Anda di halaman 1dari 10

VOLUME 14, NO.

1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

KAJIAN KEKUATAN DAN DAKTILITAS


KOLOM BERTULANG

Sumirin1

ABSTRACT

This paper present strength analysis and of ductility of normal concrete column and high quality
concrete which confined by lateral reinforcement by comparing made by model’s from Meander-
Priestley, Kent-Park, Antonius-Munaf and also Legeron-Paultre.
Reinforced Concrete Column with variation of strength concrete and stirrup analysed to use
computer program which is its result can be presented visual graphic. Result of analysis indicate
that stiffness of concrete confined by among model of Mander-Priestley, Kent-Park, Antonius-
Munaf and of Legeron-Paultre its result vary one another if strength concrete fc’ progressively
mount. Curve before respon culminate at curve of Moment-Curvature tend differing one
another improved of strength concrete fc'. All of model happened degradation of Capacity of
Moment at spacing stirrup decrease. In general ductility typicaly not far differ between model of
Mander-Priestley, Kent-Park, Antonius-Munaf and of Legeron-Paultre. From is fourth of the
model concluded that estimation of ductility and strength moment is tending to highest.
Keywords : column, momen-curvature, konfinement model

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa pemberian kekangan


lateral pada beton terbukti meningkatkan
Konsep strong column, weak beam kekuatan dan daktilitasnya. Oleh karena itu
mensyaratkan bahwa setelah struktur untuk mempertahankan kekuatan dan
mengalami gempa rencana, sendi plastis daktilitas pada daerah momen maksimum
boleh terjadi pada balok dan tidak pada kolom, beton pada daerah ini harus
kolom. Hal ini dimaksudkan agar struktur memperoleh kekangan lateral yang cukup.
masih tetap berdiri dan orang yang berada
di atasnya masih memiliki waktu untuk Sejauh ini telah dikembangkan beberapa
menyelamatkan diri. Pada prakteknya, saat model analitis kekangan oleh para peneliti
gempa rencana terjadi, daerah yang dari beberapa hasil percobaan dalam skala
memikul momen maksimum pada kolom terbatas. Model-model tersebut dilaporkan
tetap mengalami sendi plastis. Kolom pada mampu memprediksi peningkatan kekuatan
daerah dekat perletakan (memikul momen dan daktilitas beton terkekang dengan
maksimum) akan mengalami penurunan cukup baik. Beberapa diantara model
kekuatan yang getas akibat lepasnya analitis kekangan tersebut adalah: Model
selimut beton serta penurunan tegangan Mander, Priestley dan Park (1988), Model
beton setelah puncak secara tiba-tiba. Kent dan Park yang dimodifikasi (1982),
Model Antonius, Munaf dan R Suhud (2001)
Untuk mempertahankan kekuatan kolom dan Model Frederic Legeron dan Patrick
setelah lepasnya selimut beton, daerah inti Paultre (2003).
beton harus mengalami peningkatan
kekuatan. Dari beberapa penelitian Untuk membandingkan akurasi diantara
terdahulu (Antonius dkk.,2001) model-model yang ada dapat dilakukan

1
Mahasiswa Program S3 Teknik Sipil UNDIP,
Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung Semarang
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 63
Kajian Kekuatan dan Daktilitas Kolom Bertulang

kajian menggunakan program komputer. adalah kemampuan elemen struktur untuk


Hasil kajian itu dapat melihat seberapa berdeformasi setelah mencapai kekuatan
besar perbedaan yang ada baik kekuatan puncak tanpa terjadinya penurunan
maupun daktilitasnya. kekuatan yang terlalu besar. Level daktilitas
tertentu diperlukan sebagai faktor
TUJUAN PENELITIAN keamanan agar tidak terjadi keruntuhan
struktur yang tiba-tiba.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Secara umum, faktor-faktor yang
mengetahui sejauhmana perbedaan model mempengaruhi kekuatan beton terkekang
analitis yang ada terhadap kekuatan dan adalah mutu beton, rasio tulangan
daktilitas penampang. Keempat model longitudinal terhadap inti beton, rasio
analitis kekangan yang ditinjau adalah : tulangan lateral terhadap inti beton,
Model: Mander, Priestley dan Park (1988), kekuatan leleh dan tulangan lateral, spasi
Model Kent dan Park yang dimodifikasi tulangan lateral, dan distribusi tulangan
(1982), Model Antonius, Munaf dan R longitudinal pada penampang beton serta
Suhud (2001) dan Model Frederic Legeron konfigurasi tulangan lateral yang
dan Patrick Paultre (2003). Selain itu juga dihasilkannya.
dimaksudkan program komputer yang
dihasilkan menjadi alat yang mudah dan Daerah efektif terkekang adalah daerah
cepat untuk analisis kekuatan dan daktilitas. pada inti beton yang mengalami tegangan
triaksial. Apabila luas efektif terkekang ini
semakin besar, peningkatan kekuatan dan
MODEL ANALISIS
daktilitas penampang akan lebih besar. Luas
daerah yang efektif terkekang ini lebih kecil
Kolom beton bertulang mempunyai tulangan
dari luas inti beton. Luas daerah terkekang
longitudinal, yang paralel dengan arah kerja
ini dipengaruhi oleh spasi tulangan lateral,
beban. Menurut Park dan Paulay (1975)
distribusi tulangan longitudinal dan
penampang yang diberi tulangan melintang
konfigurasi tulangan lateral yang
atau transversal, dalam bentuk sengkang
dihasilkannya, seperti ditunjukkan pada
ataupun spiral, akan meningkatkan
Gambar 1.
kekuatan dan daktilitas betonnya. Daktilitas

Bagian beton tak dikekang

Gambar 1. Penampang kolom beton bertulang dan area efektif terkekang penampang beton

64 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

Model-model analisis kekangan pada beton dimana :


bertulang dikembangkan dengan tujuan c
agar perilaku hubungan tengangan- fcc’ = tegangan puncak; x  ;
regangan dapat merepresentasikan  cc
keadaan keruntuhan yang terjadi. Ada 4 c = regangan beton terkekang
model yang terpilih, yaitu : Model Mander,
Priestley dan Park (1988), Model Kent dan
  f cc ' 
Park yang dimodifikasi (1982), Model
 cc   co 1  5  1 ;
 f
 co ' 
Antonius, Munaf dan R Suhud (2001) dan
Model Frederic Legeron dan Patrick Paultre cc = regangan puncak beton terkekang
(2003). Ec
r ; Ec  5000 f co ' MPa ;
Model : Mander, Priestley dan Park Ec  Esec
(1988) f '
Esec  cc
Persamaan tegangan-regangan beton  cc
terkekang menurut Mander, Priestley dan
Ec = tangen modulus elastisitas beton
Park (1988) dapat diringkaskan sebagai
(dalam MPa)
berikut :

f cc ' xr - Efektifitas Kekangan


fc  ................................. (1)
r 1  x r Tegangan lateral efektif terkekang menurut
Mander :

f l '  f l ke .......................................... (2)

Gambar 2. Model tegangan-regangan beton tidak terkekang dan terkekang Mander,


Priestley dan Park (1988)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 65


Kajian Kekuatan dan Daktilitas Kolom Bertulang

Gambar 3. Efektifitas Inti Terkekang untuk (a) Penguatan Hoop bulat;


(b) Penguatan Hoop Segi-Empat

Model : Kent dan Park (1982)

Gambar 4. Kurva tegangan-regangan model : Kent dan Park (1982)

66 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

Pada batas regangan rendah persamaan c = regangan longitudinal beton,


tegangan-regangan adalah sebagai berikut : fc = tegangan longitudinal beton (Mpa),
Untuk  c  0.002 K : fc’ = kekuatan kompresif silinder beton
(Mpa),
 2 c  c  
2
fyh = tegangan leleh tulangan hoops
f c  Kf c '     ..... (MPa),
 0.002 K  0.002 K   Qs = rasio volume penguatan hoops pada
volume inti beton diukur pada hoops
........................................................... (3)
luar,
Untuk  c  0.002 K : h” = lebar beton diukur pada sekeliling
hoops (mm) dan
f c  Kf c ' 1  Z m  c  0.002 K  ...... (4) sb = jarak dari tengah ke tengah hoops
(mm).
Tetapi tidak kurang dari 0.2 Kfc’
Model : Antonius, Munaf dan R Suhud
Qs . f yh (2001)
Dimana K  1 ; dan
fc ' Beton tak terkekang pada model ini
0 .5 diangkat dari model Thorenfeldt (1987)
Zm  dan Popovics (1973), dengan modifikasi
3  0.29 f c ' 3 h"
 Qs  0.002 K prediksi regangan pada tegangan puncak.
145 f c '1000 4 sb

Gambar 5. Kurva tegangan-regangan yang diusulkan oleh Antonius,


Munaf dan R Suhud (2001)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 67


Kajian Kekuatan dan Daktilitas Kolom Bertulang

Persamaan tegangan-regangan adalah :


dimana : Ec
  cc  r
f cc   .r ................. (5)  fcc ' 
fc    c'  Ec   
 c 
r
 cc ' 
r  1    Model : Frederic Legeron dan Patrick
  cc '  Paultre (2003)

untuk c  cc ' Cusson dan Paultre (1995) mengusulkan


sebuah model hubungan terbatas untuk
kolom persegi beton bertulang mutu tinggi.

Gambar 6. Kurva tegangan-regangan beton terkekang yang diusulkan


oleh Cusson dan Paultre (1995)

Hubungan tegangan regangan, Sedangkan kurva setelah respon puncak


menggunakan persamaan Popovics menggunakan persamaan usulan Fafitis
(1973), yaitu: dan Shah (1985), yaitu :

  cc   
fc  f ' cc exp k 1cc   ' cc 
k2

........(7)
 k 
   ' cc   .................. (6)
cc   ' cc
fcc  f ' cc k
untuk
  cc   k k
 k  1    ' cc  
dimana 1 dan 2 = dua parameter yang
    mengontrol bentuk kurva tegangan
cc   ' cc regangan. Berdasar pada data dari Cusson
dan Paultre (1994).
Ect
k
 f ' cc  PROSEDUR ANALISIS
Ect   
  ' cc 
Secara ringkas prosedur analisis penampang
adalah sebagai berikut :

68 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

1) Menghitung tegangan dan regangan 6) Menentukan tegangan tulangan


sesuai model yang dipakai. longitudinal di tiap-tiap lapisan
2) Menentukan nilai awal regangan 7) Mencari tegangan beton yang terhitung
penampang di serat paling atas (t) lalu pada lubang yang ditempati tulangan
mengestimasi besarnya garis netral (fcsr).
penampang (kd). 8) Menentukan luas masing-masing bagian
3) Membagi diagram regangan beton beton dan titik berat masing-masing
menjadi beberapa bagian dengan lebar bagian.
(h) yang sama. Penentuan besarnya 9) Gaya dalam penampang diusahakan
tegangan beton pada penampang yang agar sama dengan gaya luar. Apabila
tertekan, dilakukan dengan menghitung tidak sama , proses iterasi dilakukan
langsung dari diagram tegangan beton dengan mengestimasi harga garis
pada penampang tersebut. netral penampang (kd) dengan
4) Menentukan regangan beton di tiap- menggunakan metode secan.
tiap segmen dan regangan tulangan 10) Menentukan momen penampang dan
longitudinal dari perbandingan segitiga kurvatur.
pada diagram regangan.
Analisis dilakukan dengan menggunakan
5) Menentukan tegangan beton di tiap-
program komputer dengan bahasa
tiap segmen.
pemprograman Visual Basic 6.0 dengan
tampilan seperti pada Gambar 7.

Gambar 7. Tampilan input dan output program analisis hubungan Momen-Kurvatur

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 69


Kajian Kekuatan dan Daktilitas Kolom Bertulang

HASIL ANALISIS

Data Kolom

Kolom yang dievaluasi adalah :


- Lebar Kolom (b) = 300 mm; Panjang
Kolom (L) = 300 mm; Selimut Beton (c) =
40 mm; Spasi Tulangan Lateral = 30 mm;
60mm;  Tulangan Lateral = 12,7mm; 
Tulangan Longitudinal = 25,4mm; Jumlah
Tulangan Longitudinal = 12 buah;
Tegangan Beton Tak Terkekang (fc’) = 20
s/d 70MPa; Tegangan Leleh Tul.Lateral
(fy) = 400 MPa; Tegangan Leleh
Tul.Longitudinal (fyt) = 370 MPa;Modulus
Elastisitas Beton (Emodc) = 35.000 MPa;
Modulus Elastisitas Baja (Emods) =
Gambar 8 : Penampang kolom persegi yang
200.000 MPa.
dianalisis

Hasil dan Pembahasan

Perilaku Momen-Kurvatur penampang


berbagai model dengan variasi mutu beton
dan variasi spasi tulangan lateral telah
diperoleh, sebagian disajikan pada Gambar
9 dan Tabel 1.

Grafik M om e n Kurvatur (fc = 20 M Pa ; s = 30 m m )

200,000.00
180,000.00
160,000.00
Mander
140,000.00
Momen (N-cm)

120,000.00
100,000.00 Kent-Park
80,000.00
60,000.00 Antonius -
40,000.00 Munaf
20,000.00
Legeron-
0.00
Paultre
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06

0.07
0.08
0.09

0.11
0.12
0.13
0.1
0

Kurvatur (/cm )

Gambar 9. Kurva Momen-Kurvatur : fc’ = 20 MPa; s = 30mm

70 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

Tabel 1. Hasil analisis kolom 300mmx300mm, fc’=20-70 MPa; s=30-60cm

Kuat tekan Spasi Daktilitas


Momen
beton fc’ Tul.Lateral Jenis Model  = ( u/y)
Mu (kN.m)
(Mpa.) (mm)
20 Mpa 30 mm Antonius, Munaf, 27,557 149,994
Suhud
Kent dan Park 32,576 179,743
70 Mpa 30 mm Antonius, Munaf, 26,802 163,377
Suhud
Kent dan Park 31,053 192,907
20 Mpa 60 mm Antonius, Munaf, 26,923 147,330
Suhud
Kent dan Park 32,326 178,151
70 Mpa 60 mm Antonius, Munaf, 26,366 164,194
Suhud
Kent dan Park 30,746 190,390

Nilai daktilitas struktur =( u / y) Munaf cenderung berhimpit atau hampir
diperoleh =27,5 pada Model Antonius, sama.
Munaf dan R Suhud, dan  = 32,5 pada
Model Kent dan Park, terdapat perbedaan KESIMPULAN
15,4-16,7%. Kekuatan momen kolom
diperoleh Mu=149,9 kN.cm pada Model 1) Perilaku lentur penampang kolom beton
Antonius, Munaf dan R Suhud dan Mu = yang dinyatakan dalam kurva Momen-
179,7 kN.cm pada Model Kent dan Park Kurvatur berdasarkan model Mander-
terdapat perbedaan 16,5-17,3%. Secara Priestley, Kent-Park, Antonius-Munaf
umum Model Kent dan Park cenderung dan Legeron-Paultre dapat dikatakan
lebih besar dari model lainnya (over mempunyai tipikal perilaku yang relatif
estimate) baik kekuatan momen maupun sama. Walaupun demikian terdapat
daktilitas. perbedaan estimasi daktilitas dan
kekuatan momen pada Model Kent-Park
Pengaruh peningkatan mutu beton untuk dibanding model lainnya.
seluruh model akan meningkatkan kekuatan 2) Kekakuan beton terkekang antara
momen sebesar, tetapi sebaliknya akan model Mander-Priestley, Kent-Park,
sedikit menurunkan daktilitas 2,8 – 4,9%. Antonius-Munaf dan Legeron-Paultre
Perubahan jarak atau spasi tulangan lateral cenderung bervariasi satu sama lain
tidak terlalu banyak menurunkan daktilitas apabila kuat tekan beton (fc’) yang
(1-4,9%). digunakan semakin meningkat.
Model Legeron-Paultre cenderung 3) Pengaruh spaci tulangan lateral
mempunyai kekakuan awal yang lebih tinggi s=30mm menjadi s=60mm pada
dibandingkan model lainnya. Pada keempat dimensi penampang 300mmx300mm
kurva Momen - Kurvatur diatas juga terlihat penurunan kekuatan momennya tidak
bahwa estimasi Momen penampang siknifikan.
berdasar Legeron - Paultre cenderung paling
rendah, sedangkan estimasi Momen dan
berdasar Mander - Priestley dan Antonius-

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 71


Kajian Kekuatan dan Daktilitas Kolom Bertulang

DAFTAR PUSTAKA Legeron, F., dan Paultre, P. “Uniaxial


Confinement Model for Normal and High-
Scott, B.D., Park, R., dan Priestley, M.J.N., Strength Concrete Columns”, ASCE Journal
“Stress – Strain Behavior of Concrete of Structural Engineering, Vol. 129, No.2,
Confined by Overlapping Hoops at Low and Februari 2003.
High Strain Rates “, Technical Paper Title
Antonius, Munaf, Suhud, R., “Prediction of
No. 79-2, ACI Journal / Januari-Februari
Strength and Ductility of Confined High-
1982.
Strength Concrete”, Proceeding of Our
Mander, J.B., Priestley, M.J.N., dan Park, R., World Concretes Singapore, Agustus 2001.
“Theoritical Stress-Strain Model for Confined
Dewobroto, W., “Aplikasi Sains dan Teknik
Concrete“ ASCE – Journal of Structural
dengan Visual Basic 6.0”, PT. Elex Media
Engineering, Vol. 114, No. 8, August, 1988.
Computindo, Jakarta, 2003.
Kusuma, G., dan Adrianto, T. (1993),
Roiy, H., Anwar, M. (2004) “Pengembangan
“Desain Struktur Rangka Beton Bertulang di
Program Komputer untuk Model-Model
Daerah Rawan Gempa “, Erlangga.
Kekangan Beton Mutu Normal”, Laporan
Adrianto, T., dan Sugiatna, G. (2000), Tugas Akhir, Jurusan Sipil Fakultas Teknik,
“Pemodelan Geometri Zona Terkekang pada Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
Penampang Kolom Beton Persegi”, Laporan
Gora, W., Prasetio, W. (2004). “Analisis
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Kekuatan dan Daktilitas Beton Mutu Normal
Teknik Sipil dan Perencanaan, ITB,
dan Mutu Tinggi Terkekang”, Laporan Tugas
Bandung.
Akhir, Jurusan Sipil Fakultas Teknik,
Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.

72 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai