Anda di halaman 1dari 10

HAK ASASI MANUSIA:

TINJAUAN DARI ASPEK HISTORIS DAN YURIDIS

Oleh:
Sri Rahayu Wilujeng
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

ABSTRACT

This paper discusses the human rights based on the historical and legal standpoint.
Historically, the human rights struggle in Indonesia appears during period the indegenous
people against to oppression of the Colonial. The struggle to get independence essentially
was the human rights enforcement. Legally, the human rights in Indonesia have the law basis
through Ketetapan MPR no. XVII/MPR/ 1998 on Human Rights, and Undang Undang No. 39/
2000 on Human Rights.

Keywords: human rights, historical background, legal basis.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang menjadi semakin kuat, sehingga manusia
Manusia dan HAM adalah dua kata hanya sebagai sub ordinasi dari tata
yang sulit untuk dipisahkan. Sejak kehidupan yang berlaku. Hidup dan
kelahirannya di bumii manusia lahir dengan kebebasan manusia diabaikan untuk
membawa hak-hak kodrat yang melekat kelompok. Saat itulah hak yang melekat
integral dalam hidupnya. Pada dasarnya pada manusia sudah terampas.
manusia adalah makhluk bebas. Menurut pemikir besar Rusia Nicolai
Sebagaimana pendapat Jean Jaquas Alexandrenovict Berdyaev, manusia
Rousseau bahwa manusia akan semakin memang makhluk soaial, namun hidupnya
berkembang potensinya dan merasakan nilai- tidak boleh semata-mata diabadikan untuk
nilai kemanusiaan dalam suasana kebebasan kelompok. Hidup dalam kelompok akan
alamiah. bermakna apabila kelompok mampu
Kebebasan merupakan tuntutan menambah kualitas kehidupan pribadi
manusia sebagai makhluk individu. Di sisi manusia, (Fuad Hasan, 1989, 87-88). Konsep
lain manusia adalah makhluk soaial. HAM mempunyai spektrum yang luas. Di
Manusia tidak dapat hidup sendiri, dia selalu satu sisi ada pemikiran liberalis yang
hidup di tengah-tengah sosialitasnya, baik itu mendasarkan diri pada individualisme, di sisi
kelompok kecil masyarakat, suku, bangsa lain berkembang penolakan HAM dan
atau negara. Dalam kedudukan manusia kebebasan pada pemikiran sosialisme yang
sebagai makhluk sosial inilah masalah HAM menekankan kepentingan bersama dan
menjadi sangat kompleks. Banyak benturan negara.
manusia yang satu dengan manusia yang Hak asasi manusia yang dianut
lain, kelompok yang satu dengan kelompok Indonesia bersumber dari Pancasila sebagai
yang lain. Hak dan kebebasan secara alamiah filsafat bangsa dan negara. Secara
dimiliki setiap manusia. Dalam hidup konseptual HAM yang terkandung dalam
Pancasila mengakomodasi aspek manusia
berkelompok hak ini diambil atau sebagai makhluk individu dan makhluk
didelegasikan kepada kelompoknya untuk sosial. Pengakuan tentang HAM secara
pengaturan hidup bersama. Dalam prinsipial tercermin dalam sila kedua
perkembangannya kelompok masyarakat (Pancasila). Konsep dasar HAM yang masih
bersifat abstrak perlu dijabarkan dalam 1. Mariam Budiardjo
konsep yang lebih kongkrit, sehingga HAM adalah hak-hak yang dimiliki
mempunyai kekuatan hukum dalam oleh manusia yang telah diperoleh dan
pelaksanaannya. Pelaksanaan HAM sangat dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan
tergantung dari good will penguasa.
Penguasa meletakkan lembaga yang legal kehadirannya dalam hidup masyarakat. Hak
mempunyai kekuatan untuk memaksa ini ada pada manusia tanpa membedakan
kehendaknya pada masyarakat. Ia menguasai bangsa, ras, agama, golongan, jenis kelamin,
alat-alat represif. Dalam kondisi semacam karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar
ini kadang-kadang pelaksanaan HAM tidak dari semua hak asasi adalah bahwa semua
lebih daripada mencari legitimasi kekuasaan orang harus memperoleh kesempatan
untuk mengukuhkan pemerintahannya. berkembang sesuai dengan bakat dan cita-
Selain itu factor penting pelaksanaan HAM citanya. (Mariam Budiardjo, 1982, 120)
adalah pengakuan resmi Negara tentang
HAM dalam wujud nyata, yaitu deklarasi
yang dikuatkan dengan Undang-undang. 2. Thomas Jefferson
Adanya landasan yuridis rormal HAM ini HAM pada dasarnya adalah kebebasan
setidak-tidaknya pelanggaran terhadap HAM manusia yang tidak diberikan oleh Negara.
bisa dieleminir. Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang
melekat pada eksistensi manusia individu.
2. Batasan Masalah Pemerintah diciptakan untuk melindungi
Pembahasan maslah HAM di sini pelaksanaaan hak asasi manusia. (Majalah
hanya membahas HAM dalam perspektif What is Democracy, 8)
sejarah dan hukum yang mengatur tentang
HAM baik hukum nasional maupun hkum 3. Universal Declaration of Human Right
internasional . Tulisan ini tidak membahas Dalam pembukuan dari deklarasi ini
kasus-kasus HAM dan pelanggaran HAM dinyatakan bahwa HAM adalah hak kodrati
serta solusinya atau kajian filosofis tentang yang diperoleh oleh setiap manusia berkat
HAM. pemberian Tuhan Seru Sekalian Alam,
sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari
3. Maksud dan Tujuan
Karya ilmiah ini bertujuan untuk hakekat manusia. Oleh karena itu setiap
memberikan deskripsi objektif untuk manusia berhak memperoleh kehidupan
mendapatkan gambaran awal tentang HAM yang layak, kebebasan, keselamatan dan
dalam kerngka hukum (Tinjauan dari yuridis kebahagiaan pribadi. (Majalah What is
dan historis). Democracy, 20)

4. Metode 4. Filsuf-filsuf jaman Auflarung abad 17 – 18


Metode penulisan karya ilmiah ini HAM adalah hak-hak alamiah karunia
adalah deskripsi analitis, menggambarkan Tuhan yang dimiliki oleh semua manusia
apa adanya konsep-konsep HAM dari dan tidak dapat dicabut baik oleh masyarakat
berbagai pendapat dan dari aspek yuridis maupun oleh pemerintah.
serta historis. Sedangkan metode pemikiran
karya ilmiah ini menggunakan metode logika 5. Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998
deduktif. Hak asasi adalah hak dasar yang
melekat pada diri manusia yang sifatnya
B. PEMBAHASAN kodrati, universal dan abadi sebagai karunia
1. Berbagai Pendapat tentang HAM Tuhan Yang Maha Esa yang berfungsi untuk
Berikut ini dipaparkan berbagai menjamin kelangsungan hidup,
pendapat tentang HAM. Dari beberapa kemerdekaan, perkembangan manusia dan
pendapat ini walaupun ada perbedaan namun masyarakat yang tidak boleh diganggu gugat
pada dasarnya mempunyai prinsip-prinsip dan diabaikan oleh siapapun.
yang sama.
2. Sejarah HAM
HAM adalah masalah yang mendasar 4. Socrates – Plato – Aristoteles
dan universal, masalah ini ada sejak beribu- Sokrates, Plato dan Aristoteles
ribu tahun yang lalu. Perjuangan melawan mengemukakan pemikirannya tentang hak
perbudakan kaum Yahudi di Mesir pada asasi manusia dalam kaitannya dengan
zaman nabi Musa pada hakekatnya didorong kewajiban atau tugas negara. Socarates
olrh kesadaran untuk membela keadilan banyak mengkritik praktek demokrasi pada
dalam rangka menegakkan HAM. masa itu. Ia mengajarkan HAM,
kebijaksanaan, keutamaan, keadilan. Lebih
1. Hukum Hamurabi jauh ditekankan agar warga berani
Pada zaman kerajaan Babilonia 2000 mengkritik pemerintah yang tidak
SM telah diupayakan menyusun suatu mengindahkan keadilan dan kebebasan
hukum/aturan yaitu ketentuan-ketentuan manusia. (Bertens, 1971, ) Ajaran ini
yang menjamin keadilan bagi semua warga dipandang sangat berbahaya bagi penguasa,
negara. Ketentuan ini dikenal dengan nama sehingga ia dihukum mati dengan cara
hukum Hamurabi. Hukum ini merupakan minum racun.
jaminan HAM warga negara terhadap Plato dalam dialognya Nomoi
kesewenang-wenangan kerajaan atau mengusulkan suatu sistem pemerintahan
kekuasaan. dimana petugas atau pejabat dipilih oleh
rakyat tetapi dengan persyaratan kemampuan
2. Solon dan kecakapan. Plato berkandaskan pada
Solon 600 SM di Athena berusaha sistem demikrasi langsung ala Perikles
mengadakan pembaharuan dengan dimana demokrasi yang berjalan justru
menyusun undang-undang yang menjamin meminggirkan hak-hak warga. (Bertens,
keadilan dan persamaan bagi setiap warga 1971, )
negara. Menurut Solon orang0orang yang Sementara menurut Aristoteles, suatu
menjadi budak karena tidak dapat membayar negara disebut baik apabila mengabdikan
hutang harus dibebaskan. Untuk menjamin kekuasaan untuk kepentingan umum. Ia
terlaksananya hak-hak kebebasan warga menawarkan pemerintahan atau Negara
solon menganjurkan dibentuknya Politeia, yaitu demokrasi yang berdasarkan
Mahkamah/Pengadilan (Heliaea) dan undang-undang. Dalam sistem ini seluruh
lembaga perwakilan rakyat atau majelis rakyat ambil bagian dalam pemerintahan
rakyat (Eclesia). (Majalah What is baik yang kaya maupun yang miskin, yang
Democracy, 7) berpendidikan atau tidak berpendidikan.
(Bertens, 1971, ) Secara implisit ia
3. Perikles menganjurkan adanya persamaan bagi warga
Negarawan Athena yang berusaha negara tanpa adanya diskriminasi.
menjamin keadilan bagi warga Negara yang
miskin. Setiap warga dapat menjadi anggota 5. Magna Charta (15 Juli 1215)
majelis rakyat dengan syarat sudah berusia Kesewenang-wenangan raja Inggris
18 tahun. Ia menawarkan system demokrasi mendorong para bangsawan mengadakan
untuk menjamin hak asasi warga. Konsep perlawanan. Raja dipaksa menanda tangani
demokrasi yang ditawarkan Perikles secara piagam besar (magna Charta) yang berisi 63
objektif mengandung banyak kelemahan. pasal. Tujuan piagam ini adalah membela
Terlepas dari semua kelemahan itu, ia tetap keadilan dan hak-hak para bangsawan.
dipandang sebagai tokoh yang Dalam perkembangannya kekuatan yang ada
memperjuangkan hak asasi manusia. Ia pada piagam ini berlaku untuk seluruh
memperjuangkaan hak-hak politik warga warga. Esensi Magna Charta ini adalah
yang sebelumnya tidak ada. (Ibid.) supremasi hukum diatas kekuasaan. Piagam
ini menjdi landasan terbentuknya d. Kebebasan dari kekurangan dan
pemerintahan monarki konstisusional. kelaparan. (Majalah What is
Prinsip-prinsip dalam piagam ini, pertama Democracy, 12)
kekuasaan raja harus dibatasi, kedua HAM
lebih penting daripada kedaulatan atau 3. HAM Dalam Kerangka Hukum
kekuasaan raja, ketiga dalam masalah Internasional
kenegaraan yang penting temasuk pajak Masalah HAM ditinjau dari Hukum
harus mendapatkan persetujuaan bangsawan, Internasional menyangkut dua aspek :
keempat tidak seoran pun dari warga negara Pelaksanaan atau perlindungan HAM dimasa
merdeka dapat ditahan, dirampas harta damai dan dimasa sengketa bersenjata
kekayaannya, diperkosa hak-haknya, (perang). (Yasin Tasrif, 1999, 1)
diasingkan kecuali berdasarkan 1. Pelaksanaan HAM dimasa sengketa
pertimbangan hukum. (Majalah What is bersenjata diatur dalam : (Yasin Tasrif,
Democracy, 12) 1999, 5-6)
a. Hukum perang tidak tertulis atau
6. Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat hukum kebiasaan perang, yang
(4 Juli 1776) memuat tiga prinsip :
Deklarasi kemerdekaan Amerika ini i. Pertama Militay Necessity
menyatakan bahwa manusia diciptakan sama Principle yaitu prinsip bahwa
dan sederajat oleh penciptanya. Semua pihak yang berperang dibenarkan
manusia dianugrahi hak hidup, memakai tiap jumlah dan macam
kemerdekaan, kebebasan. Hak-hak tersebut kekuatan yang dibutuhkan untuk
tidak dapat dicabut oleh siapapun juga. melaksanakaan tujuan yaitu
menundukan lawan.
7. Revolusi Perancis (14 Juli 1789) ii. Kedua Humanity Principle yaitu
Kesewenang-wenangan raja Louis penggunaan tingkatan kekerasan
XIV mendorong munculnya revolusi tidak diijinkan lebih dari apa
Perancis. Rakyat tertindak menyerang yang dibutuhkan untuk
penjara Bastille yang merupakan simbul menundukkan lawan.
absolutism raja. Semboyan revolusi perancis
: perasaan, persaudaraan dan kebebasan iii. Ketiga Chivalry Principle atau
dalam perkembangan nya menjado landasan prinsip kesatria yaitu membatasi
perjuangan HAM di Perancis. Konsep ini tingkatan pemakaian kekerasan
bergema ke seluruh penjuru dunia. Revolusi dalam menyerang, bertahan dan
diilhami oleh pemikiran-pemikiran Jean menentukan menyerah, serta
Jaquas Rousseau, Montesqieuw, dan saling menghormati.
Voltaire. (Majalah What is Democracy, 20)
b. Hukum perang tertulis
8. Abraham Lincoln. i. Hukum Den Haag
Ia dikenal sebagai pembela HAM dan
tokoh anti perbudakan. Ia menganjurkan Menurut Jean Pictet Hukum Den
persamaan, kemerdekaan bagi setiap warga Haag berdiri atas tiga prinsip,
Negara tanpa membedakan warna kulit, yaitu pihak yang berperang
agama dan jenis kelamin. menempatkan non kombatan
berada di luar wilayah perang dan
9. Franklin D. Rosevelt menghadirkan diri meelakukan
Rosevelt mengajarkan beberapa serangan terhadap non kombatan.
kebebasan manusia guna mencapai Serangan dianggap sah apabila
perdamaian, meliputi : ditunjukkan kepada objek-objek
a. Kebebasan berbicara
b. Kebebasan memilih agama sesuai sipil dari serangan. Ketiga
dengan keyakinan masing-masing. penggunaan senjata masal yang
c. Kebebasan dari rasa takut. mungkin mengakibatkan
kekurangan yaitu berlebihan - The International Covenant on
dilarang. Economic, Social and Cultural
ii. Hukum Janewa atau hukum Right.
perlindungan terhadap korban - The Optional Protocol The
International Covenant on Civil
perang/hukum humainted. and Political Right.
Hukum ini mengatur perlindungan Dengan adanya tiga instrumen
terhadap korban yang timbulkan perjanjian tersebut maka kepastian
karena adanya perang dan juga terlaksananya HAM lebih kuat. Dan dalam
terhadap para tawanan perang International Bill of Human Right tidak
(kombatan). Perlindungan hanya melihat secara moral tetapi juga
terhadap korban perang dipelopori mengikat secara hukum bagi negara-negara
oleh Henry Dunan dengan yang meratifikasi perjanjian ini.
terbentuknnya Palang Merah
Sedunia. 4. Sejarah HAM Di Indonesia
Dari Indonesia tidak ada tokoh-tokoh
2. HAM dimasa damai diatur dalam yang diakui secara internasional sebagai
International Bill of Human Right. Di pelopor HAM. Namun bukan berarti di
dalamnya berisi : (Yasin Tasrif, 1999, 6- Indonesia tidak ada perjuangan untuk
8) menegakkan HAM. Perjuaangan
a. The Universal Declaration of Human menegakkan HAM dimulai sejak adanya
Right yang terdiri dari5 prinsip penjajahan di Indonesia. Perjuangan ini tidak
i. Prinsip tidak dapat diganggu semata-mata hanya perlawanan mengusir
gugat, bahwa setiap individu penjajah, namun lebih jauh dari itu pada
mempunyai hak untuk dihormati dasarnya juga merupakan perjuangan untuk
kehidupannya, integritasnya baik menegakkan HAM.
fisik maupun moral, dan atribut- Indonesia mengalami penjajahan
atribut yang tidak dapat berabad-abad. Pada masa itu banyak sekali
dipisahkan dari personalitasnya pelanggaran HAM seperti penculikan, kerja
(ada tujuh prinsip penerapan). paksa, pembantaian, penyiksaan,
ii. Prinsip Nin Diskriminasi, bahwa pemindasan, kesewang-wenangan yang
setiap individu harus diperlukan merupakan fenomena umum yang terjadi.
sama tanpa membedakan ras, Tidak ada kebebasan, keadilan, perasaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, rasa aman, yang terjadi adalah ekploitasi
kekayaan, polotik, agama atau besar-besaran terhadap manusia dan
yang lainnya. kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan
iii. Prinsip keamanan, bahwa setiap penjajah.
orang berhak terjamin keamanan Pada masa penjajahan Belanda
pribadinya. masyarakat Indonesia dibedakan menjadi
iv. Prinsip kemerdekaan, bahwa tiga strata sosial. Pembedaan kela-kelas
setiap orang mempunyai hak dalam masyarakat ini mempunyai implikasi
untuk dinikmati kebebasan yang luas. Ada diskriminasi di segala bidang
individualismenya. kehidupan ekonomi, politik, soaial,
v. Prinsip kesejahteraan sosial, pendidikan dan hukum. Ketiga strata sosial
bahwa seyiap ornag mempunyai itu adalah: masyarakat Eropa sebagai kelas
hak untuk menkmati kondisi pertama, masyarakat Timut Asing (China,
kehidupan yang menyenagkan. India Arab) sebagai kelas dua dan
masyarakat Irlander sebagai masyyarakat
b. Tiga instrumen perjanjian kelas tiga. Perlakuan manusia yang
- The International Covenant on
Civil and Political Right didasarkan pada diskriminasi inilah yang
bertentangan dengan harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk Tuhan yang kebebasan inilah merupakan unsur dasar
sederajat. Kondisi semacam ini mendorong HAM.
tokoh-tokoh pejuang untuk mengangkat
senjata. 2. Pembukaan UUD 1945
Pada alenia pertama dinyatakan
Tonggak-tonggak sejarah perjuangan bahwa kemerdekaan adalah hak segala
HAM adalah sebagai berikut : bangsa. Menurut Prof. Notonagoro setiap
1. Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908) bangsa sebagai kesatuan golongan manusia
2. Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) merupakan diri pribadi mempunyai hak
3. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus kodrat dan hak moril untuk berdiri sebagai
1945); merupakan puncak perjuangan pribadi atau hidup bebas. Jika ada bangsa
untuk menghapuskan penjajahan dengan yang tidak merdeka hal ini bertentangan
penetapan Undang-undang Dasar 1945 dengan kodrat manusia. Lebih jauh lagi
yang didalamnya terkandung pengakuan dijelaskan dalam alinea ke empat, dimana
HAM. terdapat Pancasila sebagai fundamen moral
4. UUD RIS dan UUDS 1950 secara negara. Sila kemanusiaan yang adil dan
implicit mencantumkan konsep HAM. beradab mengandung ajaran tentang
5. Siding Umum MPRS tahun 1966 kemanusiaan dan keadilan yang merupakan
menetapkan Ketetapan MPRS Nomor unsur-unsur HAM.
XIV/MPRS/1966 tentang Pembentukan
Panitia Ad Hock untuk menyiapkan 3. Pancasila
dokumen rancangan Piagam HAM dan Konsep HAM dalam Pancasila
Hak serta Kewajiban Warga Negara. bertumpu pada ajaran sila kedua
Namun setelah meletusnya G30S/PKI Kemanusiaan yang adil dan beradab dalam
masalah ini tertunda. kesatuan dengan sila-sila yang lain. Konsep
6. Tahun 1993 berdasarkan Keputusan HAM dalam Pancasila ini lebih mendasar
Presiden Nomor 50 Tahun 1993 dibentuk jika dijelaskan dalam tatanan filosofis.
Komisi Hak Asasi Manusia. Pemahaman Pancasila sebgai filsafat bertitik
7. Perumusan HAM mencapai kemajuan tolak dari hakekat sifat kodrat manusia
dengan dimasukkan masalah ini dalam sebagai manusia individu dan soaial. Konsep
GBHN Tahun 1998. HAM dalam Pancasila tidak hanya
8. Siding Istimewa MPR 1998 telah berhasil bedasarkan pada kebebasan individu namun
merumuskan Piagam HAM secara ekplisit juga mempertahankan kewajiban sosial
lewat Ketetapan MPR-RI Nomor dalam masyarakat. Kebebasan dalam
XVII/MPR/1998 tentang Pandangan dan Pancasila adalah kebebasan dalam
Sikap Bangsa Indonesia Terhadap HAM. keseimbangan antara hak dan kewajiban
9. Ketetapan MPR Nomor XVII ini antara manusia sebagai individu dan sosial,
dijabarkan dalam Undang-undang RI manusia sebagai makhluk mandiri dan
Nomor 39 Tahun 2000 sebagai Hukum makhluk Tuhan, serta keseimbangan jiwa
Positif bagi pelaksanaan HAM di dan raga.
Indonesia.
b. HAM Kerangka Hukum Nasional
a. HAM Secara Konseptual 1) UUD 1945
Konsep tentang HAM bangsa Konsep HAM dalam Pancasila
Indonesia dapat diruntut sejak Proklamasi dijabarkan dalam UUD 1945. Pengumuman
Kemerdekaan: HAM tersebar dalam beberapa pasal yang
1. Proklamasi menyangkut HAM pada masa damai dan
Sebagai pernyataan kemerdekaan HAM pada masa sengketa bersenjata.
bagi bangsa Indonesia berimplikasi Bahkan terdapat HAM yang belum
kebebasan bagi rakyatnya. Kemerdekaan dan tercantum dalam Universal Declaration of
Human Right yaitu hak menentukan nasib 2. Undang-undang RI Nomor 5 Tahun
sendiri, hak mengunakan sumber daya alam, 1998 Tentang Konvensi Menentang
dan hak perutusan. Beberapa HAM yang Penyiksaan dan Perlakuan dan
terdapat dalam UUD 1945: Pelaksanaan atau Penghukuman Lain
a. Hak atas kedudukan yang sama atas yang Kejam, tidak manusiawi atau
hukum dan pemerintahan (pasal 2 ayat merendahkan martabat manusia.
1). 3. Keputusan Presiden RI Nomor 181
b. Hak mendapatkan penghidupan yang tahun 1889 tentang Komisi Nasional
layak (pasal 27 ayat 2). Anti Kekerasan terhadap Perempuan.
c. Hak atas kebebasan berserikat dan 4. Keputusan Presiden RI Nomor 129
berkumpul (pasal 28). Tahun 1998 tentang Rencana Aksi
d. Hak atas kebebasan mengeluarkan Nasional HAM.
pendapat (pasal 28). 5. Instruksi Presiden Nomor 26 Tahun
e. Hak atas kebebasan mameluk agama 1998 tentang Penghentian Penggunaan
(pasal 29 ayat 2). Istilah Pribumi dan Non Pribumi dalam
f. Hak untuk mendapatkan pengajaran semua perumusan dan penyelenggaraan
(pasal 31). kebijakan, perencanaan program ataupun
pelaksanaan kegiatan-kegiatan
Selain itu masaih ada hak lain: penyelenggaraan pemerintah.
a. Hak yang berlaku dalam sengketa yang
bersenjata (pasal 11 ayat 12,30). C. KESIMPULAN
b. Hak pembelaan diri (pasal 30). HAM adalah masalah yang universal.
c. Hak perutusan (pasal 13). Masalah ini selalu ada selama manuisa ada.
Perjuangan HAM di tanah air muncul ketika
2) Ketetapan MPR-RI Nomor adanya penindasan pada masa kolonial pada
XVII/MPR/1998 Tentang HAM dasarnya pelecehan terhadap HAM.
Sikap dan pandangan bangsa Indonesia Munculnya perjuangan mendapatkan
tentang HAM secara tegas termuat dalam pemerintahan pada dasarnya juga untuk
ketetapan ini. Untuk pertama kali secara mendapatkan HAM.
eksplisit dirumuskan dalam bentuk piagam HAM mendapatkan kekuatan hukum
HAM. Piagam ini terdiri dari Pembukaan dalam pelaksanaannya, baik dalam kerangka
dan Batang Tubuh yang berisi X Bab dan 44 hukum internasional maupun nasional.
pasal. Dalam pembukaan bahwa bangsa Bangsa Indonesia mengalami gangguan
Indonesia pada hakekatnya mengakui, tentang HAM ini setelah masa reformasi,
menyadarim menjamin dan menghargai dengan adanya Ketetapan MPR RI
HAM. Dalam pelaksanaan ini terpadu dalam no.XVII/MPR/1998 tentang HAM dan
kewajiban asasi manusia sebagai pribadi, Undang-undang Nomor 39 Tahun 2000
anggota keluarga masyarakat, bangsa dan tentang HAM serta perangkat-perangkat
negara serta anggota masyarakat bangsa- hukum lain sebagai aturam oprasional.
bangsa di dunia. Adanya perumusan HAM yang
tertuang dalam hukum positif ini diharapkan
1. Undang-undang RI Nomor 29 Tahun mampu mengurangi pelanggaran HAM di
2000 Tentang HAM. tanah air, karena ketentuan hukum ini
Undang-undang ini disahkan pada tanggal mengikat negara atau warna negara. Adanya
23 September 2000, terdiri dari XI Bab undang-undang HAM merupakan upaya
dan 106 pasal yang berisi tentang hak preventif mencegah pelanggaran HAM.
manusia sebagai ciptaan Tuhan, manusia Namun demikian, dalam masalah ini
sebagai makhluk sosial, manusia sebagai kehendak baik dari pemerintah dan
warga negara. masyarakat untuk menghormati HAM jauh
lebih penting.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, Kees. (1971). Sejarah Filsafat


Yunani, Yogyakarta: Kanisius.

Forsythe, David P. (1983). Human Right


and World Polotics, Terj. Tom
Gunadi, Bandung: Angkasa.

Mariam Budiharjo. (1985). Dasar-Dasar


Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia

Notonagoro (1971). Pancasila Dasar


Falsafah Negara, Jakarta: Pancuran
Tujuh

Yasin Tasrif. (1999). “Hak Asasi Manusia


dalam Kerangka Hukum Nasional
Indonesia”. Makalah dalam Lokakarya
Integrasi Materi HAM ke Dalam Mata
Kuliah Umum, Unversitas
Diponegoro, Semarang.

Majalah, What is Democracy, United State


Information Agency, 1991.

Undang-undang RI Nomor 39 Tahun 2000,


Hak Asasi Manusia, Jakarta: Sinar
Grafika.

Anda mungkin juga menyukai