Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT ARSITEKTUR

FILSUF TIMUR TENGAH


KHALIL GIBRAN

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Jurusan Teknik Arsitektur
Universitas Gunadarma

Nama : Apriliza Laksmi Devi


NPM : 20317893
Kelas : 2TB07
Dosen : Ir. Irina Mildawani, MT., PhD
KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tulisan ini merupakan tugas
untuk mengenal lebih baik tentang tokoh-tokoh filsafat guna memenuhi tugas untuk mata kuliah
Filafat Arsitektur dengan judul : “KHALIL GIBRAN Filsuf Timur Tengah”
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, diharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dan pendidikan.

Tangerang, April 2019

Penulis
KHALIL GIBRAN

Penulis dan pelukis dari Lebanon-Amerika


1883-1931
Khalil Gibran adalah seorang seniman, penulis, filsuf dan penyair Amerika Lebanon yang
paling populer ketiga dalam sejarah setelah Shakespeare dan Laozi. . Ia lahir pada tanggal 6
Januari 1883 dan menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 10 April 1931 di New York,
Amerika Serikat.
Biografi
Ghougassian (dalam Munir, 2005:48) menjelaskan tentang riwayat hidup Kahlil Gibran.
Dia memiliki nama lengkap Gibran Kahlil Gibran. Nama ini berasal dari nama arabnya Jubran
Kahlil Jubran. Karena orang Amerika sulit mengucapkannya maka nama itu menjadi Kahlil
Gibran. Kahlil Gibran lahir di kota Beshari, kota yang terletak di punggung gunung Lebanon
pada tanggal 6 Januari 1883. Secara geografis berada dibagian utara Lebanon, tidak jauh dari
hutan cemara pada zaman Alkitab, diketinggian lebih dari 5000 kaki, menghadap laut
Mediterranian. Kota ini sarat dengan kebun anggur dan apel yang indah, buah-buahan yang
besar, air terjun Kadisah dengan jurang yang dalam. Bila kita membaca karya-karya Gibran maka
keindahan alam ini seringkali menjadi latar ceritanya.
Gibran berasal dari keluarga yang sederhana. Anak pertama dari tiga bersaudara ini lahir
dari ibu Kamila Rahme putri seorang pendeta Kristen sekte Maronite. Ayahnya Khalil bin
Gibran seorang penggembala yang tidak ingin merubah nasibnya menjadi petani. Menurut
keterangan Bushrui dan Joe Jenkins seperti yang ditulis Miftahul Munir dalam bukunya Filsafat
Kahlil Gibran, Humanisme Teistik Kahlil Gibran sewaktu kecil mempunyai kesenanagan yang
berbeda dengan anak-anak sebayanya. Gibran kecil lebih suka menyendiri, merenung dan tidak
banyak tertawa. Ia lebih sering mencari kesenangan dengan menikmati keindahan alam,
keindahan alam ini dihayatinya dengan penuh arti dalam kekaguman.
Walaupun dalam kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan tidak menyurutkan gerak
Gibran untuk mengenyam bangku sekolah. Kosmopolitanisme Gibran tak lepas dari latar sejarah
kehidupannya, yang fondasinya diletakkan oleh Kamileh, ibunya. Kamileh adalah tempat awal
Gibran menimba ilmu dan kehidupan ini. Ia seorang polyglot yang menguasai bahasa Arab,
Inggris, dan Prancis. Sang ibu mengajari anaknya tentang tari, musik, dan seni lukis.
Tahun 1895, tepatnya tanggal 25 Juni, keluarga Gibran pindah ke Amerika dan menetap
di Boston dengan hidup yang berat. Di rantau yang jauh dari negerinya inilah Gibran memulai
kariernya sebagai seniman yang sukses hingga dikenang bertahun-tahun, sampai saat ini.
Kematian
Pada tanggal 10 April 1931 jam 11.00 malam, Gibran meninggal dunia. Tubuhnya
memang telah lama digerogoti sirosis hati dan tuberkulosis, tapi selama ini ia menolak untuk
dirawat di rumah sakit. Pada pagi hari terakhir itu, dia dibawa ke St. Vincent's Hospital di
Greenwich Village. Jenazah Gibran kemudian dikebumikan tanggal 21 Agustus di Mar
Sarkis (sekarang Gibran Museum), sebuah biara Karmelit di mana Gibran pernah
melakukan ibadah.

Hasil Pemikirannya
Bagi Gibran kebersamaan adalah harmoni. Melalui relasi cinta kasih manusia memandang
manusia lain sebagai bagian dari kehidupannya. Dalam relasi yang demikian manusia ditarik ke
dalam persekutuan yang mesra. Tidak saling mengobyekkan, menyisihkan dan meniadakan,
sebaliknya saling melengkapi. Latar belakang pemikiran Gibran tentang hubungan cinta kasih
manusia berangkat dari dua garis relasi yang antara satu dengan yang lainnya saling
bersinggungan dan melengkapi.

Relasi Horisontal.
Secara horisontal Gibran melihat pentingnya hubungan atau relasi yang didasarkan pada
cinta kasih di antara sesama sebagai ketentuan hukum kodrat yang berdasarkan prinsip-prinsipo
moral tertentu seperti keabikan, kebenaran, keadilan dan kedamaian. Pandangan ini berangkat
dari siapa sesungguhnya manusia. Menurut Gibran pada dasarnya manusia adalah subyek yang
otonom yang menjadi penentu sekaligus pemutus hidup atau mati yang dilakoninya. Namun
serentak itu pula, sebagai individu otonom ia menunjukkan wataknya yang khas dan unik dalam
keterlibatannya dengan manusia yang lain. Sebab dalam kebersamaan itulah manusia
sesungguhnya dapat menghayati dirinya sebagai individu.
Gibran menggambarkan keharmonisan itu seperti sebatang pohon, yang mana ranting-
rantingnya dapat hidup karena tumbuh pada pohon yang hidup. Demikian juga dengan relasi
manusia, sesungguhnya manusia tidak bisa hidup sendiri dengan melepaskan dirinya dari
masyarakat. Sebab jika ia menarik diri dari masyarakat maka ia akan kehilangan dirinya sebagai
individu. Bagi Gibran manusia yang mengasingkan diri dari masyarakat adalah manusia yang
egois.

Egoisme bagi Gibran sangat bertentangan dengan kodrat manusia, sebab salah satu jalan
menuju Allah adalah keterlibatan manusia dalam masyarakat, atau dengan lain kata mengasingkan
diri dari realitas berarti ia telah terasing dari kodratnya sebagai ciptaan Allah yang mempunyai
dimensi keilahian dalam interaksi sosial. Sikap penghayatan diri yang universal dan peran yang
kongkret dalam realitas memungkinkan manusia menolak sikap egois dan mendekatkan diri
mereka dengan manusia lain dalam relasi cinta kasih.

Relasi Vertikal.
Bagi Gibran relasi yang didasarkan pada cinta kasih tidak hanya berhenti pada relasi yang
dijalin secara horisontal, antara individu yang satu dengan individu yang lain. Relasi atas nama
cinta akan menjadi lebih bermakna dalam interaksi sosial apabila ia didasarkan pada sekaligus
diarahkan pada tujuan pencarian kehidupan manusia, yakni Allah.

Jalan bersama menuju Allah dalam praktiknya berarti mengamalkan cinta kasih dalam
kehidupan ini secara nyata. Manusia sebagai pejalan sekaligus yang merintisnya. Sebagai pejalan
manusia secara bersama-sama berjalan dalam satu iringan menuju Roh Suci. Namun serentak itu
pula merintisnya dengan kemampuan-kemampuan yang telah dianugerhkan Allah yang terwujud
dalam upaya dan tindakannya sebagai manusia untuk berjumpa dengan Allah dalam kehidupan.
Roh Suci itu adalah Allah sendiri, karena Allah diyakini sebagai awal dan akhir. Karena Allah
mendapat tempat yang istimewa.

Pemikiran Politik
Gibran sama sekali bukan politisi. Dia biasa berkata “am not a politician, nor do i wish to
become one and spare me the political events and power struggles, as the whole earth is my
homeland and all men are my fellow countrymen. (saya bukan seorang politisi, saya juga tidak
ingin menjadi politisi dan menghindarkan saya dari peristiwa-peristiwa politik dan perebutan
kekuasaan, karena seluruh bumi adalah tanah air saya dan semua orang adalah rekan senegara
saya.)”
Karya

Kahlil Gibran adalah sosok kosmopolitan. Gibran pertama kali menulis drama pada
tahun 1901 hingga 1902 di Paris. Spirit Rebellious merupakan karya pertamanya yang ia tulis di
Boston lalu diterbitkan di kota New York. Karya-karyanya bahkan sudah diterjemahkan ke dalam
beberapa bahasa. Buku-bukunya dibaca oleh semua kalangan, dengan spektrum yang amat luas.
Dari yang awam akan karya satra sampai mereka yang melakukan telaah untuk tujuan akademik.
Dari remaja yang dimabuk asmara sampai para filosof yang mengunyah dan mengurai nilai-nilai
moral. Salah satu karya tulisnya yang terkenal adalah The Prophet (Sang Nabi) misalnya, yang
terbit pada tahun 1923 dipandang memberi pencerahan bagi banyak orang.
Berikut beberapa buku hasil karyanya :
Dalam bahasa Inggris:

 The Madman (1918)


 Broken Wings (1912)
 Twenty Drawings (1919)
 The Forerunner (1920)
 The Prophet (1923)
 Sand and Foam (1926)
 Kingdom of the Imagination (1927)
 Jesus, The Son of Man (1928)
 The Earth Gods (1931)
Dalam bahasa Arab:
 Nubthah fi Fan Al-Musiqa (Musik, 1905)
 Ara’is al-muruj ( Lembah Nimfa yang juga diterjemahkan sebagai
Pengantin Roh dan Pengantin Wanita dari Padang Rumput, 1906)
 Al-Arwah al-Mutamarrida (Roh Pemberontak, 1908)
 Al-Ajniha al-Mutakassira ( Sayap-Sayap Patah, 1912)
 Dam’a wa Ibtisama (Air Mata dan Senyuman, 1914)
 Al-Mawakib (Prosesi, 1919)
 Al-‘awāsif (Prahara, 1920)
 Al-Bada’i’ waal-Tara’if (Yang Baru dan Yang Luar Biasa, 1923)
Berikut adalah beberapa karya puisi dari Kahlil Gibran:

Kisahku
-Kahlil Gibran
Dengarkan kisahku… .
Dengarkan,
tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..
Jika kita mencintai,
cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.
Jika kita bergembira,
kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan kau anggap bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,
ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahsia;
ia hanya dapat difahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan;
dan ketika kita mencoba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal uap
Pandangan Pertama

-Kahlil Gibran
Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya.
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa.
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-
hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesadaran yang dilakukan
malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan
misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir.

Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar; dewi cinta, dari suatu tempat yang
tinggi.
Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan
memeliharanya, dan jiwa membawanya kepada buah-buahan.
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan
air mengalir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat
kehidupan menggemakan kata-kata Tuhan, "Jadilah, maka terjadilah ia"

Nyanyian Sukma

-Kahlil Gibran
Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;


ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?


Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,


Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu


Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,


Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahasia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?

Kutipan
Kahlil Gibran adalah sosok legendaris dalam soal urusan kata bijak, kata cinta, kata
motivasi, dan tentunya kata mutiara.
Beberapa diantaranya adalah:

 If you love somebody, let them go, for if they return, they were always
yours. If they don't, they never were -Khalil Gibran
(Jika kamu mencintai seseorang, biarkan mereka pergi, bila mereka
kembali, mereka akan menjadi milikmu. Jika mereka tidak kembali,
mereka tidak akan pernah - Khalil Gibran.)
 Tenderness and kindness are not signs of weakness and despair, but
manifestations of strength and resolution. - Kahlil Gibran
( kelembutan dan kebaikan bukanlah tanda dari kekalahan dan kelemahan,
melainkan manifestasi dari kekuatan dan resolusi. - Kahlil Gibran)
 Faith is knowledge within the heart, beyond the reach of proof - Kahlil
Gibran
( Kesetiaan adalah pengetahuan didalam hati, dan tak ada bukti - Kahlil
Gibran)

Sumber :

http://www.gibrankhalilgibran.org/aboutgebran/biography

https://id.wikipedia.org/wiki/Kahlil_Gibran

http://www.katabijakbahasainggris.com/2015/03/kata-bijak-kahlil-gibran-pilihan-
dalam-bahasa-inggris-dan-artinya.html

Anda mungkin juga menyukai