Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS BENTUK MUSIK PENGIRING TARI SIGEH

PENGUTEN YANG ADA DI PROVINSI LAMPUNG

(PROPOSAL SKRIPSI)

OLEH

RIZKI ADI SUSENO


NPM.1913045012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
UNIVERSITAS LAMPUNG
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lampung merupakan sebuah provinsi yang terletak di ujung selatan pulau


Sumatra memiliki kondisi masyarakat yang majemuk. Seperti halnya provinsi
lain di Indonesia, Lampung juga memiliki kebudayaannya sendiri. Hal ini
terlihat dari kerajinan tenun kain tapis, lagu-lagu daerah lampung dan juga
tariannya. Di Lampung sendiri kesenian merupakan sebuah hal yang sangat
penting karena sudah merupakan sebuah indentitas budaya masyarakat
Lampung. “Kebudayaan” berasal dari kata “buddayah”, yaitu bentuk jamak
“buddhi” yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian budaya dapat
diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal (Koentjaraningrat dalam
Pelly 1994: 22).

Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yakni ; 1) Wujud kebudayaan


sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nila-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya, 2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, 3) Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia (J.J Honigman dalam
Koentjaraningrat 2000: 186-187). Wujud kebudayaan dalam masyarakat
Lampung sendiri menyangkut tiga aspek tersebut yakni kesenian tari
tradisional Lampung, kerajinan kain tapis dan juga musik tradisional.

Adat budaya masyarakat Lampung tidak terlepas dari perkembangan kesenian


tari tradisional Lampung, banyaknya tari kreasi Lampung yang dilombakan
dalam Pekan Olahraga dan Kesenian (PORSENI) tingkat kabupaten dan
provinsi juga berperan penting dalam mengembangkan budaya Lampung,
pelakunya terdiri dari kalangan muda-mudi dan juga orang dewasa ikut
berperan di dalamnya. Seni tari memiliki keindahan tersendiri, terletak pada
gerak, musik, properti, tata rias dan busana. Salah satu tari tradisional
Lampung yang disoroti adalah tari Sigeh Penguten, tarian ini selalu
ditampilkan dalam setiap acara-acara besar di daerah Lampung. Contohnya
saja saat festival Krakatau yang rutin diadakan setiap tahunnya menggunakan
tari Sigeh Penguten sebagai pembuka acara.

Perbedaan pendapat sering kali terjadi dan itu adalah suatu hal yang
wajar.Begitupun di provinsi Lampung yang mempunyai dua suku asli yakni
Peminggir (pesisir) dan Pepadun. Suku Peminggir (pesisir) atau biasa di sebut
suku Saibatin yaitu pribumi suku Lampung yang melaksanakan adat
musyawarahnya tanpa menggunakan kursi Pepadun. Sebagian besar dari suku
Saibatin berdiam ditepi pantai, maka masyarakatnya disebut adat Pesisir.
Sementara, masyarakat beradat Pepadun, yakni pribumi suku Lampung yang
melaksanakan musyawarah adatnya menggunakan kursi Pepadun. Adat
Pepadun, adat istiadat pribumi Lampung Abung Siwo Mego; Abung Siwo
Megou, Pubian Telu Suku (termasuk Pubian Dua Suku di Pesawaran) dan
Megou Pak Tulang Bawang. Pepadun adalah tahta kedudukan penyimbang
atau tempat seorang duduk dalam kerajaan adat. Pepadun biasanya digunakan
saat pengambilan gelar kepenyimbangan (pimpinan adat) (Sasmita 2014 : 12).

Pepadun ialah tempat duduk seorang Raja/Penyimbang/calon Penyimbang,


yang berbentuk persegi panjang, berkaki empat seperti sebuah meja panjang.
Tempat itu pada masa Kerajaan/keratuan adalah tempat Raja/Ratu duduk
untuk membicarakan sesuatu masalah yang saling berkaitan dengan
Kenegaraan atau Kerajaan atau Keratuan pada Rakyat (Sasmita 2014: 13).
Sudah pasti antara suku Pepadun dan Saibatin memiliki perbedaan, namun
perbedaan tersebut harus disikapi secara bijaksana. Masyarakat Lampung
sendiri seseorang dari penganut identitas Peminggir (Pesisir), sulit diterima
dalam lingkungan masyarakat penganut identitas Pepadun. Namun, penganut
identitas Peminggir (Pesisir) baru bisa diterima lewat sebuah proses adat yang
sangat panjang dan melelahkan. Prosesi adat itu bisa diterima sebagai upaya
untuk menjaga harmoni, tetapi dampaknya tidak bisa diterima akan melahirkan
suatu keadaan ideal. Namun pada tahun 1989 melalui musyawarah adat telah
disepakati, baik dari suku Peminggir maupun Saibatin kini sudah memiliki tari
yang sama yakni tari Sigeh Penguten (Sasmita 2014: 13).

Musyawarah adat dihadiri oleh tokoh-tokoh tari, baik dari kalangan akademisi
dan tradisional. Non akademisi yaitu bapak marwansyah warganegara selaku
seniman tari dari Lampung dan beberapa seminan yang lainnya. Dari
akademisi, ada ibu titik dari Taman Budaya provinsi Lampung. Penyatuan atau
istilahnya meyepakati ragam gerak, nama tarian, dan iringannya disepakti oleh
Taman Budaya provinsi Lampung. Karena setiap gerak atau bentuk tarian
Sigeh disetiap daerahnya berbeda gaya. Oleh karena itu, ada upaya penyatuan
yg diprakarsai oleh Taman Budaya provinsi Lampung sebagai bagian dari
agenda Dinas Pariwisata Provinsi Lampung (Dinas P dan K 1990: 27).

Tari Sigeh Penguten juga merupakan salah satu tari pelengkap ritual, yaitu
sebagai tarian dalam pengambilan gelar adat Lampung bagi seorang pria yang
sudah menikah. Sama seperti tari daerah lain, tari Sigeh Penguten juga
memiliki ciri khas busana dan properti dalam setiap pementasanannya. Hal
yang menarik adalah properti tepak (kotak berwarna kuning keemasan) yang
dibawa oleh seorang penari diposisi paling depan. Tepak ini berisi kapur sirih
yang nantinya akan diberikan kepada salah seorang tamu yang dianggap
mewakili seluruh tamu yang hadir dalam acara tersebut. Tari Sigeh Penguten
merupakan tari persembahan adat yang ditarikan oleh penari berjumlah ganjil.
biasanya lima atau tujuh orang dan maksimal adalah sembilan orang. Tidak
ada makna tertentu kenapa harus berjumlah ganjil, tujuannya hanya sebagai
pembentuk formasi.

Lampung memiliki komposisi etnis dan bahasa yang beragam, dengan


mayoritas penduduknya adalah suku Lampung, diikuti oleh suku Jawa, Sunda,
dan Tionghoa. Lampung terkenal dengan pantainya yang indah, antara lain
Pantai Kuta dan Pantai Tanjung Setia, serta banyak festival tradisionalnya
seperti Festival Krakatau dan Pekan Budaya Lampung. Provinsi ini juga
terkenal dengan produksi kopi, lada, dan minyak sawitnya. Beberapa tempat
wisata terkenal di Lampung termasuk Taman Nasional Way Kambas, yang
merupakan rumah bagi spesies langka seperti gajah sumatera, badak sumatera,
dan harimau sumatera, dan Teluk Kiluan, yang terkenal dengan lumba-lumba
penghuninya. Secara keseluruhan, Lampung adalah provinsi yang indah dan
kaya budaya yang menawarkan pengunjung pengalaman Indonesia yang unik
dan otentik.

Provinsi Lampung mempunyai beragam seni dan kebudayaan. Setiap bentuk


dan ragam seni kebudayaan tersebut tidak bisa terlepas antara satu dengan yang
lain, karena setiap daerah mempunyai ciri khas masing- masing, hal ini
disebabkan adanya faktor-faktor seperti lingkungan alam, tingkat kebutuhan
rohani dan berbagai jenis kesenian yang berkembang antara lain seni tari dan
musik.

Seni tari adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan, tetapi
kekhususannya adalah keindahan yang dinikmati pada gerakan-gerakan tubuh,
terutama gerakan kaki dan tangan, dengan ritme-ritme teratur, biasanya
mengikuti irama musik. Seni tari juga tidak terlepas dari seni rupa karna gerak-
gerak yang diperlihatkan diserap dengan indra penglihatan.

Menurut Corrie Hartong (Ahli tari dari Belanda), mengajukan batasan tari
adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan didalam ruang.
Tari adalah gerakan tubuh sesuai dengan irama yang mengiringinya.
Sedangkan menurut Soedarsono (1986:83) mengatakan tari adalah ekspresi
jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Gerakan pada seni tari
diringi dengan musik untuk mengatur gerakan penari dan menyampaikan pesan
yang dimaksud.

Seni musik adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Rangkaian
bunyi yang didengar dapat memberikan rasa senang dan rasa puas bagi yang
mendengarnya karena adanya keserasian susunan dari rangkaian tangga nada
dari bunyi-bunyi tersebut.

Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu musik vokal dan musik
instrumental. Musik vokal adalah musik yang hanya mengandalkan suara
manusia saja, sedangkan musik instrumental merupakan suatu komposisi musik
tanpa syair dalam bentuk instrumen apapun. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia "Musik adalah seni menyusung nada atau suara dalam urutan,
kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan". (diperoleh dari
https:/ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni- musik/unsur-unsur-seni-musik).

Secara umum para ahli membagi musik menjadi tiga bagian, seperti yang
diungkapkan oleh Matius Ali (2006:5) yaitu:
(1) Musik Tradisional, yaitu musik yang lahir dan berkembang didaerah
atau wilayah-wilayah tertentu. Musik ini sangat eksklusif karena
menampilkan ciri budaya masyarakat di daerah wilayah
tersebut.Dengan demikian, musik-musik umumnya hanya bisa
dinikmati dengan sempurna oleh anggota masyarakat itu sendiri.
(2) Musik modern yaitu musik yang saat ini berkembang atau digemari
dalam masyarakat tertentu oleh banyak orang. Dalam hal ini, musik
modern adalah musik populer. Ciri utamanya adalah beat yang konstan
dan umumnya menggunakan tangga nada diatonik mayor atau minor.
Selain itu, penampilan musiknya tidak dalam bentuk orkhestra, tetapi
dalam bentuk Band standar. Dalam hal ini contoh musik moden adalah
jaz, rock, blues, country, reggae, dangdut, balada, dan sebagainya.
(3) Musik kontemporer, yaitu musik yang cenderung subjektif dan tidak
menuntut popularitas. Ciri utamanya adalah sebagai berikut:
mengutamakan kreativitas dari pada selera publik, sangat improvisasif
menurut selera (mood) pemusik, notasi musik merupakan simbol-
simbol yang umumnya hanya dimengerti oleh pemusik, musik bisa
hanya berupa komposisi ritmis tanpa melodi, melodi dan harmoni tidak
selalu mengikuti sistem tonal, tidak dibatasi pada satu jenis tangga nada
dan dinamika serta tempo bervariasi.
Musik Lampung adalah musik yang berasal dari daerah Lampung,
Indonesia. Musik Lampung biasanya dimainkan dengan menggunakan alat
musik tradisional seperti suling bambu, gitar gambus, kendang, dan
terompet. Musik Lampung memiliki ciri khas yang kuat dengan irama yang
khas, tempo yang cepat, dan melodi yang bersemangat. Beberapa genre
musik Lampung yang populer antara lain tari bedana, gending sriwijaya,
dan campak. Musik Lampung sering dimainkan dalam acara-acara adat,
upacara keagamaan, dan festival budaya di daerah Lampung.
Tari sigeh pengunten (siger penguntin) merupakan salah satu tari kreasi
baru dari daerah Lampung. Tari ini merupakan pengembangan dari tari
sembah yang merupakan tari tradisi asli masyarakat Lampung. Melalui
Peraturan Daerah, tari sigeh pengunten diresmikan sebagai tarian Lampung
dalam penyambutan tamu penting. Koreografi tari ini juga mengambil
unsur dari berbagai tari tradisional Lampung untuk merepresentasikan
budaya Lampung yang beragam. Tari sembah telah umum ditampilkan
sebagai bagian dari ritual penyambutan tamu dalam acara-acara resmi
seperti prosesi pernikahan. Tari ini menggambarkan ekspresi kegembiraan
atas kedatangan para tamu undangan. Selain itu, makna esensial dari tari ini
merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu undangan yang hadir.
Dalam tari ini, para penari mengekspresikan hal tersebut dalam rangkaian
gerakan yang luwes, ramah, dan penuh kehangatan.
Proses lahirnya tari sigeh pengunten tak lepas dari realitas budaya
Lampung yang terdikotomi menjadi Pepadun dan Peminggir. Kedua adat
yang memiliki kekhasan tersendiri sama-sama merasa paling layak
merepresentasikan Lampung. Tari sigeh pengunten merupakan sintesis dari
dua indentitas kebudayaan yang ada di Lampung. Tari ini menyerap gerak
tarian baik dari adat Pepadun maupun adat Peminggir menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan dapat diterima masyarakat luas. Salah satu
ciri dalam tari sigeh pengunten yang merupakan unsur asli dari tari sembah
adalah aksesori yang dikenakan para penari. Sesuai namanya, aksesori
utama yang digunakan adalah siger – mahkota berwarna emas yang telah
menjadi identitas daerah Lampung. Aksesori lain yang digunakan pada
jemari tangan penari sigeh pengunten adalah tanggai, yaitu penutup jari
berbentuk kerucut berwarna emas. Selain kedua aksesori tadi, penari sigeh
pengunten juga mengenakan papan jajar, gelang kano, gelang burung,
kalung buah jukum, dan pending.
Tari Sigeh Penguten merupakan sebuah tarian yang berfungsi sebagai tari
pembuka, ucapan selamat datang kepada tamu yang hadir. Tari Sigeh
Penguten merupakan sebuah tarian yang ditarikan secara berkelompok,
dengan penari putri yang jumlahnya ganjil. Ragam gerak pada tari Sigeh
Penguten berjumlah 18 ragam gerak, yaitu Lapah Tebeng, Seluang Mudik,
Jong Simpuh, Jong Silo Ratu, Sembah, Samber Melayang, Ngerujung
(Level Rendah, Level Sedang dan Level Tinggi), Ngetir, Makuracang,
Kenui Melayang, Gubugh Gakhang, Nyiau Bias, Sabung Melayang, Tolak
Tebeng, Mampam Bias, Bela Huwi dan Lipetto. Tari ini diiringi oleh musik
dari talo balak yang juga merupakan alat musik tradisi masyarakat
Lampung.
Iringan sendiri merupakan unsur pendukung yang membuat suatu tarian
menjadi hidup. Musik dan tari dapat dikatakan dua buah seni yang tidak
dapat begitu saja dipisahkan. Tari bukanlah suatu seni yang dapat berdiri
sendiri melainkan selalu disertai dengan seni musik. Iringan yang terdapat
dalam tari ada 2 macam yaitu iringan internal dan iringan eksternal. Iringan
internal adalah suatu pengiring yang berasal atau yang dihasilkan oleh
penari itu sendiri, misalnya tepuk tangan, teriakan, dan lain-lain. Iringan
eksternal adalah suatu pengiring yang berasal atau yang dihasilkan oleh alat
pengiring. Iringan pada tari sigeh penguten ini adalah iringan eksternal,
adapun nama seperangkat instrumentgamelan yang digunakan adalah talo
balak, adapun irama dalam tarian ini dapat dibagi pula menjadi dua bentuk
yaitu : a. Gupek, merupakan iringan yang temponya cepat, bentuk iringan
ini dipakai pada awal dan akhir tarian b. Tarei, merupakan iringan yang
temponya lambat, bentuk iringan ini dipakai pada pokok tarian.
Musik dan tari merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
dengan adanya musik dapat mengatur tempo dalam satu gerakan serta
memberikan suasana dalam tarian tersebut baik suasana sedih, gembira,
tegang. ataupun marah. Soedarsono (1997: 46) mengatakan elemen dasar
dari tari adalah gerak dan ritme, maka elemen dasar dari musik adalah nada
ritme dan melodi. Sejak zaman prasejarah sampai sekarang dapat dikatakan
dimana ada tari disitu pasti ada musik, musik dalam tari bukan hanya
sekedar pengiring, tetapi musik adalah patner tari yang tidak boleh
ditinggalkan, musik dapat memberikan suatu irama yang selaras sehingga
dapat membantu mengatur ritme atau hitungan dan dapat juga memberikan
gambaran dalam ekspresi suatu gerak.
Di antara beberapa musik tari yang ada di Provinsi Lampung. saya sebagai
penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap musik iringan tari
sigeh penguten yang ada di Lampung. Disini saya akan memfokuskan
penelitian terhadap salah satu musik tari sigeh penguten. Selain karya ini
belum pernah diteliti, karya ini merupakan hasil dari pengembangan
kesenian tradisi yang dikemas ke dalam bentuk baru.
Dari hasil penjelasan di atas bahwa dalam seni musik dan tari memiliki
unsur-unsur penting atau saling berkaitan. Sedangkan musik juga memiliki
beberapa unsur pembentuknya. Berangkat dari permasalahan ini, penulis
dapat menyimpulkan bahwa musik serta unsur-unsur didalamnya memiliki
peranan penting dalam musik tari Sigeh Penguten.
Pentingnya analisis musik khususnya musik tari Sigeh Penguten di Provinsi
Lampung akan dapat memberikan kita pemahaman tentang bagaimana
mengenali, memahami, dan mengurai setiap bagian dari suatu komposisi
musik yang ada pada musik tari Sigeh Penguten tersebut.
Adanya ketertarikan penulis untuk mengangkat judul ini karena penulis
ingin mengetahui unsur-unsur, bentuk serta struktur musik tari Sigeh
Penguten di Provinsi Lampung. Di samping itu penulis bemaksud ingin
mendeskripsikan dan mendokumentasikan kedalam bentuk penulisan
ilmiah dengan mengangkat objek penelitian dengan judul Analisis Musik
tari Sigeh Penguten di Provinsi Lampung.

I.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas yang akan menjadi kajian dalam masalah yang BA
akan diteliti mengenai Analisis Musik Tari Tandak Mendue Muke karya Loni
Jaya Putra, Mby adalah:
1. Bagaimanakah bentuk, struktur dan unsur-unsur musik tari tari Sigeh
Penguten di Provinsi Lampung?

1.3. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan


memecahkan setiap masalah yang ditemukan dalam penelitian. Secara khusus
penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, struktur dan unsur-unsur musik
tari Sigeh Penguten di Provinsi Lampung.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan tereapainya tujuan penelitian itu maka diharapkan hasil penelitian ini
memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Untuk mengetahui bentuk, struktur dan nsur-unsur musik tari Sigeh
Penguten di Provinsi Lampung.
2. Untuk memperkaya pengetahuan peneliti dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang komposisi musik.
3. Bagi orang-orang yang ingin memperdalam wawasan tentang unsur-
unsur musik disebuah karya musik.
4. Bagi penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus untuk
melakukan penclitian.
5. Bagi program studi Pendidikan Musik, penulisan ini diharapkan sebagai
sumber pengetahuan teman-teman yang ingin mengetahui tentang
unsur-unsur. bentuk dan struktur musik yang terdapat di musik tari
Sigeh Penguten di Provinsi Lampung.

Anda mungkin juga menyukai