Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA

Nama Mahasiswa : Succi Setiawati Tanggal : 19 oktober 2018


NPM : 1714901210071 Ruang : IGD RSUD. Ulin

1. Identitas klien
Nama : Tn. N
Umur : 56 tahun

2. Diagnosa medis : PJK

3. Tindakan keperawatan dan rasional


Resusitasi jantung paru (RJP)

4. Diagnosa keperawatan
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung (00029).

5. Data
Tn. N terpasang oksigen nrm 15 lpm dengan tanda-tanda vital terakhir klien : TD : tidak
terbaca, RR : 0 x/menit, Nadi : 6 x/menit, Temp : 41.0°C, SpO2 : 74%.

6. Resusitasi
Aktivitas-aktivitas :
 Evaluasi ketiadaan respon untuk menentukan tindakan yang cepat
 Panggil bantuan jika tidak ada pernapasan atau tidak ada respon
 Lakukan RJP yang memfokuskan pada kompresi dada pada pasien
 Mulai 30 kompresi dada dengan laju dan kedalaman yang spesifik dan menghindari
ventilasi berlebih
 Berikan dua pernafasan buatan setelah pemberian 30 kompresi dada komplit
 Monitor respon pasien setelah usaha resusitasi
 Sediakan obat sesuai kebutuhan
Prinsip-prinsip tindakan dan rasional
No Prinsip Tindakan Rasional
1 Periksa Kesadaran Penderita Mengetahui status kesadaran
         Menepuk bahu/ menggoyangkan badan pasien
penderita
         Jika belum merespon, panggil dengan suara
keras
         Jika tidak merespon berikan rangsangan nyeri

2 Call For Help Meminta bantuan segera


         Berteriak minta tolong dengan orang sekitar untuk meminimalkan angka
         Aktifkan EMS (Emergency Medical Service) keparahan saat kita
dengan menelpon 911 atau Panggilan petugas menghadapi situasi kritis
kesehatan terdekat
         Saat menghubungi petugas kesehatan,
informasikan tentang kejadian, jarak terdekat
menuju kejadian, nama tempat kejadian, lantai,
kamar, dengan lengkap
         Jelaskan nama anda yang menghubungi, apa
yang terjadi, jumlah korban, kondisi korban, dan
pertolongan yang sudah diberikan.
3 Atur Posisi Korban Mempermudah kita dalam
         Posisi baring telentang (agar efektif dalam melakukan pemeriksaan
melakukan pemeriksaan napas dan nadi tanda-tanda vital
         Baringkan ditempat datar dan  keras
4 Ekstensikan Kepala Korban Membuka jalan nafas korban
         Tehnik mengangkat dengan cara 1 tangan di
dahi korban dan tangan lainnya di bawah dagu
korban
5 Periksa Mulut Korban Mencega terjadinya ada
         Kaji adanya benda asing/ material muntahan sumbatan nafas yang
dimulut korban. Jika terlihat ambil benda asing disebakan oleh benda asing
tersebut. Pengambilan material cair dengan kain,
pengambilan material padat dengan jari
6 Periksa Napas Mengetahui apakah terjadi
         Lihat dada penderita apakah  normal abnormal dinding dada &
(normalnya turun naik) suara tambahan saat bernafas
         Dengar suara napas dengan merasakan
hembusan napas di pipi
7 Beri 2x napas buatan Memaksimalkan pemberian
         Pencet hidung korban, lingkari mulut korban O2 saat terjadi keadaan kritis
dengan mulut anda secara ketat
         Hembuskan napas pelan dan dalam  sampai
melihat dada penderita naik
         Batas waktu antara napas kedua 1,5 detik
8 Periksa nadi korban Mengetahui tanda-tanda vital
         Pada orang dewasa terletak di arteri karotis pasien, dan untuk melanjutkan
(leher) tindakan selanjutnnya
         Angkat dagu seperti tahap 4, tekan dan 
rasakan nadi carotis, tahan 5-10 detik
         Jika nadi ADA dan napas TIDAK ADA, beri
napas buatan sebanyak 10-12x/menit
         Jika nadi dan napas TIDAK ADA, mulai
gunakan KOMPRESI DADA
9 Kompresi Dada Memaksimalkan kerja pompa
         Tekan teratur pada dinding dada. Diharapkan jantung untuk mengaliri ke
darah akan mengalir ke organ vital dan organ vital organ tubuh terutama di otak
masih tetap berfungsi hingga EMS datang agar sel tidak mengalami
         Lokasi penekanan pada area, dua jari di atas banyak kematian.
proxesus xifoideus.
         Penekanan dilakukan dengan menggunakan
pangkal telapak tangan. Dengan posisi satu tangan
diatas tangan yang lain.
         Tekanan pada tulang dada dilakukan
sedemikian rupa sehingga masuk 4-6 cm (pada
orang dewasa).
         Jaga lengan penolong agar tetap lurus,
sehingga yang menekan adalah bahu (atau lebih
tepat tubuh bagian atas) dan bukan tangan atau
siku
         Pastikan tekanan lurus ke bawah pada tulang
dada karena jika tidak, tubuh dapat tergelincir dan
tekanan untuk mendorong akan hilang
         Gunakan berat badan saat kita berikan
tekanan
         Dorongan yang terlalu besar akan
mematahkan tulang dada
         Waktu untuk menekan dan waktu untuk
melepas harus sama waktunya
         Berikan kompresi 30x dengan kecepatan 100-
120x/menit
         Setiap 30 kali kompresi harus dikombinasikan
dengan napas buatan
10 Kordinasikan Antara Kompresi dengan napas buatan Konsentrasi udara inspirasi
         Setiap akhir 30x kompresi diselingi dengan 1- dari udara kamar sekitar 21%,
1,5 detik napas buatan konsumsi oksigen tubuh
         Rangkaian 30 kali kompresi dan 2 kali napas sekitar 5%, sehingga udara
buatan diulang selama 5 kali siklus baru lakukan ekspirasi sekitar 16%, oleh
evaluasi nadi(tahap ke-8) karena iitu walaupun bantuan
         Lanjutkan resusitasi hingga petugas kesehatan nafas menggunakan udara
dating ekspirasi, namun masih
memberikan konsentrasi
oksigen tiga kali lipat
kebutuhan konsumsi oksigen.

7. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


a. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest)
dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh
suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi
tersebut bekerja kembali.
b. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)
c. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan ventilasi (fungsi
pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas
melalui Cardio Pulmonary Resuciation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP)

8. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara mencegahnya:
Bahayanya : Terlalu kuat saat melakukan kompresi dada.
Pencegahan : Lebih berhati-hati dan mengatur kedalaman tekanan atau kompresi
tangan masuk 4 - 6 cm ke dada klien.
Kontra indikasi :
 Fraktur Kosta, trauma thorax
 Pneumothorax, Emphysema berat
 Cardiac tamponade
 Cardiac arrest lebih dari 5-6 menit
 Keadaan terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan, misalnya Gagal Ginjal Kronis
9. Analisa Sintesa
Penurunan Tingkat Kesadaran

Penurunan Curah Jantung

Gangguan Ventilasi Spontan

Resusitasi Jantung Paru

Mengembalikan fungsi Jantung & Paru

10. Hasil yang didapat dan maknanya:


Hasil : Setelah dilakukan tindakan RJP, monitor EKG pasien tidak menunjukkan tanda-
tanda perbaikan, respieratory arres, cardiag arrest
Maknanya: Klien dinyatakan gagal di lakukan RJP.

Banjarmasin,19 okt 2018

Ners muda,

(Succi Setiawati, S. Kep)

Preseptor klinik,

(……………………………..……)

DIRECT OBSERVATION PROSEDURAL SKILL


RESUSITASI JANTUNG PARU DI RUANG IGD
RSUD.ULIN BANJARMASIN

OLEH
SUCCI SETIAWATI.S.Kep
NPM.1714901210071

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
2018-2019

Anda mungkin juga menyukai