STEP 1
STEP 2
1. Mengapa demam terjadi dari sepuluh hari yang lalu dan tidak membaik setelah diberi obat penurun
demam?
2. Mengapa pasien mengalami bintil berair di badannya kemudian bertambah banyak dan meluas ke
dada, ke arah lengan lalu ke tungkai?
3. Apa hubungan penyakit pasien dengan riwayat penyakit anaknya 2 minggu yang lalu?
4. Mengapa keluhan disertai rasa tidak enak di badan?
5. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit pada scenario?
6. Apa diagnosis dan DD pada scenario?
7. Bagaimana patofisiologi dari scenario?
8. Apa saja etiologi dan faktor risiko dari penyakit pada scenario?
9. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang dari skenario?
10. Jelaskan langkah-langkah test tzanck smear dan interpretasi yang ditemukan
11. Apa saja tatalaksana dari scenario?
12. Apa saja komplikasi yang timbul?
STEP 3
1. Mengapa demam terjadi dari sepuluh hari yang lalu dan tidak membaik setelah diberi obat penurun
demam?
Virus masuk melalui droplet (ke traktus respiratorius) multiplikasi kelenjar limfe regional
aliran darah masuk ke system RES lalu bereplikasi timbul reaksi radang mediator inflamasi
mempengaruhi thermostat di hipotalamus peningkatan set poin demam
Demam biasanya terjadi selama 1-3 hari, dan tidak terlalu tinggi/subfebril karena saat itu bakteri
bereplikasi secara besar besaran, apabila diberi obat, obat tersebut kalah dengan virus yang
bereplikasi.
Demam biasanya diberi antipiretik, menghambat kerja prostaglandin. Demam ada 2 jalur, dari
prostaglandin dan non prostaglandin. Demam tidak kunjung menurun sebab melalui jalur non
prostaglandin (saraf sensorik yang dimediasi makroflag inflammation protein)
2. Mengapa pasien mengalami bintil berair di badannya kemudian bertambah banyak dan meluas ke
dada, ke arah lengan lalu ke tungkai?
Virus masuk ke saluran napas atas di epitel bereplikasi diangkut ke limfonodi terdekat ke
RES infeksi t sel kulit infeksi keratinosit menimbulkan mlenting berisi air
Sel sekitar akan mensekresi INF alfa dan beta untuk cegah infeksi sel tersebut sehingga timbulnya
setitik setitik
3. Apa hubungan penyakit pasien dengan riwayat penyakit anaknya 2 minggu yang lalu?
Karena transmisi virus tersebut, apabila anaknya batuk/ bersin akan melepas partikel ke udara
sehingga dapat mengenai ke orang tuanya, bisa juga kontak dengan lesi/luka yang terkena. Masa
inkubasi 11-21 hari kemudian bereplikasi
Nanti virus disimpan terlebih dahulu pada kelenjar getah bening orang sehat yang terkena kemudian
saat imun menurun, virus bereplikasi dan menyebabkan demam dan gejala lain
4. Mengapa keluhan disertai rasa tidak enak di badan?
Infeksi virus stimulasi sel mediator inflamasi mengeluarkan pirogen endogen seperti IL 1 dan IL
6 menembus sawar otak rangsang endotel hipotalamus rangsang asam arakidonat
menghasilkan COX2 mengakibatkan terbentuk prostaglandin hipotalamus peningkatan set
poin demam metabolism tinggi/hypermetabolism cadangan energi yang tersimpan sedikit
tubuh akan alami malaise atau rasa tidak enak pada tubuh
Menginfeksi neuron sensorik yang menyebar secara retrograde diproses untuk membasmi virus.
Infeksi pada neuron sensorik juga dapat menimbulkan rasa gatal dan nyeri
Mengenai dorsal root ganglion kalau mengenai dermatomnya menyebabkan herpes zoster
Ada 2 stadium:
- Prodromal: 1-2 hari , demam, menggigil, sakit kepala, malaise
- Erupsi: ruam ruam kulit tersebar di wajah leher kulit kepala, badan, ekstremitas
STEP 7
1. Mengapa demam terjadi dari sepuluh hari yang lalu dan tidak membaik setelah diberi obat penurun
demam?
Varicella pada anak yang lebih besar (pubertas) dan orang dewasa biasanya didahului
dengan gejala prodormal yaitu demam, malaise, nyeri kepala, mual dan anoreksia, yang
terjadi 1 – 2 hari sebelum timbulnya lesi dikulit sedangkan pada anak kecil (usia lebih
muda) yang imunokompeten, gejala prodormal jarang dijumpai hanya demam dan
malaise ringan. Dan ada kemungkinan adanya timbul infeksi sekunder dikarenakan lama
demam ini melebihi pola demam akibat infeksi viral yaitu 5 hari.
Sumber : Sugito T L. Infeksi Virus Varicella – Zoster pada bayi dan anak. Dalam :
Boediardja S A editor. Infeksi Kulit Pada Bayi & Anak, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta
Kemungkinan adanya infeksi sekunder, dikarenakan demam yang menyertai lebih dari 5
hari jika muncul kecurigaan pada infeksi virus karena pola demam pada infeksi virus
biasanya 5 hari , sehingga kita perlu melihat UKK dari penderita apakah ada perbedaan
lesi pada infeksi primer nya. Jika ada patut dicurigai dan diberi antibiotik.
Sumber : Vinzio S, Lioure B, Goichot B. Varicella in immunocompromised
patients. Lancet. 2006
2. Mengapa pasien mengalami bintil berair di badannya kemudian bertambah banyak dan meluas ke
dada, ke arah lengan lalu ke tungkai?
VZV adalah limfotropik untuk CD41 serta limfosit T CD81 (190). Limfosit T yang
teraktivasi dapat terinfeksi VZV in vitro, dan protein IE62 efektif dalam transaktivasi
semua kelas gen VZV pada Garis sel T-limfosit manusia. Viremia terkait sel memberi
virus akses ke sel epidermis, dan replikasi dalam sel ini menyebabkan lesi khas varicella.
Saat terjadi viremia sekunder, akan timbul lesi yang polimorf. Sesuai dengan jaras
persarafannya pada radix dorsal di n. Spinalis yang terletak di sumsum tulang belakang
yang dilewati oleh dermatome area torso. Kemudian lesi ini juga akan bervariasi
bentuknya tergantung dengan kecepatan virus dalam menginfeksi, virus ini nantinya akan
di lisis kan oleh makrofag namun jika ada hiperinflamasi tidak hanya virus yang akan
lisis namun juga sel keratinosit yang lisis. Sehingga virus bisa menembus lapisan di kulit
terutama pada stratum spinosum yang menjadi target virus. Bentuk dari stratum spinosum
sendiri adalah hexagonal sehingga ketika lisis akan memicu adanya kumpulan sitoplasma
yang akan menonjol ke permukaan kulit sebagai vesikel.
Sumber : Djuanda S, Sularsito S Adi, ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai Penerbit
FKUI; Perera, L. P., J. D. Mosca, W. T. Ruyechan, and J. Hay. Regulation of varicella-
zoster virus gene expression in human T lymphocytes. J. Virol.
Varisela ini mild pada anak yang memiliki Limfosit T yang mengenali VVZ antigen
dalam 72 jam setelah onset dan tanda gejala. Limfosit T yang telah tersensitasi akan
melepaskan sitokin Th1, termasuk interleukin 2, interferon gamma yang berpotensi
ekspansi klonal sel T spesifik virus. Cell-associated viremia provides the virus with
access to epidermal cells, and replication in these cells causes the typical varicella rash. ,
infected T lymphocytes may migrate from capillaries and release infectious virus
particles that enter cutaneous target cells. Viral inclusions are detected in capillary
endothelial cells and in adjacent fibroblasts, as well as in epithelial cells. VZV virions are
detected in capillary endothelial cells and keratinocytes by electron microscopy, and cell-
free virus is released into vesicular fluid. The evolution to vesicles is associated with
progressive “ballooning” degeneration of epithelial cells, the appearance of fluid-filled
spaces between cells, and increased numbers of infected cells at the base of the lesion.
Sumber : Moffat, J. F., M. D. Stein, H. Kaneshima, and A. M. Arvin. Tropism of
varicella-zoster virus for human CD41 and CD81 T lymphocytes and epidermal cells in
SCID-hu mice. J. Virol
3. Apa hubungan penyakit pasien dengan riwayat penyakit anaknya 2 minggu yang lalu?
Pada kasus ini, Ada kemungkinan penularan dengan 2 cara, yang pertama ketika virus
masuk melalui port d entry virus yang utama yaitu mukosa orofaring dan saluran
pernafasan atas. Atau bisa juga dengan ada nya lesi yang pecah sehingga sekret lesi
penderita mengenai orang lain keadaan kulit yang ada mikro lesi nya atau terdapat luka
terbuka menjadi kumngkinan dari penularan penyakit kepada orang lain
Sumber : Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ke-7. FKUI
Sumber : Medscape. Chickenpox. Apr 2017 [Accessed: 15 Apr 2020]; Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1131785-overview#a3.
10. Jelaskan langkah-langkah test tzanck smear dan interpretasi yang ditemukan
11. Apa saja tatalaksana dari scenario?
Obat antivirus