Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENELITIAN Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No.

TERKONTROLNYA TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI


BERDASARKAN POLA DIET DAN KEBIASAAN OLAH RAGA
DI PADANG TAHUN 2011
Herwati*, Wiwi sartika*

ABSTRAK

Resiko Hipertensi di Indonesia termasuk tinggi, perubahan gaya hidup menyebabkan peningkatan
prevalensi Hipertensi, pola diet dan kebiasaan berolahraga dapat rnenstabilkan tekanan darah. Riskesda tahun
2007 prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 3 1,7%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan pola diet dan
kebiasaan berolahraga dengan terkontrolnya tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Padang Pasir
tahun 201 1. Jumlah responden pada penelitian ini 78 orang. Data pola diet,kebiasaan berolahraga dikumpulkan
menggunakan kuesioner, pengukuran tekanan darah menggunakan tensirneter. Penelitian dengan desain cross
sectional dilaksanakan pada bulan Januari sampai Agustus 201 1. Pengambilan sampel purposif sampling. Hasil
penelitian ini 82,1% responden tekanan darahnya tidak terkontrol,56,4% mempunyai pola diet kurang baik,
80,8% kebiasaan berolahraga tidak baik. Analisa bivariat terdapat hubungan yang signifikan antara pola diet
dengan terkontrolnya tekanan darah pada penderita hipertensi, (p<0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan
antara kebiasaan berolahrga dengan terkontrolnya tekanan darah penderita hipertensi dengan (p< 0,05).
Disarankan kepada pimpinan puskesmas Padang Pasir untuk melaksanakan konseling diet, penyuluhan tentang
olahraga dan upaya deteksi dini penderita hipertensi.

KataKunci :Pola diet, Kebiasaan Berolahraga, Tekanan Darah Hipertensi

ABSTRACT

The risk of hypertension in Indonesia relatively was high. Lifestyle changes caused to an increase in the
prevalence of hypertension, diet and exercise habits can stabilize blood pressure.Riskesda in 2007 the prevalence
of hypertension of 3 1.7% in Indonesia. Purpose of this research was know relationship between diet and exercise
habits with controlled blood pressure at hypertensive patients on Public Health Center Padang Pasir in 20 11. The
number of respondents in this study 78 people. Diet paterns data, exercise habits were collected using a
questionnaire, blood pressure measurement using tensirneter. Research with cross sectional design conducted
from January to August 20 11. Sampling was purposive sampling. The results of this study 82. 1% of respondents
blood pressure was not controlled, 56.4% had a poor diet, 80.8% was not good exercise habits. Bivariate analysis
found a significant association between dietary patterns with uncontrolled blood pressure in people with
hypertension, (p <0.05) and a significant relationship between habitual exercised with uncontrolled hypertensive
patients with blood pressure (p <0.05). It was suggested to the leaders of Padang Pasir Public Health to implement
dietary counseling, counseling on exercise and early detection of patients with hypertension.

Key word :Diet,Exercise, Blood pressure Hypertensy

Pendahuluan menderita hipertensi tidak menyadari sebagai


Resiko Hipertensi di Indonesia termasuk penderita hipertensi. Penyakit hipertensi telah
tinggi, perubahan gaya hidup menyebabkan menjadi masalah utama dalam kesehatan
peningkatan prevalensi Hipertensi, pola diet dan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di
kebiasaan berolahraga dapat rnenstabilkan tekanan beberapa negara yang ada di dunia, Insiden
darah. Karena tidak menghindari dan tidak hipertensi di Arnerika tahun 1999-2000 pada orang
mengetahui faktor risiko Hipertensi, sehingga dewasa sekitar 29-31% dan diperkirakan sekitar 80
mereka cenderung untuk menjadi hipertensi % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara
berat, sebanyak 50% di antara orang dewasa yang berkembang.12

* Staf Pengajar Jurusan Keperawatan Padang Poltekkes KLemkes Padang, J1 Simpang Pondok Kopi
Siteba Nanggalo Padang, no Hp 08126756052 tip 075132023, (herwatinurmin@yahoo.com)
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1

SKRT tahun 1986 penyakit hipertensi di banyak lemak, protein, dan tinggi garam tetapi
Indonesia menduduki uratan ke tiga, sejak SKRT rendah serat pangan, membawa konsekuensi
200 1, posisinya telah mencapai urutan pertama dan sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit
bertahan sampai sekarang. Riset Kesehatan Dasar degeneratif seperti hipertensi.6:3
tahun 2007 prevalensihipertensi di Indonesia sangat Pola makan akan mempengaruhi kesehatan
tinggi, yaitu 31,7 % dari total penduduk dewasa, terutama pembuluh darah dan jantung, kebiasaan
prevalensi hipertensi di Indonesia jauh lebih tinggi masyarakat Sumatra Barat mengkonsumsi makanan
dibandingkan dengan Singapura 27,3 %, Thailand kolesterol lebih tinggi, budaya makan masyarakat
22,7 %, dan Malaysia 20 %. Tingginya prevalensi ini dengan masakan yang enak-enak, sering
disebabkan beberapa faktor penyebab hipertensi mengkonsumsi daging sapi berupa rendang, lemak
yaitu yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor jenuh tinggi (otak, paru, minyak) sehingga
genetika, usia, etnis dan faktor lingkungan yang masyarakat Suku Minangjauh lebih banyak punya
dapat dimodifikasi adalah pola diet, kegemukan, potensi menderita penyakit hipertensi, jantung
merokok dan stres. Para ahli umumnya bersepakat koroner, penyakit stroke dari pada suku-suku lain di
bahwa faktor resiko yang utama meningkatnya Indonesia, dan pola diet yang berpotensi penyakit
hipertensi adalah perilaku atau gaya hidup (life hipertensi berupa kebiasaan makan yang
style), prilaku di Indonesia pada umumnya kurang bertentangan dengan program gizi, misalnya dalam
makan buah dan sayur 93,6 % dan 24,5 % yang menujarang ditemui sayuran.78
berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan Beberapa penelitian yang mempunyai faktor
asin setiap hari, ini merupakan salah satu penyebab yang berhubungan dengan hipertensi
dan faktor resiko meningkatnya penderita menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna
hipertensi.3 antara konsumsi buah dan sayur dengan kejadian
Penyakit hipertensi adalah peningkatan hipertensi. Terdapat hubungan peningkatan
abnormal tekanan darah, baik tekanan darah sistolik konsumsi sayur dan buah, dengan penurunan
maupun tekanan darah diastolik, secara umum konsumsi lemak pangan, disertai dengan
seseorang dikatakan menderita hipertensi jika penurunan konsumsi lemak total dan lemak
tekanan darah sistolik/diastolik > 140/90 mmHg jenuh, dapat menurunkan tekanan darah.9 10.
(normalnya 120/80 mmHg). Penyakit hipertensi di Gaya hidup modern membuat berkurangnya
Indonesia akan terus mengalami kenaikan insiden aktivitas fisik (olahraga), gaya hidup serba cepat
dan prevalensi, berkaitan erat dengan perubahan menuntut segala sesuatunya serba instan, kebiasaan
gaya hidup, mengkonsumsi makanan tinggi lernak, menyantap makanan instan, cendrung
kolesterol, penurunan aktivitas fisik, kenaikan menggunakan zat pengawet seperti natrium
kejadian stres dan lain-lain.4 benzoate dan penyedap rasa seperti Monosodium
Penyakit hipertensi menimbulkan kecacatan Glutamate (MSG) yang telah menggantikan bahan
permanen, kematian mendadak dan yang berakibat makanan segar, apabila asupan natrium, kalium
sangat fatal. Untuk meningkatkan kualitas hidup berlebihan, perilaku tersebut merupakan pemicu
agar tidak menimbulkan masalah di masyarakat naiknya tekanan darah1' .
perlu upaya pencegahan dan penanggulangan Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas
hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran Kesehatan Kota Padang kejadian hipertensi tertinggi
masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang pada laporan bulan Desember tahun 2010 di
lebih sehat.5 Puskesmas Padang Pasir Padang sebanyak 355
Prevalensi hipertensi di Sumatera Barat sudah orang. Pada tahun 2009 penyakit hipertensi
mencapai 3 1,2%. Sebagian besar kasus hipertensi di termasuk 5 penyakit terbanyak dengan persentase
masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini sangat sebanyak 8,1 %.
12

berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian Survei awal yang dilakukan di wilayah kerja
mendadak. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan puskesmas Padang Pasir pada bulan Januari 2011,
timbulnya gangguan atau kerusakan pada dengan wawancara pada 10 orang penderita
pembuluh darah turut berperan pada terjadinya hipertensi, terdapat 6 (60%) orang mengatakan
hipertensi, faktor tersebut antara lain stress, bahwa mereka sering mengkonsumsi makanan
obesitas, kurangnya olah raga, merokok, alkohol, berlemak seperti rendang, santan dan
dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya. mengkonsumsi garam berlebih dan juga malas
Perubahan gaya hidup sepertiperubahanpola makan melakukan olahraga, sedangkan 4 orang
menjurus makanan siap saji yang mengandung mengatakan jarang berolahraga setiapa minggu

9
jumal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol, 8, No. 1

dikarenakan aktivitas yang padat, suka hipertensi yang datang berkunjung ke puskesmas
mengkonsumsi makanan berlemak dan tidak suka Padang Pasir, berdasarkan laporan dari Puskesmas
makan sayuran tinggi serat. Dari 10 penderita Padang Pasir pada bulan Desember tahun 2010
hipertensi di puskesmas padang pasir yang dengan jumlah 355 orang. Jumlah sampel yang
diwawancarai, sebanyak 6 orang tekanan darah diambil adalah 78 Orang. Teknik pengambilan
merekadiatas 140/100mmHg,13 sampel adalah non random sampling dengan cara
Ketidak aktifan fisik meningkatkan resiko accidental sampling, yaitu sampel yang diambil dari
Cronic Heart Disease (CHD) yang setara dengan penderita hipertensi yang kebetulan ada datang
hiper lipedemia atau merokok, dan seseorang yang berkunjung ke puskesmas Padang Pasir.15
tidak aktif secara fisik rnemilikiresiko 30-50% lebih Data primer diperoleh langsung dengan
besar untuk mengalami hipertensi. Masyarakat melakukan pengukuran tekanan darah penderita
semakin malas melakukan aktivitas fisik dengan hipertensi dengan 2 kali kunjungan ke puskesmas.
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Data sekunder diperoleh dari laporan puskesmas
kemajuan tersebut semakin mempermudah Padang Pasir tentang kejadian hipertensi, yaitu
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Jika pengambilan tekanan darah pada data sekunder 1
sebelumnya seseorang masih berjalan kaki, kali kunjungan untuk menentukan yang masuk
melakukan perkerjaan rumah, saat ini hal tersebut penderita hipertensi di Puskesmas Padang Pasir.
sulit ditemukan. Masyarakat lebih suka Pola diet dan kebiasaan berolahraga dikumpulkan
mengendarai kendaraan, menggunakan mesin menggunakan kuesioner dengan wawancara, jumlah
pembersih, menggunakan telepon atau pesan pertanyaan dalam kuesioner pola diet sebanyak 14
singkat, dan menonton TV atau bermain play pertanyaan, dan pertanyaan dalam kuesioner
station. Hal ini menyebabkan kurangnya aktivitas kebiasaan berolahraga sebanyak 8 pertanyaan.
fisik seseorang memiliki kecenderungan terkena Data yang sudah terkumpul diolah, pertama
hipertensi daripada mereka yang aktif. Selain itu, dilakukan pemeriksaan data setiap kuesioner,
aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan memberi kode pada setiap pertanyaan pada
14
dengan obesitas. kuesioner jawaban, berdasarkan kuesioner pola diet
Berdasarkan data yang diuraikan diatas untuk jawaban pola diet yang baik diberi kode 1 dan
penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui pola diet kurang baik diberi kode 0, untuk jawaban
hubungan pola diet dan kebiasaan berolahraga kebiasaan berolahraga yang kurang baik diberi kode
dengan terkontrolnya tekanan darah pada penderita 0 dan yang baik diberi kode 1 dan untuk tekanan
hipertensi di Puskesmas Padang Pasir tahun 2011. darah tidak terkontrol (Tidak stabil/ tidak normal)
Puskesmas Padang memiliki privalensi hipertensi diberi kode 0, yang terkontrol (Stabil /Normal)
tertinggi di Puskesmas Kota Padang. Hal ini diberi kode 1, memasukan data yang telah diberi
ditunjang data hasil Riset Kesehatan Dasar kode kedalam master tabel, memeriksa kembali data
(Riskesdas) 2007 Departemen Kesehatan RI, yang dimasukan.
prevalensi hipertensi di Sumatera Barat sudah Variabel pola diet dan kebiasaan berolahraga
mencapai3 1,2%. Dengan demikian, penelitian ini masing-masing dibagi atas 2 kategori, katagori pola
dapat menunjang penelitian lanjut Riskesdas tahun diet kurang baik apabila < dari mean dan katagori
2007 dan mengetahui apakah terbukti efektif, pola diet baik apabila S mean, untuk katagori
berhubungan pola diet dan kebiasaan berolahraga kebiasaan berolahraga kurang baik apabila < dari
yang dilakukan dengan baik untuk terkontrolnya mean dan katagori baik apabila k mean, dan
tekanan darah penderita hipertensi. Meningkatkan dianalisis secara univariatdengan mengunakan
kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup ke statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan
arah yang lebih sehat merupakan upaya untuk presentase dan analisis bivariat dengan uji statistik
pencegahan dan Penanggulangan hipertensi / Chi-square, dilakukan untuk melihat hubungan dua
variable yaitu variable independent dan variable
Metode dependen, yaitu hubungan antara pola diet
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang (konsumsi garam, lemak, serat) dan kebiasaan
Pasir tahun 2011, desain penelitian adalah cross berolahraga dengan terkontrolnya tekanan darah,
sectional yang dilaksanakan dari Januari sampai dikatakan tekanan darah penderita hipertensi tidak
Agustus 2011. Populasi adalah seluruh penderita terkontrol (Tidak stabil/ tidak normal) jika tekanan

10
r7

Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1

darah sistolik/diastolik > 140/90 mmHg, apabila peningkatan tekanan darah (hipertensi). 16
tekanan darah penderita hipertensi hipertensi <
140/90 mmHg dinyatakan tekanan darah penderita Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pola Diet dan Kebiasaan
Berolahraga Dengan Terkontrolnya Tekanan Darah
terkontrol dalam batas normal.
Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Pasir
Tahun 2011
Hasil dan Pembahasan
Tabel L Distribusi Frekuensi Menurut Pola Diet
Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Pasir Terkontrolnya Tekanan
Darah Penderita Hipertensi
tahun 2011 Variabel Tidak , ,
Total p-value
terkontrol Terkont™l
T

Pola Diet Frekuensi (f) Persentase (%)


% % %
Sering Makan Daging 55 70,5 Pola Diet
Kurangbaik 42 95.5 2 4.5 44 100.0
Tidak Sering
Baik 22 64.7 12 35.3 34 100.0
Makan Daging 23 29,5 Jumlah 64 82.1 14 17.9 78 100.0
0.001
Jumlah 78 100 KebiasaanBerolah
Raga :
Tidak Baik 63 100.0 0 0.0 63 100.0
Baik 1 6.7 14 93.3 15 100.0
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat Jumlah 64 82.1 14 17.9 78 100.0
bahwa sebahagian besar (70,5 %) responden sering
makan daging. Faktor gizi sangat berhubungan
dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa Berdasarkan table 2 diatas menunjukkan
mekanisme. Arterosklerosis merupakan penyebab menurut terkontrolnya tekanan darah di Puskesmas
utama terjadinya hipertensi yang berhubungan Padang Pasir Padang tahun 2011 adalah sebagian
dengan diet seseorang. Gaya hidup yang tidak sehat, besar (82.1%) responden tekanan darahnya tidak
obesitas (hiperlipidemia), kurang berolahraga, terkontrol. Menurut pola diet lebih dari separuh
konsumsi garam berlebih dan kurangnya asupan (56.4%) responden mempunyai pola diet kurang
serat merupakan pemicu terjadinya hipertensi15. baik. Menurut kebiasaan berolahraga sebagian besar
Hasil penelitian didapatkan jawaban (80%) responden memiliki kebiasaan berolahraga
responden bahwa sebagian besar (70.5%) responden yang tidak baik.
sering makan daging sapi yang berlemak, jeroan, Hasil penelitian ini lebih tinggi dengan hasil
hati, otak dan daging ayam. penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2009) di
Hasil penelitian ini lebih tinggi dari hasil Puskesmas Nanggalo Padang, didapatkan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2009) di lebih dari separuh (55.0%) responden mengalami
Puskesmas Nanggalo Padang, didapatkan bahwa hipertensi, ini artinya tekanan darahnya penderita
lebih dari separuh (55.0%) responden mengalami tidak terkontrol.
hipertensi, ini artinya tekanan darahnya tidak Tidak terkontrolnya tekanan darah pada
normal (tidak terkontrol). responden disebabkan tidak melakukan pola diet
Daging merupakan makanan yang banyak yang baik, kebanyakan dari responden tidak bisa
mengandung lemak (kolesterol), dalam daging menghindari kebiasaan mengkonsuinsi lemak
terdapat kadar Very Low Density Lipoprotein jenuh, karena mereka sudah terbiasa dengan
(VLDL) dan Low Density Lipoeprotein (LDL) makanan yang mengandung lemak jenuh.
(lemak jahat) yang tinggi dibandingkan dengan Kebiasaan konsumsi gorengan, santan yang pekat,
kadar igh Density Lipoprotein (DL). Bila kadar daging sapi, otak, jeroan mempunyai faktor resiko
kolesterol di pembuluh darah tinggi, hal ini akan terbukti berhubungan dengan kejadian hipertensi.
membuat diameter pembuluh darah menjadi sempit. Kebiasaan sering mengkonsumsi lemak jenuh erat
Pada keadaan yang berat dimana terjadi sumbatan kaitannya dengan peningkatan berat badan yang
total dari pembuluh darah maka akan terjadi berisiko terjadinya hipertensi.17 Juga responden
kerusakan organ. HDL akan membawa kolesterol tidak menyadari bahwa kebiasaan mengkonsumsi
bebas dari pembuluh darah ke hati sehingga garam atau mengkonsumsi asin merupakan faktor
diameter pembuluh akan melebar, sedangkan bila risiko terjadinya hipertensi. Kebanyakan dari
kadar VLDL dan LDL tinggi maka akan terjadi hal responden tidak bisa menghindari kebiasaan
sebaliknya yang akan memperberat penyempitan mengkonsumsi garam karena mereka sudah terbiasa
pembuluh darah dan akan menyebabkan terjadinya masak dengan menggunakan garam dan MSG.

11
Jurnal Kesehatan Masvarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1

Asupan natrium akan meningkat menyebabkan menjadi sempit dan terjadi peningkatan tekanan
tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah (hipertensi)16.
18
darah dantekanandarah. Menurut peneliti pola diet yang kurang baik
Tekanan darah yang tidak terkontrol pada penderita hipertensi disebabkan karena
persentasenya lebih tinggi pada responden yang kurangnya informasi yang didapatkan oleh
mempunyai pola diet yang kurang baik yaitu penderita hipertensi tentang pola diet hipertensi,
sebanyak 42 orang dari 44 orang (95.5%) juga disebabkan kebiasaan Pola diet yang kurang
dibandingkan dengan responden yang mempunyai baik, tekanan darahnya tidak akan terkontrol.
pola diet baik yaitu sebanyak 22 orang dari 34 orang Tekanan darah yang tidak terkontrol
(64.7%). Hasil uji statistik antara pola diet dengan persentasenya lebih tinggi pada responden yang
terkontrolnya tekanan darah pada penderita mempunyai pola diet yang kurang baik yaitu
hipertensi diperoleh nilai p< 0,05 yang berarti sebanyak 42 orang dari 44 orang (95.5%)
terdapat hubungan yang bermakna antara pola diet dibandingkan dengan responden yang mempunyai
dengan terkontrolnya tekanan darah pada penderita pola diet baik yaitu sebanyak 22 orang dari 34 orang
hipertensi diPuskesmas Padang Pasir. (64.7%). Hasil uji statistik antara pola diet dengan
Penelitian ini lebih tinggi dengan penelitian terkontrolnya tekanan darah pada penderita
Frilyan (2010) terdapat hubungan antara konsumsi hipertensi diperoleh nilai p< 0,05 yang berarti
buah dan sayur dalam satu hari dengan hipertensi, terdapat hubungan yang bermakna antara pola diet
bahwa responden yang konsumsi buah dan dengan terkontrolnya tekanan darah pada penderita
sayurnya kurang, (69,1%) terdiagnosis hipertensi di Puskesmas Padang Pasir.
hipertensi.16 Penelitian ini lebih tinggi dengan penelitian
Hasil penelitian dari pertanyaan dari Frilyan (20 10) terdapat hubungan antara konsumsi
kuesioner pola diet bahwa sebagian besar (69.23%) buah dan sayur dalam satu hari dengan hipertensi,
responden menjawab pertanyaan sering bahwa responden yang konsumsi buah dan
mengkonsumsi yang banyak mengandung lemak sayurnya kurang, (69,1%) terdiagnosis
(kolesterol) setiap minggu. Kolesterol darah yang hipertensi.16
tinggi dapat menyebabkan endapan kolesterol. Hal Hasil penelitian dari pertanyaan kuesioner
ini akan menyumbat pembuluh darah dan tentang pola diet bahwa sebagian besar (69.23%)
mengganggu peredaran darah sehingga responden menjawab pertanyaan sering
memperberat kerja jantung dan memperparah mengkonsumsi yang banyak mengandung lemak
hipertensi.dan sebagian besar (69.23%) responden (kolesterol) setiap minggu. Kolesterol darah yang
menjawab pertanyaan sering mengkonsumsi garam tinggi dapat menyebabkan endapan kolesterol. Hal
berlebih. Konsumsi garam yang tinggi selama ini akan menyumbat pembuluh darah dan
bertahun-tahun akan meningkatkan tekanan darah mengganggu peredaran darah sehingga
karena kadar sodium dalam sel-sel otot halus pada memperberat kerja jantung dan memperparah
dinding arterioljuga meningkat. Kadar sodium yang hipertensi.
tinggi ini memudahkan masuknya kalsiumke dalam Dari pertanyaan kuesioner didapatkan
sel-sel tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan sebagian besar (62.82%) responden dalam
arteriol berkontraksi dan menyempit pada lingkar seminggu jarang mengkonsumsi buah-buahan.
dalamnya sehingga terjadi peningkatan tekanan Untuk asupan serat sangat dianjurkan bagi penderita
darah (hipertensi). hipertensi ini dikarenakan dalam serat mengandung
Jawaban dari pertanyaan kuesioner pola diet pektin, gom dan musilago yang mempengaruhi
didapatkan sebagian besar (62.82%) responden proses metabolisme kolesterol dan kerja garam
dalam seminggu jarang mengkonsumsi buah- empedu, menurunkan kadar kolesterol darah dan
buahan. Untuk asupan serat sangat dianjurkan bagi mencegah kenaikan kadar kolesterol hati, apabila
penderita hipertensi ini dikarenakan dalam serat penderita hipertensi jarang mengkonsumsi serat
mengandung pektin, gom dan musilago yang maka proses metabolisme kolesterol dalam darah
mempengaruhi proses metabolisme kolesterol dan lambat sehingga terjadi peningkatan kadar
kerja garam empedu, menurunkan kadar kolesterol kolesterol dalam darah, diameter pembuluh darah
darah dan mencegah kenaikan kadar kolesterol hati, menjadi sempit dan terjadi peningkatan tekanan
apabila penderita hipertensi jarang mengkonsumsi darah (hipertensi)16.
serat maka proses metabolisme kolesterol dalam Menurut peneliti pola diet yang kurang baik
darah lambat sehingga terjadi peningkatan kadar pada penderita hipertensi disebabkan karena
kolesterol dalam darah, diameter pembuluh darah kurangnya informasi yang didapatkan oleh

12
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1

penderita hipertensi tentang pola diet hipertensi. sebesar 4,73 kali dibandingkan dengan orang yang
Pola diet yang kurang baik, menyebabkan tekanan memiliki kebiasaan olah raga ideal.
darah tidak akan terkontrol. Disararikan melalui Olahraga secara teratur juga di anjurkan untuk
perawat dan petugas gizi puskesmas untuk penderita hipertensi karena olahraga terbukti dapat
melaksanakan konseling diet, penyuluhan tentang merombak lemak yang berbahaya. Olahraga juga
diet hipertensi, olahraga. dapat menghindari terjadinya penimbunan lemak di
Kebiasaan berolahraga penderita dinding pembuluh darah. Apabila penderita
hipertensi di puskesmas Padang Pasir tahun 201 1, hipertensi jarang melakukan olahraga maka
dapat dilihat bahwa sebagian besar (80,8 %) penimbunan lemak di dinding pembuluh darah tidak
penderita memiliki kebiasaan berolahraga tidak dapat dihindari, akibatnya terjadi peningkatan
baik, hal ini akan meningkatkan risiko terkena tekanan darah (hipertensi)19.
hipertensi. Olahraga dan aktifitas fisik teratur Olahraga yang baik pada penderita hipertensi
bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan harus ditingkatkan, yaitu dengan cara melakukan
menjaga kebugaran tubuh. Olahraga seperti olahraga yang sifatnya aerobik seperti jalan kaki,
jogging, berenang baik dilakukan untuk penderita jogging, bersepeda dan renang. Frekwensi yang
hipertensi. Dianjurkan untuk olahraga teratur, dianjurkan adalah 5-7 kali setiap minggu dengan
minimal 3 kali seminggu, dengan demikian dapat lama berolahraga lebih dari 30 menit.20
menurunkan tekanan darah Olahraga teratur Kebiasaan berolahraga yang tidak baik pada
mengurangi resiko terjadinya penyakit arteri penderita hipertensi disebakan karena sebagian
terhadap penyakit jantung koroner dan stroke, besar penderita hipertensi tidak mengetahui apa
termasuk hipertensi, kolesterol, darah tinggi, dampak baik olahraga terhadap tekanan darah.
diabetes mellitus dan obesitas1 . Tekanan darah yang Kebiasaan olah raga yang tidak baik pada penderita
tidak terkontrol persentasenya lebih tinggi pada hipertensi menyebabkan tidak terkontrolnya
responden yang memiliki kebiasaan berolahraga tekanan darah pada penderita hipertensi tersebut,
tidak baik yaitu sebanyak 63 orang (100%) untuk memotivasi penderita hipertensi melakukan
dibandingkan dengan responden yang memiliki olahraga, perlu dilakukan program olah raga rutin
kebiasaan berolahraga yang baik yaitu sebanyak 1 bagi penderita hipertensi oleh pihak terkait.
orang (6.7%). Olahraga teratur mengurangi resiko terjadinya
Hasil uji statistik antara kebiasaan penyakit arteri. Lagi pula olahraga mengurangi
berolahraga dengan terkontrolnya tekanan darah beberapa faktor resiko terhadap penyakit jantung
pada penderita hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 koroner dan stroke, termasuk hipertensi, kolesterol,
yang berarti ada hubungan yang bermakna antara darah tinggi, diabetes mellitus dan obesitas ' 7 .
kebiasaan berolahraga dengan terkontrolnya
tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil Kesimpulan dan Saran
penelitian ini sebanding dengan penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sebelumnya yang dilakukan oleh Fitri (2005) di dilakukan maka dapat diambil kesimpulan lebih dari
Puskesmas Nanggalo Padang Bahwa terdapat separuh (56.4%) penderita hipertensi melakukan
hubungan bermakna antara kebiasaan berolahrga pola diet yang kurang baik. Sebagian besar (80,8 %)
dengan kejadian hipertensi . penderita hipertensi memiliki kebiasaan
Hasil penelitian ini menemukan kebiasaan berolahraga tidak baik. Sebagian besar (82.1%)
berolahraga responden yang tidak baik berdasarkan penderita hipertensi tekanan darahnya tidak
jawaban responden pada kuesioner, sebagian besar terkontrol.Terdapat hubungan yang bermakna
(78.20%) responden tidak suka berolahraga, antara pola diet dengan terkontrolnya tekanan darah
sebagian besar (79.48%) responden jarang pada penderita hipertensi.Terdapat hubungan yang
melakukan olahraga, sebagian besar (79.48%) bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan
responden melakukan olahraga kurang dari 20 menit terkontrolnya tekanan darah pada penderita
setiap minggu dan sebagian besar (80.76%) hipertensi.
responden tidak mengeluarkan keringat setelah Disararikan kepada pimpinan Puskesmas
berolahraga. Padang Pasir melalui perawat untuk melaksanakan
Berdasarkan hasil penelitian faktor risiko konseling diet, penyuluhan tentang diet hipertensi,
terjadinya hipertensi di kabupaten karang anyar olahraga.
tahun 2007 olehAris Sugiarto pada orang yang tidak
biasaberolah raga memilikirisiko terkena hipertensi

13
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1

Daftar

1. Riqwana Miruddin, Hipertensi dan 11. Cahyono, Suharjo. Gaya Hidup dan
pertambahan penduduk saat ini, 2006. Penyakit Modern. Jakarta : Penerbit
http://www.blogspot.com Kanisius; 2008.
2. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam 12. Dinas Kesehatan Kota Padang, Sepuluh
BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 penyakit terbanyak Padang ;2009.
Edisi IV. Jakarta: FK UI ; 2006. 13. Herwati, Survey Avval Hipertensi di
3. Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil Puskesmas Padang Pasir ; 2010.
Riset Kesehatan Indonesia tahun 2007; 14. Prince Sylvia A. Patofisiologi.Jakarta:
2007. penerbit buku kedokteran EGC ; 2003 .
4. Suyono, Slamet. Buku Ajar Ilmu Penyakit 15. Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi
Dalam, Jilid 2, Edisi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Balai Penerbit FKUI, Jakarta ; 2001. Cipta;2005.
5. Yundini, Faktor Risiko Hipertensi. Jakarta: 16. Frylyan, Faktor- faktor yang Berhubungan
Warta Pengendalian Penyakit Tidak dengan Hipertensi Pada Usia Lanjut di
Menular ; 2006. Tangerang. Kementrian Kesehatan
6. Gunawan-Lany, Hipertensi. Yogyakarta: Republik Indonesia 2007, Masalah
Penerbit Kanisius ; 2005. Hipertensi di Indonesia, Dirjen
7. Media Indonesia, Pola Makan Masyarakat Pengendalaian Penyakit dan Penyehatan
Sumbar Berisiko, Koran terbitan 22 Lingkungan;2010.
Agustus tahun 2003 Jakarta ;2003 17. Sheps,Sheldon G, Mayo Clinic Hipertensi,
8. Meiyenti Sri, Gizi dalam perspektif Sosial Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Budaya, Penerbit Andalas University Pres ; PT IntisariMediatama ;2005
2006 18. Sutomo, Budi. Menu Sehat Penakluk
9. Aisyiyah, Farida Nur. Faktor Risiko Hipertensi.Demedia Pustaka Jakarta ;2009.
Hipertensi pada Empat Kabupaten/Kota 19. Hull- Alison, Penyakit Jantung, Hipertensi,
dengan Prevalensi hipertensi Tertinggi Di danNutrisi. Jakarta: BuiniAksara ;2002.
Jawa dan Sumatera. Bogor: Departemen 20. Beevers. D, G, Penyakit Tekanan Darah
gizi masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Tinggi. EGC. Jakarta ; 2002.
IPB ;2009.
10. Susanto, Cekal (Cegah dan Tangkal)
Penyakit Modem. Yogyakarta : CV. Andi ;
2010.

14

Anda mungkin juga menyukai