
menyebabkan rasa nyeri atau berdarah yang agak banyak.
 Pada minggu ke 6 beberapa wanita mencatat adanya menipis dan
melunaknya kuku baik pada tangan maupun kaki. Zat pewarna
kuku harus dibersihkan dan kuku harus tetap dijaga pendek untuk
mencegah patah, kulit yang berminyak dan cabe vulgaris mungkin
terjadi selama kehamilan. Beberapa wanita lain kulitnya
mengalami scar dan terlihat menyebar. Hirsutism adalah
pertumbuhan rambut yang berlebihan dan pertumbuhan rambut

5
pada tempat yang tidak biasanya, juga hal yang mungkin terjadi.
Peningkatan pertumbuhan rambut biasanya juga terjadi. Rambut
kembali normal setelah kehamilan. Pertumbuhan rambut yang
kasar biasanya tidak menghilang setelah kehamilan. Beberapa
wanita berkomentar bahwa rambut mereka menebal dan tumbuh
lebih banyak selama kehamilan.

4. Perubahan Pada Kulit


Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon
khusus. Perubahan kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi di
beberapa tempat dapat dijabarkan sebagai berikut :

Kulit Bentuk Perubahan Keterangan


Kloasma gravidarum atau
“mask of pregnancy”
disebabkan oleh kombinasi :-
Hormon seks
Bentuk seperti kupu-
– Melanocyte stimulating kupu, simetris pada
Muka
hormon (MSH) yang sisi kanan dan
dikeluarkan oleh hipofisis kiri.Hiperpigmentasi
anterior

Andeng-andeng dapat
bertambah hitam

Hiperpigmentasi di
Striae lividae/nigra disebabkan garis tengah kulit
oleh kombinasi:- Melanocyte abdomen.Hiperpigm
stimulating hormon entasi kulit abdomen
Abdomen
bagian bawah di atas
– Estrogen dan progesteron
simfisis pubis

– Hormon adrenokortikotropik

6
Puting susu dan areola mamae
bertambah hitam, kelenjar Salah satu tanda
Minogomery makin menonjol. awal kehamilan
Mamae
Ketiganya, disebabkan oleh khususnya pada
kombinasi peningkatan kehamilan pertama
hormon seperti di atas

Semakin jelasnya pembuluh


darah kapiler dengan titik di Spider angioma sulit
tengahnya di beberapa tempat terlihat pada orang
Spiderang seperti yang dijumpai pada Indonesia
ioma sirosis hepatis.Pembuluh darah disebabkan warna
tampak semakin jelas kulitnya sawo
keduanya disebabkan oleh matang.
peningkatan estrogen.

Kulit telapak tangan merah dan Jarang terjadi pada


kadang-kadang wanita Indonesia
Eritemapa
mengelupas.Peningkatan karena kulit telapak
lmans
estrogen menyebab-kan tangan menebal
jaringan ikat merenggang. akibat pekerjaannya.

Fase anagen/pertumbuhan Sering dijumpai


rambut berlangsung selama 2-6 bahwa setelah
tahun dan selanjutnya persalinan rambut
beristirahat.Fase telogen yang rontok semakin
berlangsung selama 3 bulan. banyak, namun
Rambut Pada fase ini sebagian rambut tumbuh
rontok kemudian tumbuh kembali.Situasi ini
kembali yang normalnya dipengaruhi oleh
sekitar 15-20%. Fase telogen tingginya
turun menjadi 10% pada akhir estrogen/progentero
kehamilan. n

7
B. Metabolisme dan Indeks Massa Tubuh
Basal metabolik rate (BMR) meningkat 15%-20% untuk pertumbuhan
janin dan persiapan memberikan ASI yang ditemukan pada triwulan terakhir.
Kalori dibutuhkan terutama dari pembakaran hidrat arang khususnya
kehamilan 20 mg ke atas.
Protein diperlukan untuk perkembangan badan, alat kandungan,
mammae, janin. Protein disimpan untuk persiapan laktasi. Bumil sering haus,
nafsu makan besar, sering kencing dipengaruhi oleh Hormon
Somatomammotropin, peningkatan plasma insulin dan hormon adrenal.
Kebutuhan mineral ibu : Kalsium 30gram/hr, fosfor rata-rata 2 gr/hr, zat besi
800 mg/ 30-50 mg sehari, dan air minimal 8 gelas/hr.
Peningkatan berat badan ibu disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus,
plasenta, cairan ketuban) dan berat Ibu (uterus, mammae yang membesar,
volume darah meningkat, lemak, protein, adanya retensi air). Berat badan
wanita hamil naik 6,5-16,5 kg, rata-rata 12,5 kg, terutama 20 minggu terakhir.
Kadar alkali-fosfatase meningkat 4x lipat dibanding wanita tidak hamil, mulai
kehamilan 4 bulan. Alkali fosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi
plasenta.

1. Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Ibu Hamil


a. Trimerster I
Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen
selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah
peningkatan penebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktifitas vasomotor.
Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan strie-gravidarum,
atau tanda regangan.Respon alegri kulit meningkat.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-
alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh melanophore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah
satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-

8
kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal
sebagai diasmagravidarum. Didaerah leher sering terdapat
hiperpigmentasi yang sama juga di areola mammae.
Linea alba pada kehamila menjadi hitam dikenal sebagai linea
grisea. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simpisis pubisa
sampai kebagian atas fundus di garis tengah tubuh. Kulit perut juga
tampak seolah-olah retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru-biruan disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini
berubah menjadi putih disebut striae albicans. Pada seorang
multigraviada sering tanpak striae livide dan bersama dengan striae
albicans.
Angioma atau telengiektasis umumnya disebut vascular
spiders. Angioma adalah ujung arteriola yang berdenyut dan sedikit
menonjol, berbebtuk kecil seperti bintang atau cabang. Spiders hasil
peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan di
leher, daa, lengan. Spiders juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan
tidak hilang bila ditekan. Vascular spiders terlihat pada bulan ke-2 –
ke-5 kehamilan pada 65% wanita kulit putih dan 10% wanita afrka-
amerika. Biasanya hilang setelah melahirkan.
Bercak berbatas tegas atau mottling difus yang berwarna
kemerahan tanpak pada permukaan telapak tangan 60% wanita hamil
berkulit putih dan 35% wanita afrika=amerika. Epulis ialah suatu
noddul berwarna merah pada gusi yang mudah berdarah lesi ini dapat
imbul pada sekitar bulan ke-3 dan biasasanya terus memebesar seiring
kemajuan kehamilan. Pertumbuhan kuku mengalami percepatan
selama masa hamil. Kulit berminyak dan acne vulgaris dapat timbul
selama kehamilan. Pada wanita lain, kulit bersih dan kulit berseri.
Dapat terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang
setelah kehamilan berakhir.
b. Trimester II
Akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, kadar
MSH pun meningkat. Pada terjadi perubahan deposit pigmen dan

9
hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide
atau alba, areola mammae, papila mammae, linea nigra, pipih
(chloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
menghilang.
c. Trimester III
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai
daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae
gravidarum.
Pada mutipara selain striae kemerahan itu sering kali di
temukan garis berwarna perak berkilau yangmerupakan sikatrik dari
striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris
pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang di
sebut dengan linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang
variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau
melasma gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga
akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan
biasanya akan hilang setelah persalinan.

2. Penyakit Kulit
a. Prurigo pada kehamilan
Lesi-lesi ini memiliki banyak nama. Menurut Shornick (1998),
penyakit ini mencakup prurigo gestasionis dan dermatitis papular,
yang tampaknya adalah varian-varian dari penyakit yang sama dan
tidak spesifik untuk kehamilan. Varian yang ringan dan lebih sering
ditemukan, prurigo gestasionis, ditandai dengan lesi-lesi kecil, gatal,
dan cepat mengalami ekskoriasi yang terletak di lengan bawah dan
badan. Lesi biasanya muncul pada minggu ke 25 sampai 30, dan tidak
dijumpai vesikel atau bula. Dermatitis papular, yang diuraikan oleh
Spangler dkk. Pada tahun 1962, adalah dermatitis pada kehamilan
tahap lanjut yang jarang dijumpai. Penyakit ini ditandai dengan erupsi
pruntik generalisme. Lesi tampak sebagai papula-papula lunak,

10
berwarna merah, ungu sampai merah-coklat, dengan sebagian
memiliki krusta hemoragik di bagian tengahnya.
Prutus biasanya dapat dikendalikan dengan antihistamin dan
krim kortikosteroid. Hasil perinatal tampaknya tidak terganggu oleh
sindrom ini (Vaughan Jones dan Black, 1999).
b. Herpes gestasionis
Erupsi kulit berlepuh yang gatal ini biasanya timbul pada
wanita nulipara pada kehamilan tahap lanjut, walaupun dapat juga
muncul sejak awal kehamilan atau sampai seminggu postpartum.
Herpes gestasionis kadang-kadang menyertai penyakit frofoblastik
gestasional. Penyakit ini, yang juga disebut sebagai pemfigoid
gestasionis, serupa dengan pemfigoid bulosa yang dijumpai pada
pasien lansia (Fine, 1995). Secara imunologis, penyakit ini tidak dapat
diberdakan dari pemfigoid bulosa (Nousari dan Anhalt, 1999; Triffet
dkk., 1999). Dengan demikian herpes gestasionis yang spesifik organ
(Engineer dkk., 2000).
Herpes gestasionis yang berat dapat berakibat serius, tetapi
untungnya hal ini jarang dijumpai.
c. Impetigo herpetiformis
Ini adalah suatu erupsi pustular yang jarang dan mungkin
timbul pada kehamilan tahap lanjut. Sebagian penulis menganggapnya
sebagai suatu bentuk psoriasis pustulosa yang timbul bersamaan
dengan kehamilan,s sementara penulis lain menganggapnya sebagai
suatu dermatosis kehamilan ersendiri (Arionson dan Alaska, 1995).
Oumeish dkk. (1982) melaporkan seorang wanita yang mengalami
sekambuhan dermatosis ini pada sembilan kehamilannya. Pada tiga
kehamilan terjadi hidrosefalus janin. Juga terjadi dua kematian
perinatal yang sebabnya tidak diketahui. Wanita ini juga mengalami
lesi kulit khas saat mendapat kontrasepsi oral estrogen-progesteron.
Tanda utama lesi impetigo herpetiformis adalah pustula-
pustula steril yang terbentuk di sekeliling tepi bercak eritematosa.
Lesi-lesi eritematosa biasanya dimulai di daerah lipatan dan meluas ke

11
perifer. Selaput lendir biasanya terkena. Lesi histologi khasnya adalah
mikroabses. Rongga mirip spons di epidermis, yang terisi oleh
neutrofil, diberi nama pustula spongiformis Kogoj.
Pruritus tidak parah, tetapi sering timbul gejala konstitusi.
Selain mual, muntah, diare, serta menggigil dan demam, sering terjadi
hipoalbuminemia dan hipokalsemia. Walaupun pada awalnya steril,
pustula dapat terinfeksi sekunder setelah pecah, dan sepsis merupakan
penyulit yang serius.
Terapi berupa kortikosteroid dan antimikroba sistemik untuk
mengobati infeksi sekunder dan sepsis. Penyakit mungkin menetap
selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah melahirkan.
Morbiditas dan mortalitas janin berkaitan dengan keparahan infeksi
pada ibu, tetapi mungkin terjadi bahkan pada penyakit yang sudah
terkendali (Vaughan-Jones dan Black, 1999; Wolf dkk., 1995).

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pembahasan diatas dapat kita mengambil kesimpulan bahwa
pada ibu hamil memiliki perubahan sistem integumen pada tiap trimester.
Berikut perubahan yang terjadi pada ibu hamil
Perubahan yang umum :peningkatan penebalan kulit & lemak
subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan
aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan
aktifitas vasomotor.
Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan strie-gravidarum
atau tanda regangan.
Respon alergi kulit meningkat. Linea alba (garis perut) pada
kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Linea nigra adalah
garis pigmentasi dari simpisis pubis sampai kebagian atas fundus di garis
tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah-olah retak, warnanya berubah
agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide. Setelah partus, striae
livide ini berubah menjadi putih disebut striae albicans. Pada seorang
multigraviada sering tanpak striae livide dan bersama dengan striae albicans
Angioma atau telengiektasis umumnya disebut vascular spiders. Angioma
adalah ujung arteriola yang berdenyut dan sedikit menonjol, berbentuk kecil
seperti bintang atau cabang. Spiders hasil peningkatan kadar estrogen dalam
sirkulasi, biasanya ditemukan di leher, dada dan lengan. Spiders juga
dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan. Vascular
spiders terlihat pada bulan ke-2 – ke-kehamilan pada 65% wanita kulit putih
dan 10% wanita afrika-amerika. Biasanya hilang setelah melahirkan. Bercak
berbatas tegas atau mottling difus yang berwarna kemerahan tampak pada
permukaan telapak tangan 60% wanita hamil berkulit putih dan 35% wanita
afrika=amerika.

13
Epulis ialah suatu noddul berwarna merah pada gusi yang mudah
berdarah lesi ini dapat timbul pada sekitar bulan ke-3 dan biasanya terus
membesar seiring kemajuan kehamilan.
Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa hamil.
Kulit berminyak dan acne vulgaris (jerawat yang berlebihan) dapat
timbul selama kehamilan.
Dapat terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang
setelah kehamilan berakhir. Akibat peningkatan hormon estrogen dan
progesteron, kadar MSH pun meningkat. Terjadi perubahan deposit pigmen
dan hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar
suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide atau alba,
areola mammae, papila mammae, linea nigra, pipih (chloasma gravidarum).
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara
dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat kami menyadari terdapat banyak
kekurangan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami
dapat memperbaiki dikemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn.2006.Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis.Jakarta:Gramedia.


Setiadi.2007. Anatomi dan Fisiologi.Surabaya:Graha Ilmu.
Syarifuddin.2009.Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Salemba Medika.

15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Integumen.................................................................................................... 2
1. Kulit .................................................................................................................... 2
2. Struktur anatomi.................................................................................................. 2
a. Epidermis ..................................................................................................... 2
b. Dermis.......................................................................................................... 2
3. Fungsi .................................................................................................................. 3
4. Perubahan Pada Kulit .......................................................................................... 6
B. Metabolisme dan Indeks Massa Tubuh ................................................................... 8
1. Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Ibu Hamil ................................... 8
2. Penyakit Kulit ................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

16
ii
KATA PENGANTAR

Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah "Sistem Integumen dan Metabolisme".

Adapun makalah "Sistem Integumen dan Metabolisme" ini telah penulis


usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari
berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat
waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.

Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar
penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah "Sistem Integumen dan


Metabolisme" ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam
makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.

Pariaman, April 2015

Penulis

i
17

Anda mungkin juga menyukai