Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PERENCANAA

“PEMBUATAN MESIN PENGGILING JAGUNG”

Disusun oleh :
Dendy Wandira
(5173520012)

Prodi D-3 Teknik Mesin


Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Dengan banyaknya kebutuhan pakan ternak maka beberapa kios melayani proses
penggilingan jagung. Jagung giling merupakan salah satu bahan baku pakan ternak, yang banyak
dikonsumsi oleh peternak besar dan kecil. Sebagai bahan pokok makanan ternak maka tingkat
kehalusan dari jagung giling perlu diperhatikan, menyesuaikan dengan usia hewan ternak. Salah
satu kendala yang dihadapi untuk mendapatkan gilingan jagung yang bervariasi adalah mesin
penggilingan jagung yang ada mempunyai keterbatsan dalam proses penggilingan.

Teknologi penggilingan selama ini banyak menggunakan mekanisme prinsip tumbukan


(hammer mill) dan penggilingan menggunakan prinsip gesekan dua plat yang bergerigi (disk
mill). Penggilingan jenis tumbukan lebih banyak digunakan karena proses pembuatan dan
operasionalnya lebih mudah. Pada tipe disk mill sering terjadi keausan pada plat bergerigi,
sehingga perlu sering dilakukan pergantian.

Gambar. 1. Biji Jagung dan Jagung giling

Jenis mesin penggiling jagung yang digunakan oleh pedagang dipasar “Wergu” Kudus
adalah jenis disk mill. Mesin ini dilengkapi saringan agar butiran yang keluar ukuran lebih kecil.
Saringan yang digunakan hanya satu ukuran sehingga jagung giling yang dihasilkan bercampur
antara ukuran kecil dan besar, selain itu bekatul juga ikut bercampur. Untuk memisahkan perlu
dilakukan proses lanjut yaitu pengayakan. Hasil dari proses penggilingan keluar melalui satu
lubang corong keluar. Para pedagang menginginkan dari hasil proses penggilingan dapat
dipisahkan butiran jagung untuk pakan ternak yang masih kecil dan dewasa, sehingga peternak
dapat langsung menggunakan jagung hasil penggilingan tanpa harus melakukan proses
pengayakan lagi.

2). Mendefinisikan Tujuan

Tujuan dari pengembangan mesin penggiling jagung adalah untuk mendapatkan mesin
penggiling jagung yang mempu menghasilkan jagung giling bervariasi, bersih, terpisah dari
bekatul. Untuk menentukan banyaknya alat penggiling jagung yang akan dioperasikan dilakukan
dengan mempertimbangkan jumlah produksi jagung, energi yang dibutuhkan dan yang tersedia
untuk proses penggilingan, serta jumlah produksi jagung tergiling yang diinginkan.
B. GAMBAR KERJA
1. Gambar Mesin Penggiling Jagung

2. Gambar Hopper
3. Gambar ayakan

4. Gambar corong keluar

5. Rangka
Bagian ini berfungsi menopang keseluruhan mesin, sehingga konstruksinya harus kokoh
dan tahan terhadap getaran. Konsep desain rangka dibuat agar memudahkan proses
assembling dan perawatan mesin penggiling jagung.

Gambar 2. Rangka mesin penggiling jagung


6. Hammer
Bagain ini berfungsi memukul biji jagung yang masuk ke ruang penggilingan sehinga
membentur dinding dan pecah. Dengan fungsi ini hammer dibuat dari bahan yang
lebih keras dan impact tinggi, sehingga umur pakai lebih lama. Bentuk hammer sangat
menentukan hasil pemecahan biji jagung, sehingga perlu dikembangkan beberapa
alternative bentuk hammer.

Gambar 3. Konsep hammer .


C. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

1. ALAT :

a. Alat ukur ( mistar baja, mistar geser, meteran, busur derajat )


b. Gergaji mesin dan gergaji tangan
c. Gunting plat
d. Ragum jepit
e. Palu
f. Penggaris siku
g. Penitik dan penggores
h. Jangka
i. 1 set kunci ring dan pas
j. Kikir ( lingkaran, setengah lingkaran, segi tiga, segi empat )
k. Mesin penekuk plat
l. Mesin gerinda tangan
m. Mesin gerinda duduk
n. Mesin bor tangan
o. 1 Unit mesin bor duduk dan kelengkapannya
p. 1 Unit mesin bubut dan kelengkapannya
q. 1 Unit mesin frais dan kelengkapannya
r. 1 Unit mesin las listrik dan kelengkapannya
s. 1 Unit kompresor
t. Spray gun cat

2. Bahan :
1. Baja plat
Baja plat adalah material berbentuk lembaran dengan ketebalan bervariasi. Material ini
digunakan untuk hopper dengan tebal 2 mm, dinding tempat penggilingan tebal 15 mm,
corong keluar tebal 2 mm, rumah ayakan tebal 2 mm.
Plat baja yang dipilih adalah Baja Plat (mild steel) JIS SS400 atau yang setara dengan standar
AISI 1018.

Gambar 4. Baja plat SS400

Material Baja plat SS400 ini mempunyai Sifat mekanik :


 Density (kg/m3) : 7860
 Young’s Modulus (GPa) : 190-210
 Tensile Strength (MPa) : 400 – 510 MPa
 Yield Strength (MPa) : 205-245 MPa
 Poisson’s ratio : 0.26
 Brinell Hardness (HB) : 160
2. Baja poros
Baja poros adalah baja yang digunakan untuk bahan poros dan poros engkol dengan diameter
bervariasi. Material poros yang dipilih adalah Baja Assental JIS SS 41 / S 45 C.

Gambar 5. Baja Assental 41

Sifat mekanik yang dimiliki material ini adalah sebagai berikut :


 Density (kg/m3) : 7700 - 8030
 Young’s Modulus (GPa) : 190-210
 Tensile Strength (MPa) : 1158 MPa
 Yield Strength (MPa) : 1034 MPa
 Poisson’s ratio : 0,27-0,30
 Brinell Hardness (HB) : 335
 Elongation (%) : 15
 Ukuran Standard Besi Assental SS41:

Diamete Panjang Berat


r
1/4" 6M 1.5 Kg
5/16" 6M 2.5 Kg
3/8" 6M 3.5 Kg
1/2" 6M 6 Kg
5/8" 6M 9.5 Kg
3/4" 6M 13.5 Kg
7/8" 6M 18.5 Kg
1" 6M 24 Kg
1 1/4" 6M 38 Kg
1 3/8" 6M 46 Kg
1 1/2" 6M 54 Kg
1 3/4" 6M 74.5 Kg
2" 6M 96 Kg
2 1/4" 6M 122 Kg
2 1/2" 6M 153 Kg
2 3/4" 6M 183 Kg
3" 6M 216 Kg
3 1/2" 6M 300 Kg
4" 6M 370 Kg
4 1/2" 6M 486 Kg
5" 6M 597 Kg

3. Aluminium
Material aluminium digunakan untuk material puli. Proses pembuatan dengan proses
pengecoran. Matrial aluminium yang dipilih adalah AA 6061.

Gambar 6. Pulley aluminium

Sifat mekanik yang dimiliki material ini adalah sebagai berikut :


 Density (kg/m3) : 2200
 Young’s Modulus (GPa) : 68,9
 Tensile Strength (MPa) : 310
 Yield Strength (MPa) : 276
 Poisson’s ratio : 0,33
 Brinell Hardness (HB) : 95
 Elongation (%) : 17

4. Motor Listrik
Motor listrik digunakan sebagai penggerak mesin. Energi yang digunakan adalah energy
listrik.

Gambar 7. Motor listrik

Spesifikasi motor listrik ;


- Daya : 0.18Kw Sampai 185Kw
-Berpendingin : Fan Tertutup
- Tegangan : 380 ~ 415 Volt 3 Phase 50 Hz
220 volt 1 phase 50 Hz
-Sistem Insulasi : Kualitas Tertinggi Memanfaatkan Kelas H Dan Bahan F
-Kenaikan Suhu Cadangan Termal Substansial : rendah
-Tingkat Kebisingan : Rendah
-Kotak Terminal : Cast Iron Dengan Konstruksi Sisi Mount
-Ip56 Rating Perlindungan
5. Bantalan (Bearing)
Bantalan digunakan untuk menopang poros, jenis bantalan yangdigunakan adalah bantalan
gelinding.

Gambar 8. Bantalan gelinding

4. Rencana / langkah pengerjaan pada perhitungan waktu kerja


a. Untukmenghitungbagianbenda yang berukuran Ø 60 mm:

1000 . CS 1000 . 30
n rpm  172,512  173rpm
 .d =
3,14 .{ ( 25, 4  60) / 2}

b. Untukmenghitungbagianbenda yang berukuran Ø 20 mm:

1000 . CS 1000 . 30
n rpm  420,88  421rpm
 .d = 3,14 .{ ( 25, 4  20 ) / 2}
5. Penghitungan biaya operasional (Operational Cost)
Analisa biaya manufaktur
Analisa biaya untuk manufaktur meliputi biaya :
- set up mesin
- pengerjaan
- tenaga kerja
- elektroda las

Untuk semua komponen biaya manufaktur, sebagaimana tabel berikut :

No Komponen Pengerjaan Biaya


.
1. Hopper - pemotongan plat Rp. 12.000
- pengelasan Rp. 120.000
- pengerindaan Rp. 15.000
2. Ruang Penggiling - Pemotongan plat Rp. 80.000
- Pengelasan Rp. 110.000
- Tap ulir Rp. 60.000
- Penggerindaan Rp. 20.000
3. Poros - Pemotongan Rp. 20.000
- Pembubutan Rp. 160.000
4. Rangka - pemotongan Rp. 60.000
- Pengelasan Rp. 140.000
- Penggerindaan Rp. 30.000
5. Ayakan - Pemotongan plat Rp. 25.000
- Pengelasan Rp. 130.000
- pengeboran Rp. 20.000
- Penggerindaan Rp. 25.000
6. Engkol - pemotongan Rp. 20.000
- Pembubutan Rp. 180.000
- Pengeboran Rp. 30.000
7. Pegas ayakan - pemotongan Rp. 20.000
- pengeboran Rp. 70.000
8. Corong keluar - pemotongan plat Rp. 30.000
- pengelasan Rp. 160.000
- pengerindaan Rp. 23.000
9. Saringan - pemotongan Rp. 40.000
Total biaya pengerjaan Rp.1.600.000

5.2 Analisa biaya assembling


Biaya assembling meliputi biaya assembling dan finishing :
No Komponen Biaya
.
1. Asembling Rp. 180.000
2. Pengecatan Rp. 120.000
Total biaya Rp. 300.000

5.3 Analisa biaya overhead


No Komponen Biaya Overhead
.
1. Hopper Rp. 30.000
2. Ruang Penggiling Rp. 80.000
3. Poros Rp. 100.000
4. Rangka Rp. 80.000
5. Ayakan Rp. 60.000
6. Engkol Rp. 120.000
7. Pegas ayakan Rp. 50.000
8. Corong keluar Rp. 400.000
9. Saringan Rp. 40.000
Total biaya Rp. 600.000

5.4 Harga produk


Harga produk meliputi keseluruhan biaya ditambakan dengan keuntungan dan pajak.

No Aktivitas pembiayaan Biaya


.
1. Komponen Rp. 4.759.000
2. Manufaktur Rp. 1.600.000
3. Asembling Rp. 300.000
4. Overhead Rp. 600.000
Total Rp. 7.259.000
Keuntungan 25% Rp. 1.814.750
Total biaya Rp. 9.073.750
Pajak 10% Rp. 907.375
Harga produk Rp. 9.981.125
Pembulatan harga produk Rp. 10.000.000

Kesimpulan
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan customer telah ilakukan pengembangan
desain mesin penggiling jagung. Hasil pengembangan desain mesin diperoleh :
Model mesin penggiling : Hammer mill
Output berupa : jagung giling mesh 50, mesh 100 dan bekatul
Dengan spesifikasi mesin sebagai berikut :
Kapasitas : 150 kg/jam
Penggerak : Motor listrik 1 phase 50 Hz
Daya : 3 HP
Putaran : 1000 rpm
Dimensi : 1200 mm x 500 mm x 1100 mm
Massa : 60 kg
Harga mesin penggiling jagung sebelumnya Rp. 9.000.000, setelah dikembangkan naik
menjadi Rp. 10.000.000,

DAFTAR PUSTAKA
A.D Deutcsman ‘‘Machine Design Theory and Practice”, Machinilan Publisihing, New Yourk, 1975

Purnomo, Hari. 2005. Pengantar teknik Industri penerbit. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sularsono, Kiyokatsu Suga. Elemen Mesin. Jilid 3. PT. Pradya Paramitha, Jakarta, 1997.

Wayan Barata ‘‘Elemen mesin I dan II” Jurusan Teknik Mesin, FT IITS Surabaya, 1986

Anda mungkin juga menyukai