Anda di halaman 1dari 4

Judul

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan Di Puskesmas Bongas


Kabupaten Indramayu Tahun 2019-2020

Latar belakang

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab mortalitas/ morbiditas maternal dan persalinan
preterm di dunia, yang mengenai 3–5 % dari wanita hamil. Patogenesis preeklampsia diduga
berkaitan dengan proses angiogenesis dan vaskulogenesis yang terjadi pada sirkulasi fetomaternal.
Preeklampsia merupakan penyakit hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan (pregnancy-related
hypertensive disorder), biasanya terjadi pada masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan merupakan
penyebab umum kematian ibu dan bayi, serta menjadi penyebab terjadinya kelahiran prematur di
seluruh dunia. Menurut laporan yang dibuat untuk mencapai salah satu tujuan Millennium
Development Goals, rasio mortalitas ibu di ASEAN pada tahun 2010 adalah 150. Dan penyakit
hipertensi berkontribusi sekitar 1 dari 6 kematian ibu di ASEAN.1,2

Salah satu yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah preeklampsia atau eklampsi
dan juga menjadi salah satu penyebab kematian perinatal tinggi di negara berkembang dengan
prevalensi 1.8%-18%.3 Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun (5,3%).
Kecenderungan yang ada dalam dua dekade terakhir ini tidak terlihat adanya penurunan yang nyata
terhadap insiden preeklampsia, berbeda dengan insiden infeksi yang semakin menurun sesuai
dengan perkembangan temuan antibiotik.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Padahal target MDG 5 Indonesia pada tahun 2015
sebesar 102/ 100.000 kelahiran hidup, sehingga target tersebut masih belum dapat dicapai.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) dalam Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar
32/1000 kelahiran hidup, dimana target MDG 4 pada tahun 2015 sebesar 23/ 1000 kelahiran hidup.
Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015 angka kematian akibat
melahirkan sebesar 20/1000 kelahiran hidup, dimana target pada tahun 2015 sebesar 14/1000
kelahiran hidup. Indramayu sendiri pada tahun 2017 menduduki peringkat kedua dengan jumlah
angka kematian ibu-anak terbanyak di Jawa Barat dengan preeklampsia sebagai penyebab utama.1,2
Berdasarkan data rekam medis di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Jawa Barat, angka kejadian
preeklampsia pada tahun 2012 didapatkan sebesar 0.6 %.

Puskesmas Bongas terletak di wilayah Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu. Luas wilayah kerja
22.8 km2. Di Puskesmas Bongas pada bulan Januari – Oktober tahun 2019 terdapat sebanyak 425
ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia sebesar 51 orang (12%).

Pada tahun 2016 didapatkan data sebanyak 10 orang ibu hamil dengan riwayat hipertensi, ibu hamil
dengan usia kurang dari 20 tahun sebanyak 78 orang, usia lebih dari 35 tahun sebanyak 68 orang,
status gizi LiLa kurang dari 23,5 cm sebanyak 72 orang, dan status paritas dengan jumlah anak lebih
dari 5 terdapat 25 orang. Sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 8 orang ibu hamil dengan riwayat
hipertensi, ibu hamil usia kurang dari 20 tahun 69 orang, usia lebih dari 35 tahun 73 orang, status gizi
LiLa kurang dari 23,5 cm 83 orang, dan status paritas dengan jumlah anak lebih dari 5 terdapat 23
orang.

Sampai saat ini di Puskesmas Bongas telah dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan oleh tim dokter Internsip pada periode
2018, namun belum dilanjutkan kembali pada tahun ini sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat
kembali penelitian tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Hipertensi pada ibu hamil di
Puskesmas Bongas Kabupaten Indramayu”.

Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat di identifikasi masalah sebagai berikut
:

1. Jumlah ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan yang tertangani di Puskesmas Bongas

2. Usia RISTI (usia <20 tahun atau usia >35 tahun) pada ibu hamil mempengaruhi kejadian
hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Bongas

3. Riwayat hipertensi sebelum dan sesudah kehamilan pada ibu hamil mempengaruhi kejadian
hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Bongas

4. Jumlah paritas >5 anak pada ibu hamil mempengaruhi kejadian hipertensi pada ibu hamil di
Puskesmas Bongas

5. Status gizi (Gizi berlebih, Gizi Cukup, atau Gizi Kurang) pada ibu hamil mempengaruhi
kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Bongas

Perencanaan dan pemilihan intervensi

1. Fisik

Pengadaan alat pemantau tekanan darah ibu hamil :

• Alat pengukur tekanan darah

• Stiker penanda ibu risti

• Tas obat ibu hamil hipertensi

• Pembagian leaflet tentang hipertensi dalam kehamilan

2. Non- fisik

• Penyuluhan tentang bahaya kehamilan, nifas dan bayi baru lahir di lokasi Puskesmas Bongas
dengan peserta kader MKIA di setiap desa dengan harapan adanya penigkatan pengetahuan dan
meningkatnya kewaspadan terhadap tanda bahaya kehamilan, nifas dan bayi baru lahir di
masyarakat

• Mengadakan program DUTAMIL (Duta Ibu Hamil) disetiap desa dalam jangka waktu tertentu
untuk mempromosikan kehamilan yang sehat

• Penggiatan program TABULIN dan DASOLIN sehingga dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi terutama akibat hipertensi dalam kehamilan

Pelaksanaan

Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengadaan alat ukur pengukur tekanan darah

2. Pembagian leaflet tentang hipertensi dalam kehamilan

3. Penyuluhan tentang bahaya kehamilan, nifas dan bayi baru lahir di lokasi Puskesmas Bongas
dengan peserta kader MKIA di setiap desa dengan harapan adanya penigkatan pengetahuan dan
meningkatnya kewaspadan terhadap tanda bahaya kehamilan, nifas dan bayi baru lahir di
masyarakat

4. Mengadakan program DUTAMIL (Duta Ibu Hamil) disetiap desa dalam jangka waktu tertentu
untuk mempromosikan kehamilan yang sehat

5. Penggiatan program TABULIN dan DASOLIN sehingga dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi terutama akibat hipertensi dalam kehamilan

Monitoring dan evaluasi

1. Bagi Pasangan yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya melakukan pemeriksaan


kesehatan pra-nikah (premarital) untuk mengetahui riwayat kesehatan ataupun penyakit yang
dimiliki.

2. Bagi setiap ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bongas khususnya, terutama ibu hamil
dengan faktor risiko riwayat hipertensi agar rutin melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai usia
kehamilannya, atau selalu mematuhi jadwal kunjungan berikutnya sesuai anjuran dokter atau bidan
yang melakukan pemeriksaan agar dapat mencegah terjadinya komplikasi dari hipertensi dengan
kehamilan

3. Mengoptimalkan kelas ibu hamil di wilayah kerja puskesmas bongas; melakukan pencatatan
rekam medis pasien dengan lengkap; memfollow up setiap kenaikan indeks massa tubuh pasien
pada setiap pemeriksaan ibu hamil dan menyarankan diet rendah garam pada ibu hamil dengan
faktor risiko kehamilan dengan hipertensi

3. Bagi Pelaksana di Puskesmas diperlukan inovasi dalam pembuatan program baru untuk menarik
minat ibu hamil agar rutin memeriksakan kehamilannya, seperti:

4. Program DUTAMIL (Duta Ibu Hamil) pada tiap desa yang dipilih oleh petugas kesehatan terkait
dalam jangka waktu tertentu untuk mempromosikan kehamilan yang sehat; serta mengoptimalkan
dan memaksimalkan kembali program TABULIN dan DASOLIN

5. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel penelitian yang lebih besar agar
dapat menggambarkan pengaruh faktor risiko terhadap hipertensi pada kehamilan secara lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai