Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ANALISIS PUISI

CINTA YANG AGUNG OLEH KAHLIL GIBRAN

Kelompok 11

Ahsya Devinka 1906391950


Sandra Fatin Fadhilah 1906303891
Tabina Ramiza 1906304906

SASTRA BELANDA

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak yang telah memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami sampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini analisa kami akan puisi Cinta yang Agung karya Kahlil Gibran.
Utamanya, kami membahas mengenai sang pengarang dari puisi ini, proses kreatif dalam
penulisan serta analisis isi puisi. Kami harap dengan penulisan makalah ini, kami dapat
mengembangkan pengetahuan kita semua mengenai puisi.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila makalah kami memiliki kekurangan. Kami
selaku Tim Penyusun sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun. Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.

Depok, 20 Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…iii

1
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………..…1

1.1.LATAR BELAKANG………………………………………………...1

1.2 TUJUAN PENULISAN………………………………………....…...2

1.3.RUMUSAN MASALAH……………………………………………...2

BAB II : ISI………………………………………………………………………..3

2.1. KAHLIL GIBRAN………………………………………………4

2.2 PROSES KREATIF……………………………………………….5

2.3 UNSUR YANG MEMBANGUN PUISI…………………………..6

2.3.1 PUISI………………………………………………………….....6

2.3.2 MAJAS……………………………………………………………7

2.3.3 SUASANA DALAM SAJAK……………………………….8

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………….9

3.1. KESIMPULAN…………….…...…………………………………….9

3.2. SARAN…………………………………………………………….....9

ii

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

2
Sastra, menurut Danziger dan Johnson (1961) merupakan suatu “seni bahasa”,
yaknii cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra merupakan
sarana bagi manusia menyalurkan pikiran dan perasaan dalam bentuk bahasa sejak
zaman dahulu, kata “sastra” saja berasal dari sansekerta yang berarti tulisan atau
karangan. Bentuk-bentuk karya sastra meliputi puisi, prosa, drama, dan sebagainya.
Puisi menurut KBBI adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra,
rima serta penyusunan larik dan bait. Puisi biasanya memiliki arti yang ingin
disampaikan oleh penulisnya, makna tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan yang
kadang memiliki gaya bahasa yang rumit. Maka dari itu kadang diperlukan analisis
untuk mengupas tuntas apa pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Analisis dilakukan dengan mempelajari gaya bahasa serta unsur-unsur dalam
puisi. Tidak hanya itu, perlu diketahui juga bagaimana proses kreatif sang penulis
agar kita dapat mendalami latar belakang dari penulisan puisi, serta bagaimana puisi
itu ditulis sehingga menghasilkan karya yang menarik. Mengenal sang penulis puisi
juga merupakan langkah penting untuk mengetahui karakteristik dan sentuhan
istimewa apa yang khas dari sang penulis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Siapa itu Kahlil Gibran?


2. Bagaimana proses kreatif dalam penulisan puisi Cinta yang Agung?
3. Apa saja unsur yang membangun puisi ini?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulis menulis makalah ini adalah untuk menganalisis suatu puisi yang
ditulis oleh Kahlil Gibran dengan judul “ Cinta yang Agung”. Penulis juga ingin
mengetahui siapa sebenarnya sosok Kahlil Gibran ini, serta unsur-unsur apa saja yang
membangun puisi berjudul “ Cinta yang Agung” tersebut.

BAB 2

ISI

2.1 TENTANG PENGARANG

3
Kahlil Gibran adalah seorang seniman, penyair, dan penulis yang lahir di Lebanon, 6
Januari 1883, tepatnya di daratan Basyari yang terkenal rentan terjadi badai, gempa, dan
petir. Fenomena alam yang sudah melekat pada dirinya sejak kecil tersebut cukup
memberikan pengaruh dalam karyanya.
Pada usia 10 tahun, Gibran pindah ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat
Bersama ibu dan kedua adik perempuannya. Gibran lalu sekolah di sebuah sekolah umum di
Boston, sehingga bahasa dan gayanya dibentuk oleh corak kehidupan Amerika. Namun 3
tahun kemudian ia pindah ke Beirut dan melanjutkan pendidikannya di Collee de la Sagasse
yang merupakan sekolah tinggi Katolik Maronit sejak tahun 1899 sampai 1902.
Gibran masuk di kelas khusus Bersama dengan anak-anak imigran lainnya, di mana
mereka dibimbing lebih kepada penekanan agar bisa berbahasa Inggris. Gibran juga pergi ke
Denison Rumah Pusat Sosial yang merupakan sebuah sekolah seni. Guru-guru di sana
melihat keterampilan Gibran dalam bidang seni. Gibran lalu diperkenalkan pada Fred Hollan
Day sebagai fotografer dan penerbit. Pada saat itulah mereka menemukan bakat Gibran
dalam bidang sastra dan seni.
Gibran mulai menulis karya-karyanya dalam bahasa Arab saat awal remaja, yaitu
Ketika kesultanan Usmaniyah mulai lemah, sifat munafik organisasi gereja mulai terlihat, dan
peran kaum wanita Asia Barat yang hanya sekadar sebagai pengabdi. Hal itu mendorongnya
untuk membentuk visinya tentang tanah kelahiran dan masa depannya.
Di usia 19 tahun, Gibran meninggalkan tanah kelahirannya. Namun Lebanon tetap
menjadi inspirasi bagi karya-karya Gibran. Karya pertamanya yang ditulis di Boston berjudul
Spirits Rebellious berhasil diterbitkan di New York City.
Selanjutnya, dalam perjalanan karyanya, Gibran menemui banyak rintangan. Mulai
dari karyanya yang ditentang, dianggap sebagai pemberontak sastra, hingga harus mengalami
masa-masa sedih yaitu ketika adik, kakak, serta ibunya meninggal dunia karena menderita
penyakit serius.
Pada tahun 1920, Gibran mendirikan sebuah asosiasi penulis Arab yang dinamakan
Arrabithah Al Alamia (Ikatan Penulis). Tujuan ikatan ini yaitu untuk merombak kesusastraan
Arab yang stagnan. Seiring dengan naiknya reputasinya, Gibran memiliki banyak pengagum.
Salah satunya adalah Barbara Young. Selama 8 tahun tinggal di New York, Barbara Young
ikut aktif dalam kegiatan studio Gibran.
Pada tanggal 10 April 1931, tepatnya pada pukul 11 malam, Gibran meninggal
dunia. Ia telah lama mengidap sirosis hati dan tuberkulosis, namun ia selalu menolak
perawatan di rumah sakit. Jenazah Gibran kemudian dimakamkan pada tanggal 21 Agustus di
Mar Sarkis (sekarang Gibran Museum), yaitu sebuah biara Karmelit di mana Gibran pernah
melakukan ibadah.

2.2 PROSES KREATIF

Gibran dalam kehidupan percintaannya, memiliki seorang perempuan yang sangat ia


kasihi, yaitu Mary Elizabeth Haskell. Bisa dibilang tanpa Haskell, mungkin kita tidak akan
dapat menikmati karya-karya Gibran. Dalam sebuah surat yang ia tulis kepada seorang teman
sebelum ia berangkat ke Paris untuk belajar melukis (yang dibiayai oleh Haskell), ia
mendeskripsikan Haskell sebagai “seorang bidadari yang mengantar saya menuju masa depan

4
yang indah dan membuka jalan bagi saya menuju kesuksesan intelektual dan finansial”.
Karena umur Haskell serta tidak direstui oleh orang tua Haskell, mereka tidak menikah,
meskipun begitu mereka adalah kekasih seumur hidup, keduanya saling bertukar surat cinta
sampai total dari semua surat yang mereka kirim kurang lebih berjumlah 500 surat. Dalam
salah satu surat cintanya pada Haskell, Gibran menulis: “Hal yang paling indah, Mary, adalah
bahwa kau dan aku selalu berjalan bersama, bergandengan tangan, di dunia yang anehnya
indah, tidak diketahui orang lain. Kita berdua mengulurkan satu tangan untuk menerima dari
Kehidupan - dan Kehidupan memang murah hati”. Ini menunjukkan bahwa pemahaman
Gibran akan cinta sudah lebih dari sekedar pemahaman dasar, seperti suatu hubungan adalah
ketika dua pribadi menjadi satu, namun sebagai dua pribadi berbagi butir-butir kehidupan
masing-masing.
Topik cinta dalam puisi-puisi Kahlil Gibran pun menjadi tidak asing lagi. Dalam puisi
“Cinta yang Agung”, Gibran menceritakan mengenai hubungan yang tidak berhasil, namun
perasaan cinta sesungguhnya adalah dengan bahagia akan segala hal baik yang terjadi pada
seseorang yang engkau kasihi. Hubungan Gibran dengan Haskell yang “tidak berhasil”
karena keduanya tidak dapat menikah merupakan salah satu bentuk bahwa cinta tidak mati
walaupun hubungan resmi tidak berhasil. Bahkan Haskell pun “mencintai orang lain”, dengan
menikahnya dia dengan Jacob Florance Minis pada 1926, walau begitu hubungannya dengan
Gibran tidak memudar.
Dalam menulis, Gibran lebih memilih gaya bahasa yang “biasa”.Gibran sendiri
mengatakan bahwa kata-katanya bagaikan "tubuh" yang tidak memiliki nilai dalam diri
mereka sendiri, karena semua nilai mereka ada dalam arti mereka yang menjadi "roh" yang
menjiwai “tubuh-tubuh”. Sayangnya banyak kritik yang mengira bahwa pilihan gaya
bahasanya yang biasa disebabkan oleh keteledoran atau kurangnya kemampuan dalam
bahasa. Oleh karena itu dalam puisi Cinta yang Agung dapat kita lihat bahasa yang
digunakan sangat sederhana dan mudah untuk dicerna semua orang, serta arti yang ingin
disampaikan oleh Gibran dapat dipahami dan dimengerti dalam masyarakat, masyarakat pun
dapat mengaitkan puisi ini dalam kehidupan mereka.

2.3 UNSUR YANG MEMBANGUN PUISI


2.3.1 PUISI
CINTA YANG AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air mata


dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu..
Apabila cinta tidak berhasil
…Bebaskan dirimu…

5
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
Tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanya
Orang terkuat bukan mereka yang selalu
menang,
melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh..
(Kahlil Gibran)

2.3.2 MAJAS

● METAFORA
Mengungkapkan kata yang bersifat kiasan bukan harfiah karena berfungsi menjelaskan
sebuah konsep.

Orang terkuat bukan mereka yang selalu


menang,
melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh..

● PERSONIFIKASI
Benda-benda mati seolah-olah bernyawa dan melakukan sesuatu perbuatan.

Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya


dan terbang ke alam bebas lagi..
● METONIMI
Metonimi selalu memiliki hubungan kedekatan dengan hal yang diwakilinya. Seringkali
hubungan yang dibangunnya merupakan hubungan sebab-akibat.
● REPETISI
Pengulangan bunyi-bunyi atau kata-kata tertentu untuk menegaskan suatu makna.

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain


dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu..

Apabila cinta tidak berhasil


…Bebaskan dirimu…

Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan


kehilangannya..

6
Tapi..ketika cinta itu mati..
● HIPERBOLA
Majas yang mengungkapkan sesuatu dengan berlebihan.
Tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanya
● ANTITESIS
Majas yang memadukan pasangan kata yang memiliki arti berkebalikan.

Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan


kehilangannya

2.3.3 SUASANA YANG DIBANGUN PADA SAJAK


Puisi tersebut berisi nasehat bagi seseorang yang mengalami cinta sendirian atau yang
biasa disebut cinta bertepuk sebelah tangan. Seseorang tersebut masih mempedulikan orang
yang tidak mencintainya, bahkan sering meneteskan air mata untuk orang tersebut. Seseorang
ini berpura-pura bahagia saat orang yang dicintainya mencintai orang lain dengan berkata
“Aku turut berbahagia untukmu.”.
Seharusnya seseorang ini move on dan mencoba untuk mencari cinta yang baru, karena
saat cinta itu mati seseorang itu tidak perlu ikut mati bersamanya. Dia berhak untuk
merasakan bahagia dengan mencoba mengikhlaskan cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Suatu puisi terbangun dari kata-kata yang bisa bersifat konotatif maupun denotatif.
Unsur-unsur yang membangun dalam sebuah puisi antara lain adalah majas seperti contohnya
majas metafora,personifikasi,simile,litotes,hiperbola,antitesis, metonimi,dan lain lain. Selain
itu unsur-unsur yang membangun suatu puisi adalah adanya repetisi atau pengulangan kata,
dimana kata tersebut menekankan suatu hal yang dibahas dalam suatu puisi. Dalam puisi
“Cinta yang Agung” karya Kahlil Gibran terdapat banyak pengulangan kata cinta, karena
cinta menjadi suatu hal penting yang membangun puisi tersebut. Hal selanjutnya yang
membangun suatu puisi adalah suasana dalam puisi tersebut. Hal tersebutlah yang menjadi
hal penting dalam suatu puisi. Jadi kita harus benar-benar mengetahui kisah apa yang ada
pada puisi tersebut, serta bagaimana suasana yang ada didalamnya.

7
3.2 SARAN
Sebagai generasi muda menjadi penting bagi kita untuk memahami suatu karya sastra.
Sastra tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari kita. Dimanapun kita berada pasti kita
menjumpai apa yang dinamakan sastra. Sastra memiliki pengaruh yang penting dalam hidup
kita. Sastra dapat mempengaruhi suatu pola pikir manusia,sehingga ada beberapa karya sastra
yang dilarang penyebarannya seperti novel bumi manusia karya Pramoedya Ananta Toer.
Literasi sastra menjadi hal yang sangat penting bagi generasi muda. Penulis mengharapkan
setelah pembaca membaca makalah ini pembaca dapat mengetahui siapa itu Kahlil Gibran,
dan bagaimana karya Kahlil Gibran dapat menjadi terkenal serta karya-karyanya banyak
diterjemahkan ke berbagai bahasa, unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam sajak karya
Kahlil Gibran tersebut, serta bagaimana proses kreatif Kahlil Gibran dalam membuat puisi
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

AL. (2017). Biografi Kahlil Gibran. Diambil dari


http://www.seratusinstitute.com/news/detail/tokoh/109/biografi-kahlil-gibran.html (diakses
pada 20 Maret 2020 16.30)

Budianta, M. (2002). Membaca sastra: pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi.
IndonesiaTera.

Morteza, A., & Sedghi, H. (2013). Word variety in literary styles (with a comparative study
of Khalil Jibran, Manfaluti and Reyhani's writings). Studies on Arabic language and
Literature, 3(12), 111-134.

Naimy, N. (1974). The Mind and Thought of Khalil Gibran. Journal of Arabic Literature, 55-
71.

Popova, Maria. (2017). A Partnership Larger Than Marriage: The Stunning Love Letters of
Kahlil Gibran and Mary Haskell. Diambil dari

8
https://www.brainpickings.org/2017/01/20/kahlil-gibran-mary-haskell-love-letters/ (diakses
pada 23 Maret 2020 17.00)

Pradopo, R. D., Santoso, I., & Prakoso, T. (2014). Puisi (Vol. 1, No. 808.8, pp. 1-45).
Universitas Terbuka.

Wijayati, Hasna. (2018). Majas atau Gaya Bahasa: Pengertian, 24 Macam dan Contoh.
Diambil dari https://portal-ilmu.com/majas-atau-gaya-bahasa/#! (diakses pada 20 Maret 2020
19.00)

Anda mungkin juga menyukai