Anda di halaman 1dari 54

PERAN KARAKTER PEMIMPIN

DALAM MENGELOLA MASJID


YANG MEMILIKI JAMAAH
ALIRAN PEMIKIRAN
"ASSUNNAH" DAN
"AHLUSSUNNAH WALJAMAAH"

Oleh:

ABDUL CHALIM, S.T.

Dipresentasikan pada SEMINAR ILMIAH MASJID


Tema: Meneguhkan Jatidiri Masjid sebagai Pusat Peradaban.
Yayasan Pembina Masjid Salman ITB. 12 Oktober 2019
KATA KUNCI

➢ MASJID
➢ KARAKTER
➢ KEPEMIMPINAN
➢ MADZHAB
LATAR BELAKANG MASALAH
Pola Masjid baru ->

pembauran sosial masyarakat:


antara pribumi dan pendatang.

Berbeda latar belakang: budaya, asal geografis, pola pikir, karakter,


pengalaman, aliran madzhab, dsb.
-> jamaah masjid semakin heterogen.
Terjadi pengelompokan beribadah: sesuai madzhab fikih, kesamaan
pola pikir dan karakter dominan dalam kelompok jamaah.

Potensi konflik saling klaim hak pengurusan masjid


-> memecah persatuan umat.
SEJATINYA
MASJID
ADALAH MILIK
ALLAH SWT
bukan milik siapa yang
membangun,
ataupun kelompok jamaah
tertentu.
SIAPA Setiap Pemimpin akan dilihat:

PEMIMPIN ✓ seperti apa gaya memimpinnya?


✓ Kemana visi arah yang hendak dituju?
DKM? ✓ Lewat ‘jalan’ mana yang dilewati?
✓ Dengan cara apa?
✓ Bagaimana responnya saat menghadapi permasalahan?
✓ bagaimana saat ia mengambil keputusan dan apa respon sikap yang
dilakukannya?
✓ Seperti apa usaha yang sudah dijalankan untuk menyatukan beragam
aliran pemikiran dan madzhab?
✓ Bagaimana ia menggerakkan anggota pengelola untuk mencapai
tujuan organisasi DKM? Bagaimana pengaruh karakter kepemimpan Ketua
DKM dan pola keputusan yang diambil bersama pengurus lainnya, sehingga
terbentuk atmosfer suasana masjid yang kondusif, memberikan pelayanan
kenyamanan terbaik untuk jamaah masjid.
Studi Kasus
MANFAAT PENELITIAN:

1. Memberi Gambaran Pola Karakter Dasar Pemimpin dengan


analisa sederhana tetapi tajam dan akurat dalam pemetaan.

2. Memahami Pola perbedaan karakter aliran


pemahaman dan penyebaran madzhab sesuai
kondisi arketipe masyarakat.

3. Menemukan Solusi-solusi untuk menguatkan


persatuan umat dengan sarana Masjid.
METODE PENELITIAN
✓ menggunakan metode konsep STIFIn karena konsep ini bersifat aplikatif di
banyak bidang terutama yang berhubungan dengan memahami perilaku
dan karakter dasar manusia.

✓ Apakah terbukti ada keselarasan antara konsep STIFIn dengan realita


alami yang terjadi pada kepemimpinan DKM.

✓ Penggunaan ilmu psikologi terapan ini bermanfaat untuk membantu para


pemimpin mengenali lebih dalam karakter personal dan anggota
pengurusnya serta karakteristik jamaah.

✓ Memahami pola karakter dan hubungan antar jamaah.

✓ Memahami pola persamaan perbedaan individu dan kelompok jamaah


serta bagimana menemukan titik temunya.

✓ Pengelola masjid bisa melakukan pendekatan yang pas dan nyaman saat
mengelola individu atau kelompok jamaah. Sehingga kepengurusan DKM
berhasil mencapai target tujuan organisasinya, dengan cara yang efektif
dan bisa bertahan dalam waktu lebih lama.
Islam sangat peduli terhadap persoalan kepemimpinan. Saat ada beberapa orang, harus
diangkat pemimpin agar terjadi pergerakan ke arah yang lebih baik. Jika ada lebih dari satu
pemimpin, yang terjadi adalah adanya dualisme kepemimpinan, mengakibatkan konflik dan
pergerakan ke arah yang tidak baik.

Sabda Rasulullah SAW,

"Apabila terdapat tiga orang


dalam sebuah perjalanan, maka
hendaknya mereka menunjuk
salah seorang dari mereka
sebagai pemimpin."
(HR. Abu Dawud No. 2609)
Jika kepemimpinan sangat dianggap penting oleh Islam, maka dalam teori belahan otak
dominan, sudah semestinya ada kepemimpinan.

Jadi dalam otak pun berlaku teori


kepemimpinan.
Meskipun manusia memiliki 5 belahan otak sehingga memiliki 5 kecerdasan utama,
tetapi akan ada satu belahan yang menjadi pemimpinnya. Tidak bisa dua, tiga, apalagi
dimaksimalkan kelima-limanya. Hal ini selaras dengan fitrah dan sesuai dengan konsep
kepemimpinan Islam
PERILAKU: Belum traits

KEPRIBADIAN: Sudah traits

KARAKTER: Traits berulang

WATAK: Traits melekat


FENOTIP = 20% + 80%
Kondisi saat ini (Genetik) (Lingkungan)

Di bidang psikologi terdapat dua paradigma utama yaitu nature dan nurture. Paradigma nature meyakini
bahwa adanya peran Tuhan dalam diri manusia, dalam membentuk personaliti manusia yang terwakili oleh
genetik yang Tuhan "give". Paradigma nurture meyakini bahwa personaliti manusia, karakter, sifat, perilaku,
watak itu terbentuk oleh lingkungan tanpa ada peran kreasi Tuhan di dalamnya, manusia dibentuk oleh
pengalaman hidupnya.

maka nature adalah yang genetik (20%) dan nurture adalah Lingkungan (80%). Meskipun faktor lingkungan
besar dalam mempengaruhi fenotip manusia, namun sebetulnya genetik yang 20% itulah yang aktif mencari
80% lingkungan. Faktor lingkungan bersifat mudah berubah, faktor genetik cenderung tetap. Sehingga
sejatinya genetik ini paling berkontribusi terhadap fenotip manusia. Ini seperti Hukum Pareto 80 -20, (law of
the vital few) dimana yang sedikitlah yang dominan atau menjadi penentu. Terbukti bahwa manusia sadar
atau tidak sadar selalu mencari lingkungan yang paling optimal bagi dirinya, mencari jati dirinya, dan ini
adalah sebuah mekanisme sunnatullah.
STIFIN merupakan sebuah

I
metode yang terkonsep

T
THINKING
NEOKORTEK KIRI /
OTAK KIRI ATAS
NEOKORTEK KANAN
/OTAK KANAN ATAS

INTUITING
untuk mengenali JENIS
KECERDASAN DOMINAN dan
kepribadian genetik
seseorang.

ANALITIS, PANDAI KREATIF, INOVATIF Konsep STIFIn diperkenalkan oleh


Farid Poniman dengan melakukan
Sang PEMIKIR Sang PEMBAHARU sintesa dari berbagai teori
psikologi, neuroscience, dan SDM.

S
Prinsip besarnya mengacu kepada
konsep kecerdasan tunggal.
LIMBIK LIMBIK
KIRI KANAN
Elaborasi dari tiga teori utama
SENSING
MEMORI, RAJIN
Sang PEKERJA KERAS
In OTAK TENGAH

INSTING
NALURI, SERBA BISA
F FEELING
EMOSI,
HUBUNGAN
Sang PERASA
yaitu Teori Fungsi Dasar oleh Carl
Gustav Jung, Teori Belahan Otak
oleh Ned Herman, dan Teori Strata
Otak Triune Brain oleh Paul
MacLean.

Sang PENDAMAI
RISET ILMIAH :
1. Riset di Malaysia yang melibatkan Prof. Dr. Zin Nordin (Pakar Psikometrik), Dr. Mohd. Suhaimi Mohamad
(Pakar Personaliti), dan Dr. Wan Shahrazd Wan Sulaiman (Pakar Personaliti) didapatkan kesimpulan riset:
a) Kesembilan personaliti STIFIn jika diuji dalam bentuk inventori menunjukkan reliabilitas yang baik dan tinggi
dengan koefisien alfa 0,849.
b) Didapati korelasi yang signifikan antara hasil tes STIFIn dengan alat tes lain (simulasi permainan Tundra)
menggunakan uji statistik khi kuadrat.
2. Prof. Drs. Kumaidi, M.A., Ph.D (Ahli Psikometrik, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta)
memberikan pernyataan, "Saya telah membaca laporan riset yang dipimpin Prof. Dr. Mohammed Zin Nordin dan
teamnya tentang Tes STIFIn. Mereka telah melakukan riset yang baik."
3. Prof. Dr. Kuswandi, S.U., M.Phill., Apt (Guru Besar UGM, Pakar Genetika, pemerhati Pendidikan, dan Pengamat
Sosial Budaya) menyatakan, "Hasil tes STIFIn ini sangat cocok dengan saya. penjelasannya sangat ilmiah, detail,
dan praktis untuk saya pahami."
4. Zhai Guijun, dalam makalahnya Report on Study of Multivariate Intelligence Measurement through
Dermatoglyphic Identification, Beijing Oriental KeAo Human Intelligence Potential Research Institute, yang
dipublikasikan pada 15 April 2006, disimpulkan bahwa berdasarkan penelitian tersebut, fingerprint analysis
dapat dijadikan sebagai metode untuk mengukur potensi yang dimiliki oleh individu.
5. Secara hukum syariat diperbolehkan penggunaan fingerprint tes STIFIn, sesuai kesimpulan kajian oleh KH. Jeje
Zaenudin Wakil Ketua Umum PP Persis. www.persis.or.id
Pemetaan Persamaan Kuadran:

Gaya Kepemimpinan 1 Kiri:


realistic, tindak lanjut,
Kanan:
artistic, inisiatif,
Berdasarkan Mesin Kecerdasan pragmatis, masa lalu visioner, masa depan,
dan masa kini, merujuk pd intangible
Gaya Kiri Gaya merujuk pd tangible (ide, keyakinan)
Gaya Kanan Gaya
(data fakta)
Organisasi Produksi
2
T I Gaya Atas

3
Atas:
investigatif, strategi,
berbudaya tinggi,
impersonal, eksitasi
Bawah:
social, eksekusi,
pencari kesenangan,
lbh personal, eksitasi

S F Gaya
Bawah
rendah

Organisasi:
konvensional,
tinggi

Produksi;
enterprizing,
mengorganisasikan, memproduksi,
Sumber: Poniman, F. Workbook STIFIn Leadership
menilai, bawaan diri mempersepsi, lebih
berat, inhibisi tinggi mengalir, inhibisi
rendah
Kombinasi Pasangan Pemimpin:

Perbedaan Drive (Kemudi)


FAKTOR INTROVERT EXTROVERT
Pembeda

Sumber Stimuli dari dalam dari luar

Falsafah Hidup Diancam Diiming-iming


(Anti Neraka) (Cari surga)

Cara Memotivasi ditantang difasilitasi


"aku" apa adanya, terletak di matra terbawah yang disebut Matra
Personalitas. Seseorang melakukan pekerjaan menggunakan seluruh
modal dasar personalitas yang dimilikinya, tanpa mempedulikan orang
Matra Kecerdasan: lain.
Diatasnya ada Matra Mentalitas yang menjadi ukuran baik-buruk bagi
dirinya sebagai makhluk individu. Berbicara, "aku yang tergembleng",
memiliki personalitas yang baik, bekerja penuh dengan semangat dan
Spiritualitas dedikasi, tetapi belum peka untuk terlibat aktif terhadap tujuan dan
aktivitas bersama.
Matra Moralitas adalah tingkatan kecerdasan yang sudah menggunakan
Moralitas ukuran baik-buruk dirinya terhadap orang lain dan lingkungan sosialnya.
Matra ini berbicara tentang "kita", saat kepentingan masyarakat sosial
yang lebih besar lebih didahulukan daripada kepentingan pribadi,
Mentalitas
keluarga, ataupun kelompok.
Matra Spiritualitas menempati posisi tertinggi. Memiliki ukuran baik-
buruk dirinya di hadapan Allah SWT. Matra ini berbicara tentang
Personalit "menghadirkan Allah SWT dalam aku/kita", menjadikan Allah sebagai
as tujuan besar hidupnya. Ada nilai ke-Tuhan-an pada setiap niat, aksi-
tindakan serta perilakunya. Seseorang yang mencapai matra spiritualitas
melewati semua tahapan tangga matra dari yang terbawah tanpa
meloncati, cenderung akan memiliki komitmen yang permanen dan
keterlibatan yang penuh suka cita.
Inti KEPEMIMPINAN dimaknai sebagai
sebuah seni keteladanan.

Bagaimana pemimpin dapat menjadi contoh bagi


pengikutnya.
✓seperti apa gaya memimpinnya?
✓Kemana visi arah yang hendak dituju?
✓Lewat ‘jalan’ mana yang dilewati?
✓Pola pengambilan keputusan?
SITUATIONAL LEADERSHIP (Pola hubungan Gaya Pemimpin dan kesiapan pengikut)

Kecende- Gaya
Penjelasan Singkat
rungan MK Kepemimpinan
SENSING Participating Membangun komunikasi dua arah dan melibatkan anak buah
& dalam mengambil keputusan bersama.
INSTING
THINKING Telling Disebut jg Directing. Menerapkan pola komunikasi searah
berupa perintah dan instruksi serta pengawasan.
INTUITING Selling Memiliki kemampuan menjual ide yang bagus dalam
mengajak anak buahnya kerja sama.

FEELING Delegating sering memberi kebebasan penuh kepada anak buah untuk
mengambil keputusan. Cenderung akan mendelegasikan
setelah sebelumnya diberikan arahan visi, penggemblengan
kemampuan dan motivasi tim
Kekuatan Gaya Kepemimpinan sesuai Mesin Kecerdasan STIFIn

Gaya
MK Kekuatan dan Orientasi
Kepemimpinan
SENSING Transaksional Andal, ulet, produktif, oportunistik, stability, realistis,
pragmatis, welfare-oriented
THINKING Organisatoris Cerdas, managerialship, integritas, kendali kuat, safety,
good governance oriented
INTUITING Transformasional Futuristik, visioner, optimistis, expertise minded,
kapitalistik, mission oriented
FEELING Demokratis Terbuka, transparan, populis, mengakar, suka
mendelegasikan, people oriented
INSTING Altruis Filantropis, responsif, komprehensif, egaliter, sedia
berkorban, sederhana, kompromis, protection oriented
Tabel berikut ini memperlihatkan pemetaan pola karakter kepemimpinan Rasulullah
dan Khulafaur Rasyidin menggunakan frame konsep STIFIn:

Kepemimpinan Ciri dominan pembeda dengan yg lain Mendekati MK


Rasulullah Muhammad langsung mendapat wahyu, serba bisa dan luar Insting yang
SAW biasa, multi peran, shiddiq-amanah-fathonah- Sempurna
tabligh

Abu Bakar Ash Shiddiq bijaksana, penyayang, lembut hati, kedalaman Feeling
r.a. batin, keyakinan tinggi, selalu membenarkan
perkataan Rasulullah

Umar bin Khathab r.a. tegas, adil, membuat sistem, diberi gelar Al Faruq Thinking

Utsman bin Affan r.a. pedagang ulung, dermawan, pencatat ayat Al Sensing
Quran, pemalu (sangat menjaga adab perilaku)

Ali bin Abi Thalib r.a. Jenius, melahirkan ide hebat untuk umat, pengatur Intuiting
strategi
ARKETIPE NEGARA

NEGARA Arketipe Karakter Geografis Antropologi

Indonesia Feeling Banyak gunung berapi aktif, hutan Lebih senang berkumpul, ngobrol,
tropis becanda, ramah tamah, suka guyon
meski rapat serius, berdemokrasi,

Arab Sensing Dominan padang pasir, kering, Konservatif, profesi dominan gaya
pohon kurma berdagang, sulit membangun
industri kreatif,
Jerman Thinking wilayah cenderung datar, /lack Serius, formal, guyon saat rapat
forest/pegunungan berwarna gelap dianggap tabu
Afrika Thinking Sebagian besar dataran tinggi, Profesi dominan berburu- meramu-
padang gurun kering, stepa sabana beternak, aturan suku kuat,
luas strategi bertahan dg kondisi sulit
Amerika Intuiting Pegunungan Hollywood, pohon- Kreatifitas sangat dihargai, berpikir
pohon tinggi dan besar terbuka, perfeksionis, berkelas
ARKETIPE MADZHAB FIKIH
pemetaan pola penyebaran dan karakternya menggunakan frame konsep STIFIn, sebagai berikut:
Madzhab Fikih Arketipe Sebaran Ciri Dominan Yang Menjadi Pembeda
(cenderung) Mayoritas

HANAFI Intuiting Eropa, Asia Ahli Qiyas, Ro'yu (pemahaman akal), memunculkan hal2
Imam Abu Hanifah (80-150H)
Utara, Asia baru, cenderung pertimbangannya beda sendiri dari yg lain
Selatan (kurang umum), kekuatan analogi shg bisa memprediksi,
mengantisipasi kasus2 yg belum timbul di masyarakat,
paling terbuka kepada ide modern
MALIKI Thinking Afrika Ahli Hadits, “istishlah” (sistem berlandaskan
Imam Malik bin Anas
kemaslahatan), analisa, membuat formula, mencontoh
(93-179 H) Umar bin Khathab saat menetapkan hukum
SYAFI'I Feeling Asia Tenggara Membuat jalan tengah dari Ahli Hadits dan Ahli Qiyas,
Imam Muhammad bin Idris Asy
kompromi, selalu ada di tengah2, demokratis, dinamis dan
Syafi'i (150-204H) progresif
HAMBALI Sensing Jazirah Arab Atsariyah: kembali mencontoh (Rosul), dominan tekstual
Imam Ahmad bin Hanbal (164-
dan prosedural.
241 H)
Makalah Ilmiah: Peran Karakter Pemimpin Dalam Mengelola Masjid Yang Memiliki Jamaah Aliran Pemikiran "Assunnah" Dan "Ahlussunnah Waljamaah“ oleh Abdul Chalim, S.T.
Catatan penting:
Pengelompokan ini bukan berarti Pendiri Madzhab dan pengikutnya memiliki MK (Mesin Kecerdasan) tersebut tetapi dilihat dari gaya pemahaman, sudut pandang berfikir.
Kesamaan Madzhab Maliki dan Hambali memiliki kecenderungan pemahaman pola pikir otak kiri. Kesamaan Madzhab Hanafi dan Syafi'i memiliki kecenderungan pemahaman pola pikir otak kanan.
ALIRAN PEMIKIRAN

ASSUNNAH
DAN AHLUSSUNNAH
MANHAJ
secara bahasa Arab artinya jalan yang jelas dan terang.
Manhaj menurut istilah syar'i adalah jalan hidup yang lurus dan terang dalam beragama menurut pemahaman para
sahabat Rasullah Muhammad SAW. Manhaj juga punya arti metode.

MADZHAB
adalah istilah bahasa Arab yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati. Sesuatu dikatakan madzhab bagi seseorang jika
pilihan cara atau jalan tersebut sudah menjadi ciri khasnya.
Menurut ulama dan ahli agama Islam,
madzhab adalah metode yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya
menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip
dan kaidah-kaidah.2
Madzhab menurut ulama fikih adalah sebuah metodologi fikih khusus yang dijalani oleh seorang ahli fikih mujtahid,
yang menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’.3
Istilah madzhab sering digunakan pada tiga ruang lingkup besar yaitu,
• madzhab akidah atau teologi (madzhab i'tiqadiyyah),
• madzhab politik (madzhab siyasiyah),
• dan yang populer adalah madzhab fikih atau madzhab hukum (madzhab fiqhiyyah).
ALIRAN PEMIKIRAN

Di kalangan Islam sunni (manhaj Ahlusunnah) terdapat 3 kelompok aliran pemahaman akidah yaitu,
1. Al Atsariyyah dengan imamnya Ahmad bin Hanbal (164-241H),
2. Al Asy'ariyyah dengan imamnya Abul Hasan Al Asy'ari (260-324 H), dan
3. Al Maturidiyyah dengan imamnya Abu Manshur Al Maturidi (233/247 - 333H).

Asy'ariyyah dan Maturidiyyah memiliki aliran pemikiran akidah sama. Sehingga perbedaan pemahaman
mengerucut kepada Atsariyyah dan Asy'ariyyah.
1. Kelompok pemahaman akidah ATSARIYAH dikenal dengan ASSUNNAH atau yang sering dikenal oleh
masyarakat umum dengan nama Salafi atau Wahabi. Madzhab akidah dan madzhab fikihnya memiliki
imam yang sama yaitu imam Ahmad bin Hanbal.
2. Kelompok pemahaman akidah ASY'ARIYAH di Indonesia dikenal dengan nama AHLUSSUNNAH
WALJAMAAH (Aswaja). Menggabungkan antara madzhab Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari dalam bidang
akidah dan madzhab Syafi'i dalam bidang fikih.

Hal mendasar yang menjadi perbedaan keduanya adalah perbedaan paradigma berfikir.
1. ALIRAN PEMIKIRAN ASSUNNAH/ATSARIYYAH

❖ Aliran pemikiran ini mengartikan Ahlussunnah ialah


orang-orang yang berupaya memahami dan mengamalkan As-Sunnah An-Nabawiyah serta
menyebarkan dan membelanya. Kemudian mengartikan Al Jamaah ialah orang-orang yang telah
sepakat berpegang dengan kebenaran yang pasti sebagaimana tertera dalam Al Qur'an dan Al Hadits,
dan mereka itu ialah para sahabat, tabi'in walaupun jumlah mereka sedikit

❖ Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah


orang yang mempunyai sifat dan karakter mengikuti sunnah Nabi SAW dan menjauhi perkara-perkara yang
baru dan bid'ah dalam agama. Karena mereka adalah orang-orang yang ittiba' kepada sunnah Rasulullah SAW
dan mengikuti Atsar (jejak salaful ummah), maka mereka disebut Ahlul Hadits, Ahlul Atsar dan Ahlul Ittiba .
Mereka juga dikatakan sebagai Thaifatul Manshurah, al Firqatun Najiyah, Ghuroba (orang asing).

Sumber: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. (2006) Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
2. ALIRAN PEMIKIRAN ASY’ARIYYAH/AHLUSSUNNAH

❖ Menurut KH M Idrus Ramli, Ahlussunnah wal-Jamaah adalah


golongan yang mengikuti ajaran yang diridhai oleh Allah, yaitu
ajaran Nabi SAW, para sahabat dan tabi'in, serta generasi
penerus mereka yang terdiri dari golongan terbesar umat Islam
dalam setiap masa.

❖ Golongan tersebut layak disebut dengan nama al-jamaah,


kelompok pemenang dalam memperjuangkan kebenaran dan
golongan yang selamat diantara 73 golongan umat Islam yang
ada.
POTENSI KONFLIK

❖ BID'AH
Saat ini yang menjadi sorotan adalah kelompok Assunnah/Salafi yang dikenal dengan
paham wahabi, Sering menyampaikan isu pemurnian aqidah ushul (pokok) yang
melebar hingga ke masalah furu' (cabang).

Sebagian pengikut mudah untuk memberi label bid'ah sesat kepada kelompok lain
hanya karena ia belum mengetahui dalilnya, atau semua amalan yang ia tidak
melakukannya, atau setiap pendapat yang berbeda dengan pendapatnya.

Sehingga kata bid'ah menjadi polemik di masyarakat Indonesia yang mayoritas


kelompok Nahdiyin.

Padahal definisi bid'ah adalah setiap ibadah yang tidak memiliki dalil secara syariat.
(KH. Mustafa Ali Yaqub, Titik Temu Wahabi - NU, Maktabah Darus-Sunnah Jakarta 2016 hal 94)
❖ Ulama zaman dulu saling menghormati perbedaan pendapat, namun
pengikutnyalah yang saling berpecah diri. Sebagian pengikut mudah
untuk memberi label bid'ah sesat kepada kelompok lain hanya karena
ia belum mengetahui dalilnya, atau semua amalan yang ia tidak
melakukannya, atau setiap pendapat yang berbeda dengan
pendapatnya.

❖ Syeikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata: "Sebagian orang


yang bermanhaj Salafi pada masa kita sekarang ini telah
menghukumi sesat orang lain yang tidak sepaham dengannya,
meskipun orang lain itu benar." 11
❖ 11. KH. Mustafa Ali Yaqub, Titik Temu Wahabi - NU, Maktabah Darus-Sunnah Jakarta 2016 hal 94
Perbedaan Aliran pemikiran Salafi (Assunnah/Atsariyah) dan
Ahlussunnah Waljamaah (Asy'ariyah) sudah ada sejak abad ketiga
hijriyah, dan kecenderungannya akan terus ada sampai akhir zaman.
Perbedaan merupakan sunnatullah (Q.S. Huud ayat 118-119).

Sebab-sebab
yang mengakibatkan adanya perbedaan adalah sebagai berikut:
1. Ada dalil Mukkamat dan Mutasyabihat;
2. Tidak ditemukan penjelasan langsung dari Rasulullah SAW tentang status
hukum;
3. Perbedaan riwayat hadist;
4. Qathiyah dan Dhanniyah pada Nash;
5. Luasnya wilayah Islam;
6. Perbedaan kemampuan intelektual, waktu, tempat, budaya dan kondisi fisik.
TITIK TEMU

❖ Sebenarnya kedua aliran pemahaman tersebut memiliki kesamaan


sebagai ahlussunnah, mencontoh Rasulullah, sama sebagai orang
muslim mukmin, dan juga sama saat shalat berkiblat ke kabah.

❖ Mengembalikan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW melewati Al


Quran dan Hadits. Allah SWT telah memerintahkan umat Islam untuk
berpegang teguh kepada agama-Nya dan menghindari perpecahan.
Rasulullah SAW menyuruh umat Islam untuk mengikuti kelompok
mayoritas saat ada perbedaan pendapat dan menghindari sikap
menyendiri.
A. SOLUSI UTAMA MEMBUAT

KESEPATAN BERSAMA,
meliputi:
1.Tidak menyebut bid'ah kepada sebuah aliran sepanjang
sebuah aliran memiliki hujjah dalil dari Al Quran, hadits Nabi
Muhammad SAW dan pemahaman ulama salafus sholih
terpercaya.

2. Memunculkan dan memahami semua dalil yang sebenarnya


sudah ada dan digunakan menjadi dasar ibadahnya. Tidak boleh
menyembunyikan dalil yang ada walaupun itu berbeda dengan
pilihan kepentingan politik golongannya.

3. Mengakui kebenaran yang terdapat di kelompok lain, tidak


menganggap pendapat kelompoknya paling benar sendiri.
B. SOLUSI KEDUA ADALAH

Menguatkan semangat persaudaraan/UKHUWAH ISLAMIYAH


dengan menaikkan skala toleransi (AKHLAK-IKHLAS).

1. Bersatu dalam hal-hal pokok yang disepakati dan memberi sikap


fleksibel keluwesan dalam hal cabang fikih.
2. Hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan pilihan, maka dipersilahkan
untuk diamalkan secara pribadi tanpa saling mencela.
3. Menghormati perbedaan dalam penafsiran sebuah dalil (Al Quran dan
Hadits).
4. Menaikkan akhlak moraliti/kekitaan, dan
5. Menaikkan level KEIKHLASAN dalam beragama. (mukhlisinaa lahuddiin).
ANALISA
KEPEMIMPINAN
DKM JABAL RAHMAH
Berikut hasil tes STIFIn pada Ketua dan Pengurus DKM Jabal
Rahmah serta Ketua RT 09:

No. Nama Jabatan Hasil Tes STIFIn


1. H. Eko Supriyadi Ketua DKM Sensing extrovert (Se)

2. Sambas Sekretaris Intuiting introvert (Ii)

3. Asep Ahmad Masykur Bendahara Intuiting extrovert (Ie)

4. Agus Wanto Bid. Aset Thinking extrovert (Te)

5. Jajang Anwari Bid. Humas Thinking introvert (Ti)

6. Ramdhan Ketua RT Feeling extrovert (Fe)


Hasil UJI KUESIONER aplikasi Survey Solver AI 1512
( akses aplikasi android di bit.ly/SurveySolver1512 ),

❖ KETUA DKM (Bpk H. Eko Supriyadi ):


berada di level valensi mental (matra mentalitas) dan di level kerja ikhlas.

❖ BENDAHARA DKM (Bpk Asep Ahmad Masykur):


berada di level valensi sosial (matra moralitas) dan di level kerja cerdas.

Pengertian KERJA CERDAS adalah


mampu mengubah keadaan dengan hasil pikir kecerdasannya dan memiliki
keyakinan kuat serta keberanian bertindak melakukan kebenaran meski
tantangan yang dihadapi begitu berat dan resikonya besar.

Seseorang yang telah mencapai KERJA IKHLAS,


berarti telah melampaui kerja keras dan kerja cerdas dengan maksimal.
Apapun yang dilakukan, dikatakan, dan dipikirkan hanya untuk Allah,
mengbuang kekotoran hati. Sehingga energi ikhlas yang dikeluarkan akan
berubah bentuk menjadi energi yang didapat. Amal perbuatannya diberikan
balasan berlipat oleh Allah.
Dalam kesempatan wawancara, Ketua DKM
menceritakan prinsip yang yang dipegang teguh
saat memegang amanah ketua, agar tidak
minder saat memimpin, yaitu:

1. Niat ikhlas karena Allah bukan karena


makhluk.
2. Memiliki mental siap untuk tidak disukai dan
siap juga untuk disukai.
3. Sabar. Saat sudah berbuat baik, tapi belum
tentu jamaah menganggap sebagai kebaikan.
Gaya Gaya
Gaya
Kiri Kanan Gaya ➢ Gaya Kepemimpinan personal Ketua
Organisa Produksi
si
T I Gaya
DKM yang memiliki MK Sensing,
Atas kecenderungannya menggunakan gaya
Participating dan transaksional (detailnya di tabel
S F Gaya
Bawah
gaya kepemimpinan). Gabungan dari gaya kiri,
gaya bawah, dan gaya produksi.
Sumber: Poniman, F. Workbook STIFIn
Leadership

➢ Kombinasi kepemimpinan ketua (MK


Sensing) dengan sekretaris dan
bendahara (MK Intuiting) mempunyai
irisan pada gaya produksi.
Analisis Kondisi DKM Jabal Rahmah

KEKUATAN KELEMAHAN

› produktif membuat banyak program › sistem organisasi belum kuat,


INTERNAL

berkualitas
› masih terjadi alur kerja organisasi yang
› tingkat keterlibatan jamaah relatif banyak. belum efektif.

PELUANG TANTANGAN

› adanya masyarakat pendatang dari kota- › menjaga keharmonisan semua jamaah dari
EXTERNAL

kota besar, memiliki pendidikan tinggi dan beragam aliran pemikiran dan fikih
beragam profesi menjadi potensi SDM (terutama perbedaan makna bid'ah)
bagus
Ketika terjadi sebuah permasalahan
konflik, ketua DKM melakukan:

✓ klarifikasi (tabayyun) kepada pihak-pihak


yang berselisih. Mencari apa penyebab dan
akar masalahnya.

✓ Kemudian memberikan solusi bersama dan


mengembalikan kepada aturan standar
prosedur yang sudah disepakati bersama.
"Jika di masjid ini ada kegiatan diluar sunnah (Nabi)
kemudian itu berdosa, maka yang paling berdosa itu Ketua
DKM!"
Kemudian dijawab oleh Ketua DKM,
"Siap! Saya yang menanggungnya. Tetapi tolong
dievaluasi, apa yang membuatnya berdosa? Apakah zikir
itu berdosa hanya karena sebatas dizaharkan?"
➢ Dari dialog tersebut menggambarkan karakter Ketua DKM sebagai Sensing extrovert yang berani
tegas menjadikan diri sebagai jaminannya sekaligus bersifat extrovert, mau terbuka menerima
perbedaan.

➢ Ketua DKM juga menerapkan kedisiplinan dan ketegasan sesuai kesepakatan yang sudah dibuat.
Karena jika tidak disipilin dan tegas akan mengakibatkan terus -terusan bentrok. Berusaha
menghindari perpecahan. Menghilangkan perbuatan saling menyalahkan, saling merasa benar
sendiri. Bersama-sama merasa menjadi hamba Allah. Menjadikan masjid sebagai tempat untuk
bertaubat, bertaqorrub, mendekatkan diri ke Allah.
PROGRAM yang dibuat dan disepakati bersama diantaranya:
1. Setiap perwakilan golongan dilibatkan menjadi imam shalat jamaah 5
waktu, dibuat jadwal bersama selama satu pekan. Imam shalat subuh yang
tidak menggunakan qunut dijadwalkan hari senin, selasa, rabu. Imam yang
menggunakan qunut (madzhab Syafi'i) jadwalnya hari kamis, jumat, sabtu,
ahad. Jika imam yang bertugas berhalangan hadir, boleh digantikan imam
dari madzhab yang lain.
2. Program taklim kajian di masjid bergantian dari tiap golongan,satu kali per
minggu.
3. Program kajian setelah subuh rutin harian bergantian.
4. Gerakan shalat subuh berjamaah, tiap ahad pekan keempat. Digabung
dengan kegiatan mabit sampai kajian setelah subuh. Disambung sarapan
bersama, gratis disediakan oleh DKM.
5. Majelis Taklim Ummahat lintas RT.
6. Membuat baitul mall dan koperasi syariah, dll.
❖ Selama masa kepemimpinan ketua DKM
Bapak H. Eko, secara kuantitas, jumlah
jamaah shalat berjamaah semakin
bertambah jumlah jamaahnya. Pada hari-
hari biasa jumlah jamaah dhuhur ashar
sekitar -/+ 50-100 orang. Jamaah maghrib
isya sekitar -/+ 150 orang. Pada saat jadwal
Gerakan Shalat Subuh Berjamaah di pekan
ke-4 tiap bulan, jumlah jamaah bisa
memenuhi seluruh ruangan masjid hingga ke
serambi luar.
❖ Hal yang menarik adalah jamaah mau
berkumpul beragam golongan dan
berbeda madzhab.
❖ Jamaah dari kelompok Salafi konsisten hadir
shalat jamaah tepat waktu, berada di shaf
terdepan dan jarang komplain ke DKM.
Jamaah Nahdiyin terlibat aktif di banyak
kegiatan pengajian masjid. Hal itu
menunjukkan masyarakat RW 21 merasakan
kenyamanan, aktif menyambut baik
Gerakan Shalat Subuh Berjamaah program-program DKM.
KONDISI LINGKUNGAN MASJID

❖ Bangunan Masjid menjadi 2 lantai, memiliki serambi di koridor utara selatan dan
timur.
❖ Luas lantai utama 622 m2 tanpa kolom di tengah, luas lantai 2 hampir sama.
❖ Plafon tinggi, pencahayaan lampu yang terang di semua bagian, warna cat
dinding krem cerah kombinasi orange muda, banyak jendela kaca dengan kusen
alumunium.
❖ Desain interior ruangan utama masjid memperlihatkan kesan nyaman, terbuka
dan terlihat lapang. Ada makna yang disampaikan bahwa masjid dibuat menyatu
dengan masyarakat. Kegiatan masjid bisa terlihat oleh masyarakat di luar masjid.
Tempatnya lapang menampung berbagai kelompok jamaah.
Ketua dan pengurus DKM menyediakan fasilitas masjid yang nyaman dan
cukup lengkap, meliputi:

➢ ruangan ibadah luas bersih dan tertata rapi,


➢ karpet sajadah empuk bersih warna cerah,
➢ 6 unit AC pengatur suhu ditambah kipas angin.
➢ Toilet ikhwan dipisah dengan toilet akhwat, kondisi bersih, dengan
penempatan yang teratur.
➢ Penataan sound sistem yang tepat membuat suara terdengar bersih.
➢ Fasilitas masjid yang sangat membantu masyarakat adalah adanya
sumber air bersih gratis 24 jam bagi warga masyarakat yang
membutuhkan.
➢ Ada santunan rutin tiap bulan, berupa bantuan ekonomi untuk anak
yatim (beasiswa), mualaf dan warga yang tidak mampu. Kisaran dana
yang disalurkan di angka 20 juta rupiah rutin tiap bulan.
➢ Terjalin sinergi kerjasama yang baik antara DKM dan pengurus RT/RW.
DKM diberikan kewenangan untuk mengelola lahan lebih luas, seperti
taman umum, lapangan dan fasilitas RW lainnya.
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN:
❖ Ketua DKM berperan membuat kesepakatan tegas bersama semua aliran pemikiran
Assunnah-Ahlussunnah wal jamaah, masing-masing golongan tidak mengatakan bid’ah
sesat kepada golongan lain, dan menghormati perbedaan pemahaman dalil. Kemudian
menguatkan persaudaran umat Islam, menaikkan nilai toleransi dan fleksibilitas,
keluwesan dalam fikih, memahami kecenderungan fitrah karakter bawaan yang telah
Allah anugerahkan kepada setiap orang. Sehingga sunnatullah perbedaan menjadi
rahmat.

❖ Pola karakter kepemimpinan Ketua DKM Jabal Rahmah sangat dipengaruhi oleh gaya
karakter genetiknya yaitu Sensing extrovert, berani menjadi penampil garda depan,
memberi contoh keteladanan. Memiliki drive extrovert sehingga kecenderungannya
mudah terbuka dalam menerima stimuli beragam perbedaan.
❖ Menggunakan gaya kepemimpinan participating, Ketua DKM membangun komunikasi
dua arah, melibatkan anak buah dalam pengambilan keputusan, serta ikut turun
tangan saat menerapkan program. Produktif membuat program yang membawa nilai
kebersamaan menyatukan keberagaman. Dikerjakan untuk kepentingan bersama di
level moralitas. Dan dilandasi dengan kerja ikhlas, hanya mengharap ridho Allah SWT.
SARAN:
1. Memperkaya wawasan pemikiran jamaah dengan program kajian dari berbagai
madzhab. Dengan cara mempelajari sejarah kronologis setiap madzhab.
Mencari titik kesalahpahaman yang ada di masyarakat, Kemudian memberikan
solusi titik temu dan penerapannya.
2. Menaikkan matra moralitas, dimana ukuran baik dan buruk tidak hanya untuk
sendiri dan golongan, tetapi mengedepankan kepentingan bersama semua
golongan.
3. Fokus mengutamakan persatuan, menjauhi pertikaian, menguatkan ikatan
ruhiyah, ikatan iman, dan ikatan hati. Menaiki derajat MUKHLISINA LAHUDDIIN.

4. Intensif menjalankan kaderisasi ke generasi remaja atau calon pengurus


selanjutnya.
5. Menyempurnakan pola manajemen organisasi yang tertib, efektif tepat sasaran
dan berkelanjutan.
PERNYATAAN PENULIS:

1. Tidak berarti Karakter Sensing extrovert adalah yang terbaik menjadi


pemimpin, sementara selain itu tidak bisa menjadi pemimpin.

2. Setiap Tipe Kepribadian Genetik STIFIn bisa menjadi pemimpin, sesuai potensi
kekuatan yang dimilikinya dan sesuai kebutuhan situasi kondisi yang ada.

3. Pemimpin sebaiknya sudah selesai dengan masalah diri sendiri di level


Personalitas dan Mentalitas diri. Lebih dari itu, pemimpin sebaiknya sudah
berada di level Moralitas dan Spiritualitas.
Daftar Pustaka
Gunadi, Ikhsan. (2016) Education And Development of Students’ Character Based On Personality Genetics. Proceeding 2nd International
Conference on Education and Training
Gunadi, Ikhsan. (2016) Pengembangan Model Kepemimpinan Sekolah dengan Pendekatan Konsep STIFIn. Universitas Negeri Malang.
Guijun, Zhai. (2006) Report on Study of Multivariate Intelligence Measurement through Dermatoglyphic Identification. Beijing Oriental
KeAo Human Intelligence Potential Research Institute dari website www.zdzw.com/html/yulw.htm diakses tanggal 30-09-2019.
Hadiyat, Yayan; Iswahyudi. (2019) Pengaruh Praktik Manajemen HR STIFIn terhadap Kinerja Karyawan. Universitas Brawijaya Malang.
Hasyim, Arrazy. (2018) Teologi Muslim Puritan; Genealogi dan Ajaran Salafi. Jakarta: Maktabah Darus-Sunnah.
Nugroho, Eko S. (2019) Leadership; The Art of Exemplary. Jakarta: STIFIn Institute.
Poniman, Farid; Indrawan Nugroho; Jamil Azzaini. (2009) Kubik Leadership; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Hidup Mulia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Poniman, Farid; Yayan Hadiyat. (2015) Manajemen HR STIFIn Terobosan untuk Mendongkrak Produktivitas. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Poniman, Farid. (2017) STIFIn Personality; Peta Kecerdasan Dan Jalan Kembali. Jakarta: Yayasan STIFIn.
Poniman, Farid. (2017) Workbook STIFIn Leadership. Jakarta: STIFIn Institute.
Poniman, Farid. (2018) Pancarona; Buku Pegangan Peserta Workbook STIFIn Level 2. Jakarta: STIFIn Institute.
Ramli, M. Idrus. (2018) Akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah; Penjelasan Sifat 50. Al-Hujjah Press.
Yaqub, Mustafa Ali. (2016) Titik Temu Wahabi - NU. Jakarta: Maktabah Darus-Sunnah.
Yazid, Abdul Qadir Jawas. (2006) Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i. dari
https://almanhaj.or.id/3428-definisi-sala-definisi-ahlu-sunnah-wal-jamaah.html diakses tanggal 13 September 2019.
Zaenudin, Jeje. (2018) Menentukan Bakat dan Kemampuan Melalui Sidik Jari. PP Persis dari website www.persis.or.id/menentukan-bakat-
dan-kemampuan-melalui-sidik-jari diakses tanggal 20 September 2019.
TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai