Anda di halaman 1dari 37

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT IBU


HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA

Fasilitator : Suhariyati, S.Kep., Ns., M.Kep

OLEH:
Kelompok 9
6C KEPERAWATAN

1. EKA DEVY NURLINA (1702012447)


2. NANDA RIFQI TRI PAMUNGKAS (1702012467)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

1
2

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya penyusunan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS”. Penulisan
makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan.
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan
materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs.H. Budi Utomo, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan
beserta para Wakil Rektor Drs H. Masram yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lamongan.
2. Suratmi S.Kep,Ns. M.Kep, selaku Ketua Program Studi Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lamongan yang telah bersedia memberi arahan, perhatian, memberikan
fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Suhariyati S. Kep,Ns. M. Kep, selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah
yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam
mengerjakan makalah ini.
4. Suhariyati S. Kep,Ns. M. Kep, selaku Dosen Fasilitator yang senantiasa
memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan
makalah ini.
3

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Besar harapan
penulis semoga tesis ini dapat membawa manfaat.
Lamongan,13 Maret 2020

Penulis
4

DAFTAR ISI
Halaman

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS............................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB 1 6
1.1 KONSEP KOMUNITAS......................................................................6
1.1.1 Teori CAP.................................................................................6

1.1.2 Peran Perawat Komunitas.....................................................11

1.2 KONSEP PENYAKIT........................................................................14


1.2.1 Definisi...................................................................................14

1.2.2 Etiologi...................................................................................15

1.2.3 Tanda Gejala...........................................................................16

1.2.4 Patofisiologi............................................................................17

1.2.5 Penatalaksanaan Medis...........................................................18

1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan...............................................21

1.3 ANALISIS JURNAL..........................................................................22

BAB 2 24
2.1. KASUS.............................................................................................24
2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.........................25
2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................31
2.4. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN..................................32
2.5. INTERVENSI KEPERAWATAN...................................................33
2.6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................34
2.7. EVALUASI KEPERAWATAN.......................................................35

BAB 3 36
5

3.1 KESIMPULAN...................................................................................36
3.2 SARAN...............................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37

LAMPIRAN38
6

BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 KONSEP KOMUNITAS


1.1.1 Teori CAP
Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. (Riehl and Roy,
1980). Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep – konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model
keperawatan dapat dide!nisikan sebagai kerangka piker, sebagai satu cara melihat
keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup keperawatan.
1. Pengkajian
pengkajian adalah upaya pengumpulan data se"ara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, dan sosial ekonomi maupun spiritual
dapat ditentukan.
a. Pengumpulan data

Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yanng menyangkkut aspek
fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b) Data demografi
c) Vital statistic
d) Status kesehatan komunitas
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
7

b) Sanitasi
c) Fasilitas
d) Batas-batas wilayah
e) Kondisi geografis
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
a) Pelayanan kesehatan
b) Fasilitas sosial (pasar,toko,swalayan)
4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia
5) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
b) Transportasi
6) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7) System komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c) Jenis bahasa yang digunakan
9) Rrekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
8

Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari :
1. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, dan komunitas, yamg
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2. Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan
pengukuran.

Sumber data
1. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh penyaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat darai individu, keluarga, kelompok
dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medikal
record

Cara pengumpulan data


1. Wawancara atau anamnesa
2. Pengamatan
3. Pemeriksaan fisik

b. Pengolahan Data
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data
2. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
9

c. Analisis data
Tujuan analisis data
1. Menetapkan kebutuhan komuniti
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respon komuniti
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan

d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


e. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai criteria :
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politik
Prioritas masalah juga dapat di tentukan berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut abraham H. Mashlow yaitu :
1. Keadaan yang mengancam kehidupan
2. Keadaan yaang mengancam kesehatan
3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2.Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial. Masalah actual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. (american
Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis
keperawatan adalah suatu peryataan yang jelas, padat dan pasti tentang
10

status dan masalah kesehatan pasiean yang dapat diatasi dengan


tindakan keperawatan.
3.Perencanaan
a. tahapan pengembangan masyarakat
b. persiapan, penentuan prioritas daerah
c. pengorganisasian, pembentukan pokjakes
d. tahap diklat
e. tahap kepemimpinan
f. koordinasi intersektoral
g. akhir, supervisi atau kunjungan bertahap
4.Pelaksanaan/Implementasi
a. tanggung jawab melaksanakan kegiataan
b. bantuan mengatasi masalah kurang
c. nutrisi, mempertahankan kondisi
d. seimbang, meningkatkan kesehatan
e. mendidik komunitas tentang perilaku sehat
f. untuk mencegah kurang gizi
g. advokat komunitas
5.Evaluasi Atau Penilaian
Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur, proses,hasil.
Fokus :
a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan atau kemajuan proses, kesesuaian dengan
perencanaan, peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta
c. Efesiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efesiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.
e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan, lama.
Proses evaluasi
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanya kasus baru yang dirusjuk ke RS
11

1.1.2 Peran Perawat Komunitas


peran perawat
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social (Robbins,
2002). Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari
luar dan  bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh
perawat kesehatan masyarakat oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah (Widyanto, 2014):

a. Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)


Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan
masyarakat yang utuh (holistic) serta berkesinambungan
(komprehensif).
b. peran Sebagai Pendidik (Educator)
Peran sebagi pendidik (educator) menuntut perawat untuk
memberikan  pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat  baik di rumah, puskesmas dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang optimal.
c. Peran sebagai konselor (Counselor)
Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai
usaha memecahkan masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat
dilakukan dengan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. peran sebagai panutan (Role Mode)
Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh yang baik
dalam  bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tatacara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
e. peran sebagai pembela (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
12

fungsinya melalui pelayanan social yang ada pada masyarakat.


Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk didalamnya  peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
f. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan  pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
g. peran sebagai kolaborator Peran sebagai kolaborator dapat
dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan lain,
baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien
h. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadapat status kesehatan melalui kunjugan rumah,
pertemuan-pertemuan observasi dan pengumpulan data.
(Widyanto,2014).
1) Peran pada individu dan keluarga
2) Sebagai pelaksana kesehatan
3) Sebagai pendidik
4) Sebagai konselor
5) Sebagai peneliti
i. Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak
ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam
perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986). Fokus utama perawat
kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran
penunjang adalah guru dan kader.
j. Peran dalam bidang kesehatan kerja
13

Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip


keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang  pekerjaan. Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan industry,
pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan lain-lain.
k. perawatan kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian perawatan
kesehatan umum yang disediakan pada individu dan keluarga untuk
meningkatkan, memelihara dan memulihkan kesehatan guna
memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan penyakit.
14

1.2 KONSEP PENYAKIT


1.2.1 Definisi
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal
terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan
koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya
hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan diatas 20 minggu.
Edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat
banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal. (POGI,
2014).
Sedangkan Cunningham et al., (2005) mendefinisikan
preeklampsia adalah sindrom kehamilan spesifik yang ditandai
dengan penurunan perfusi organ secara sekunder hingga terjadinya
aktivasi vasospasme dan endotel.
Preeklampsia mempunyai gambaran klinik bervariasi dan
komplikasinya sangat berbahaya pada saat kehamilan, persalinan
dan masa nifas. Gambaran klinis yang utama dan harus terpenuhi
adalah terdapatnya hipertensi dan proteinuria, karena organ target
yang utama terpengaruhi adalah ginjal (glomerular endoteliosis).
Patogenesisnya sangat kompleks, dipengaruhi oleh genetik,
imunologi, dan interaksi faktor lingkungan (Pribadi, A., et al,
2015).
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu
kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini
ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh
peningkatan kadar protein didalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan
tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan
umurkehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada
yangditemukan pada awal masa kehamilan.
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada
wanitahamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema
15

dan protein uriatetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan


vaskuler atau hipertensisebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur28 minggu atau lebih (Rustam
Muctar, 1998). Tidak berbeda dengan definisiRustam, (Manuaba,
1998) mendefinisikan bahwa preeklampsia (toksemiagravidarum)
adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria(protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan
cairan), yang terjadi padakehamilan 20 minggu sampai akhir
minggu pertama setelah persalinan. Selainitu, (Mansjoer, 2000)
mendefinisikan bahwa preeklampsia adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah
usiakehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
(Mansjoer, 2000). Menurut kamus saku kedokteran Dorland,
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilanlanjut yang ditandai
oleh hipertensi, edema, dan proteinuria.
1.2.2 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti (Carpenito,1997) ,
namun penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat
menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor - faktor
tersebut antara lain, gizi buruk,kegemukan dan gangguan aliran
darah ke rahim.
Sedikit teori yang menerangkan mengenai hal itu adalah sebagai
berikut :
1.Bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan
ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa.
2. Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan.
3. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian
janindalam uterus.
4. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari
kelainan tersebut, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the
diseases of theory
16

Adapun teori-teori tersebut antara lain :


1.Peran Prostasiklin dan Tromboksan.
2.peran faktor imunologis.
3.Adanya aktivasi system komplemen pada pre-
eklampsi/eklampsia
4. Peran faktor genetik/familial
5.Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi
preeklampsi/eklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita
preeklampsi.
6. Kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-
eklampsi/eklampspia dananak dan cucu ibu hamil dengan riwayat
pre-eklampsi/eklampsia dan bukan pada ipar mereka
7.Peran renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS)
1.2.3 Tanda Gejala
Menurut Trijatmo (2005), gejala pada preeklampsia yaitu;
1 Nyeri kepala.
2. Gangguan penglihatan (menjadi buram).
3. Nyeri perut kanan atas.
4. Mual dan muntah.
5. Produksi urin menurun.
6. Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah.
7. Gangguan fungsi hepar.
8. Sesak napas.
9. Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah
17

1.2.4 Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya preeklampsia dapat dijelaskan sebagai berikut
(Cunningham et al., 2010):
1) Sistem Kardiovaskuler
Pada preeklampsia, endotel mengeluarkan vasoaktif yang didominasi
oleh vasokontriktor, seperti endotelin dan tromboksan A2. Selain
itu, terjadi penurunan kadar renin, angiotensin I, dan angiotensin II
dibandingkan kehamilan normal.
2) Perubahan Metabolisme
Pada perubahan metabolisme terjadi hal-hal sebagai berikut :
a) Penurunan reproduksi prostaglandin yang dikeluarkan oleh
plasenta.

b) Perubahan keseimbangan produksi prostaglandin yang menjurus


pada peningkatan tromboksan yang merupakan vasokonstriktor
yang kuat, penurunan produksi prostasiklin yang berfungsi sebagai
vasodilator dan menurunnya produksi angiotensin II-III yang
menyebabkan makin meningkatnya sensitivitas otot pembuluh
darah.
c) Perubahan ini menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah dan
vasavasorum sehingga terjadi kerusakan, nekrosis pembuluh darah,
dan mengakibatkan permeabilitas meningkat serta kenaikan darah.
d) Kerusakan dinding pembuluh darah, menimbulkan dan
memudahkan trombosit mengadakan agregasi dan adhesi serta
akhirnya mempersempit lumen dan makin mengganggu aliran
darah ke organ vital.
e) Upaya mengatasi timbunan trombosit ini terjadi lisis,sehingga
dapat menurunkan jumlah trombosit darah serta memudahkan jadi
perdarahan. (Manuaba, 2001)
3) Sistem Darah dan Koagulasi
18

Pada perempuan dengan preeklampsia terjadi trombositopenia,


penurunan kadar beberapa faktor pembekuan, dan eritrosit dapat
memiliki bentuk yang tidak normal sehingga mudah mengalami
hemolisis. Jejas pada endotel dapat menyebabkan peningkatan
agregasi trombosit, menurunkan lama hidupnya, serta menekan
kadar antitrombin III. (Cunningham et al., 2014).
4) Homeostasis Cairan Tubuh
Pada preeklampsia terjadi retensi natrium karena meningkatnya
sekresi deoksikortikosteron yang merupakan hasil konversi
progesteron. Pada wanita hamil yang mengalami preeklampsia
berat, volume ekstraseluler akan meningkat dan bermanifestasi
menjadi edema yang lebih berat daripada

wanita hamil yang normal. Mekanisme terjadinya retensi air


disebabkan karena endothelial injury. (Cunningham et al, 2014).

5). Ginjal

Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah ke


ginjal dan laju filtrasi glomerulus. Pada preeklampsia terjadi
perubahan seperti peningkatan resistensi arteri aferen ginjal dan
perubahan bentuk endotel glomerulus. Filtrasi yang semakin
menurun menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat. Terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal, menimbulkan perfusi dan filtrasi
ginjal menurun menimbulkan oliguria. Kerusakan pembuluh darah
glomerulus dalam bentuk “gromerulo-capilary endhotelial”
menimbulkan proteinuria. (Cunningham et al, 2014).

1.2.5 Penatalaksanaan Medis


1)Pre-eklamsi ringan dan sedang
a) Pantau tekanan darah, proteinuria, reflex dan kondisi janin.
b)Lebih banyak istirahat
c) Diet biasa
d) Tidak perlu diberi obat-obatan.
19

e) Jika rawat jalan tidak mungkin, segera rawat di rumah sakit :


1.Diet biasa.
2.Pantau tekanan darah 2x sehari, proteinuria 1x sehari.
3.Tidak perlu obat-obatan.
4.Tidak perlu diuretic,kecuali jika terdapat edema
paru,dekompensasi kordisatau gagal ginjal akut.
Jika tekanan diastolic turun sampai normal pasien dapat
dipulangkan :
A.Berikan nasehat untuk istirahat, tidak terlalu banyak
beraktifitas dan perhatikan tanda-tanda preeclampsia berat.
B.Kontrol 2x seminggu.
C.jika tekanan diastolic naik lagi rawat kembali.
5. jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat.
6. jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin
terhambat,pertimbangkan terminasi kehamilan.Pengobatan hanya
bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka penderita dapat
dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang lebih sering,
7. jika proteinuria meningkat, tangani sebagai pre eklampsia
berat.
8. misalnya 2 kali seminggu, penanganan pada penderitarawat
jalan atau rawat inap adalah dengan :
a. istirahat ditempat,
b. diit rendah garam, dan
c. berikan obat-obatan seperti ;
1. valium tablet 5 mg dosis 3 kali sehari ataufenobarbital
tablet 30 mg dengan dosis 3 kali 1sehari.
2. Diuretika dan obat antihipertensi tidakdianjurkan,
karena obat ini tidak begitu bermanfaat, bahkan bisa menutupi
tanda dangejala pre-eklampsi berat.
9. Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawatinap.
10. Monitor keadaan janin : kadar estriol urin,
lakukanaminoskopi, dan ultrasografi, dan sebagainya.
20

11. Bila keadaan mengizinkan, barulah dilakukan induksi


partus pada usia kehamilan minggu 37 ke atas.
2) Pre-eklamsia berat
Pre-eklamsia berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu.Jika
janin belum menunjukan tanda-tanda maturitas paru-parudengan
uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya adalahsebagai
berikut :
a) Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8
grintramusuler kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4
grintramuskuler setiap (selama tidak ada kontraindikasi).
b) Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai
criteria pre-eklamsi ringan (kecuali adakontraindikasi).
c) Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan
janindimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada pre-
eklamsi ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala.
d) Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan,
dilakukanterminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan
laintergantung keadaan.
e) Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda
kematangan paru janin, maka penatalaksanaan kasus sama seperti
padakehamilan diatas 37 minggu.
Pre-eklamsi berat pada kehamilan diatas 37 minggu
Penanganan umum
A) Jika tekananan diastolic >110 mmHg,berikan
antihipertensi,sampai tekanan diastolic diantara 90-100 mmHg.
B) Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar
C) Ukur keseimbangan cairan,jangan sampai terjadi
overloadd)
D) Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan
proteinuriae)
E) Jika jumlah urin <30 ml/jam:
21

1. Infus cairan dipertahankan 8 jam


2. Pantau kemungkinan edema paru
F. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai
aspirasidapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
G. Observasi TTV,refleks,dan DJJ setiap jam
H. Anti hipertensi obat pilihan adalah hidralazin,yang diberikan
5 mg IV pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan darah
menurun.
I. Pemberian IV
a)Dosis awal
1. Diazepam 10 mg IV pelan-pelan selama 2 menit
2.Jika kejang berulang, ulangi dosis awal
b)Dosis pemeliharaan
Diazepam 40 mg dalam 500 ml larutan RL per infus
1. Depresi pernafasan ibu mungkin akan terjadi jika dosis
>30mg/jam
2. Jangan berikan >100 mg/24 jam
Pemberian melalui rektum:
a) Jika pemberian IV tidak mungkin, diazepam dapat
diberikan per rektal, dengan dosis awal 20 mg dalam samprit 10 ml
b) Jika masih terjadi kejang, beri tambahan 10 mg/jam
c) Dapat pula diberikan melalui kateter urin yang
dimasukkankedalam rektum.

1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan


1) Preeklamsia ringan dan sedang
a) Bisa rawat jalan dengan anjuran untuk banyak istirahat/ tirah
baring.
b) Diet rendah garam dan tinggi protein.
c) Pasien preeklamsia ringan yang dilakukan rawat inap, bila
penyakit membaik dapat dilakukan rawat jalan; sedangkan jika
22

penyakit menetap atau memburuk, kehamilan dapat diakhiri


pada usia kehamilan 37 minggu
2) Preeklamsia Berat (PEB)
a) Perawatan konservatif (usia kehamilan <36 minggu) :
1. Tirah baring.
2. Diet rendah garam dan tinggi protein (diet preeklamsia
3. Pasang kateter tetap (bila perlu).
b) Perawatan aktif (terminasi kehamilan), yaitu pada keadaan-
keadaan di bawah ini :
1. Umur kehamilan >36 minggu.
2. Terdapat tanda-tanda impending eklamsia atau eklamsia
3. Gawat janin.
4. Sindroma HELLP.
5. Kegagalan perawatan konservatif, yakni setelah 6 jam perawatan
tidak terlihat tanda-tanda perbaikan penyakit.
3) Eklamsi
Secara prinsip kehamilan dengan eklamsia harus segera
dilakukanterminasi (diakhiri), sedangkan
perawatan/pengobatan yangdilakukan adalab untuk stabilisasi
kondisi pasien dalam rangkaterminasi kehamilan tersebut

2 ANALISIS JURNAL
Pencarian literatur menggunakan database google scolar, kata kunci
yang yang digunakan “Depression and anxiety in early pregnancy and its risk for
preeclampsia”. Pencarian literatur didapatkan jurnal sebagai berikut. Lihat tabel
1.1
23

Tabel 1.1 Analilis Jurnal


Sampel
Analisa
Desain
No. Judul Variabel Instrumen Hasil
Penelitian dan Teknik
Data
Sampling

1. Depression Cross- Sampel: Depresi dan dengan Analisa Penelitian ini didapatkan
and anxiety sectional kecemasan, cara deskriptif hasil:
in early 150 wanita Kehamilan melihat atau analisa
pregnancy hamil dengan dini, Pre rekam univariat Pre eklamsia merupakan
and its risk pre eklamsia eklamsi medik kondisi hipertensi pada
for dan 150 wanita hamil yang terjadi
preeclampsia wanita hamil pada usia kehamilan setelah
tanpa pre 20 minggu pertama. Rata-
eklamsia rata tingkat pravelensi
adalah 2% dan 8% diberbagai
Negara. Namun di AS
tercatat lebih tinggi daripada
Sampling: Negara maju lainnya diatas
9%.

adanya korelasi antara kecemasan antenatal dan depresi dan preeklampsia yang
harus menjadi dasar untuk penilaian patogenesis dan arah masa depan.langka
tentang preeklampsia dan gangguan depresi lainnya selama awal kehamilan. Ada
kebutuhan untuk pendekatan yang tidak konvensional untuk analisis korelasi
antara kecemasan dan depresi dan prevalensi preeklampsia pada awal kehamilan.

Dibutuhkan peran keluarga sebagai support system dalam menjaga serta


membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia pada lansia demensia oleh
keluarga. Bagi keluarga sebaiknya membantu sekaligus memberikan dukungan
kepada lansia agar masing-masing kebutuhan dapat terpenuhi misal untuk
memenuhi kebutuhan keselamatan dan keamanan, dapat dilakukan dengan cara
keluarga lebih memperhatikan kondisi yang aman untuk lansia, untuk kebutuhan
aktualisasi diri keluarga dapat memantau aktualisasi diri lansia yaitu dengan
menhgajak lansia berdiskusi, memberikan kebebasan pada lansia dalam
mengambil keputusan.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT IBU
HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA

2.1. KASUS
RW 07 berada pada wilayah Desa. Pulo II yang terdiri dari 3 RT yakni RT
01 , RT 02, RT 03. Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian, sebelah
Barat dibatasi oleh RW I,sebelah selatan dibatasi oleh persawahan, di sebelah
timur dibatasi oleh kompleks perumahan RW 04 memiliki berbagai fasilitas
umum yang terdiri dari sebuah Masjid, Gereja, sebuah sekolah, sebuah taman
dan 1 lokasi pemakaman umum. Fasilitas pelayanan kesehatan sementara yang
dimiliki RW 07 adalah satu Posyandu.

Kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga RW 07 meliputi, pengajian rutin


ibu-ibu yang dilaksanakan pada hari Jumat, pengajian bapak-bapak tiap malam
Jumat, Setiap malam rabu acara bapak-bapak dan ibu-ibu melakukan
kebaktian, tiap malam minggu remaja-remaja melakukan kebaktian di Gereja,
Setiap hari Minggu Bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak yang berAgama
Kristen pergi ke Gereja. Diba’Al Qur’an oleh remaja mesjid setiap malam
Rabu. Kegiatan arisan ibu-ibu dilakukan pada hari Minggu, olahraga sepak
bola, voli bapak-bapak tiap hari Minggu, dan hari-hari selebihnya diisi oleh
kegiatan olahraga remaja, Posyandu Balita dilakukan pada hari Senin minggu
ke II, dan kegiatan pengajian anak-anak dilakukan setiap sore kecuali sabtu dan
minggu.

RT 01, RT 02 RT 03 terdiri dari 150 KK dengan 675 jiwa yang terdiri dari
100 anak usia balita, 150 anak usia sekolah, 125 usia remaja, 240 usia produktif
dan 60 orang usia lansia.

24
25

2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Di RT 01 RT 02 RT 03 RW 07 Ds. Pulo II, didapatkan pengkajian berupa :

1). Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

No. Umur Jenis Kelamin


Laki- % Perempuan % Total %
laki
1. 0–5 50 17% 30 9.25 % 80 11.55
%
2. 6 - 12 70 21.87 70 21.87 140 21.2%
% %
3. 13 – 18 70 21.87 65 18% 135 19%
%
4. 19 – 35 80 25.70 100 30.25 180 25,3%
% %
5. 36 – 35 40 8.26% 45 14.10 85 13.55
% %
6. >55 25 5.30% 30 6.53% 55 9.4%
Total 335 100% 340 100% 675 100%
Berdasarkan table di atas, umur penduduk terbanyak laki-laki adalah 19-35
tahun yaitu 80 orang ( 25,70% ). Sedangkan untuk perempuan terbanyak pada
umur 19-35 yaitu 100 orang (30.25%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di
wilayah RT 01, RT 02, RT 03 RW 07 Ds. Pulo II yang terbanyak adalah usia
produktif, sehingga memudahkan untuk mencari tenaga/sumberdaya Manusia
yang potensial.

2). Distribusi penduduk berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi %


1. Belum Sekolah 20 3.2%
2. Tidak Sekolah 15 2%
3. TK 60 8%
4. SD 230 35.6%
5. SMP 170 25,2%
6. SMA 150 22%
26

7. Perguruan Tinggi 30 5.65%


Total 675 100%
Berdasarkan table di atas, distribusi penduduk yang paling banyak yang
berpendidikan Tingkat Sekolah Dasar 230 orang (35,6%). Sedangkan penduduk
yang tidak sekolah menempati jumlah yang terkecil yaitu 15 orang (2%).

3). Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Frekuensi %


1. Pelajar 305 40%
2. Tidak Bekerja 40 5.12%
3. PNS 103 18.5%
4. TNI/POLRI 42 5.45%
5. Swasta 125 25.53%
6. Pensiun 60 5.4%
Total 675 100%

4). Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama yang dianut Frekuensi %


1. Islam 400 65%
2. Kristen 275 35%
3. Hindu 0 -
4. Budha 0 -
5. Konghuchu 0 -
Total 675 100%
Berdasarkan tabel di atas mayoritas agama yang dianut oleh penduduk RT
01 RT 02, RT 03 RW 07, Ds. Pulo Kuala II Islam yaitu sebanyak 400 jiwa (65%).

 Kondisi Kesehatan Umum pada Ibu Hamil

1. Jumlah ibu hamil


No. Jumlah Bumil Frekuensi %
1. Ya 30 29.35%
2. Tidak 50 70.65%
27

Total 88 100%
Berdasarkan tabel diatas ada 30 KK saat ini sedang hamil (29,35%).

2. Usia kehamilan

No. Usia Kehamilan Frekuensi %


1. Trimester I 12 45.5%
2. Trimester II 10 30%
3. Trimster III 8 24.5%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar usia kehamilan adalah Trimester
III ada 8 orang (24,5%).

3. Frekuensi Kehamilan

No. Kehamilan Keberapa Frekuensi %


1. 1 10 34.76%
2. 2 8 26.75%
3. 3 6 22.74%
4. Lebih dari 3 4 157.5%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas Ibu hamil sebagian besar kehamilan ke 1
(34,76%).

4. Usia Ibu Hamil

No. Usia Bumil Frekuensi %


1. 20 – 35 25 70.23%
2. >35 5 29.77%
Total 30 100%

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar 25 (70,23%) ibu hamil yang


masuk kategori beresiko untuk proses persalinan sehingga harus dilakukan
pengawasan pada kehamilan secara berkala.
28

5. Tempat Periksa Kehamilan

No. Tempat Periksa Kehamilan Frekuensi %


1. Puskesmas 7 15.38%
2. Bidan 23 84.6%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar (84,6%) tempat memeriksakan
kehamilan adalah kebidan praktik.

6. Frekuensi Periksa Kehamilan

No. Pemeriksaan Kehamilan Frekuensi %


1. 2 kali 10 44.15%
2. 4 kali 20 55.85%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua ibu hamil
memeriksakan kehamilannya meskipun frekuensi ada yang 2 kali atau 4 kali.

7. Imunisasi TT

No. Imuniasasi TT Frekuensi %


1. Lengkap 22 76.92%
2. Tidak Lengkap 8 23.07%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar 22 (76,92%) ibu hamil telah
mendapat imunisasi TT dengan lengkap.

8. Penyakit Yang Diderita Ibu Hamil 6 Bulan Terakhir

No Penyakit Yang Diderita Frekuensi %


.
1. Hipertensi 14 38,46%
2. Hiperemis 6 2,07%
3. Hipotensi 4 15,38%
4. Bengkak 5 7.69%
29

5. Varises 1 7.69%
6. Tidak ada keluhan 0 0%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar penyakit yang diderita ibu hamil
sebanyak 14 (38,46%) selama 6 bulan terakhir.

9. Keluhan Yang Dialami Ibu Hamil

No Keluhan Yang Dialami Frekuensi %


.
1. Pusing 6 23,07 %
2. Tidak selera makan 9 29.55 %
3. Malas bergerak 4 16.62%
4. Mual/muntah 10 30,76 %
5. Tidak ada keluhan 0 0%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar keluhan yang dialami ibu hamil
adalah mual/muntah sebanyak 10 (30,6%)

ANALISA DATA

No. Syntom Etiologi Masalah


1. Ds : Ibu hamil () Kurangnya pengetahuan ibu Defisiensi pengetahuan
mengatakan belum hamil tentang pada agregat ibu hamil
mengerti tentang penyakit Preeklampsia. dengan Preeklampsia.
Preeklampsia.
Do :
 Sebagian besar
masyarakat
berpendidikan SD
sebanyak 8 orang
(20%).
 Penyakit yang diderita
ibu hamil sebanyak 5
selama 6 bulan terakhir.
 Masih terdapat ibu
hamil yang memeriksa
kandungannya hanya 2
30

kali ( 44.15% ).
 Masih terdapat ibu
hamil yang belum
mendapat imunisasi TT
dengan lengkap
(23,07%).
2. Ds : Ibu hamil mengatakan Kurangnya pemasukan Resiko tinggi cidera pada
sering mengalami tidak nutrisi ke otak dan agregat ibu hamil dengan
selera makan. jaringan Preeklampsia
Do :
 Sebagian besar keluhan
yang dialami ibu hamil
adalah tidak selera
makan dan sebanyak
38,46%.
 Keluhan mual muntah
yang dialami ibu hamil
sebanyak 10
( 30,76% ).
 Keluhan pusing yang
dialami ibu hamil
sebanyak 6 (23.07% ).

2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisiensi pengetahuan pada agregat ibu hamil dengan
Preeklampsi a b/d Kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Preeklampsia., ditandai dengan :
Ds : Ibu hamil (2.4 mengatakan belum mengerti tentang penyakit
Preeklampsia. .
Do :
 Sebagian besar masyarakat berpendidikan SD sebanyak 230 orang
(35.6%).
31

 Penyakit yang diderita ibu hamil sebanyak 5 selama 6 bulan terakhir.


 Masih terdapat ibu hamil yang memeriksa kandungannya hanya 2 kali
(44.15%).
 Masih terdapat ibu hamil yang belum mendapat imunisasi TT dengan
lengkap 8 (23,07%).

2. Resiko tinggi cidera pada ibu hamil b/d Malnutrisi, ditandai dengan
:
Ds : Masyarakat/ibu hamil mengatakan sering mengalami tidak selera
makan.
Do :
 Sebagian besar keluhan yang dialami ibu hamil adalah tidak selera
makan sebanyak 9 %.(29,55%).
 Keluhan mual muntah yang dialami ibu hamil sebanyak 10
(30,76%).
 Keluhan pusing yang dialami ibu hamil sebanyak 6 (23,07%).

2. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


No Diagnosa Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
. Keperawatan penyelesaian (+) untuk Score
Komunitas masalah untuk peningkatan
1.rendah Penyelesaian kualitas
2.sedang dikomunitas hidup
3.tinggi 0:tidak ada 0:tidak ada
1.rendah 1.rendah
2.sedang 2.sedang
3.tinggi 3.tinggi
1. Resiko tinggi 3 3 2 8
peningkatan
penyakit
Preeklampsia
pada ibu hamil
32

b/d Kurangnya
pengetahuan ibu
hamil tentang
penyakit
Preeklampsia
2. Resiko tinggi 2 3 2 7
cidera pada ibu
hamil b/d
Kurangnya
pemasukan
nutrisi ke otak
dan jaringan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Dx SIKI Rencana Kegiatan
1. Setelah dilakukan 1. Berikan penyuluhan
tindakan keperawatan pada ibu - ibu hamil.
selama satu kali 2. Diskusikan bersama ibu-
pertemuan diharapkan ibu hamil tentang tanda
ibu hamil di RT 01 dan dan gejala penyakit
RT 02 RT 03 RW 07 Ds. Pulo II Preeklampsia..
Mampu : 3. Diskusikan bersama ibu-
 Menjelaskan tentang pengertian ibu hamil tentang
Preeklampsia.. penyebab penyakit
 Menyebutkan tanda dan gejala Preeklampsia..
penyakit Preeklampsia.. 4. Berikan penyuluhan
 Menjelaskan penyebab penyakit kepada ibu hamil
Preeklampsia.. mengenai jenis – jenis

 Menyebutkan jenis makanan makanan yang baik

yang baik dikonsumsi oleh ibu dikonsumsi oleh ibu

hamil. hamil.
2. Setelah dilakukan 1. Berikan penyuluhan
penyuluhan diharapkan: tentang cara pemenuhan
33

ibu hamil mampu : nutrisi dalam tubuh.


 Memenuhi kebutuhan nutrisi 2. Demonstrasikan cara
tubuh. pemenuhan nutrisi
melalui pengobatan
tradisional.
3. Berikan penyuluhan
kepada ibu-ibu hamil
tentang jenis makanan
yang mengandung
makanan bergizi.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Dx Implementasi
1. Memberikan penyuluhan tentang penyakit Preeklampsia
Meliputi :
1. Pengertian Penyakit Preeklampsia.
2. Tanda dan gejala Preeklampsia.
3. Penyebab penyakit Preeklampsia.
4. Jenis makanan yang baik dikonsumsi oleh ibu hamil.
2. 1. Memberikan penyuluhan tentang cara pemenuhan nutrisi pada
ibu hamil
2. Mendemonstrasikan cara pemenuhan nitrisi pada ibu hamil
dengan cara pengobatan tradisional.
3. Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil tentang
jenis makanan yang mengandung gizi yang baik.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx Evaluasi
1.  Evaluasi Struktur :
a. Rencana penyuluhan telah dilakukan seminggu sebelum
acara dilaksanakan.
b. Undangan penyuluhan disebarkan 2 hari sebelum acara
dilaksanakan.
34

 Evaluasi Proses :
a. Peserta hadir sebanyak 30 orang.
b. 75% peserta aktif bertanya terhadap materi penyuluhan.
c. Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Pulo Kuala II.
 Evaluasi Hasil:
Ibu-ibu hamil dapat memahami tentang penyakit
Preeklampsia.
2.  Evaluasi Struktur :
a. Rencana penyuluhan telah dilakukan seminggu sebelum
acara dilaksanakan.
b. Undangan penyuluhan disebarkan 2 hari sebelum acara
dilaksanakan.
 Evaluasi Proses :
a. Peserta hadir sebanyak 30 orang.
b. 75 % peserta aktif bertanya terhadap materi penyuluhan.
c. Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Pulo II.
 Evaluasi Hasil:
Ibu-ibu hamil dapat memahami tentang cara pemenuhan
nutrisi berupa jenis makanan yang bergizi, dan cara
pengobatan tradisional dalam memenuhi nutrisi ibu hamil.
35

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
. Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap
adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi.
Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi dan
proteinuria pada usia kehamilan diatas 20 minggu.Tanda GejalaMenurut
Trijatmo (2005), gejala pada preeklampsia yaitu;Nyeri kepala,Gangguan
penglihatan (menjadi buram),Nyeri perut kanan atas,Mual dan muntah,
Produksi urin menurun,Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan
darah,Gangguan fungsi hepar,Sesak napas,Bengkak pada kaki, tangan, dan
wajah.

3.2 SARAN
 Perlu deberikan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang
Preeklampsia pada pada ibu hamil.
 Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik
bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk
kepada ibu hamil.
36

DAFTAR PUSTAKA

Guragain, A. M., Paudel, B. K. and Lim, A. (2016) ‘Adolescent Marriage in


Nepal : A Sub-Regional Level Analysis’, Marriage & Family Review. doi:
10.1080/01494929.2016.1157560.

Manuaba, I. B. G. (1998) ‘Preeklampsia dalam Kehamilan’, in Ilmu Kebidanan,


Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.

Mariana, D., Wulandari, D. and Padila, P. (2018) ‘Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas’, Jurnal
Keperawatan Silampari. doi: 10.31539/jks.v1i2.83.

Sivanganam, S. and Weta, W. (2017) ‘Gambaran tingkat kepatuhan ibu hamil


mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja puskesmas Sidemen tahun 2015’,
Intisari Sains Medis. doi: 10.1556/ism.v8i2.128.
37

LAMPIRAN

(JURNAL)

Anda mungkin juga menyukai