PERINTAH KERJA
Surat Perintah Kerja adalah surat yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau instansi
kepada pegawai atau tenaga kerja untuk diberikan kewenangan melaksanakan tugas atau
pekerjaan tertentu. Isi dari surat perintah kerja ini melibatkan dua pihak, yakni pihak 1 yaitu
perusahaan dan pihak 2 yaitu karyawan atau anggota instansi.
Menurut Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) No.040.E/152/DIR/1999 tanggal 12 Maret
1999 menyatakan bahwa pemeliharaan terbagi atas dua yaitu:
a. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang tiba-tiba
dan mempertahankan unjuk kerja jaringan agar selalu beroperasi dengan keandalan dan
efisiensi yang tinggi.berdasarkan tingkat kegiatannya pemeliharaan preventif dibedakan atas
dua yaitu:
1) Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan yang dilakukan pada jaringan visual (inspeksi) untuk kemudian diikuti dengan
pelaksaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan saran (rekomendasi) dari hasil
inspeksi, antara lain penggantian, pembersihan, peneraan, dan pengetesan.
2) Pemeliharaan Sistematis
Pemeliharaan yang dimaksudkan untuk menemukan kerusakan atau gejala kerusakan yang
tidak dapat ditemukan / diketahui pada saat pemeriksaan rutin kemudian disusun saran-
saran perbaikannya seperti penggantian, pembersihan, peneraan dan pengetesan.
b. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif dibedakan dalam dua kegiatan yaitu:
1) Terencana
Kegiatan yang terencana ialah pekerjaan perubahan / penyempurnaan yang dilakukan pada
jaringan untuk memperoleh keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi)
tanpa mengubah kapasitas semula.
2) Tidak Tidak Terencana
Kegiatan yang tidak terencana ialah mengatasi kerusakan peralatan / gangguan.
c. Pemeliharaan Khusus / Darurat
Pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat lorce majeure
seperti bencana alam, kebakaran, huru-hara dan dll.
Diagram Alir
a. Order Kerja
Order kerja yang diterima dan telah disetujui oleh
pimpinan pelaksanaan pekerjaan, selanjutnya dievaluasi
berdasarkan tabel yang dihasilkan dari identifikasi bahaya
dan penilian risiko untuk menentukan APD dan sarana lain
yang dibutuhkan
Surat ijin kerja hanya dapat diterbitkan bila sudah dipastikan semua lokasi aman dari potensi
bahaya kebakaran/ledakan atau bahaya lainnya. Bila masih meragukan maka Asistant
Manajer dapat menunda untuk menertibkan surat ijin kerja dan dapat
mengkonsultasikannya dengan Pengawas Pekerjaan dan Ahli K3 untuk menentukan
tindakan pencegahan yang sesuai
Bila lokasi sudah dinyatakan aman maka surat ijin kerja ditandatangani oleh Asistant
Manajer terkait
d. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksana dapat melakukan pekerjaannya setelah ijin kerja disetujui dan
berkewajiban melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai instruksi kerja yang ada
Pelaksana pekerjaan selama melakukan pekerjaannya memasang salinan surat ijin
kerja dekat tempat dimana ia bekerja
e. Penyelesaian Pekerjaan
Bila pekerjaann telah selesai maka pelaksana pekerjaan bersama Ahli K3 dan
pengawas pekerjaan melakukan inspeksi untuk memastikan bahwa daerahbekas
kerja telah bersih dari peralatan yang ada
Manajer Bidang terkait dan pimpinan pelaksana pekerja menandatangani Surat Ijin
sebagai bukti bahwa pekerjaan telah selesai