Anda di halaman 1dari 4

 Terbang Mahidin

Terbang Mahidin atau yang lebih mudah disebut Mahidin saja adalah salah satu kesenian yang
dipentaskan dengan fungsi sebagai penyajian estetis (sebagai hiburan untuk penonton) yang
menggunakan alat musik yang menonjolkan karakteristik dari Kal Sel.

Ga
mbar alat musik tradisional Terbang Mahidin
Terbang Mahidin terbuat dari kulit kambing yang sudah dikeringkan, tentunya jangan lupa
dibersihkan dulu sebelum dikeringkan. Kulit kambing yang akan digunakan tersebut diberikan
kerangka kayu dengan garis tengahnya sekitar 28cm – 30cm dan bagian bawahnya 25 cm.

Kayu yang digunakan untuk pembuatannya adalah batang pohon seperti pohon nangka, batang
pohon Tiwadak Banyu dan nantinya dikencangkat dengan menggunakan rotan yang sudah diserut.

Baca juga: cara memainkan bonang


Alat musik tradisional Mahidin bisa dimainkan sendirian atau berpasangan atau mungkin juga jika
anda ingin membandingkan Mahidin mana yang lebih bagus, nanti penonton akan bertugas sebagai
juri pertandingan. Permainan musik ini biasanya digelar pada malam hari.

Jika kita menanyakan siapa yang ingin kebudayaan Indonesia dilestarikan, tentu kita semua
menginginkannya. Namun jika kita bertanya, siapa yang ingin melestarikan kebudayaan Indonesia?
apakah kita semua akan ikut ambil bagian? terlebih setiap orang memiliki kehidupan dan
kesibukannya masing-masing
Alat musik tradisional Kalimantan Selatan adalah satu dari sekian banyak kesenian di Indonesia
yang nantinya pasti akan hilang jika tidak kita lestarikan bersama-sama. Kembali saya
mengingatkan, meskipun kita belum tentu bisa ikut ambil bagian dalam melestarikan, setidaknya kita
mengetahui nama alat musik tradisional dan asal daerahnya.
 Fungsi Madihin

Pada dasarnya fungsi madihin adalah sebagai hiburan namun didalamnya terdapat juga berfungsi
sebagai memberi pesan, media informasi, sosialisasi program pemerintah, media pendidikan,
pengarahan agama dan media hiburan untuk mengumpulakan masyarakat untuk mencarian dana.

Peranan kesenian madihin sebagai memberi pesan adalah karena madihin asal katanya dari
kata maddah yang artinya memberi nasehat atau papadah  baik berupa nasehat mengenai pendidikan
maupun mengenai kelurga berencana. Madihin juga berperan sebagai mengkritik pemerintah, kritik
jenaka, media informasi, sosialisasi program pemerintah, media pendidikan, dan pengarahan agama,
karena kesenian madihin ini identik dengan syair atau pantun sambil diiringgi lelucon agar orang itu tidak
mudah tersinggung, dalam hal apa saja kesenian madihin bisa masuk baik berupa mengkritik pemerintah
dalam hal yang bersifat tidak selaras dengan pembangunan.

Media informasi, pendidikan, sosialisasi program pemerintah dan pengarahan agama juga bisa
disampaikan lewat kesenian madihin. Pemerintah  menyampaikan program lewat pementasan kesenian
madihin karena dengan pementasan kesenian madihin orang dapat mendengarkan sosialisasi
pemerintah dengan santai dan juga sering diselinggi pesan-pesan agama.
Madihin nang kesenian tradisional masyarakat Banjar, prupinsi Kalimantan Selatan. Madihin dapat
digolongkan kepada jenis sastra lama yang babantuk puisi atawa pantun. Akan tetapi walaupun
demikian madihin sendiri mempunyai karakteristik yang mayu unik, sebab ia merupakan perpaduan
dari tiga unsur seni, yakni seni suara (syair/lagu), seni musik dan seni gerak (mimik). [1]
Seni madihin termasuk salah satu puisi lama dalam kesustraan banjar, tumbuhnya kesenian
madihin baimbai-sama dengan pantun, syair, lambut, mamanda dan lain-lain. Madihin pun
merupakan hiburan segar bagi masyarakat di Kalimantan Selatan, baik kaum bawah, menengah,
maupun kaum atas, karena syair yang dinyanyikan sarat dengan nasehat yang bermanfaat dan
humor-humor segar.[1]
Kesenian ini bisa ditampilkan oleh seorang diri dengan diiringi sebuah musik rebana. Bisa pula dua
atau tiga orang di atas pentas sekaligus. Jika dibawakan dengan dua orang atau lebih, pantun yang
disampaikan ke hadapan publik biasanya saling bersahut-sahutan. Jika disimak, merupakan satu
untaian kata-kata tersusun apik menjadi rangkaian kalimat yang sarat dengan muatan nasihat. [2]
Tapi, bukan berarti jika dibawakan sendiri lantas menjadi monoton. Kualitasnya pun tak kalah
dengan yang dibawakan dua atau tiga orang. Cuma saja, gayanya monolog dengan tetap
mempertahankan kualitas rangkaian kata menyerupai pantun yang meluncur dari sang pembawa
kesenian Madihin, atau bisa pula disebut pemadihin

Anda mungkin juga menyukai