Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. DPN

Umur : 10 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Lempa Jawa, Maros

No. Rekam Medik : 075611

Tanggal Pemeriksaan : 1 Juli 2019

B. ANAMNESIS

Seorang anak perempuan berumur 10 tahun datang dengan ke

poli kulit dan kelamin RSUD Sayang Rakyat dengan keluhan

munculnya bercak putih pada wajah. Tidak gatal, tidak nyeri. Bercak

tersebut awalnya hanya sedkit lama kelamaan bertambah banyak.

Riw. Menderita penyakit yang sama(-). Riw. Keluarga dengan keluhan

yang sama(-). Riwayat penggunaan obat (-).

C. STATUS PRESENT

 Keadaan Umum : Sakit Ringan/ Compos Mentis/Gizi Baik

 Kepala : dalam batas normal

 Jantung : dalam batas normal


 Paru-paru : dalam batas normal

 Abdomen : dalam batas normal

 Ekstremitas : dalam batas normal

 Kelenjar limfe : dalam batas normal

D. STATUS LOKASI

Wajah

E. STATUS DERMATOLOGI

Lokasi : region Fascialis

Ukuran : lenticular

Effloresensi : macula hipopigmentasi, berskuama, berbatas tegas


F. LABORATORIUM

G. RESUME

Seorang anak perempuan berumur 10 tahun datang dengan ke

poli kulit dan kelamin RSUD Sayang Rakyat dengan keluhan

munculnya bercak putih pada wajah. Tidak gatal, tidak nyeri. Bercak

tersebut awalnya hanya sedkit lama kelamaan bertambah banyak.

Riw. Menderita penyakit yang sama(-). Riw. Keluarga dengan keluhan

yang sama(-). Riwayat penggunaan obat (-).

Pemeriksaan status dermatologi lokasi lesi pada regio Fascialis

Dengan ukuran lenticular. Effloresensi didapatkan macula

hipopigmentasi, berskuama, berbatas tegas


H. DIAGNOSIS BANDING

 Tinea Versicolor

 Vitiligo

I. DIAGNOSIS

Pityriasis Alba

J. ANJURAN PEMERIKSAAN

- Lampu wood

- KOH

K. TERAPI

Kortikosterid topikal

L. EDUKASI

1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya.

2. Menjelaskan kepada pasien faktor resiko yang memperberat

ataupun memicu timbulnya kembali penyakitnya

M. ROGNOSIS

Bonam
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFENISI

Pityriasis alba adalah suatu dermatosis yang terjadi pada pasien

yang ditandai dengan bercak hipopigmentasi . penyakit ini biasa terjadi

pada anak dan remaja yang memiliki riwayat atopi. Penyakit ini

mengakibatkan kekhawatiran dari segi kosmetik.(1)

B. EPIDEMIOLOGI

Pityriasis alba adalah salah satu gangguan hipopigmentasi

terlokalisasi yang paling umum. Pada anak-anak,iInsidensi bervariasi

antara 1,9% dan 5,2%. Dewasa muda juga dapat terkena..Varian

yang mungkin dari penyakit ini telah digambarkan sebagai pigmen

pityriasis alba, di mana hanya ada keterlibatan wajah, dengan tampilan

makula hiperpigmentasi kebiruan pada area sentral dikelilingi oleh halo

hipopigmentasi. Menariknya, pada 65% kasus pasien yang terkena

memiliki infeksi terkait dermatofita . Varian ini lebih sering terlihat pada

pasien dengan kulit berpigmen.(2)

C. ETIOPATOGENESIS

Menurut ahli penyakit ini di duga karena danya infeksi

Streptococcus, tetapi belum dapat dibuktikan. Atas dasar riwayat


penyakit dan distribusi lesi di duga impetigo dapat merupakan faktor

pencetus. Pitiriasis alba juga merupakan manifestasi dari dermatitis non

spesifik, yang belum diketahui penyebabnya. Beberapa penulis percaya

itu mungkin suatu bentuk dari dermatitis atopik karena banyak pasien

juga memiliki gambaran klasik dermatitis atopik atau riwayat keluarga

atopi. Namun, beberapa pasien dengan pityriasis alba tidak memiliki ciri

khas atopi. Hubungan dengan xerosis juga telah didalilkan dan

kondisinya juga dikaitkan dengan kekurangan tembaga. (2,3)

Pitiriasis Alba merupakan kasus kronis, dengan frekuensi

kekambuhan yang tinggi dimana pengobatan sering tidak berhasil.

Daerah bercak biasanya stabil dan akan berangsur-angsur hilang dengan

seiring bertambahnya usia. Beberapa kasus mungkin bertahan sampai

usia dewasa. Beberapa penelitian telah dikaitkan dengan faktor

lingkungan seperti sebagai variasi suhu, kelembaban udara, ketinggian,

dan paparan sinar matahari yang berlebihan. (4)

D. GEJALA KLINIS

Pasien dengan pityriasis alba biasanya bersifat

asimptomatik.Pitiriasis Alba dapat muncul sebagai macula eritema

dengan pinggiraan yang meninggi, memudar setelah beberapa minggu

menjadi daerah yang pucat ditutupi dengan sisik putih seperti tepung.

Lesi berkembang menjadi makula hipopigmentasi tidak bersisik


bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Lesi dapat lebih

jelas terlihat pada pasien dengan kulit hitam karena terdapat

perbedaan kontras yang nyata. Dsitribusi Lesi biasa pada pipi, tetapi
(1,5)
juga bisa muncul pada daerah extremitas atas dan bawah.

Gambar 1. Pityriasis Alba

E. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis biasa ditegakkan berdasarkan umur, skuama halus,

dan distribusi lesi. Secara histologis, tampak pigmen yang sangat

berkurang pada epidermis kulit, tetapi tidak signifikan perbedaan

jumlah melanosit ditemukan antara lesi dan kulit normal.

Ultrastruktural, perubahan degeneratif dari melanosit dan

berkurangnya jumlah melanosmes dalam keratinosit bisa terlihat.

Kurangnya proses peradangan sebelumnya dan spongiosis

membedakan pityriasis alba dari bentuk klasik. Bentuk PA ini mungkin

tumpang tindih dengan progresif makula hipomelanosis (PMH), suatu


kondisi yang terutama dijelaskan pada wanita dewasa muda, ditandai

dengan relaps hipopigmentasi.(5)

Gambar 2. Histopatologi Pityriasis Alba

Diagnosis juga bisa ditegakkan dengan melakukan

pemeriksaan KOH. Pemeriksaan KOH negative adalah merupakan

salah satu cara mbedakan pityriasis alba dan pityriasis versicolor.

Selain itu pemeriksaan lampu wood juga bisa dilakukan. Pada

pityriasis alba masih terdapat melanin, sehingga dapat membedakan

penyakit ini dengan vitiligo, yang dimana pada pasien vitiligo terdapat

depigmentasi yang nyata.(1,4,5)


Gambar 3. Tinea Versicolor Gambar 4. vitiligo

F. PENATALAKSANAAN

Pengobatan umumnya mengecewakan. Adanya skuama dapat

dikurangi dengan krim emolien. Emolien yang dicampur dengan steroid

topical juga bisa di berikan. Selain itu bisa juga digunakan retinoid topical,

tetapi dapat bersifat iritatif.

G. PROGNOSIS

Penyakit dapat sembuh spontan setelah beberapa bulan sampai

beberapa tahun. Langkah-langkah yang mendukung seperti mengurangi

paparan sinar matahari, penggunaan tabir surya, dan mengurangi

frekuensi dan suhu mandi harus direkomendasikan.(3,5)


DAFTAR PUSTAKA

1. Bobonich. Margaret A. 2015. Dermatology Advanced Practice

Clinicians 1st Edition. China: Wolters Kluwer. Hal.289-290

2. Calonje, Eduardo.2018. McKee's Pathology of the Skin, Chapter 6. Hal.

214-215

3. Djuanda, Adhi. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.6. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 333-334

4. Tabri, Farida.2016.Tatalaksana Bercak Putih pada kulit anak.

Makassar: Al Hayatun Mufidah

5. Goldsmith, Lowell A. Fitzpatrick Dermatology In General Medicine

Volume 2 8th edition. New York: MCGraw-Hill; 2013 hal 2421-2432

Anda mungkin juga menyukai