Kimia Inti Dan Radiokimia 4 PDF
Kimia Inti Dan Radiokimia 4 PDF
Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti dan bagaimana struktur ini
mempengaruhi kestabilan inti serta peristiwa inti atau reaksi-reaksi inti seperti
keradioaktifan alam dan transmutasi inti. Dalam kaitan ini adalah sukar untuk membedakan
antara kimia inti dan fisika inti.
Bidang ilmu kimia yang mempelajari efek radiasi dari radioisotop pada materi serta
perubahan dalam materi disebut kimia radiasi.
Penggunaan teknik-teknik kimia dalam mempelajari zat radioaktif dan pengaruh kimiawi
dari radiasi zat radioaktif dapat dipelajari dalam bidang radiokimia.
1. PENGANTAR
1.1. Gaya Dasar : Perekat Alam Semesta
Ada tiga gaya dasar, sebagai perekat partikel penyusun semesta, yaitu gaya gravitasi,
gaya elektromagnetik, dan gaya nuklir.
Gaya gravitasi
Besarnya gaya ini, bergantung pada massa benda dan jarak, yang dapat dinyatakan
dengan
𝐆 𝐦𝟏 𝐦𝟐
F(gravitasi) = (1.1-1)
𝐫𝟐
dengan G adalah tetapan, m1 dan m2 adalah massa dua benda dengan jarak r.
Gaya elektromagnetik
Gaya ini menyangkut dua benda yang mempunyai muatan listrik. Gaya ini berperan juga
dalam reaksi kimia.
𝐤 𝐪𝟏 𝐪𝟐
F(elektromagnetik) = (1.1-2)
𝐫𝟐
dengan k adalah tetapan, q1 dan q2 adalah muatan listrik dan r adalah jarak antar muatan.
Gaya nuklir
Gaya ini merekat neutron dan proton dalam pembentukan inti. Sampai kini ahli-ahli di
bidang nuklir belum berhasil merumuskan persamaan matematik untuk gaya nuklir.
gaya nuklir = sangat besar jika r < 10-12 cm
gaya nuklir = 0 jika r ≥10-12 cm
Dapat disimpulkan bahwa, gaya gravitasi bergantung pada massa dan mempengaruhi
proton, neutron dan elektron. Gaya elektromagnetik bergantung pada muatan listrik dan hanya
mempengaruhi proton dan elektron. Gaya nuklir hanya mempengaruhi neutron dan proton.
Hanya pada reaksi nuklir perubahan massa menjadi energi cukup besar untuk dapat diukur
langsung.
Energi nuklir biasanya dinyatakan dengan MeV (million electron volts), sedangkan energi yang
dihasilkan dalam reaksi kimia besarnya hanya beberapa eV (electron volts).
Energi dalam peluruhan radioaktif berkisar di antara 0 dan 5 MeV, sesuai dengan perubahan
massa 0,005 sma (satuan massa atom) = 0,005 amu (atomic mass unit) = 0,005 u.
Dalam, bidang nuklir perubahan energi dinyatakan untuk perubahan per atom
1 mol atom = 6,02 x 1023 atom
1 sma = 1,66 x 10-24 g
Satuan energi dinyatakan dalam electron volts per atom dengan singkatan eV, atau kilo electron
volts (keV = 103 eV) dan mega electron volts (MeV = 106 eV).
2
1.4. Partikel Dasar
Di antara partikel dasar, ada empat partikel yang berkaitan dengan bab ini yaitu proton,
neutron, elektron dan foton. Proton dan neutron merupakan bagian terpenting dari inti atom.
Elektron bergabung dengan inti membentuk atom. Foton tidak terdapat dalam atom dan inti,
tetapi dihasilkan jika atom dan inti berubah dari satu ke bentuk yang lain. Foton adalah
semacam radiasi dengan nama yang berbeda bergantung pada energi.
Sinar lemah, adalah foton berenergi rendah, dan sinar-X adalah foton berenergi tinggi,
kedua sinar dipancarkan oleh atom. Sinar gamma adalah foton berenergi tinggi yang
dipancarkan oleh inti.
Tabel 2. Partikel dasar yang berkaitan dengan stellar nucleosynthesis (nukleosintesis
bintang)
Partikel Lambang Massa Muatan listrik Waktu paruh
Proton p atau H 1,00728 u +1 stabil
1,673 x 10-24 g
Neutron n 1,00867 u 0 12,8 menit
1,675 x 10-24 g stabil dalam inti
Elektron e 0,000549 u -1 stabil
9,109 x 10-28 g
Foton bergantung 0u 0 stabil
pada energi 0g
Catatan : Nukleosintesis bintang (stellar nucleosynthesis) adalah teori yang menjelaskan
pembuatan unsur-unsur kimia lewat reaksi fusi nuklir di antara atom di dalam bintang.
12 14
6C, 6C
2. Isobar ialah nuklida-nuklida yang bilangan massanya (A) sama tetapi nomor atomnya (Z)
berbeda. Oleh karena nomor atom isobar-isobar berbeda, sifat-sifat kimia dan fisikpun
berbeda.
Contoh :
130 130 130
52Te, 54Xe, 56Ba
4
3. Isoton ialah nuklida-nuklida yang mengandung jumlah neutron (N) yang sama. Oleh
karena nomor atomnya berbeda maka isoton-isoton sifat-sifat fisika dan sifat kimianya
berbeda.
Contoh :
30 31 32
14Si, 15P, 16S
Selain dari ketiga macam nuklida di atas dikenal juga isomer inti yaitu nuklida yang
mempunyai nomor atom (Z) dan bilangan massa (A) yang sama tetapi berbeda dalam sifat
keradioaktifannya. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan susunan tingkat energi proton dan
neutron dalam inti. Contoh : 80m 80
35Br (umur paruh 4 jam), 35Br (umur paruh 18 menit).
5
Sinar beta (𝛃)
Sinar beta merupakan partikel pancaran elektron dengan kecepatan tinggi dan diberi
lambang −10β atau −10e.
Sinar beta, memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Massa partikel beta adalah 9,1 x 10-31 kg, sedangkan muatannya sebesar +1,6 x 10-19 C
2. Partikel beta dibelokkan ketika melewati medan magnet dan medan listrik, dengan defleksi
yang besar karena partikel beta lebih ringan daripada partikel alfa (Gambar 1 (a) dan (b))
3. Memiliki daya tembus yang lebih besar daripada partikel alfa (Gambar 1 (c))
1 9
4. Memiliki kecepatan antara 100 sampai 100 kecepatan cahaya
1
5. Memiliki daya ionisasi 100 kali dari partikel alfa
Sinar gamma (𝛄)
Sinar gamma merupakan gelombang atau radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang pendek dan diberi lambang 00γ.
Sinar gamma, memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Sinar gamma termasuk dalam gelombang elektromagnetik seperti sinar tampak dan sinar-
X, dengan panjang gelombang yang lebih pendek daripada sinar-X
2. Partikel gamma tidak dibelokkan ketika melewati medan magnet dan medan listrik
(Gambar 1 (a) dan (b))
3. Memiliki daya tembus yang tinggi (Gambar 1 (c))
4. Memiliki kecepatan sebesar kecepatan cahaya
5. Memiliki daya ionisasi yang sangat rendah dibandingkan dengan partikel alfa maupun
partikel beta
Selain sinar α, β dan γ unsur radioaktif juga memancarkan partikel yang lain, misalnya
positron (elektron positif) +10β atau +10e, neutron 10n, proton 11p, detron 21D dan triton 31T.
6
(a) Sinar alfa, beta dan gamma (b) Sinar alfa, beta dan gamma
dalam pengaruh medan listrik dalam pengaruh medan magnet
7
2. Peluruhan Beta
Pada peluruhan ini, neutron berubah menjadi proton. Pada proses ini tidak terjadi
perubahan jumlah nukleon/nomor massa (A).
b. Peluruhan positron
Disini terjadi perubahan proton menjadi neutron dengan memancarkan elektron positif atau
positron yang menyebabkan nomor atom unsur berkurang sedangkan nomor massanya
tetap.
1
1H 10n + +10β
Contoh :
44 0
21Sc 44
20Ca + +1β
3. Peluruhan Gamma
Dalam peluruhan gamma, sebuah inti yang mula-mula berada dalam keadaan tereksitasi
melakukan transisi ke tingkat energi yang lebih rendah dengan memancarkan sebuah foton.
Foton inilah yang disebut sinar γ. Sinar γ mempunyai radiasi paling tinggi dibandingkan
dengan kedua sinar lainnya. Karena foton sinar γ tidak bermuatan dan tidak bermassa maka
suatu unsur yang memancarkan partikel sinar γ memiliki nomor atom dan nomor massa
yang tidak akan berubah.
Contoh :
60 ∗ 60
27Co 27Co +γ
Proses ini seringkali disebut "transisi isomer"
Inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi disimbolkan dengan tanda star (*), dimana
keadaan tersebut diperoleh melalui tumbukan dengan partikel lain.
8
4. Pemancaran Neutron
Contoh :
87
36Kr 86 1
36Kr + 0n
-β cepat
87 87 86
35Br 36Kr 36Kr + 10n
56 sekon
87
36Br disebut pemancar neutron terlambat
6. Pembelahan Spontan
Proses ini hanya terjadi dengan nuklida-nuklida yang sangat besar dan membelah secara
spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda.
Contoh :
254
98Cf 108 142 1
42Mo + 56Ba + 4 0n
Contoh Soal
Menuliskan Persamaan untuk Reaksi Inti
Tuliskan persamaan setara untuk reaksi inti berikut :
a. Thorium-232 yang mengalami peluruhan alfa
b. Klorin-36 yang mengalami penangkapan elektron
Jawab :
a. Menuliskan kerangka persamaan intinya :
232
90Th AZX + 42He
Menentukan A dan Z dan menyetarakan persamaan inti : Untuk A, 232 = A + 4, sehingga
A = 232 – 4 = 228. Untuk Z, 90 = Z + 2, sehingga Z = 90 – 2 = 88. Dari tabel periodik, kita
dapat melihat bahwa unsur dengan Z = 88 adalah radium (Ra).
Jadi persamaan inti setaranya menjadi :
232
90Th 228 4
88Ra + 2He
10
Tabel 4. Jumlah Inti Stabil dengan Bilangan Proton dan Neutron
yang Genap dan Ganjil
Jumlah proton - neutron Inti yang stabil
Genap – genap 164
Genap – ganjil 53
Ganjil – genap 50
Ganjil – ganjil 4
4) Bilangan Sakti (Magic Numbers)
Dari berbagai pengamatan tentang kestabilan inti ditemukan bahwa inti itu stabil jika
dalam inti tersebut terdapat jumlah proton dan jumlah neutron sama dengan bilangan sakti
(magic numbers), atau konfigurasi kulit tertutup (closed shell configurations), untuk
proton dan neutron.
Bilangan-bilangan ini adalah,
Untuk proton : = 2, 8, 20, 28, 50 dan 82
Untuk neutron : = 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Nuklida yang mempunyai neutron dan proton sebanyak bilangan sakti stabil terhadap
reaksi inti dan peluruhan radioaktif.
Contoh isotop-isotop yang stabil,
4 16 40 208
2He, 8O, 20Ca dan 82Pb
(Bilangan sakti: 2, 8, 20, 50, 82 dan 126)
5) Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton, (N/Z).
(N/Z = 1,52)
(N/Z = 1,40)
Pita Kestabilan
Rasio N/Z = 1 : 1
(N/Z = 1,15)
(N/Z = 1,00)
12
b. Penangkapan elektron/electron capture (EC)
37
18Ar + −10e 37
17Cl
0 0
Kita menggunakan −1e bukan −1β disini sebab elektron berasal dari orbital atom
bukan dari inti.
Contoh Soal 1
Memprediksi Stabilitas Inti
Manakah dari nuklida berikut ini yang anda prediksi stabil atau tidak stabil (radioaktif)?
Jelaskan!
18
a. 10Ne;
32
b. 16S;
236
c. 90Th; dan
123
d. 56Ba
Jawab :
18−10
a. Radioaktif. Perbandingan/rasio (N/Z) = = 0,8. Perbandingan/rasio minimum
10
untuk stabilitas adalah 1,0, sehingga meskipun jumlah N dan Z genap, nuklida ini
memiliki terlalu sedikit neutron untuk menjadi stabil.
b. Stabil. Nuklida ini memiliki perbandingan/rasio N/Z = 1,0 dan, Z < 20 dengan jumlah
N dan Z genap. Jadi nuklida ini merupakan nuklida yang stabil.
c. Radioaktif. Setiap nuklida dengan Z > 83 adalah radioaktif.
d. Radioaktif. Perbandingan/rasio N/Z = 1,20. Nuklida ini mungkin memiliki terlalu
sedikit neutron untuk menjadi stabil.
13
Contoh Soal 2
Memprediksi Jenis Peluruhan Inti
Prediksilah nuklida-nuklida radioaktif berikut akan lebih cenderung mengalami jenis
perluruhan apa agar dapat lebih stabil!
12
a. 5B;
234
b. 92U;
74
c. 33As; dan
127
d. 57La
Jawab :
a. Nuklida ini memiliki perbandingan/rasio N/Z 1,4 yang merupakan daerah surplus
neutron, sehingga nuklida ini mungkin akan mengalami peluruhan beta atau
memancarkan partikel beta (𝛃), dengan meningkatkan Z menjadi 6 dan menurunkan
perbandingan/rasio N/Z menjadi 1.
b. Nuklida ini merupakan nuklida berat Z > 83, sehingga mungkin akan mengalami
peluruhan alfa atau memancarkan partikel alfa (𝜶).
c. Nuklida ini memiliki perbandingan/rasio N/Z = 1,24 dan berada di daerah pita
kestabilan sehingga inti ini mungkin akan mengalami peluruhan beta atau
pemancaran positron.
d. Nuklida ini memiliki perbandingan/rasio N/Z = 1,23 dan berada di bawah pita
kestabilan, sehingga mungkin akan mengalami pemancaran positron atau
penangkapan elektron.
14
Keterangan :
ΔE = energi ikatan inti (Joule)
c = kecepatan cahaya (m/s) = 3 x 108 m/s
Δm = defek massa (kg)
Energi ikatan inti merupakan energi yang diperlukan untuk menguraikan inti atau energi
yang dilepaskan jika inti terbentuk.
Jika hilangnya massa pada proses pembentukan inti sama dengan 1 sma, besarnya energi
yang hilang ekivalen dengan
Ei = (1 sma)(1,667 x 10-27 kg/sma)(3 x 108)2 = 931,5 MeV
Massa sebesar 1 sma ekivalen dengan energi 931,5 MeV, jadi
𝚫𝐄𝐢 = (𝚫𝐦)(𝟗𝟑𝟏, 𝟓)𝐌𝐞𝐕 (2.4-4)
A
dan energi ikatan pada nuklida ZX adalah
𝚫𝐄𝐢 = [(Zmp + (A-Z)mn + Zme) - m 𝐀𝐙𝐗] 931,5 MeV/sma (2.4-5)
Jika mH = mp + me, maka persamaan (2.4-5) di atas dapat ditulis
𝚫𝐄𝐢 = [ZmH + (A-Z)mn - m 𝐀𝐙𝐗] 931,5 MeV/sma (2.4-6)
di mana :
ΔEi = energi ikatan inti (MeV)
mn = massa neutron (sma)
mp = massa proton (sma)
me = massa elektron (sma)
Z dan A = nomor atom dan nomor massa
m AZX = massa inti atom
Energi ikatan inti belum dapat menggambarkan kestabilan nuklida. Perkiraan tentang
kestabilan inti dapat dilakukan dengan memperhatikan harga energi ikatan rata-rata per
nukleon.
𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐢𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐭𝐢 (𝚫𝐄𝐢 )
Energi ikatan inti per nukleon (E) = 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐮𝐤𝐥𝐞𝐨𝐧 (𝐀) (2.4-7)
Contoh Soal 1
Massa isotop 21H adalah 2,014102 sma. Tentukan energi ikatan inti 21H, jika massa atom
1
1H = 1,007825 sma dan massa neutron = 1,008665 sma.
Jawab :
Diketahui :
m 21H = 2,014102 sma; m 11H = 1,007825 sma; mn = 1,008665 sma
ΔEi = [ZmH + (A-Z)mn - m AZX] 931,5 MeV/sma
= [(1)(1,007825) + (2-1)(1,008665) – 2,014102] 931,5 MeV/sma
= (0,002388 sma)(931,5 MeV/sma) = 2,22 MeV
Jadi, energi ikatan inti per nukleonnya
ΔEi 2,22
E= = = 1,11 MeV/nukleon
A 2
Contoh Soal 2
Atom 5626Fe mengandung 26 proton, 30 neutron dan 26 elektron.
Massa dari partikel-partikel ini,
p = 1,007277 sma
n = 1,008665 sma
e = 0,0005486 sma
15
Massa 5626Fe menurut pengamatan 55,9349 sma
Tentukan energi ikatan inti dan energi ikatan inti per nukleon untuk atom 56 26Fe.
Jawab :
Diketahui :
m 56
26Fe = 55,9349 sma
mp = 1,007277 sma
mn = 1,008665 sma
me = 0,0005486 sma
Z = 26
A = 56
ΔEi = [(Zmp + (A-Z)mn + Zme) - m AZX] 931,5 MeV/sma
= [((26)(1,007277 sma) + (56-26)(1,008665 sma) + (26)(0,0005486)) – 55,9349 sma] 931,5 MeV/sma
= [56,4634 sma – 55,9349 sma] 931,5 MeV/sma
= 0,5285 sma x 931,5 MeV/sma
= 492,298 MeV
Jadi, energi ikatan inti 56
26Fe = 492,298 MeV
56
Energi ikatan inti 26Fe per nukleon :
ΔEi 492,298
E= = = 8.791 MeV/nukleon
A 56
Contoh Soal 3
Isotop 199F mempunyai massa atom 18,9984 sma. Intinya memiliki 9 proton dan 10 neutron
dengan demikian jumlah nukleonnya 19. Massa proton 1,007825 sma, dan massa neutron
1,008665 sma. Tentukan energi ikatan inti 199F tersebut (dalam Joule).
Jawab :
Diketahui :
m 199F = 18,9984 sma
mp = 1,007825 sma
mn = 1,008665 sma
Z=9
A = 19
Δm = (Zmp + (A-Z)mn) - m AZX
Δm = ((9)(1,007825 sma) + (19-9)(1,008665 sma) – 18,9984 sma
= 19,15708 – 18,9984
= 0,1587 sma
ΔE = Δmc 2
= 0,1587 sma x (3 x 108 m/s)2
= 1,43 x 1016 sma m2/s2
16
Jadi banyaknya energi yang dilepas bila satu inti fluorin-19 dibentuk dari 9 proton dan 10
neutron adalah -2,37 x 10-11 J (diberi nilai minus (-) untuk menandakan energi yang
dilepaskan), sedangkan banyaknya energi yang diperlukan untuk menguraikan inti ini menjadi
proton dan neutron yang terpisah adalah 2,37 x 10-11 J (nilai positif menandakan energi yang
diperlukan).
Dalam pembentukan 1 mol inti fluorin, misalnya energi yang dilepaskan adalah :
−11
6,022 x 1023
Δ𝐸 = (−2,37 x 10 J)( )
mol
13
= -1,43 x 10 J/mol
= -1,43 x 1010 kJ/mol
Dengan demikian, energi ikatan inti adalah 1,43 x 1010 kJ untuk 1 mol inti fluorin-19, yang
merupakan jumlah yang sangat besar bila kita bandingkan dengan entalpi reaksi kimia biasa
yang hanya sekitar 200 kJ. Cara ini dapat kita gunakan untuk menghitung energi ikatan dari
inti apa pun.
Semakin besar energi ikatan rata-rata per nukleon, kestabilannya akan semakin tinggi
karena diperlukan energi yang besar untuk membongkarnya. Grafik energi ikatan per nukleon
terhadap nomor massa (A) berbagai inti dapat dilihat pada Gambar 3. Pada Gambar 3 terlihat
bahwa puncak dari grafik mendekati 56
26Fe (besi).
17
2.5. Deret Keradioaktifan/Deret Peluruhan Radioaktif
Deret keradioaktifan merupakan kelompok unsur yang terbentuk dari satu nuklida
radioaktif yang berturut-turut memancarkan partikel alfa atau partikel beta. Pada setiap
pancaran radiasi terbentuk atom dari unsur yang berlainan. Deret ini dimulai dari unsur induk
yang meluruh terus menerus membentuk atom baru sehingga akhirnya membentuk atom yang
tidak radioaktif.
Ada tiga deret keradioaktifan alam yaitu deret thorium, deret uranium dan deret
aktinium. Deret thorium dan deret uranium diberi nama sesuai dengan nama anggota yang
mempunyai waktu paruh terpanjang yaitu berturut-turut 1,39 x 1010 dan 4,51 x 109 tahun. Induk
deret uranium bukan seperti yang diduga semula yaitu unsur aktinium, tetapi unsur yang
mempunyai waktu paruh 7,07 x 108 tahun yang kadang-kadang disebut aktinouranium.
Bilangan massa thorium adalah 232 merupakan kelipatan 4 yaitu 4 x 58. Oleh karena
pada pancaran alfa bilangan massa berkurang dengan 4 dan pada pancaran beta tidak terjadi
perubahan massa yang berarti, maka bilangan massa setiap anggota deret thorium dapat
dinyatakan dengan 4n dan n adalah angka 58 (thorium) sampai 52 (thorium D).
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa deret uranium dinyatakan dengan
4n + 2 dan deret aktinium dinyatakan dengan 4n + 3. Tidak ada anggota deret keradioaktifan
alam yang bilangan massanya dinyatakan dengan 4n + 1.
Deret keradioaktifan keempat adalah deret keradioaktifan buatan yang disebut deret
neptunium karena neptunium adalah anggota dengan waktu paruh terpanjang yaitu
2,25 x 106 tahun, dan bilangan massa dinyatakan dengan 4n + 1.
Hasil terakhir dari deret keradioaktifan alam adalah unsur Pb, sedangkan hasil terakhir
dari deret keradioaktifan buatan adalah unsur bismut.
Dengan demikian, reaksi inti menggabung nuklida ringan menjadi nuklida yang dekat pada
56 56
26Fe, sebaliknya nuklida di atas 26Fe dapat mencapai kestabilan dengan cara transformasi
radioaktif spontan menghasilkan produk yang lebih ringan mendekati 56
26Fe.
18
Tabel 7. Massa beberapa inti dan partikel
19
Deret Thorium
Thorium merupakan unsur yang memiliki sifat reaktif dan mudah bereaksi dengan
oksigen, hidrogen, halogen, dan sulfur. Thorium dapat bereaksi dengan air namun secara
lambat, dan tidak dapat bereaksi sama sekali dengan semua asam kecuali asam klorida. Sifat
fisika unsur Thorium sangat dipengaruhi oleh derajat kontaminasinya dengan oksida.
Terdapat 25 isotop Thorium yang dikenal tidak stabil, dengan massa atom antara 212
sampai 236. Isotop Thorium yang paling stabil adalah Thorium-232 yang merupakan sebuah
isotop pengemisi alfa (α) dengan waktu paruh yang sangat panjang yaitu sekitar
1.39 x 1010 tahun. Dalam deret Thorium-232 terdapat 10 proses peluruhan utama yang terdiri
dari 6 peluruhan alfa (α) dan 4 peluruhan beta (β). Proses disintegrasi (peluruhan) deret
Thorium-232 ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini :
Deret Neptunium
Deret Neptunium merupakan deret tak alami, karena berasal dari buatan manusia melalui
penembakan inti berat dengan neutron. Neptunium dengan isotop 237 akan mengalami
peluruhan menjadi inti yang stabil yaitu Bismut-209. Dalam deret Neptunium-237 terdapat 11
proses peluruhan utama yang terdiri dari 7 peluruhan alfa (α) dan 4 peluruhan beta (β). Proses
disintegrasi (peluruhan) deret Neptunium-237 ditunjukkan pada Gambar 5 di bawah ini :
20
Gambar 5. Skema Peluruhan Deret Neptunium
Deret Neptunium disebut juga dengan deret 4n+1 karena setiap nomor massa unsur-unsur
radioaktifnya selalu habis jika dibagi 4 dan bersisa 1.
Deret Uranium
Uranium merupakan salah satu unsur radioaktif alam yang memiliki inti atom tidak stabil.
Uranium dengan isotop 238 akan mengalami peluruhan menjadi inti yang stabil yaitu Timbal-
206. Dalam deret Uranium-238 terdapat 14 proses peluruhan utama yang terdiri dari 8
peluruhan alfa (α) dan 6 peluruhan beta (β). Proses disintegrasi (peluruhan) deret Uranium-238
ditunjukkan pada Gambar 6 di bawah ini :
21
Deret Aktinium
Deret Aktinium merupakan deret peluruhan dari unsur radioaktif Uranium- 235. Uranium
dengan isotop 235 akan mengalami peluruhan menjadi inti yang stabil yaitu Timbal-207.
Dalam deret Aktinium atau Uranium-235 terdapat 11 proses peluruhan utama yang terdiri dari
7 peluruhan alfa (𝛼) dan 4 peluruhan beta (𝛽). Proses disintegrasi (peluruhan) deret Aktinium
atau Uranium-235 ditunjukkan pada Gambar 7 di bawah ini :
Aktivitas Radioaktif
Aktivitas radioaktif disimbolkan dengan A atau biasa disebut dengan laju peluruhan
merupakan banyaknya peluruhan yang terjadi (N) tiap satuan waktu (t), sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝐝𝐍
A=− (2.6-1)
𝐝𝐭
Besarnya aktivitas radiasi A bergantung pada jumlah inti atom yang meluruh setiap saat (N)
dan konstanta disintegrasi atau peluruhan (λ), sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
A = 𝛌𝐍 (2.6-2)
Berdasarkan persamaan (2.6-1) dan (2.6-2) di atas didapatkan :
𝐝𝐍
= −𝛌 𝐝𝐭 (2.6-3)
𝐍
dimana nilai konstanta peluruhannya (λ) berbeda untuk masing-masing inti bergantung pada
proses peluruhan tertentu, dan tanda negatif menandakan bahwa jumlah inti radioaktif (N) yang
22
semakin berkurang seiring bertambahnya waktu (t). Apabila mengintegralkan kedua ruas pada
persamaan (2.6-3) di atas, maka akan didapatkan persamaan sebagai berikut :
N dN N
∫N = −λ ∫N dt (2.6-4)
0 N 0
ln N – ln N0 = −𝛌𝐭 (2.6-5)
𝐍
𝐥𝐧 𝟎 = 𝛌 𝐭 (2.6-6)
𝐍
N = N0𝐞−𝛌𝐭 (2.6-7)
dimana :
N = jumlah inti radioaktif yang meluruh pada waktu t
No = jumlah inti radioaktif mula-mula (pada saat t = 0).
t = waktu pengamatan
λ = tetapan/konstanta perluruhan
Jumlah yang meluruh per satuan waktu adalah λN disebut juga dengan Aktivitas (A) dari suatu
zat radioaktif. Persamaan (2.6-7) di atas dapat juga ditulis
Waktu Paruh (𝐭 𝟏 )
𝟐
Waktu paruh radioaktif (𝐭 𝟏 ) merupakan interval waktu yang dibutuhkan oleh nuklida induk
𝟐
agar jumlah inti di bagian awalnya tereduksi oleh faktor setengah. Maksudnya, jumlah inti
nuklida induk yang bersifat radioaktif akan bersisa separuh dari jumlah mula-mula.
Berdasarkan persamaan (2.6-7), jumlah inti induk N yang meluruh selama waktu paruh 𝐭 𝟏
𝟐
1
sebesar 2 𝑁0 , sehingga besarnya waktu paruh 𝐭 𝟏 dari unsur radioaktif adalah :
𝟐
𝟏
𝑵 −𝝀𝒕𝟏
𝟐 𝟎
=𝒆 𝟐 (2.6-10)
𝑵𝟎
ln 1 – ln 2 = −𝝀𝒕𝟏 (2.6-11)
𝟐
Apabila ln 1 = 0, maka persamaan (2.6-11) menjadi :
− 𝐥𝐧 𝟐 = −𝝀𝒕𝟏 (2.6-12)
𝟐
𝐥𝐧 𝟐
𝐭𝟏 = 𝝀 (2.6-13)
𝟐
𝟎,𝟔𝟗𝟑
𝐭𝟏 = (2.6-14)
𝟐
𝝀
Melalui waktu paruh tersebut, dapat ditentukan besarnya konstanta peluruhan sebesar,
𝟎, 𝟔𝟗𝟑
𝝀=
𝒕𝟏
𝟐
23
Besarnya konstanta peluruhan radioaktif sangat bergantung pada waktu paruh 𝐭 𝟏 yang dimiliki
𝟐
masing-masing inti atom.
Untuk t = n 𝑡1 berlaku
2
𝟏 𝐭
N = ( )𝐧 𝐍𝟎 dengan 𝐧 = (2.6-15)
𝟐 𝐭𝟏
𝟐
Persamaan (2.6-15) di atas menunjukkan hubungan antara inti atom yang belum meluruh (inti
sisa) N, inti atom mula-mula N0 dan kelipatan waktu paruh. Jika setiap ruas dikalikan λ, akan
didapatkan
𝟏
𝛌𝐍 = ( )𝐧 𝐍𝟎 𝛌 (2.6-16)
𝟐
𝟏
A = ( )𝐧 𝐀 𝟎 (2.6-17)
𝟐
dimana :
A = aktivitas unsur setelah waktu t
A0 = aktivitas unsur mula-mula
Satuan Radioaktivitas
Aktivitas suatu cuplikan radioaktif dinyatakan sebagai jumlah disintegrasi per satuan waktu.
Aktivitas (A), tidak lain adalah laju peluruhan dan berbanding lurus dengan jumlah atom yang
ada.
Aktivitas 1 gram 226Ra dinyatakan sebagai satuan radioaktivitas sebesar 1 Curie (Ci). Oleh
226 6,022 x 1023
karena 1 gram Ra mengandung atom dengan laju peluruhan per sekon sama
226
-11
dengan λ = 1,38 x 10 maka
(1,38 x 10−11 )(6,022 x 1023 )
1 Curie = 1 Ci = = 3,7 x 1010 disintegrasi/sekon (disingkat dps)
226
Jadi, satuan Curie (Ci), 1 Ci = 3,7 x 1010 dps merupakan satuan aktivitas yang pertama kali
digunakan. Selain satuan Curie (Ci), sekarang ini banyak digunakan satuan lain yaitu satuan
SI-nya. Satuan SI untuk radioaktivitas adalah Becquerel (Bq) yang didefinisikan sebagai
aktivitas 1 dps (1 Bq = 1 dps). Dengan demikian, 1 Ci = 3,7 x 1010 Bq = 37 GBq.
Perlu ditekankan disini bahwa aktivitas berhubungan dengan jumlah peluruhan dan bukan
dengan jumlah sinar yang dipancarkan. Jumlah sinar yang dipancarkan tergantung pada skema
peluruhan.
Contoh peluruhan Cobalt-60 ( 60 27Co), setiap atom yang meluruh memancarkan satu sinar beta
dan dua sinar gamma, seperti skema peluruhan di bawah ini :
24
Jadi, jumlah aktivitas total dari 60 10 10
27Co adalah sebesar 3 x 3,7 x 10 = 11 x 10 disintegrasi per
sekon (dps)
Aktivitas jenis/aktivitas spesifik (As) adalah jumlah disintegrasi per satuan waktu per gram
bahan radioaktif.
𝛌
As = 1,63 x 1013 Ci/g (2.6-18)
𝐀
Aktivitas jenis/aktivitas spesifik dapat juga dinyatakan dalam umur paruh dari bahan radioaktif,
yaitu :
𝟏,𝟔𝟑 𝐱 𝟏𝟎𝟏𝟑 𝟎,𝟔𝟗𝟑 𝟏,𝟏𝟑 𝐱 𝟏𝟎𝟏𝟑
As = x = Ci/g (2.6-19)
𝐀 𝐭𝟏 𝐀 𝐭𝟏
𝟐 𝟐
Contoh :
Tentukan aktivitas spesifik dari bahan radioaktif Karbon-14 ( 146C), jika umum paruhnya adalah
5600 tahun?
Jawab :
1,13 x 1013
As 146C = = 4,57 Ci/g
14 x (5,6 x 102 x365 x 24 x 3600)
Dalam radiokimia, sering ditemukan masalah mengkonversikan massa ke dalam aktivitas atau
sebaliknya, aktivitas ke massa. Oleh karena itu, di bawah ini akan diberikan contoh
perhitungannya :
1. Konversi massa ke dalam aktivitas
Berapa aktivitas untuk massa 1 gram bahan radioaktif 226
88Ra dalam Becquerel (Bq), jika
diketahui umum paruhnya (𝑡1 ) 1622 tahun?
2
Jawab :
A(t) = λ N(t)
0,693
Tetapan peluruhan λ, 226
88Ra =
t1
2
0,693
= = 1,355 x 10-11 s-1
1622 x 365 x 24 x 3600
6,03 x 1023 atom/mol 21
N(t) = x 1 g = 2,66 x 10 atom
226 g/mol
A(t) = 1,355 x 10-11 x 2,66 x 1021 = 3,60 x 1010 Bq
2. Konversi aktivitas ke dalam massa
Berapa massa suatu sumber radioaktif 226 88Ra yang mempunyai aktivoitas sebesar 1 Ci pada
saat t?
𝐴(𝑡)
N(t) =
𝜆
3,7 x 1010
N(t) = = 2,73 x 1021 atom
1,355 x 1011
2,73 x 1021 atom x 226 g/mol
= = 1,02 gram
6,02 x 1023 atom/mol
Semakin panjang umur paruh suatu inti radioaktif atau radionuklida, semakin banyak massa
yang diperlukan untuk mencapai aktivitas sebesar 1 Curie (Ci).
Contoh :
Cobalt-60 ( 60 -4
27Co), 𝑡1 = 5,2 tahun, aktivitas = 9,1 x 10 g/Ci
2
Phosphor-32 ( 32 -6
15𝑃 ), 𝑡1 = 14,3 hari, aktivitas = 3,5 x 10 g/Ci
2
25
Pelemahan Intensitas Sinar Radioaktif
Jika sinar radioaktif dilewatkan pada sebuah keeping dengan ketebalan x, ternyata intensitas
sinar radioaktif sebelum melewati bahan (I0) lebih besar daripada setelah melewati bahan (I).
Pelemahan intensitas ini memenuhi
I = I0e-µx (2.6-20)
dimana :
µ = koefisien pelemahan bahan (1/m);
e = bilangan natural = 2,71828
Seandainya intensitas sinar radioaktif setelah melewati keping tinggal separuh dari intensitas
1
sinar radioaktif semula (I = I0 ), maka persamaan (2.6-20) di atas dapat disederhanakan
2
menjadi :
𝟏
𝐈 = I0e-µx (2.6-21)
𝟐 𝟎
𝟏
= e-µx (2.6-22)
𝟐
ln 1 – ln 2 = -µx (2.6-23)
0 – 0,693 = -µx (2.6-24)
sehingga diperoleh
𝟎,𝟔𝟗𝟑
x= (2.6-25)
𝛍
Harga x pada persamaan (2.6-25) di atas disebut Half Value Layer (HVL) atau lapisan harga
paruh.
Contoh Soal
1. Waktu paruh peluruhan bismut-210 yang radioaktif adalah 5,0 hari.
Hitunglah :
a. tetapan peluruhan (dalam s-1)
b. waktu yang diperlukan agar 0,016 mg bismut-210 = meluruh menjadi 0,001 mg.
Jawab :
𝟎,𝟔𝟗𝟑
a. 𝛌=
𝒕𝟏
𝟐
0,693
λ= 5,0 x 24 x 60 x 60
= 1,6 x 10-6 s-1
𝐍𝟎
b. 𝐥𝐧 = 𝛌𝐭
𝐍
0,016
ln 0,001 = 1,6 x 10-6 t
2,773 = 1,6 x 10-6t
2,773
t = 1,6 x 10−6 = 1733180,2 sekon
t = 20 hari
26
𝐍𝟎
𝐥𝐧 = 𝛌𝐭
𝐍
N 0,132
ln N0 = tahun x 3 tahun
N0
ln = 0,396
N
N0
= 1,486
N
N
% N = N x 100%
0
1
% N = 1,486 x 100%
% N = 67,29%
3. Karbon-14 bersifat radioaktif dengan waktu paruh 5730 tahun. Hitunglah umur sepotong
kayu mempunyai keaktifan 10 disintegrasi per menit per gram karbon dibandingkan
dengan keaktifan 15 disintegrasi per menit per gram karbon dari cuplikan kayu yang baru
tersebut.
Jawab :
𝟎,𝟔𝟗𝟑 0,693
𝛌= = 5730 tahun = 1,21 x 10-4 tahun-1
𝒕𝟏
𝟐
𝐍𝟎
𝐥𝐧 = 𝛌𝐭
𝐍
15
ln 10 = 1,21 x 10−4 t
4. Hitunglah tetapan peluruhan dari partikel pengion yang memiliki waktu paruh 4 tahun.
Jawab :
Diketahui t1/2 = 4 tahun
𝟎,𝟔𝟗𝟑
Dengan menggunakan persamaan 𝐭 𝟏 = , diperoleh
𝟐
𝛌
𝟎,𝟔𝟗𝟑 0,693
λ= = = 0,17/tahun.
𝐭𝟏 4
𝟐
5. Aktivitas sebuah sumber radioaktif berkurang 1/8 bagian dari aktivitas awalnya dalam
selang waktu 30 jam. Tentukan waktu paruh dan tetapan peluruhannya.
Jawab :
Diketahui A = 1/8A0
t = 30 jam
Untuk menentukan waktu paruh, dapat digunakan persamaan
1 1 1
A = ( )n A 0 = = ( )n
2 8 2
1 1
( )3 = ( )n
2 2
maka n = 3
t t 30
= 3 t1 = = 10 jam
t1 2 3 3
2
27
Jadi, waktu paruh sumber radioaktif adalah 10 jam.
Untuk menentukan tetapan peluruhan, digunakan persamaan
0,693 0,693
λ= = = 0,0693/jam
t1 10
2
6. Suatu keeping memiliki HVL 3 cm. Berapakah besar intensitas sinar radioaktif setelah
melewati keeping setebal 9 cm!
Jawab :
Diketahui HVL = 3 cm = 3 x 10-2 m
x = 9 cm = 9 x 10-2 m
0,693 0,693
HVL = μ= = 23,1/m
μ 3 x 10−2 m
I
I = I0e-µx = 2,71828(-23,1/m)(9 x 10^-2m) I = 0,125I0
I0
Jadi, intensitas sinar radioaktif setelah melalui keeping adalah 0,125I0
Setiap nuklida radioaktif memiliki waktu paruh yang khas. Beberapa contoh nuklida dengan
waktu paruhnya tertera pada Tabel 8 di bawah ini.
3. Tentukan defek massa, energi ikatan inti dan energi ikatan inti per nukleon untuk atom 126C
4. Hitung energi ikatan inti (dalam Joule) dan energi ikatan inti per nukleon dari 209 83Bi
(208,9804 sma).
5. Massa atom 127 53I adalah 126,9004 sma. Hitung energi ikatan inti (dalam Joule) dan energi
ikatan inti per nukleonnya.
6. Sebutkan macam dan sifat radiasi yang dipancarkan oleh inti radioaktif.
7. Sebutkan sifat perbedaan dan kemiripan partikel beta dan positron.
8. Tulis persamaan yang setara untuk reaksi peluruhan inti di bawah ini,
a. Emisi alfa oleh 115B
98
b. Emisi beta oleh 38 Sr
c. Absorpsi neutron oleh 107 47Ag
28
d. Emisi neutron oleh 88 35Br
e. Absorpsi elektron oleh 116 51Sb
70
f. Emisi positron oleh 33As
g. Emisi proton oleh 41 19K
9. Cobalt-60 mempunyai waktu paruh 5,26 tahun jika 100 g 60Co meluruh, berapa gram cobalt-
60 yang tersisa setelah
a. satu waktu paruh,
b. tiga waktu paruh
c. lima waktu paruh.
10. Tetapan laju untuk peluruhan 45Ca = 4,23 x 10-3 hari-1. Hitung waktu paruh (dalam hari)
45
Ca.
11. Jelaskan satuan berikut : (A) becquerel, (b) curie, (c) aktivitas jenis, (d) gray.
12. Radiasi manakah yang lebih berbahaya pada manusia
a. alfa atau beta
b. beta atau gamma
13. Apa arti penting dari pita kestabilan. Proses apa yang terjadi pada nuklida yang mempunyai
perbandingan n/p di atas pita kestabilan?
14. Apa yang dimaksudkan dengan "bilangan sakti" (magic number) ?
15. Untuk setiap pasang isotop berikut, ramalkan mana yang kurang stabil :
(a) 63Li atau 39Li
(b) 23 25
11Na atau 11Na
(c) 48 48
20Ca atau 21Sc
16. Tuliskan persamaan reaksi setara untuk nuklida yang mengalami peluruhan beta dan
menghasilkan Cesium-133.
17. Mengapa 31 30
15P stabil sedangkan 15P tidak stabil (radioaktif)?
18. Prediksilah jenis peluruhan yang terjadi untuk menjadi lebih stabil pada nuklida (a) 61
26Fe
241
dan (b) 95Am
19. Setarakan persamaan inti berikut (artinya identifikasi produk X)
208
a. 212 84Po 82Pb + X
137 137
b. 55Cs 56Ba + X
20. Identifikasi X dalam persamaan inti ini :
212 0
84Po −1β + X
Bersambung ke bagian II
Materi Transmutasi Inti, Reaksi Fisi Inti, Reaksi Fusi Inti
29