Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina PDF
Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina PDF
KARYA AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh
Rudi Kencana
035204004
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah. atas segala limpahan taufiq,dan inayah-nya yang tiada
putus dan henti-hentinya. Segala puji bagi Allah maha pengasih yang menginginkan
kebaikan bagi hamba-Nya, dan mentakdirkan apa yang terbaik bagi hambanya yang
jikalau seluruh pohon di bumi ini dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta untuk
menulis ilmu Allah, maka tiada akan habis ilmu Allah. Dengan izin Nya lah karya
akhir ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam penulis hanturkan kepada
standart mutu yang telah ditetapkan perusahaan. Tetapi dalam kenyataannya terdapat
yang timbul dalam pengendalian mutu pada pabrik kelapa sawit PTP Nusantara IV
penyimpangan kualitas dari produk Crude Palm Oil yang dihasilkan. Untuk itu perlu
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian, yaitu data kadar asam
lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran serta data-data yang dapat mendukung
penelitian.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Penulis berharap agar karya akhir ini akan memberikan manfaat yang besar
bagi pihak pabrik, fakultas, maupun penulis. Semoga karya akhir ini mendapat ridho
Penulis
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur tak terhingga kepada Allah Swt yang mentakdirkan apa yang
terbaik bagi hamba Nya. Sholawat dan salam pada Baginda Rasulullah SAW. Dalam
penulisan karya akhir penulis banyak sekali menerima masukan, kritikan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.
1. Ibu Rosnani Ginting MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang telah
memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian
3. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
4. Ucapan terima kasih yang mendalam kepada Bapak dan Ibunda serta keluarga
yang dengan rasa cinta dan do’a, dan dengan kesabaran, serta selalu memberikan
persembahkan karya akhir ini pada keluarga tercinta. Maafkan ananda karena
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Pabrik Kelapa Sawit
ini.
membeikan motivasi dalam menyelesaikan karya akhir ini dan pihak Departemen
Teknik Industri yang telah membantu dalam menyelesaikan karya akhir ini serta
Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi semua
pihak. Amin.
Medan, 2009
Penulis
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
DAFTAR ISI
BAB Halaman
BAB Halaman
BAB Halaman
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB Halaman
BAB Halaman
BAB Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5.4. Peta Kendali X Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ................ V-18
5.5. Peta Kendali R Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ................ V-19
5.6. Peta Kendali X Revisi I Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ... V-21
5.7. Peta Kendali R Revisi I Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ... V-21
5.8. Peta Kendali X Revisi II Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) . V-23
5.9. Peta Kendali R Revisi II Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) .. V-23
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
6.1. Diagram Sebab Akibat Kadar Asam Lemak Bebas ............... VI-8
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5.2. Data Distribusi Frekuensi Kadar Asam Lemak Bebas .............. V-11
6.1. Analisis Hasil Pengolahan Kadar ALB di luar Batas Kendali ... VI-2
6.2. Analisis Hasil Pengolahan Kadar Air di luar Batas Kendali ...... VI-4
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Batas Kendali ........................................................................... VI-6
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
RINGKASAN
Hasil penelitian yang dilakukan mulai dari 27 mei -25 juni 2009
menunjukkan untuk kadar ALB dan kadar air 59,25 % tidak memenuhi standar mutu,
Sedangkan kadar kotoran sebesar 18,51 % tidak memenuhi persyaratan mutu.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
persaingan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar
keputusan konsumen dalam memilih produk. Bila konsumen merasa produk tertentu
jauh lebih baik kualitasnya dari produk pesaing, maka konsumen memutuskan untuk
membeli produk tersebut. Tuntutan konsumen yang senantiasa berubah inilah yang
minyak mentah kelapa sawit ( Crude Palm Oil ). Faktor-faktor yang menentukan
mutu CPO yaitu, kadar asam lemak bebas, kadar air, kadar kotoran. Keadaan saaat
ini menunjukkan dalam melakukan pengolahan minyak sawit mutu yang dihasilkan
ternyata selalu bervariasi dan sering tidak memenuhi spesifikasi standard mutu yang
ditetapkan perusahaan.
Hal ini dapat diketahui dari data yang didapat untuk bulan mei sampai
dengan juni, dimana untuk kadar asam lemak bebas terdapat 144 sampel data yang
berada diluar batas normal kadar ALB yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan untuk
kadar air sebanyak 114 sampel data berada diluar batas normal kadar air yang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
ditentukan perusahaan. Untuk kadar kotoran jumlah sampel data yang berada diluar
pengendalian mutu terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
merupakan suatu hal yang penting dan membutuhkan kajian yang lebih mendalam,
Oleh karena itu peneliti menganggap penelitian dibidang pengendalian mutu ini
sangat penting dalam mendukung perusahaan untuk memiliki daya saing dengan
produk perusahaan lain. Dalam hal ini bentuk penelitian tentang penerapan Statistical
permasalahan yang di dapat adalah variasi standard mutu yang sering tidak
memenuhi spesifikasi syarat mutu minyak sawit. Spesifikasi syarat mutu minyak
sawit dalam penelitian ini yaitu kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air dan kadar
kotoran yang terdapat pada minyak sawit. Dimana untuk menghasilkan standar mutu
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu minyak
b. Tujuan khusus.
- Menentukan jumlah sampel yang diluar batas kendali pada setiap faktor mutu
sesuai dengan nilai rata-rata dan range dari data syarat mutu CPO yaitu kadar
- Menentukan nilai kapabilitas proses (Cp) untuk pengolahan crude palm oil.
akibat.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
1.5. Pembatasan Masalah
2. Syarat mutu yang diteliti adalah kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar
kotoran .
3. Penelitian dilakukan pada produk akhir yaitu Crude Palm Oil (CPO).
5. Penelitian dibatasi hanya pada shift kerja pertama mulai dari jam 06.30 sampai
lancar.
berlangsung.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Agar tulisan ini mudah dipahami maka diadakan pembagian beberapa bab.
BAB I PENDAHULUAN
masalah.
teori.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
cara pengolahan data yang diperoleh sesuai dengan model yang telah
Pada bab ini akan diuraikan tentang pemecahan masalah dari hasil
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BAB II
Unit usaha Adolina pertama kali didirikan pada tahun 1962 oleh
Onderneming (NV CMO). Unit usaha NV CMO ini bergerak dalam budu daya
tembakau. Sejak tahun 1983 budi daya tembakau ini di rubah menjadi budi daya
kelapa sawit dan karet, dan berubah nama menjadi NV Serdang Cultuur
Maatschappy (NV SCM). Pada tahun 1973 budi daya karet diganti dengan budi daya
kakao. Pada tahun 1942 pemerintah Jepang mengambil alih unit usaha NV SCM dari
tangan pemerintahan Belanda, dan pada tahun 1046 diambil alih lagi oleh
pemerintahan Belanda.
Pada tahun 1958 perusahaan unit usaha ini di ambil alih oleh pemerintah
Tahun 1963 PPN Baru Sumut V dipisah atas dua kesatuan, yaitu :
1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa
Tahun 1968 PPN Baru Sumut berganti nama menjadi PNP VI dengan
penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka
Tanaman II Kebun Adolina Hilir. Pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi bentuk
Persero dengan nama PT. Perkebunan VI. Tahun 1994 PTP VI, PTP VII, PTP VIII
digabung menjadi satu dan di pimpin oleh Direktur Utama PTP VII. Sejak tahun
1996 sampai dengan sekarang gabungan PTP VI, PTP VII, PTP VIII diberi nama
PTP Nusantara IV (Persero), dimana Adolina merupakan salah satu unit usaha dari
PTP Nusantara IV (Persero) dan merupakan badan usaha milik negara (BUMN).
bergerak dalam bidang produksi minyak sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO). PTP
Nusantara IV PKS Adolina ini memperoleh bahan baku kelapa sawit dari kebun-
kebun PPT Nusantara IV unit Adolina sendiri dan sebagian lagi diperoleh dari
kebun-kebun rakyat atau swasta sekitarnya. Selain memproduksi Crude Palm Oil
(CPO) PTP Nusantara juga memproduksi inti sawit yang selanjutnya tidak
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
dipasarkan, akan tetapi diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di
Pabatu.
Pematang Siantar Perbaungan dengan jarak 38 Km dari kota Medan. Sesuai Surat
tanggal 01 Januari 1999 melebur Kebun Bangun Purba dan merubah statusnya
menjadi Afdeling unit kebun Adolina. Luas area hak guna kebun Adolina Seluas
8.965,69 Ha. Dimana dibagi atas dua bagian yaitu 8.636 Ha untuk lahan kelapa sawit
Produk minyak sawit CPO yang dihasilkan PTP Nusantara IV PKS Adolina
ini dipasarkan dengan sistem pemesanan oleh pihak konsumen dimana selanjutnya
pesanan minya sawit CPO dikirim kepada pihak konsumen. Daerah pemasaran CPO
dari unit usaha Adolina ini di ekspor ke beberapa negara seperti Belanda, Jepang,
Belgia dan sebagian dikirim untuk dijual ke pasar lokal. Sedangkan untuk produk inti
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
sawit tidak dipasarkan melainkan diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti
adanya struktur organisasi dan manajemen, maka semua aktivitas, baik proses
produksi maupun administrasi tidak akan berjalan dengan lancar. Struktur organisasi
merupakan sistem yang mengatur masalah penetapan dan pembagian pekerjaan yang
harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta
kerja sama yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.
Kata organizing berasal dari kata organisum/ organ, yang artinya adalah suatu
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
tugas dan wewenang, serta tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
Struktur ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, besarnya
usaha, dan sistem produksi perusahaan tersebut. Ada beberapa struktur organisasi
dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada
tingkat bawahannya. Dalam bentuk organisasi seperti ini, tidak seorang bawahan pun
yang mempunyai atasan lebih dari satu orang, jadi kesimpang siuran perintah yang
Pada struktur organisasi garis, prinsip unity of commond atau kesatuan dalam
komando akan terpelihara dengan baik. Atasan hanya memerintah bawahan tertentu
dan bawahan akan memberikan laporan kepada atasan yang memberinya perintah.
2. Organisasi fungsional
telah ditentukan oleh pemimpin perusahaan. Jadi tugas dan tanggung jawab dalam
organisasi ini dibagi menurut fungsi masing-masing. Pimpinan tiap bidang berhak
petugas yang setingkat mempunyai wewenang dan tangung jawab yang sama.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3. Organisasi Garis dan Staf
Organisasi garis dan staf paling banyak diterapkan karena dianggap paling
wewenang dan tanggung jawab yang seimbang. Dengan mengetahui tugas dan
wewenang yang dibebaninya maka diharapkan kepada setiap personil akan mampu
adalah struktur organisasi campuran lini/garis, fungsional dan staf. Dalam struktur
organisasi ini pembagian tugas dilakukan menurut fungsi-fungsi dari tiap karyawan.
a. Hubungan Manager Unit dengan Kepala dinas tanaman, kepala dinas teknik,
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
c. Hubungan kepala dinas teknik dengan asisten teknik.
laboratorium.
Untuk hubungan fungsional dalam struktur organisasi ini dapat dijumpai pada
Untuk hubungan staf dapat dijumpai pada hubungan Manager unit dengan
kerja.
Gambar 2.1.
MANAGER UNIT
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
1. Manager Unit
Tugas dari Manager Unit adalah memimpin dan mengelola seluruh sektor
produksi dan biaya yang ada di perusahaan yang berpedoman pada kebijakan
bidang tanaman perkebunan yang dibantu oleh asisten. Tugas dan tanggung jawab
a. Membuat dan menyusun recana kerja tahunan atau bulanan yang meliputi target
Kepala Dinas teknik bertugas sebagai wakil dari Manager Unit di bidang
teknik yang dibantu oleh asisten teknik. Tugas dan tanggung jawab dari Kepala
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
c. Menyusun dan merencanakan penyediaan bahan-bahan untuk untuk bagian
teknik pengolahan.
memimpin pekerjaaan dibidang pengolahan. Tugas dan tanggung jawab dari Kepala
Kepala Dinas Tata Usaha bertugas sebagai wakil Manager Unit dalam bidang
administrasi. Kepala Dinas Tata Usaha memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
d. Menyusun daftar gaji, memeriksa dan meneliti keluar masuknya barang dari
gudang.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Asisten Tata Usaha dan SDM bertugas sebagai wakil dari manager Unit
dalam bidang SDM dan penerimaan tenaga kerja. Tugas dan tanggung jawab dari
c. Membina semua hubungan baik dengan semua pihak didalam dan diluar
perusahaan.
perusahaan dibantu oleh satuan keamanan. Tugas dan tanggung jawab dari satuan
perkebunan.
perkebunan.
8. Asisten Afdeling
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Asisten afdeling bertugas membantu Kepala Dinas Tanaman memimpin
kegiatan di afdeling. Tugas dan tanggung jawab dari asisten afdeling adalah sebagai
berikut :
memimpin kegiatan transportasi, dan pengadaan sarana pabrik. Tugas dan wewenang
pengolahan.
Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas tata usaha dalam
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
direkrut oleh pihak PTP Nusantara IV. Tenaga kerja ditempatkan sesuai dengan
Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PTP Nusantara Unit Adolina baik
yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi berjumlah
1.454 orang. Tenaga kerja di PTP Nusantara Unit Adolina terbagi dalam 2 golongan
yaitu :
1. Pegawai Staf
Pegawai staf merupakan pegawai yang terdiri atas para pimpina, kepala dinas,
asisten.
2. Pegawai Pelaksana
Pegawai pelaksana adalah karyawan harian yang bekerja pada perusahaan, surat
diangkat menjadi pegawai staff berdasarkan usulan dan penilaian prestasi kerja
pegawai.
Komposisi tenaga kerja di PTP Nusantara Unit Adolina dapat dilihat pada
tabel 2.1.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tabel 2.1 Komposisi Tenaga Kerja PTP Nusantara IV Unit Adolina
Karyawan Karyawan
Total
Afdeling/Bagian Pimpinan Pelaksana
Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh
Manager Unit 2 - 2 - - 2
Kep.Dinas Tanaman 3 - 3 - - 3
K.Dinas Pengolahan 1 - 1 - - 1
K.Dinas Teknik 1 - 1 - - 1
Ass.SDM - Umum 2 - 2 - - 2
Ass. Teknik 2 - 2 - - 2
Ass. Pabrik 3 - 3 - - 3
Ass. Tanaman 13 - 13 - - 13
Afd.2 - - 31 27 58 58
Afd.4 - - 41 20 61 61
Afd.5 - - 45 36 81 81
Afd.6 - - 27 17 44 44
Afd.7 - - 25 18 43 43
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Afd.9 - - 84 31 115 115
Afd.13 - - 38 23 61 61
Dinas Sipil - - 50 14 64 64
Bengkel - - 58 - 58 58
Total 1454
Jam kerja yang berlaku di PTP Nusantara IV PKS Adolina dibagi atas dua
bagian, yaitu :
1. Bagian Kantor
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
a. Hari Senin s/d Kamis
b. Hari Jum’at
c. Hari Sabtu
2. Bagian Pabrik
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas
Sistem pengupahan atau gaji pada PTP Nusantara IV PKS Adolina dilakukan
sebanyak 2 kali pada setiap bulannya, yaitu pada tanggal 4 yang disebut gaji besar
dan pada tanggal 15 yang disebut dengan gaji kecil. Sistem pengupahan kepada
Bersama (SKB) yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen
golongan pegawai. Dimana karyawan terdiri dari golongan IA s/d IVD. Selain gaji
bulanan karyawan mendapatkan upah lembur dihitung diluar jam kerja serta setiap
fasilitas seperti :
8. Sarana olahraga.
9. Tansportasi.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
2.6. Proses Produksi
standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu dari minyak kelapa sawit
berhubungan dengan aspek kadar asam lemak, kelembapan, kotoran. Dalam hal ini
syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi
kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, kotoran, Logam besi, logam tembaga,
rendemen minyak 22,1 % - 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % -
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
analisa angka mutu dan kerugian pada minyak kelapa sawit dilakukan pada beberapa
titik sampel saat produksi mulai dari loading ramp, stasiun perebusan, stasiun
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
penebahan, pengempaan buah, klarifikasi, pengolahan biji, vacum dryer, dan tangki
timbun.
a. Bahan Baku
Bahan baku yang diolah oleh PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah Tandan
Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh dari kebun-kebun PTP Nusantara IV
unit Adolina dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat disekitarnya.
Kelompok varietas tertentu memiliki mutu buah tertentu yang sudah dikenal baik
relatif dari perikarp, cangkang dan inti dari tandan buah segar. Adapun jenis kelapa
1. Kongo : Perikrap tipis 30-40 % dari bobot buah, tebal cangkang 0,4-0,85 cm, inti
2. Dura (Dura Deli di Sumatera) : Perikrap 40-70 % dari bobot buah, tebal
cangkang 0,2-0,5 cm
3. Tenera : Perikrap agak tebal ± 60 % dari bobot buah, tebal cangkang 0,1-0,25
5. Diwakkawakka : Buah ditandai oleh mantel yang terdiri dari 6 carpel sekeliling
buah.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tandan buah segar yang matang memiliki kriteria panen seperti perubahan
warna dalam membrondolnya buah dari tandan. Adapun kriterian matang panen
Fraksi
Kriteria Matanga Panen Derajat Kematangan
Panen
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
berwarna dominan orange
Fraksi panen ini sangat mempengaruhi rendemen minyak dan kadar asam
lemak bebas. Semakin tinggi fraksi panen maka rendemen minyak akan semakin
meningkat.
b. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang di
produk. Bahan yang di tambahkan dalam proses pembuatan CPO antara lain adalah:
1. Air
Air di gunakan untuk memudahkan pemisahan antara minyak dari daging buah
Adolina berupa minyak mentah kelapa sawit atau juga disebut CPO (Crude Palm
Oil). CPO diolah dari daging buah kelapa sawit oleh pabrik pengolahan minyak sawit
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Dalam proses pengolahan kelapa sawit dari tandan buah segar kelapa sawit
menggunakan truk. Setelah sampai di pabrik, kelapa sawit beserta truk ditimbang
terlebih dahulu di jembatan timbang dengan kapasitas 50 ton yang dilengkapi denga
penimbangan dapat dipantau langsung dari kantor manager, KDP, KDT, dan bagian-
baian lain yang berkaitan. Kelapa sawit yang telah ditimbang kemudian dimasukkan
ke loading ramp. Loading ramp ini digerakkan dengan elektromotor dengan sistem
hidrolik untuk membuka dan menutup pintu (Door Sliding). Terdapat 13 pintu
loading ramp yang masing-masing berkapasitas 15 ton. Adapun fungsi dari loading
b. Mengurangi kadar kotoran dengan memasang kisi-kisi dari reil eks pakai.
2. Stasiun Perebusan.
Di dalam stasiun perebusan ini TBS yang berasal dari loading ramp
dimasukkan kedalam lori untuk selanjutnya direbus didalam mesin sterilizer. Lori
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
tersebut didipindahkan menuju sterilizer dengan menggunakan transfer Carrier.
Sterilizer berbentuk silinder yang berjumlah 3 unit dengan sistem 2 pintu dan
memakai sistem PLC (Program Local Control) dengan waktu merebus buah ± 90
pembuangan uap dengan waktu yang sudah ditentukan untuk mencapai tekanan yang
dibutuhkan, yaitu :
Dari sterilizer lori-lori yang berisi TBS hasil rebusan ditarik menuju tempat
3. Stasiun Penebahan.
tandannya. Buah yang terdapat di lori diatur masuk kedalam threser dengan bantuan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
hosting crane. Hosting crane ini akan mengangkat lori berisi TBS ke auto feeder.
Didalam threser dipisahkan antara tandan dan brondolan matang dengan cara
kembali. Jika terdapat brondolan di janjangan yang belum terlepas maka janjangan
akan kembali direbus untuk menghndari losis. Batas minimal brondolan sisi untuk
untuk dibawa ke perkebunan sebagai pupuk organik, selain itu janjangan kosong juga
4. Stasiun Kempa.
Distasiun ini brondolan yang telah dibawa fruit elevator diteruskan ke mesin
digester. Fungsi dari mesin digester ini untuk mencincang dan melumat brondolan
sehingga daging an biji mudah dipisahkan. Selain itu degister juga berfungsi
Buah yang sudah di lumat di digester dipress untuk mengeluarkan minyak dan
memisahkan daging buah dengan biji. Hasil minyak kasar dari screw press dialirkan
menuju Sand Trap Tank dan oil gutter. Sedangkan biji yang telah terpisah dari
daging dibawa ke Cake Brake Conveyor (CBC) menuju stasiun pabrik biji.
5. Stasiun Klarifikasi
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Di stasiun klarifikasi minyak kasar tersebut menuju San Trap Tank. Sand
Trap Tank adalah suatu alat berbentuk silinder yang bekerja dengan berdasarkan
berat jenis antara air dengan minya, dimana berat jenis air lebih tinggi dbandingkan
dengan berat jenis minyak sehinggan dengan mudah minyak yang berada diatas air
Untuk pengiriman minyak kasar ke San Trap Tank dibatu dengan air panas
dari Hot Water Tank. Di saringan getar minyak akan disaringdan dipisahkan dari
kotoran. Hasil saringan akan dimasukkan ke Crude Oil Tank (Bak RO), sedang
yang berada pada lapisan atas dipompakan menuju Continous Settling Tank (CST).
Sedangkan kotoran yang masih mengandung minyak dialirkan ke parit untuk dikutip
kebali di bak Vet Vit. Minyak yang berada di CST dipanaskan 950C dan diaduk
untuk memisahkan minyak, air, dan kotoran. Minyak bersih yang berada di lapisan
Oil Tank untuk di reduksi kadar airnya dengan oil purifer. Minyak murni dari Oil
timbun. Sedangkan minyak kotor yang bercampur lumpur (sludge) yang berada pada
lapisan bawah dialirkan menuju sludge tank untuk memisahkan minyak lumpur dan
Setelah dari sludge tank minyak kotor menuju Balancing Tank sebagai
penampung cairan sludge sebelum diolah sludge seperator. Pada sludge seperator
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
minyak yang bercampur dipisahkan dengan sistem centrifugal dan prinsip berat jenis.
Minyak yang berat jenisnya rendah akan tersisi didalam dan dialirkan ke oil tank
untuk selanjutnya kembali ke oil purifier dan dialirkan ke vacum dryer. Sedangkan
lumpur dibuang sebagai limbah. Minyak murni yang berada di vacum dryer
dikurangai kadar airnya dengan sistem pemanasan dan vakum. Minyak murni
Di stasiun penimbunan minyak terdiri dari tangki timbun yang terdiri dari 2
unit dengan kapasitas 500 ton dan 1 unit berkapasitas 950 ton. Setiap tangkinya
dilengkapi dengan pipa pemanas uap. Pipa ini juga dilengkapai dengan pompa
ini terdiri dari bak Vet Vit dengan kapasitas 2 x 84 m3 dilengkapi pemanas dan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
mengandung minyak ditampung di bak dan diendapkan untuk diambil sisa minyak
Minyak yang masih terbawa dari buangan Vet Vit menuju rodos, yaitu alat
yang berupa drum-drum yang ditempatkan dalam bak yang ditambahkan air untuk
memisahkan minyak dan kotoran berdasarkan berat jenisnya sehingga minya berada
oil tank.
2.8. Utilitas
Air yang digunakan untuk di PTP Nusantara IV Unit Adolina adalah berasal
dari sungai. Air yang berasal dari sungai di pompa dengan mesin diesel yang
berjumlah 3 unit dengan kapasitas pompa masing-masing 80-100 m3/jam. Jarak yang
ditempuh dari sungai ke lokasi pabrik 1,6 Km. Air yang diterima akan masuk ke
Water Clarifier Tank. Disini air akan diendapkan untuk memisahkan kandungan
lumpur dan dialirkan ke Water Basin untuk dijernihkan dengan memakai tawas.
Setelah dijernihkan di Water Basin air dialirkan ke Sand Filter untuk disaring
kembali agar siap pakai. Air yang telah siap pakai dipompa ke menara air untuk
2. Tenaga Listrik
tenaga listrik pada di PTP Nusantara IV Unit Adolina adalah sebagai berikut :
1. Ketel Uap
Ketel uap adalah alat yang digunakan untk mengubah air menjadi uap dan
dengan jalan pemanasan yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dengan
proses heat transfer. Ketel uap dipanaskan dengan membakar bahan bakar yang
dikirim berupa ampas dan cangkang ataupun janjangan kosong. Ketel uap yang
digunakan di PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah pipa air vertikal. Jenis ketel uap
yang terdapat di PKS Adolina adalah jenis TAKUMA Type N-600 SA dengan
kapsitsa 20 ton/jam. Hasil dari ketel uap ini berupa tenaga uap yang berfungsi untuk
menggerakkan turbin
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
2. Generator Diesel
solar. Jumlah Generator diesel ini 3 unit dengan kapasitas 270 Hp 2 unit dan 298 1
oleh SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang berada
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
4. Prosedur keadaan darurat dimana apabila lonceng darurat berbunyi maka seluruh
8. Mematuhi pembatas akses yang berada di daerah terlarang bagi tamu terkecuali
Limbah yang dihasilkan pada pabrik kelapa sawit terdri atsa limbah padat dan
limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan terdiri dari cangkang dan tandan kosong.
Limbah cair yang dihasilkan terdiri dari air kondensat, air cucian, air hydroclone.
Pengolahan limbah kelapa sawit meliputi pengendalian oil plant control, sistem
pengendalian pada kolam limbah sehingga air yang keluar dari pabrik memenuhi
persyaratan.
Dalam penanggulangan limbah cair pada PTP Nusantara IV PKS Adolina ini
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Bak Vet Vit berfungsi sebagai tempat penampungan sementara losses minyak
hasil dari pengolahan. Bak Vet Vit ini menampung sisa hasil olahan dari air
kondensat/rebusan, air buangan klarifikasi, dan air buangan hydrocyclone. Bak Vet
Vit terdiri dari dua bak dimana setiap bak terbagi menjadi 3 bagian yang diskat
antara satu dengan yang lainnya. Dimana tiap bagian yang diskat menampung sisa
a. Bagian pertama : bagian ini tempat pertama masuknya losses minyak hasil
b. Bagian Kedua : Bagian ini tempat sisa lumpur dan air dari bagian pertama
c. Bagian Ketiga : Bagia ini terdiri dari sisa lumpur dan air dari bagian kedua
viscositas cairan minyak dijaga agar suhu minyak tetap tinggi dengan cara injeksi
uap hasil dari BPV ke setiap ruangan dengan tekanan 3 Kg/Cm3. Pada bagian ketiga
bak Vet Vit dipasang pipa pengeluaran ke Deoling Pond untuk mengalirkan cairan
akhir pengolahan akan di kutip dan dialirkan ke pompa untuk seanjutnya ke pabrik
2. Deoling Pond
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Deoling Pond berfungsi sebagai tempat penampungan sisa pemisahan minyak
dan lumpur serta yang berasal dari kolam vet vit sebelum dialirkan ke kolam limbah.
Deoling Pond terdiri dari bak yang berbentuk trapesium dimana bagian bawah lebih
kecil dari bagian atas. Untuk pengutipan minyak yang dibagian atas maka dipasang
rodos yang berputar yang digerakkan dengan elektromotor. Letak rodos berada di
ujung Deoling Pond dan berada diatas permukaan cairan yang disanggah oleh dua
buah tiang dan tali penahan serta untuk mengatur naik-turun rodos. Cairan yang
mengandung minyak yang ditampung oleh Deoling Pond setelah beberapa hari
kendungan minyak akan semakin banyak sehingga dapat dikutip dan diolah kembali.
3. Kolam Limbah
dimanfaatkan dan di salurkan ke bagian penerimaan. Limbah cairan yang dikutip dari
Deoling Pond mempunyai karakteristik asam dengan PH 4-4,5 dengan suh 70-800C
agar bakteri isopilik dapat berkembang biak dengan baik. Selanjutnya akan di alirkan
sebelum masuk ke kolam anaerobik. Pada kolam ini limbah akan dirubah menjadi
VFA (Valuttie Fatty Acid) atau asam lemak mudah menguap. Resirklasi dlakukan
dengan mengalirkan cairan dari kolam anaerobik yang terakhir ke saluran masuk
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
membantu pendinginan. Di kolam anaerobik nilai BOD akan diturunkan berkisar
4. Proses Fakultatif
Proses yang terjadi pada kolam ini adalah penonaktifan bakteri anaerobik dan
proses pra kondisi aerobik. Indikasi dari aktivitas ini dapat dilihat pada permukaan
kolam dengan tidak dijumpai scum pada cairan yang berwarna kehijau-hijauan.
5. Proses Aerobik
penyedian oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba dalam kolam metoda pengadaan
±120-150 hari.
cangkang, tandan kosong. Tandan kosong yang dihasilkan dari pengolahan akan
dijadikan bahan bakar ketel. Sedangkan limbah padat yang berupa cangkang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BAB III
LANDASAN TEORI
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3.1. Defenisi Mutu
Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah
posisi bersaing. Mutu merupakan sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan
pelanggan tersebut dinyatakan atau tidak dinyatakan, secara teknis atau bersifat
subyektif dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh
persaingan.
rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang
untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan mutu suatu produk atau jasa.
Pengendalian mutu juga dapat dikatakan yaitu suatu proses pengaturan secara standar
yang telah ditentukan, dan melakukan tindakan tertentu jika terdapat perbedaan.
Maksud dari kebanyakan pengukuran mutu ini adalah menentukan dan mengevalusi
tingkatan dimana produk atau jasa mendekati keinginan atau harapan dari konsumen.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Analisis peningkatan mutu merupakan aktivitas teknik dan manajemen
dimana kita mengukur karakteristik dari kualitas suatu barang atau jasa, kemudian
manajemen mutu lebih menekankan pada aspek peningkatan proses industri dengan
kualitas dari suatu produk yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah
memunculkan kembali masalah kualitas yang pernah ada dan telah diselesaikan. Hal
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
ini sesuai dengan konsep pengendalian mutu berdasarkan sistem manajeme mutu
yang berorientasi pada strategi pencegahan, bukan pada strategi pendeteksian saja.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang sering digunakan dalam analisis dan solusi
masalah mutu.
masalah kualitas yang terjadi atau kesempatan penigkatan apa yang mungkin
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Penyebab utama dapat dievaluasi dengan menggunakan diagram sebab akibat
pareto berdasarkan dampak dari penyebab tehadap kinerja produk, proses, atau
peningkatan untuk menghilangkan akar penyebab masalah yang ada diisi dalam
5. Melaksanakan perbaikan
komitmen manajemen dan karyawan serta partisipasi total untuk secara bersama-
teridentifikasi.
mengetahui apakah masalah yang ada telah hilang atau berkurang. Analisis
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
tambahan informasi bagi pembuatan keputusan dan perencanaan peningkatan
berikutnya.
pengendali kualitas dan siklus PDCA dapat dilihat pada Tabel 3.1. dibawah ini.
3. Mengevaluasi penyebab
utama
4. Merencanakan solusi atas
masalah
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tabel 3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat
5. Melaksanakan perbaikan DO
populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di dalam suatu
sampel dari populasi. Metode statistik memegang peranan penting dalam jaminan
produk, pengujian serta evaluasi dan informasi di dalam data yang digunakan untuk
hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan serta mengambil
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan kinerja aktual dan
standar.
mesin/peralatan produksi yang memadai, tenaga kerja yang terampil, dan proses
produksi yang tepat. Dalam hal ini pengendalian kualitas secara statistik (Statistical
mengakibatkan produk tidak baik, sehingga dapat diambil tindakan lebih lanjut untuk
mengatasinya.
digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses baik manafaktur maupun jasa
pemeliharaan akan selalu ada variabilitas dasar. Variabilitas dasar atau gangguan
dasar ini merupakan pengaruh komulatif dari banyak sebab-sebab kecil yang pada
dalam sampel. Apabila sampel diambil dari populasi yang sama, variasi statistik akan
terjadi dari sampel kesampel dan variasi range dapat dihitung. Bentuk ini merupakan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
dasar dari batas yang dihitung pada peta kendali atau control chart dan banyaknya
jenis data yang digunakan pengendalian kualitas statistik dapat dibagi atas dua
golongan, yaitu pengendalian kualitas untuk data variabel dan pengendalian kualitas
Dengan data yang relevan maka dapat disajikan suatu informasi yang dapat
mengoreksi produk yang cacat. Didalam pengumpulan data terdapat dua jenis data
analisis. Contoh dari data variable karakteristik kualitas adalah diameter pipa,
ketebalan produk, berat produk dan lain-lain. Ukuran-ukuran berat, panjang, tinggi,
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Pengendalian kualitas statistik untuk data variable sering disebut dengan
metode peta kendali (control chart) variabel. Manfaat pengendalian kualitas proses
berkaitan dengan proses produksi, dan membuat keputusan terbaru yang berkaitan
dengan produk yang dihasilkan. Peta kontrol yang umum digunakan untuk data
Dalam suatu kasus kita selalu mengklasifikasikan tiap-tiap item yang diperiksa
sebagai data yang seragam dan data yang tidak seragam kedalam suatu spesifikasi
dalam suatu karakteristik. Karakteristik dalam jenis ini yang disebut data atribut.
Data atribut merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan
analisis. Contoh dari data atribut karakteristik kualitas adalah ketiadaan label pada
kemasan, banyaknya jenis cacat. Data atribut iasanya diperoleh dalam bentuk unit-
unit yang ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. Pada umumnya
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Alat-alat pengendalian kualitas diperlukan untuk melakukan pengendalian
kualitas dimana untuk mendeteksi adanya cacat dari suatu produk. Fungsi alat
statistik proses kontrol (Statistical process Control-SPC). statistik proses kontrol ini
terjadinya kecacatan atau proses diluar kontrol sedini mungkin sehingga kualitas
Statistik proses kontrol ini terdiri dari 7 alat pengendalian kualitas yang lebih
dikenal dengan nama seven tools. Tujuh alat pengendalian kualitas yang digunakan
mengelompokkan, dan menganalisa data sederhana dan mudah. Ada beberapa jenis
check sheet yang dikenal dan umum digunakan untuk keperluan pengumpulan data
yaitu :
Check Sheet ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses
produksi atau proses kerja lainnya. Output kerja sesuai dengan klasifikasi yang telah
ditetapkan dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya secara langsung akan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
b. Defective check Sheet
Mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja maka
terlebih dahulu kita harus mampu mengidentifikasi jenis kesalahan yang ada dan
yang berbeda sehingga tindakan korektif yang tepat harus diambil sesuai dengan
Check Sheet ini berupa lembaran pemeriksaan dimana gambar skets dari benda kerja
disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi bisa segera diidentifikasikan check
sheet seperti ini akan dapat mempercepat proses analisis dan pengumpulan tindakan-
Tujuan utama dari check sheet adalah untuk memastikan bahwa data
dikumpulkan dengan hati-hati dan teliti untuk pengendalian proses dan pemecahan
masalah.
2. Histogram
Histogram adalah salah satu metode statistik untuk mengatur data sehingga dapat
dianalisa dan diketahui distribusinya. Histrogram merupakan tipe grafik batang yang
Setelah data dalam setiap kelas diketahui, maka dapat dibuat histrogram dari data
tersebut. Histrogram tersebut dapat dilihat gambaran penyebaran data masih sesuai
Penggambaran histogram dapat digunakan untuk ianalisa tentang beberapa hal yaitu :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
a. Berapa persen produk atau hasil kerja lainnya yang keluar dari standart spesifikasi
yang ditetapkan ?
b. Apakah produk atau output kerja lainnya benar-benar bisa memenuhi spesifikasi
yang direncanakan?
c. Apakah harga rata-rata dari ukuran output kerja yang diperoleh benar-benar sudah
d. Apakah penyimpangan atau penyebaran data (disperse) masih berada dalam batas-
3. Diagram Pareto
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto (1848-1923) dan
digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Fungsi diagram pareto adalah untuk
diagram dibuat untuk menemukan dan mengetahui masalah atau penyebab yang
dominan maka dapat ditetapkan prioritas perbaikan. Fungsi diagram pareto adalah
4. Stratifikasi
mengklasifikasi persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil
sebagai berikut :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
a. Mencari faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah.
kontrol.
Apabila membicarakan tentang hubungan antara dua jenis data, maka secara
N ∑ XY − ∑ X ∑ Y
rxy =
[ N ∑ ( X 2 ) − ∑ ( X ) 2 ]x[ N ∑ (Y 2 )] − ∑ (Y ) 2 ]
Diagram ini dikenal dengan istilah diagram tulang ikan (Fish BoneDiagram)
yang diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kaoru Ishkawa (Tokyo University) pada
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
tahun 1943. Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor
output kerja. Dalam hal ini metode sumbang saran (brainstorming method) akan
hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa 5 faktor penyebab utama
1. Manusia (man)
Diagram ini digunakan untuk melihat korelasi (hubungan) dari satu faktor
Peta kontrol pertama kali ditemukan oleh Walter A. Shewart ketika sedang
bekerja untuk perusahaan Western Electrik. Shewart telah lama meneliti cara untuk
mengembangkan reliabilitas dari sistem transmisi telepon. Peta kontrol secara rutin
digunakan untuk memeriksa kualitas, tergantung pada jumlah karakteristik yang akan
diperksa. Jadi, peta kontrol adalah teknik pengendali proses pada jalur yang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
digunakan secara luas untuk menyelidiki secara cepat terjadinya sebab-sebab terduga
atau proses sedemikian sehingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan
pembetulan dapat dilakukan sebelum telalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi.
kualitas suatu barang atau jasa. Teknik yang paling umum dilakukan dalam
pengontrolan kualitas adalah menggunakan peta kontrol Shewart. Peta ini bentuknya
sangat sederhana, yaitu terdiri dari tiga buah garis yang sejajar :
2. Batas kontrol atas ditarik nilai tiga kali standar deviasi diatas garis tengah.
3. Batas kontrol bawah yang teletak pada nilai tiga kali standar deviasi dibawah
Garis tengah.
Out of control adalah suatu kondisi dimana karakteristik produk tidak sesuai
dengan spesifikasi perusahaan ataupun keinginan pelanggan dan posisinya pada peta
Terdapat satu titik data yang berada diluar batas kendali, baik yang berada diluar
Terdapat tiga titik data yang berurutan dan dua diantaranya berada di daerah A,
baik yang berada di daerah UCL maupun LCL, maka satu dari data tersebut out
of control, yakni data yang berada paling jauh dari central control limits.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3. Aturan lima titik
Terdapat lima titik data yang berurutan dan empat diantaranya berada berurutan
di daerah B, baik yang berada di daerah UCL maupun LCL, maka satu dari data
tersebut out of control, yakni data yang berada paling jauh dari central control
limits.
Terdapat delapan titik data yang berurutan dan berada berurutan di daerah C dan
di daerah UCL maka satu data tersebut out of control, yakni data yang berada
UCLL
A
2/3 UCL
B
1/3 UCL
C
CCL
C
2/3 LCL
B
2/3 LCL
A
LCL
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Peta kontrol berdasarkan jenis data yang digunakan dapat dibedakan menjadi
dua, yakni :
a. Peta p, yaitu peta kontrol untuk mengamati proporsi atau perbandingan antara
b. Peta c, yaitu peta kontrol untuk mengamati jumlah kecacatan per total produksi
c. Peta u, yaitu peta kontrol untuk mengamati jumlah kecacatan per unit produksi.
terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Dalam hal ini peta kontrol adalah
salah satu metode pengendalian kualitas statistik yang dapat digunakan untuk
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Bentuk dasar peta kontrol merupakan pragaan grafik suatu karakteristik mutu
yang telah diukur dari suatu sampel. Peta kontrol adalah teknik pengendali proses
pada jalur yang digunakan secara luas untuk menyelidiki secara cepat terjadinya
itu dan tindakan perbaikan dapat dilakukan sebelum telalu banyak unit yang tidak
sesuai diproduksi.
karakteristik kualitas dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan disebut dengan
peta kontrol variabel. Dalam hal ini tepat sekali untuk melukiskan karakteristik
karakteristik kualitas yang tidak dapat diukur dengan skala kuantitatif, dimana
keadaan ini dinilai sebagai data yang sesuai atau tidak sesuai atas dasar pada tiap
Grafik pengendalian atau peta kontrol untuk data variabel dapat digunakan
secara luas. Biasanya peta kontrol ini merupakan prosedur pengendali yang lebih
efisien dan memberikan informasi tentang proses yang lebih banyak. Apabila
bekerja dengan karakteristik kualitas yang variabel, sudah merupakan standar untuk
rata-rata proses atau mean tingkat kualitas biasanya dengan grafik pengendalan mean
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
atau peta kontrol x. Variabilitas atau pemencaran proses dapat dikendalikan dengan
grafik pengendali untuk standar deviasi atau peta kontrol S. Grafik pengendali untuk
berdimensi kontinu. Peta ini menggambarkan variasi harga rata-rata (mean) dari data
yang diklasifikasikan dalam suatu kelompok. Pengelompokan data ini bisa dilakukan
berdasarkan satuan waktu hari atau satuan waktu lainnya dimana sampel berasal dari
berikut :
∑X i
X = i =1
g = jumlah subgroup
A2 = nilai koefisien
2. Peta R (R-chart)
Peta kendali rata-rata dan jarak (range) merupakan dua peta kendali yang
kendali jarak (range) digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi atau ketepatan
proses yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil. Seperti halnya
peta kendali rata-rata peta kendali jarak tersebut juga digunakan untuk mengetahui
Peta kontrol R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu
sub group, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Langkah-langkah Penetuan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
g
∑ Ri
i =1
R=
g
g = jumlah subgroup
c. Menggambarkan garis dan garis batas kontrol pada peta serta sebaran data
Range (R).
kondisi baik atau cacat. Seperti halnya dengan peta control variabel, maka suatu
proses akan dikatakan terkendali bila data berada dalam batas-batas control.
Perbedaan yang ada adalah bahwa disini karakteristik peta kendali atribut sudah
mencerminkan harga rata-rata (mean) dan penyimpangan dari proses kerja yang
berlangsung.
chart) digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih
dalam batas yang diijinkan. Peta kendali proporsi banyak digunakan bila memakai
ukuran cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel yang diambil. Bila
sampel yang diambil untuk untuk setiap kali melakukan observasi jumlahnya sama
maka dapat digunakan peta kendali proporsi kesalahan (p chart) maupun banyaknya
kesalahan (np chart). Namun bila sampel yang diambil bervariasi untuk setiap kali
akan melakukan seratus persen inspeksi maka harus menggunakan peta kendali
proporsi kesalahan (p chart). Peta P akan berkaitan dengan “fraction defective”, yaitu
jumlah cacat dibagi dengan jumlah items (sample) yang diinspeksi. Sedangkan np
chart akan berkaitan dengan “number of defektive” atau jumlah cacat yang
ditemukan dalam sample lot sizes (n) tidak sama dengan np – chart besarnya n dari
Peta kendali ini digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas proses
produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit produk sebagai
sampelnya. Bedanya untuk jumlah sampel yang konstan dapat digunakan peta
kendali banyaknya kesalahan dalam satu unit produk yang sama atau peta kendali c
(c chart) maupun peta kendali u chart, tetapi apabila sample yang diambil bervariasi
atau seluruh produk yang dihasilkan akan diuji, maka digunakan peta kendali
banyaknya kesalahan dalam satu unit produk yang berbeda atau peta kendali u (u
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
chart). Cacat produk yang diuji dengan menggunakan peta kendali c (c chart) dan
peta kendali u (u chart) ini misalnya mengetahui jumlah bercak pada sebidang
tembok, jumlah kesalahan pengetikan yang ditemukan dalam satu lembar ketikan
dan sebagainya.
Untuk peta kontrol yang memiliki data diluar batas kendali atau out of kontrol
maka dilakukan perbaikan dengan menggunakan peta kontrol revisi. Adapun tujuan
dari pemakaian peta kontrol revisi ini untuk mendapatkan peta kontrol dimana data-
garis sentral maka perlu dihitung garis sentral baru terhadap data yang ada. Dimana
g g
∑ xi − xd ∑ Ri − Rd
i =1 i =1
xnew = dan Rnew =
g − gd g − gd
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Rd = jumlah range subgroup yang ditolak
Untuk menghitung batas kontrol yang baru maka dapat digunakan dengan
rumus:
Dimana : x0 = x new
R0 = Rnew
R0
σ0 =
d2
3. Menggambarkan peta kontrol x new dan Rnew dengan batas control yang telah
direvisi.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Kapabilitas proses digunakan untuk melihat kapabilitas atau kemampuan
proses. Indeks kapabilitas proses hanya layak dihitung apabila proses berada dalam
2. Jika 1.00 ≤ Cp ≤ 1,33 maka kapabilitas proses baik, namun perlu pengendalian
3. Jika Cp < 1.00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu ditingkatkan
berikut :
σ =
Cp =
Cp = Process capability
Kriteria penilaian :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
b. Jika 1,00 ≤ Cp ≥ 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat
c. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat
berdasarkan latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan
Sesuai dengan surat izin pelaksanaan penelitian yang dikeluarkan oleh pihak
tanggal 27 Mei s/d 10 Juni 2009. Jika perlu mengadakan peninjauan ulang maka
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Penelitian dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif
dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari objek penelitian untuk
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Dalam
penelitian yang mempelajari pengaruh sesuatu variabel dengan variabel yang lain,
maka terdapat variabel penyebab atau variabel bebas (Indevenden Variable) dan
sebab perubahan atau timbulnya variabel akibat. Adapun variabel bebas dalam
penelitian ini adalah kadar asam lemak bebas dan kadar air pada minyak mentah
kelapa sawit.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
dari variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
4.4. Metode Pengumpulan Data
data yang telah direncanakan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dimana
peneliti sangat perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti tenaga, waktu, dana,
1. Data historis
Mencatat prosedur pemeriksaan dan hasil pengukuran kadar asam lemak bebas
dan kadar air, data gambaran umum perusahaan dan inventaris mesin dan
peralatan.
2. Studi kepustakaan
kulaitas statistik. Data yang digunakan adalah data variabel yaitu data yang
berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil adalah
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran yang terkandung
dalam Crude Palm Oil (CPO). Data variabel yang diperoleh dari perusahaan diolah
dengan cara:
1. Menghitung normalitas data, dilakukan untuk menguji apakah data yang telah
∑X i
X = i =1
Dimana:
g = jumlah subgroup
∑ Ri
i =1
R=
g
Dimana :
g = jumlah subgroup
A2 = Nilai Koefisien
4. Menghitung harga Xnew, Rnew dan batas kendali untuk membuat peta kontrol
revisi. Peta revisi dilakukan bila terdapat data di luar batas kontrol.
Adapun analisa dan pemecahan masalah dilakukan dalam penelitian ini dengan
menganalisa hasil pengolahan data pada data yang berada pada kondisi diluar batas
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
4.7. Kesimpulan dan Saran
dapat diambil kesimpulan mengenai permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini akan
berguna sebagai landasan dalam perbandingan hasil penelitian dngan keadaan yang
ada di pabrik. Adapun flow diagram metodologi penelitian yang dilakukan dapat
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Penetapan Masalah
Menetapkan Permasalahan yang terjadi dalam perusahaan
(pengendalian mutu minyak mentah ke;apa sawit)
Studi Literatur
Menyediakan literatur yang
Studi Lapangan mendukung perumusan masalah
Melakukan pengamatan langsung 1. Pengendalian kualitas statistik
pada perusahaan yang diteliti 2. Metode analisis untuk
peningkatan kualitas
3. Pengantar pengendalian
kualitas statistik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data kadar Asam Lemak Bebas (ALB), Kadar Air
Pengolahan Data
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BAB V
untuk mendapatkan data yang benar. Adapun data yang telah diperoleh dalam
1. Data historis
Mencatat nilai batas normal dan hasil pengukuran terhadap kadar asam lemak
2. Studi kepustakaan
pemecahan masalah.
Adapun data nilai batas normal kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3. Kadar Normal Kotoran : 0,01 % - 0,02 %
syarat mutu untuk mewakili produk. Pengambilan sampel dilakukan dengan rentang
3 0,163 0,021
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3 29 Mei 2009 3,38 0,165 0,021
Data yang digunakan dalam penelitian adalah hasil pengujian kualitas CPO
dengan syarat mutu kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran pada
laboratorium PTP. Nusantara IV dari tanggal 27 Mei 2009 hingga 25 Juni 2009. Data
hasil pengujian kadar asam lemak bebas, kadar air dan kotoran dapat dilihat pada
Tabel 5.1.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian Kadar ALB, Kadar Air dan Kadar Kotoran
Kadar Asam
No Tanggal Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran
(ALB)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
2,71 0,144 0,02
4 0,145 0,023
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian... (Lanjutan)
Kadar Asam
No Tanggal Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran
(ALB)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
12 9 Juni 2009 3,09 0,15 0,019
3 0,161 0,021
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian ... (Lanjutan)
Kadar Asam
No Tanggal Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran
(ALB)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3,07 0,166 0,016
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3,7 0,172 0,016
Kadar Asam
No Tanggal Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran
(ALB)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3,39 0,16 0,02
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
2,94 0,151 0,02
Kadar Asam
No Tanggal Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran
(ALB)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3,6 0,172 0,018
penentuan batas kendali X dan R untuk masing-masing syarat mutu CPO yang
5.3.1. Histogram
Dari data hasil pengujian kadar asam lemak bebas diatas, maka histogram
kadar asam lemak bebas dapat dilihat pada Gambar 5.1. berikut.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gambar 5.1. Histogram Kadar Asam Lemak Bebas
Dari data hasil pengujian kadar air diatas, maka histogram kadar air dapat
dilihat pada Gambar 5.2. berikut.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Dari data hasil pengujian kadar kotoran diatas, maka histogram kadar kotoran
dapat dilihat pada Gambar 5.3. berikut.
YMax = 4,57
Ymin = 2,34
R = Ymaks – Ymin
= 4,57 – 2,34
= 2,23
K (Jumlah Kelas) :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 (2,276)
= 8,51 ≈ 9 kelas
I = interval kelas :
R
I =
K
2,23
=
9
= 0,2478 ≈ 0.25
Dari hasil perhitungan tersebut maka data distribusi frekuensi kadar Asam
Lemak Bebas (ALB) dapat dihitung seperti yang tertera pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Data Distribusi Frekuensi Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
Titik
INTERVAL BKB BKA Fi fi.xi
Tengah(Xi)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3,84 – 4,08 3,835 3,96 4,085 8 31,68
X=
∑ fi.xi = 628,46 = 3,3149
∑ fi 189
∑ fi(Xi − X )
2
Sd =
n −1
X −X
Z=
σ
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Dari persamaan tersebut, maka skor baku dari masing-masing batas
kelompok kontinu dapat ditentukan. Sebagai contoh diambil batas kelompok kontinu
= 0,0375 – 0,0087
= 0.0288
ei = Pi x N
Pi = Luas Kurva
Nilai ekspektasi dari masing-masing batas kontinu dapat dilihat pada Tabel
5.3.
1 189 189
Dari hasil perhitungan luas kurva pada Tabel di atas, akan digabung sehingga
Tabel 5.4. Data Revisi Luas Kurva Dan Frekuensi Ekspektasi Kadar ALB
Batas
P(ZBKB) P(ZBKA) Luas kurva Fi ei (Fi-ei)^2/ei
Kontinu (x)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
2,835 - 3,085 -1,18 -0,58 0,1620 42 30,6180 4,231
Tahap pengujian :
1. Rumusan Hipotesa
V (derajat kebebasan) = 8 – 3 = 5
4. Nilai Chi Kuadrat tabel untuk V = 5 dan (α) = 0.05 adalah X 01.05 = 11.070
5. Chi Kuadrat hitung < Chi Kuadrat tabel (10,5709 < 11.070)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Karena chi kuadrat hitung < Chi kuadrat tabel, maka Ho diterima. Sehingga
Chi Chi
Jenis Karakteristik Σ Fi Kuadrat Kuadrat Keterangan
Hitung Tabel
∑X i
X = i =1
Peta kontrol R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu
sub group, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Penetuan garis sentral, yakni
∑ Ri
i =1
R=
g
g = jumlah subgroup
Nilai A2 dapat dilihat pada tabel faktor untuk peta dan tabel faktor D3 dan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
terdapat dalam table pengendalian variabel yang tertera pada lampiran. Perhitungan
Tabel 5.6. Perhitungan x dan R Pada Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
Tanggal No Sampel
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 R
11-Mei-09 1 2,86 3,31 3,27 3,31 3,24 3,32 3,1 3,20 0,46
13-Mei-09 3 3,38 3,18 3,31 3,12 3,2 3,35 3,55 3,30 0,43
14-Mei-09 4 2,87 2,61 3,43 3,21 2,79 2,9 2,77 2,94 0,82
15-Mei-09 5 3,86 4,17 3,59 3,56 3,65 3,99 2,65 3,64 1,52
16-Mei-09 6 3,48 3,45 3,12 3,09 2,78 3,42 3,16 3,21 0,70
19-Mei-09 8 3,07 3,01 3,05 3,07 3,05 3,08 3,08 3,06 0,07
20-Mei-09 9 2,87 2,81 3,16 2,73 2,81 2,84 3,24 2,92 0,51
21-Mei-09 10 2,46 2,65 3,23 2,91 2,85 2,81 2,77 2,81 0,77
22-Mei-09 11 2,97 3,09 3,09 2,99 3,24 3,18 3,12 3,10 0,27
25-Mei-09 13 2,34 2,43 2,89 2,49 2,47 2,88 2,84 2,62 0,55
26-Mei-09 14 4,22 3,69 3,14 3,04 2,88 3,21 3,04 3,32 1,34
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
27-Mei-09 15 3,2 2,94 3,47 4,28 3,33 3,15 2,96 3,34 1,34
28-Mei-09 16 2,96 3,13 3,05 3,05 3,07 3,02 3,07 3,05 0,17
29-Mei-09 17 3,11 3,42 3,68 3,43 3,19 3,66 3,19 3,40 0,57
30-Mei-09 18 3,46 3,56 3,71 3,69 3,35 2,96 2,95 3,56 0,76
01-Jun-09 19 4,36 3,43 3,52 3,45 3,41 3,45 3,7 3,62 0,95
02-Jun-09 20 3,51 3,73 3,76 3,45 3,63 3,7 3,62 3,63 0,31
03-Jun-09 21 3,34 3,07 3,39 3,37 3,39 3,35 3,09 3,29 0,32
04-Jun-09 22 2,91 4,02 4,46 4,33 4,41 3,73 3,56 3,92 1,55
05-Jun-09 23 3,71 4,21 3,61 3,43 3,57 3,88 3,09 3,69 1,12
06-Jun-09 24 3,6 3,93 4,57 3,63 2,94 3,41 3,34 3,63 1,63
08-Jun-09 25 3,45 3,71 3,79 3,71 3,64 3,6 3,44 3,62 0,35
09-Jun-09 26 3,79 3,99 3,77 3,6 3,44 3,92 3,53 3,64 0,55
10-Jun-09 27 3,57 3,65 3,29 3,46 3,39 3,24 3,41 3,43 0,41
∑X i
X = i =1
g
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
dimana: X = jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup
g = jumlah subgroup
∑X i
X = i =1
89,69
X= = 3,32
27
∑ Ri
i =1
R=
g
g = jumlah subgroup
∑ Ri
i =1
R=
g
19,91
R= = 0,737
27
Nilai dari A2 = 0,419, D3 = 5,204 dan D4 = 1,924 untuk ukuran sub grup 7
= 3,63
BKB = X - A2 . R
BKA = D4. R
= 1,924 x 0,728
= 1,42
BKB = D3 x R
= 5,204 x 0,728
= 0,058
Dari hasil perhitungan di atas dapat digambarkan peta kendali X dan R yang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gambar 5.4. Peta Kendali X Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
Gambar 5.5. Peta Kendali R Kadar Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
Dari peta kendali X dan R diatas terdapat data yang out of control, yaitu data
untuk peta kendali X dengan nomor sampel 2,4,5,9,10,13,22,23,26 untuk data peta
kendali R dengan nomor sampel 5,9,22,24. Karena terdapat data yang out of control
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Xnew Xo =
= 3,364
Rnew = Ro =
13,710
=
23
= 0,585
Untuk ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga:
σo =
0,585
=
2,704
= 0,216
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Maka BKA = o +A.σo
= 3,61
= 3,11
BKAR = D2. σo
= 5,204 x 0,216
= 1,125
BKBR = D1. σo
= 0,204 x 0,216
= 0,044
Peta revisi I dari peta X dan R untuk kadar Asam Lemak Bebas dapat dilihat pada
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gambar 5.6. Peta Kontrol X Revisi I untuk Kadar Asam Lemak Bebas
Gambar 5.7. Peta Kontrol R Revisi I untuk Kadar Asam Lemak Bebas
Setelah dilakukan revisi I masih terdapat data yang diluar batas kendali yaitu
peta kendali X pada data nomor sampel 5,6,10,13,14,16,17. Sedangakan pada peta R
setelah dilakukan revisi terdapat data yang diluar kendalai yaitu pada nomor sampel
12,13. Maka akan kembalidilakukan revisi untuk mendapatkan data yang berada
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Revisi II untuk Peta X adalah:
Xnew =
36,85
=
11
= 3,35
Rnew =
= 0,513
Karena ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga:
σo =
0,513
=
2,704
= 0,190
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BKA = o +A.σo
= 3,56
BKB = o - A.σo
= 3,13
BKAR = D2. σo
= 5,204 . 0,194
=0,987
BKBR = D1. σo
= 0,204 . 0,194
= 0,039
Peta revisi II dari peta X untuk kadar ALB dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8. Peta Kontrol X Revisi II untuk Kadar Asam Lemak Bebas
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Peta revisi II dari peta R untuk kadar abu dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Gambar 5.9. Peta Kontrol R Revisi II untuk Kadar Asam Lemak Bebas
Setelah dilakukan revisi II maka pada peta kendali X dan R tidak terdapat
Berdasarkan hasil revisi dapat dilihat bahwa data sudah berada dalam batas
Cp =
Cp = Process capability
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
USL = Upper specification limit
Kriteria penilaian :
2. Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat
3. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan
Cp =
3,0 − 2,5
Cp =
6.0,19
= 0,43
Cpl =
3,35 − 2,5
=
3.0,19
= 1,49
Cpu =
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3,0 − 3,35
Cpu =
3.0,19
= -0,61
− 0,35
= = − 0,61
0,57
Berdasarkan ukuran indeks kerja, dapat diketahui bahwa Cpk, Cp, < 1,33
menunjukkan bahwa proses rendah dan tidak tidak mampu memenuhi spesifikasi.
Data kadar air yang telah dikelompokan dalam 7 sub group kemudian dicari
nilai X rata-rata dan range. berikut perhitungan X rata-rata dan range yang dapat
Sampel
Tanggal No R
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
11-Mei-09 1 0,136 0,131 0,134 0,141 0,131 0,148 0,14 0,137 0,46
12-Mei-09 2 0,138 0,146 0,135 0,174 0,159 0,163 0,153 0,153 0,26
13-Mei-09 3 0,165 0,157 0,151 0,148 0,158 0,163 0,147 0,156 0,43
14-Mei-09 4 0,155 0,154 0,159 0,16 0,154 0,153 0,153 0,155 0,82
Sampel
Tanggal No R
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
15-Mei-09 5 0,145 0,156 0,148 0,149 0,159 0,155 0,166 0,154 1,52
16-Mei-09 6 0,142 0,131 0,136 0,138 0,141 0,127 0,142 0,137 0,70
18-Mei-09 7 0,139 0,139 0,144 0,145 0,147 0,141 0,147 0,143 1,50
19-Mei-09 8 0,146 0,159 0,163 0,154 0,157 0,151 0,152 0,155 0,07
20-Mei-09 9 0,13 0,145 0,131 0,136 0,131 0,142 0,138 0,136 0,51
21-Mei-09 10 0,141 0,147 0,143 0,159 0,146 0,142 0,153 0,147 0,77
22-Mei-09 11 0,164 0,176 0,164 0,178 0,173 0,166 0,183 0,172 0,27
23-Mei-09 12 0,15 0,158 0,151 0,157 0,15 0,161 0,163 0,156 0,68
25-Mei-09 13 0,138 0,149 0,143 0,148 0,149 0,138 0,158 0,146 0,55
26-Mei-09 14 0,137 0,133 0,138 0,131 0,138 0,128 0,141 0,135 1,34
27-Mei-09 15 0,143 0,141 0,148 0,143 0,145 0,139 0,14 0,143 1,34
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
28-Mei-09 16 0,149 0,164 0,155 0,164 0,166 0,16 0,166 0,161 0,17
29-Mei-09 17 0,172 0,169 0,166 0,173 0,169 0,18 0,167 0,171 0,57
30-Mei-09 18 0,155 0,163 0,161 0,159 0,152 0,157 0,156 0,158 0,76
01-Jun-09 19 0,163 0,164 0,179 0,175 0,181 0,173 0,172 0,172 0,95
02-Jun-09 20 0,181 0,168 0,169 0,158 0,161 0,153 0,159 0,164 0,31
03-Jun-09 21 0,147 0,147 0,16 0,173 0,186 0,162 0,149 0,161 0,32
04-Jun-09 22 0,177 0,171 0,182 0,184 0,176 0,169 0,172 0,176 1,55
05-Jun-09 23 0,154 0,153 0,178 0,168 0,153 0,162 0,179 0,164 1,12
06-Jun-09 24 0,182 0,143 0,171 0,146 0,151 0,139 0,144 0,154 1,63
08-Jun-09 25 0,158 0,161 0,143 0,153 0,15 0,151 0,185 0,157 0,35
09-Jun-09 26 0,166 0,166 0,155 0,172 0,164 0,159 0,153 0,162 0,55
10-Jun-09 27 0,186 0,182 0,176 0,182 0,186 0,176 0,17 0,180 0,41
∑X i
X = i =1
g = jumlah subgroup
∑X i
X = i =1
4,203
X =
27
= 0,156
∑ Ri
i =1
R=
g
g = jumlah subgroup
∑ Ri
i =1
R=
g
0,537
= = 0,020
27
Nilai A2= 0,419, D3= 0,076 dan D4= 1,924 didapat dari table faktor A dan
= 0,164
BKB = X - A2 . R
= 0,147
BKA = D4. R
= 1,924 x 0,020
= 0,038
BKB = D3 x R
= 0,076 x 0,020
= 0,002
Dari hasil perhitungan di atas dapat digambarkan peta kendali X dan R yang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gambar 5.10. Peta Kendali x untuk Kadar Air
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Dari peta kendali X di atas terdapat data yang out of control, data dengan
control dengan nomor sampel 2,21,24,25 untuk data R. Karena terdapat data yang
Xnew = Xo =
2,165
=
14
= 0,155
Rnew =
0,374
=
23
= 0,0163
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Karena ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga:
σo =
0,0163
=
2,704
= 0,0060
BKA = o +A.σo
= 0,161
BKB = o - A.σo
= 0,148
BKAR = D2. σo
= 5,204 x 0,0060
= 0,0313
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BKBR = D1. σo
= 0,204 x 0,0060
= 0,0012
Peta revisi I dari peta X untuk kadar abu dapat dilihat pada Gambar 5.12.
Peta revisi I dari peta R untuk kadar abu dapat dilihat pada Gambar 5.13.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gambar 5.13. Peta Kontrol X Revisi I untuk Kadar Air
Setelah dilakukan revisi pada peta X masih ada data yang diluar batas kendali
yaitu data nomor sampel 1,7,10, maka dilakukan revisi kembali untuk mendapatkan
data yang berada dalam batas kendali. Sedangkan pada peta R data suadah berada
Xnew =
1,716
=
11
= 0,156
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Karena ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga:
σo =
0,0163
=
2,704
= 0,0060
BKA = o +A.σo
= 0,166
BKB = o - A.σo
= 0,146
Peta revisi II dari peta X untuk kadar air dapat dilihat pada Gambar 5.14.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gambar 5.14. Peta Kontrol X Revisi II untuk Kadar air
Setelah dilakukan revisi II maka semua data pada peta X terdapat dalam batas
kendali.
Cp =
Cp = Process capability
Kriteria penilaian :
2. Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan
Cp =
0,15 − 0,05
Cp =
6.0,006
= 2,77
Cpl =
0,156 − 0,05
=
3.0,006
= 5,89
Cpu =
0,15 − 0,156
Cpu =
3.0,006
= -0,33
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
min{((cpu )or (cpl )}
Cpk =
3σ 0
min{(USL − X )or ( X − LSL)
=
3σ
(0,10 − 0,156) 0r (0,156 − 0,05)
=
3(0.006)
− 0,056
= = − 3,11
0,018
menunjukkan bahwa Cp >1,00 maka proses sangat baik, ssedangkan Cpk < 1,00
Data kadar air yang telah dikelompokan dalam 7 sub group kemudian dicari
nilai X rata-rata dan range. berikut perhitungan X rata-rata dan range yang dapat
Tanggal No Sampel R
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
11-Mei-09 1 0,02 0,02 0,021 0,021 0,021 0,02 0,02 0,02 0,001
12-Mei-09 2 0,021 0,02 0,017 0,017 0,019 0,021 0,02 0,017 0,004
13-Mei-09 3 0,021 0,019 0,019 0,017 0,021 0,022 0,021 0,017 0,005
14-Mei-09 4 0,023 0,023 0,021 0,02 0,023 0,02 0,021 0,02 0,003
15-Mei-09 5 0,022 0,021 0,023 0,022 0,022 0,021 0,022 0,021 0,002
16-Mei-09 6 0,016 0,017 0,02 0,021 0,022 0,025 0,022 0,016 0,009
18-Mei-09 7 0,021 0,019 0,02 0,023 0,025 0,02 0,022 0,019 0,006
Tanggal No Sampel
R
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
19-Mei-09 8 0,02 0,023 0,021 0,022 0,022 0,02 0,019 0,019 0,004
20-Mei-09 9 0,017 0,018 0,02 0,016 0,016 0,017 0,018 0,016 0,004
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
21-Mei-09 10 0,021 0,025 0,022 0,023 0,019 0,017 0,016 0,016 0,009
22-Mei-09 11 0,017 0,018 0,019 0,019 0,019 0,02 0,019 0,017 0,003
23-Mei-09 12 0,019 0,018 0,02 0,022 0,019 0,021 0,02 0,018 0,004
25-Mei-09 13 0,021 0,018 0,018 0,019 0,02 0,021 0,022 0,018 0,004
26-Mei-09 14 0,021 0,02 0,022 0,023 0,021 0,023 0,021 0,02 0,003
27-Mei-09 15 0,02 0,02 0,019 0,019 0,021 0,021 0,023 0,019 0,004
28-Mei-09 16 0,016 0,017 0,016 0,018 0,016 0,018 0,018 0,016 0,002
29-Mei-09 17 0,02 0,019 0,018 0,016 0,017 0,02 0,021 0,016 0,005
30-Mei-09 18 0,021 0,022 0,021 0,02 0,019 0,018 0,019 0,018 0,004
01-Jun-09 19 0,018 0,018 0,019 0,019 0,017 0,016 0,016 0,016 0,003
02-Jun-09 20 0,02 0,019 0,02 0,016 0,017 0,018 0,019 0,016 0,004
03-Jun-09 21 0,016 0,018 0,02 0,021 0,022 0,022 0,025 0,016 0,009
04-Jun-09 22 0,02 0,021 0,019 0,017 0,017 0,019 0,02 0,017 0,004
05-Jun-09 23 0,021 0,02 0,021 0,022 0,02 0,02 0,021 0,02 0,002
06-Jun-09 24 0,019 0,018 0,016 0,018 0,02 0,017 0,017 0,016 0,004
08-Jun-09 25 0,018 0,018 0,02 0,019 0,019 0,02 0,018 0,018 0,002
09-Jun-09 26 0,019 0,019 0,021 0,018 0,019 0,017 0,018 0,017 0,004
10-Jun-09 27 0,021 0,02 0,018 0,02 0,021 0,017 0,02 0,017 0,004
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Nilai rata-rata X yang juga merupakan garis sentral didapatkan dengan rumus:
∑X i
X = i =1
g = jumlah subgroup
∑X i
X = i =1
0,5313
X=
27
= 0,02
∑ Ri
i =1
R=
g
g = jumlah subgroup
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
g
∑ Ri
i =1
R=
g
0,112
=
27
= 0,004
BKA = X + A2 . R
= 0,4016 + 0,017
= 0,021
BKB = X - A2 . R
= 0,4016 – 0,017
= 0,0181
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BKA = D4. R
= 1,924 x 0,004
= 0,008
BKB = D3 x R
= 0,076 x 0,0163
= 0,0003
Dari hasil perhitungan di atas dapat digambarkan peta kendali x dan R yang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gambar 5.16. Peta Kendali R untuk Kadar Kotoran
Dari peta kendali X diatas terdapat data yang out of control, data dengan
nomor sampel 4,5,9,14,16. Untuk peta R data yang out of control adalah data dengan
nomor sampel 6,10,21. Karena terdapat data yang out of control maka perlu
dilakukan revisi.
Xnew = Ro =
0,431
=
22
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
= 0,022
Rnew =
0,085
=
24
= 0,0035
Karena ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
σo =
0,0035
=
2,704
= 0,00131
BKA = o +A.σo
= 0,022 + 0,0015
= 0,021
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BKB = o - A.σo
= 0,022 - 0,0015
= 0,018
BKAR = D2. σo
= 5,204 x 0,00131
= 0,007
BKBR = D1. σo
= 0,204 x 0,00131
= 0,0003
Peta revisi I dari peta X untuk kadar zat menguap dapat dilihat pada Gambar
5.17.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gambar 5.17. Peta Kontrol X Revisi I untuk Kadar Kotoran
Peta revisi I dari peta R untuk kadar zat menguap dapat dilihat pada Gambar
5.18.
Berdasarkan hasil revisi dapat dilihat bahwa data sudah berada dalam batas
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Cp =
Cp = Process capability
Kriteria penilaian :
2. Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat
3. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan
Cp =
0,020 − 0,01
Cp =
6.0,001
= 1,6
Cpl =
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
0,022 − 0,01
=
3.0,001
=4
Cpu =
0,02 − 0,022
Cpu =
3.0,001
= -0,66
− 0,02
= = − 0,66
0,003
menunjukkan kinerja proses yang rendah dimana berada diluar batas spesifikasi.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
BAB VI
6.1. Analisa
(SQC) yaitu dari diagram histogram, hasil perhitungan peta pengendalian kualitas,
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
6.1.1. Analisa Histogram
Berdasarkan hasil histogram pada kadar asam lemak bebas, maka dapat
dilihat bahwa terdapat 123 data yang berada pada luar batas normal untuk standar
mutu kadar asam lemak bebas yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk
kadar air terdapat 109 data yang berada diluar batas normal untuk standar mutu dari
perusahaan. Untuk kadar kotoran terdapat data sebanyak 67 data berada diluar batas
Control (SQC) dapat dianalisa bahwa masih banyak data yang berada diluar batas
BKA = 3,56
BKB = 3,13
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Batas kendali peta R untuk kadar asam lemak bebas adalah:
BKA = 0,987
BKB = 0,039
Hasil pengolahan kadar asam lemak bebas yang berada diluar batas kendali
No R
1 3,20 0,460
3 3,30 0,430
5 3,64 (di luar batas kendali) 1,520 (di luar batas kendali)
6 3,21 0,700
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
8 3,06 (di luar batas kendali) 0,070
12 3,33 0,680
17 3,40 0,570
18 3,56 0,760
21 3,29 0,320
22 3,92 (di luar batas kendali) 1,550 (di luar batas kendali)
24 3,63 (di luar batas kendali) 1,630 (di luar batas kendali)
27 3,43 0,410
Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas nilai
3,56 dan data yang berada dibawah nilai 3,13 berada diluar batas kendali. Sedangkan
untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,987 dan dibawah nilai
BKA = 0,166
BKB = 0,146
BKA = 0,031
BKB = 0,0012
Hasil pengolahan kadar air yang berada diluar batas kendali dapat dilihat
No R
3 0,156 0,018
5 0,150 0,021
7 0,144 0,008
8 0,155 0,017
12 0,155 0,013
16 0,161 0,017
18 0,157 0,011
21 0,167 (di luar batas kendali) 0,039 (di luar batas kendali)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
23 0,160 0,026
26 0,160 0,019
Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas nilai
0,166 dan data yang berada dibawah nilai 0,146 berada diluar batas kendali.
Sedangkan untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,031 dan
BKA = 0,021
BKB = 0,018
BKA = 0,007
BKB = 0,0003
Hasil pengolahan kadar kotoran yang berada diluar batas kendali dapat dilihat
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tabel 6.3. Analisis Hasil Pengolahan Kadar Kotoran
No R
1 0,020 0,001
2 0,019 0,004
3 0,020 0,005
7 0,021 0,006
8 0,021 0,004
11 0,018 0,003
12 0,020 0,004
13 0,020 0,004
15 0,020 0,004
17 0,019 0,005
18 0,020 0,004
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tabel 6.3. Analisis Hasil Pengolahan ... (Lanjutan )
No R
19 0,018 0,003
20 0,018 0,004
22 0,019 0,004
23 0,021 0,002
24 0,018 0,004
25 0,019 0,002
26 0,019 0,004
27 0,020 0,004
Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas nilai
0,021 dan data yang berada dibawah nilai 0,018 berada diluar batas kendali.
Sedangkan untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,007 dan
Berikut adalah jenis uji karakteristik dan jumlah data yang berada diluar batas
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Tabel 6.4. Jenis Uji Karakteristik Dan Jumlah Data Di Luar Batas Kendali
2 Kadar Air 16 4
3 Kadar Kotoran 5 3
6.1.3. Analisa Kondisi Data di Luar Batas Kendali dengan Diagram Sebab
Akibat
Dari histogram terlihat bahwa jumlah data diluar batas kendali terbesar
adalah data kadar asam lemak bebas dan kadar air diikuti dengan kadar kotoran.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
1. Kadar Asam Lemak Bebas
Kadar asam lemak bebas (ALB) mengandung enzim penstimulir yang bersifat
katalisator, dimana enzim ini dapat membentuk asam lemak bebas. Kadar asam
lemak bebas merupakan hal pokok dalam penentuan kualitas Crude palm oil.
Dimana semakin tinggi kadar asam lemak bebas maka semakin rendah nilai kualitas
dari crude palm oil. Untuk memperoleh sebab lainnya ditelusuri melalui alat
a. Bahan baku, yaitu dapat disebabkan langsung dari induk pohonnya, kematangan
yang tepat, penanganan pasca panen terhadap bahan baku, lama penyimpanan
bahan baku.
c. Metode kerja, yaitu pembentukan asam lemak bebas karena perebusan yang
tidak sempurna.
perawatan mesin.
Diagram sebab akibat untuk kadar asam lemak bebas dapat dilihat pada
Gambar 6.1.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Manusia Mesin Bahan Baku
Lama penyimpanan
bahan baku
Kurang Tidak dilakukan Induk pohon
Kurangnya perwawatan
memperhatikan sortasi kelapa sawit
pada mesin
pekerjaan
Penanganan
ketelitian Produktivitas Kematangan yang pasca panen
mesin rendah tidak tepat
Kadar ALB
Sisa
produksi,sampah Perebusan tidak
Telalu lama dalam tangki maksimal
Lingkungan timbun
yang kotor
Tingginya kadar ALB
Lingkungan
Metode Kerja
Kerja
2. Kadar air
Kadar air yang terkandung dalam minyak sawit akan mempengaruhi nilai
kadar asam lemak bebas. Semakin tinggi nilai kadar air semakin tinggi pula kadar
asam lemak bebeas yang terbentuk. Untuk memperoleh sebab lainnya ditelusuri
a. Bahan baku, bahan baku yang terlalu matang mengandung kadar air yang tinggi.
b. Metode kerja, yaitu perebusan bahan baku yang tidak sempurna di satasiun
perebusan. pengurangan kadar air yang yang tidak sempurna pada mesin oil
purifier. Pemisahan kadar air dengan kadar kotoran yang berdasarkan berat jenis
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
c. Manusia, yaitu kurangnya ketelitian pada saat bekerja, hal tersebut dikarena
terhadap pekerjaan, kelehan pada saat bekerja disebabkan jam kerja yang terlalu
tinggi.
Kadar Air
Kelelahan dan kurang
knsentrasi Pemisahan berat
jenis kadar air Kadar air tinggi
Kurangnya
performa blow disk Perebusan kadar
ketelitian
rendah air yang tidak
sempurna
METODE KERJA
MANUSIA
3. Kadar Kotoran
pasir, ampas serat daging pada buah sawit. Untuk memperoleh sebab lainnya
a. Bahan baku, disebabkan penyimpanan bahan baku yang tidak bersih, bahan baku
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
b. Manusia, yaitu operator yang kurang teliti dalam bekerja, hal tersebut dikarena
pekerja tidak bekerja sesuai dengan standar operasi pabrik yang diberikan,dan
c. Metode kerja, yaitu penyaringan yang tidak maksimal pada saringan getar
dengan ayaka mesh 30 dan 40. Tercampurnya minyak dengan kotoran pada saat
d. Mesin, yaitu pengaturan waktu dan putaran yang tidak sesuai dengan standar
operasi.
e. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan kerja yang kotor, banyaknya sisa produksi.
Diagram sebab akibat untuk kadar kotoran dapat dilihat pada Gambar 6.3.
Mesin Manusia
Kurang
memperhatikan
Produktivitas Kelelaha pekerjaan
mesin rendah
Kurang
ketelitian
Kurangnya perwawatan
pada mesin
Kadar Kotoran
pasir pada Lingkungan
buah yang kotor
Pengadukan tidak Pengendapan tidak
Sisa sempurna sempurna
produksi
Tempat penyimpanan
kotor
pemisahan otorandan
minyak tidak sempurna Penyaringan kadar
kotoran yang tidak
Bahan Baku Lingkungan sempurna
Metode
Kerja
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Dari penggunaan batas atas spesifikasi (USL) dan batas bawah spesifikasi
(LSL) yang telah ditentukan, maka didapat hasil perhitungan Cp dan Cpk sebagai
berikut:
a. Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
dimana nilai Cp = 0,43 sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -0,61. Dapat
dilihat nilai CP, Cpk < 1 maka kapabilitas proses dan kinerja proses sangat
rendah.
b. Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar air dimana nilai Cp = 1,38
sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -3,11. Dapat dilihat nilai CP >1,33
maka kapabilitas proses sangat baik dan nilai Cpk < 1 maka kinerja proses
sangat rendah.
c. Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar air dimana nilai Cp = 1,6
sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -0,66. Dapat dilihat nilai CP >1,33
maka kapabilitas proses sangat baik dan nilai Cpk < 1 maka kinerja proses
sangat rendah.
6.2. Evaluasi
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Pada peta kontrol X dan R terdapat data yang out of control sehingga perlu
dilakukan revisi sebanyak 2 kali. Setelah di revisi seluruh data kadar asam lemak
bebas sudah berada di dalam batas kontrol sehingga tidak perlu direvisi lagi.. Hal ini
dipengaruhi data yang digunakan selalu berubah-ubah yang tidak tersebar normal
sehingga tidak dapat dikendalikan dan menyebebkan data banyak yang melewati
batas controlnya.
Pada peta kontrol X terdapat data yang out of control sehingga perlu
dilakukan revisi sebanyak 2 kali. Setelah di revisi seluruh data kadar air sudah berada
di dalam batas kontrol sehingga tidak perlu direvisi lagi. Hal ini dipengaruhi data
Pada peta R dilakukan sekali revisi,setelah itu data range kadar air sudah didalam
batas kontrol.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Pada peta kontrol X dan R terdapat data yang out of control sehingga perlu
dilakukan revisi sebanyak 1 kali. Setelah di revisi seluruh data kadar air sudah berada
di dalam batas kontrol sehingga tidak perlu direvisi lagi. Hal ini dipengaruhi data
Pada analisis histogram dapat dilihat bahwa kadar asam lemak bebas, kadar
air dan kadar kotoran memiliki data tertinggi dan terendah dalam diagram ini terlihat
data kadar air dan data kadar ALB merupakan data yang tertinggi yang berada diluar
batas normal.
Untuk kadar asam lemak bebas kemampuan proses dan kinerja proses sangat
rendah. Hal ini mengakibatkan banyaknya data yang berada diluar batas normal yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus
b. Kadar Air
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Untuk kadar air kemampuan proses sangat baik. akan tetapi untuk
kemampuan kinerja proses sangat rendah. Kemampuan kinerja yang rendah tersebut
mengakibatkan banyaknya data yang berada diluar batas normal yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus lebih
meningkatkan kontrol terhadap pekerja untuk lebih memenuhi standard operasi yang
c. Kadar Air
Untuk kadar Kotoran kemampuan proses sangat baik. akan tetapi untuk
kemampuan kinerja proses sangat rendah. Kemampuan kinerja yang rendah tersebut
mengakibatkan banyaknya data yang berada diluar batas normal yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus lebih
meningkatkan kontrol terhadap pekerja untuk lebih memenuhi standard operasi yang
6.2.5.1. Evaluasi cause and effect diagram Kadar Asam Lemak Bebas
Evaluasi untuk cause and effect diagram adalah perbaikan beberapa faktor
lingkungan, dan bahan bakunya. Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh pada
cause and effect diagram untuk kadar ALB, yaitu pengolahan bahan baku mulai dari
pasca panen sangat perlu dilakukan suatu evaluasi yakni dengan menjaga agar buah
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
yang telah dipanen agar segera dapat diproduksi karena semakin lama disimpan
maka kadar ALB akan semakin tinggi. Selain itu juga perlu kontrol yang ketat saat
dilakukan sortasi agar terhindar dari kematangan yang tidak tepat. Induk kelapa sawit
juga sangat diperhatikan, karena terdapat jenis induk pohon yang memang memiliki
Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh pada cause and effect diagram
untuk kadar air, yaitu pengolahan bahan baku dan metode kerja sangat
mempengaruhi nilai kadar air yang terkandung didalam buah. Evaluasi yang dapat
dilakukan yakni dengan menjaga agar buah yang telah dipanen agar segera dapat
diproduksi karena semakin lama disimpan maka kadar air akan semakin tinggi.
Selain itu dalam penyimpanan harus berada pada tempat yang kering untuk menjaga
agar kadar air tidak meninggi. Induk kelapa sawit juga sangat diperhatikan, karena
terdapat jenis induk pohon yang memang memiliki kandungan air yang besar.
Untuk metode kerja perlu diperhatikan sistem perebusan yang harus sesuai
dengan standard operasi pabrik dari perusahaan sehingga dapat menjaga atau
mengurangi kadar air yang terkandung dalam buah saat proses produksi.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh pada cause and effect diagram
untuk kadar kotoran, metode kerja sangat mempengaruhi nilai kadar air yang
terkandung didalam buah. Evaluasi yang dapat dilakukan yakni dengan menjaga agar
penyaringan kotoran yang dilakukan pada saat proses produksi harus sempurna dan
pengadukan minyak yang mengandung kotoran harus dilakukan sesuai standard yang
telah ditetapkan sehingga proses pemisahan minyak dan kotoran dengan metode
lingkungan kerja yang kotor dan sisa-sisa produksi yang masih terdapat dimesin
dapat mempengaruhi kadar kotoran. Untuk faktor manusis diharapkan untuk lebih
memperhatikan pekerjaan yang dilakukan agar metode kerja yang telah ditetapkan
BAB VII
7. 1. Kesimpulan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Berdasarkan pengolahan dan pembahasan data yang telah dilakukan pada,
1. Hasil analisis Statistical Quality Control (SQC) dengan metode peta X dan R
tercapai. Dimana hasil pemeriksaan sampel syarat mutu masih terdapat jumlah
2. Jumlah sampel yang diluar batas kendali untuk kadar ALB sebanyak 16
3. Nilai proses kapabilitas (Cp) untuk kadar ALB sebesar 0.43, kadar air sebesar 1.38
penyimpangan kualitas adalah faktor bahan baku, metode kerja, manusia, mesin,
dan lingkungan kerja. Dimana penyebab yang paling berpengaruh adalah bahan
7.2. Saran
1. Perbaikan yang dilakukan oleh perusahaan sebaiknya lebih terfokus pada faktor
penyebab utama penyimpangan kualitas yaitu faktor bahan baku, metode kerja dan
mesin.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
2. Pihak perusaahaan lebih memperhatikan pemilihan bahan baku yang masuk,
produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Gaspert. V. Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas, Penerbit Gramedia
Jakarta, 2005.
Aksara, 2006.
2005
LAMPIRAN I
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Mesin Produksi
1. Jembatan Timbang
lain
Panjang : 12000 mm
Lebar : 3000 mm
Kapasitas : 50 ton
2. Loading Ramp
pengisian lori
Panjang : 2500 mm
Lebar : 220 mm
Kemiringan : 250
Kapasitas : 15 ton0buys
D. Sterilisasi (Rebusan)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
1. Sterilizer
penebahan.
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : @ 25 Ton/siklus
Diameter : @2070 mm
Panjang : 27.000 mm
Tekanan : 3 Kg/cm2
2. Lori rebusan
3. Alat Penarik
sterilizer
Daya : 10 Hp
Arus : 16 A
4. Jembatan Pemindah
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Kapasitas : 3 lori ( 7,5 ton)
Daya : 7,5 Hp
Volt : 380 V
Arus : 12,1 A
E. Stasiun Penebahan
1. Hosting Crane
autofeeder
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 5 Ton
2. Auto Feeder
Jumlah : 3 unit
3. Thereser
kosong
jumlah : 3 unit
Kapasitas : 20 Ton/jam
Diameter : 1938 mm
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Panjang : 4730 mm
putaran : 23 Rpm
4. Fruit Elevator
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 2 Kg/timba
Tinggi : 12.000 mm
Putaran : 24 Rpm
5. Transportasi janjangan
kosong
Jumlah : 2 unit
Panjang : 39.000 mm
Lebar : 1.000 mm
Putaran : 24 Rpm
6. Hopper Kosong
Jumlah : 1 unit
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
1. Digester (ketel adukan)
cara diaduk
Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 1 ton/jam
Putaran : 14 rpm
E. Stasiun Klarifikasi
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 10 Ton
panjang : 2m
2. Vibrating Screen
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 18 Ton/Jam
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3. Tangki Minyak Kasar
pemisah
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 10 Ton
Suhu : 95-1000C
Panjang : 3m
Lebar : 1,6 m
Tinggi : 1,2 m
sludge
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 70 ton
Suhu : 95-1000C
Tinggi : 8.3 m
5. Oil Tank
dengan sludge
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 10 ton
Suhu : 95-1000C
Tinggi : 2.710 m
6. Sludge Tank
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 20 Ton
Suhu : 90-950C
Tinggi : 3.26 m
7. Oil Purifier
tangki masakan
Jumlah : 3 unit
Suhu : 90-950C
Tekanan : 3 Kg/Cm2
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
8. Sludge Seperator
Jumlah : 3 Unit
Kapasitas : 8 Ton
Suhu : 90-1000C
Tekanan : 3 Kg/cm2
9. Pre Cleaner
kotoran
Jumlah : 2 unit
Tinggi : 800 mm
Jumlah : 2 unit
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Suhu : 90-1000C
Tekanan : 3 Kg/cm2
tank.
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 9 Ton
Suhu : 85-900C
dipasarkan
Jumlah : 3 unit
Suhu : 50-60 0C
Tinggi : 8.5 m
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Lampiran 2
Peralatan Produksi
1. Stasiun Kempa
Jumlah : 2 Buah
Merk : PMT
Asal : PMT
b. Timba PK Meal
Jumlah : 2 Buah
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Merk : PMT
Asal : PMT
Jumlah : 3 Buah
Merk : PMT
Asal : PMT
Jumlah : 1 Buah
Merk : PMT
Asal : PMT
Jumlah : 1 Buah
Merk : PMT
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Asal : PMT
Jumlah : 2 Buah
Asal : MAS
Jumlah : 1 Buah
Merk : PMT
Asal : PMT
Jumlah : 2 Buah
Asal : MAS
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
5 Stasiun Penimbunan Minyak
Jumlah : 4 Buah
Merk : PMT
Asal : PMT
Jumlah : 2 Buah
Type : T 24 V 30 P 62288
Asal : Sidney
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Lampiran 4
Tabel Che-Kuadrat
df 0.995 0.99 0.975 0.95 0.90 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005
1 --- --- 0.001 0.004 0.016 2.706 3.841 5.024 6.635 7.879
2 0.010 0.020 0.051 0.103 0.211 4.605 5.991 7.378 9.210 10.597
3 0.072 0.115 0.216 0.352 0.584 6.251 7.815 9.348 11.345 12.838
4 0.207 0.297 0.484 0.711 1.064 7.779 9.488 11.143 13.277 14.860
5 0.412 0.554 0.831 1.145 1.610 9.236 11.070 12.833 15.086 16.750
6 0.676 0.872 1.237 1.635 2.204 10.645 12.592 14.449 16.812 18.548
7 0.989 1.239 1.690 2.167 2.833 12.017 14.067 16.013 18.475 20.278
8 1.344 1.646 2.180 2.733 3.490 13.362 15.507 17.535 20.090 21.955
9 1.735 2.088 2.700 3.325 4.168 14.684 16.919 19.023 21.666 23.589
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
10 2.156 2.558 3.247 3.940 4.865 15.987 18.307 20.483 23.209 25.188
11 2.603 3.053 3.816 4.575 5.578 17.275 19.675 21.920 24.725 26.757
12 3.074 3.571 4.404 5.226 6.304 18.549 21.026 23.337 26.217 28.300
13 3.565 4.107 5.009 5.892 7.042 19.812 22.362 24.736 27.688 29.819
14 4.075 4.660 5.629 6.571 7.790 21.064 23.685 26.119 29.141 31.319
15 4.601 5.229 6.262 7.261 8.547 22.307 24.996 27.488 30.578 32.801
16 5.142 5.812 6.908 7.962 9.312 23.542 26.296 28.845 32.000 34.267
17 5.697 6.408 7.564 8.672 10.085 24.769 27.587 30.191 33.409 35.718
18 6.265 7.015 8.231 9.390 10.865 25.989 28.869 31.526 34.805 37.156
19 6.844 7.633 8.907 10.117 11.651 27.204 30.144 32.852 36.191 38.582
20 7.434 8.260 9.591 10.851 12.443 28.412 31.410 34.170 37.566 39.997
21 8.034 8.897 10.283 11.591 13.240 29.615 32.671 35.479 38.932 41.401
22 8.643 9.542 10.982 12.338 14.041 30.813 33.924 36.781 40.289 42.796
23 9.260 10.196 11.689 13.091 14.848 32.007 35.172 38.076 41.638 44.181
24 9.886 10.856 12.401 13.848 15.659 33.196 36.415 39.364 42.980 45.559
25 10.520 11.524 13.120 14.611 16.473 34.382 37.652 40.646 44.314 46.928
26 11.160 12.198 13.844 15.379 17.292 35.563 38.885 41.923 45.642 48.290
27 11.808 12.879 14.573 16.151 18.114 36.741 40.113 43.195 46.963 49.645
28 12.461 13.565 15.308 16.928 18.939 37.916 41.337 44.461 48.278 50.993
29 13.121 14.256 16.047 17.708 19.768 39.087 42.557 45.722 49.588 52.336
30 13.787 14.953 16.791 18.493 20.599 40.256 43.773 46.979 50.892 53.672
40 20.707 22.164 24.433 26.509 29.051 51.805 55.758 59.342 63.691 66.766
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
50 27.991 29.707 32.357 34.764 37.689 63.167 67.505 71.420 76.154 79.490
60 35.534 37.485 40.482 43.188 46.459 74.397 79.082 83.298 88.379 91.952
70 43.275 45.442 48.758 51.739 55.329 85.527 90.531 95.023 100.425 104.215
80 51.172 53.540 57.153 60.391 64.278 96.578 101.879 106.629 112.329 116.321
90 59.196 61.754 65.647 69.126 73.291 107.565 113.145 118.136 124.116 128.299
100 67.328 70.065 74.222 77.929 82.358 118.498 124.342 129.561 135.807 140.169
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.