Anda di halaman 1dari 19

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut 2

DIAGNOSA

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

OLEH:

DEVI SEPTYANA PO.71.4.261.17.2.009


ERISUSNAWATI AS PO.71.4.261.17.2.010
FIKA SYAHRATUL HAYATI PO.71.4.261.17.2.011
HAERANI PO.71.4.261.17.2.012
HARDIANA PO.71.4.261.17.2.013
HARIANA LUST PO.71.4.261.17.2.014
HARNI PO.71.4.261.17.2.015
HARWIANI RAHIM PO.71.4.261.17.2.016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATN GIGI
PRODI D-IV ALIH JENJANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb

Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Asuhan Keperawatan Gigi
dan Mulut.
Dengan keterbatasan waktu yang diberikan serta pengetahuan yang kurang
luas, maka penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan dan juga masih banyak kekurangan serta kesalahan yang masih
harus di perbaiki. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, berguna
sebagai penunjang dan gambaran pembelajaran nantinya, terutama bagi yang
berkepentingan. Aamiin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.


DIAGNOSA

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

 PENGERTIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT


Menurut Carpenito, 2000 Diagnosa keperawatan gigi dan mulut adalah
suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau
resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat gigi secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan
merubah.
Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosa keperawatan adalah
“masalah kesehatan actual dan potensial dimana perawat berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk
memberikan tindakan keperawatan”. Kewanangan tersebut didasarkan pada
standar praktek keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku di Indonesia.
Sedangkan menurut Zaidin Ali, Diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan tentang masalah ketidaktahuan dan/atau ketidakmauan dan/atau
ketidakmampuan pasien/klien baik dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari maupun dalam penanggulangan masalah kesehatan tersebut berhubungan
dengan penyebab(etiologi) dan/atau gejala.
Diagnosa keperawatan merupakan suatu bagian integral dari suatu
proses keperawatan. Hal ini merupakan komponen dari langkah - langkah
analisa, dimana perawat melakukan identifikasi terhadap respon-respon individu
terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Dibeberapa
negara diagnosa diidentifikasikan dalam tindakan praktik keperawatan sebagai
suatu tanggung jawab legal dari perawat yang professional. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti di
mana perawat yang bertanggung jawab di dalamnya (Kim, 1984).
Menurut Aspinall (1976) Diagnosa keperawatan adalah suatu proses
kesimpulan klinis dari perubahan yang teramati dalam kondisi fisik atau fisiologis
pasien; jika proses ini terjadi secara akurat dan rasional, maka proses tersebut
akan mengarah pada indentifikasi tentang kesimpulan penyebab
simptomatologi.
Roy ( 1982) Diagnosa keperawatan adalah frase singkat atau istilah yang
meringkaskan kelompok indikator penting (empiris) yang mewakili pola keutuhan
manusia.
Abdellah ( 1957 ) Diagnosa keperawatan adalah penentuan sifat dan
keluasan masalah keperawatan yang ditunjukkan oleh pasien individual atau
keluarga yang menerima asuhan keperawatan.
Durand Prince ( 1966) Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan
tentang konklusi yang dihasilkan dari pengenalan terhadap pola yang berasal
dari penyelidikan keperawatan dari pasien.
Gebble Lavin ( 1975) Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau
konklusi yang terjadi sebagai akibat dan pengkajian keperawatan.
Bircher ( 1975 ) Diagnosa keperawatan adalah suatu fungsi keperawatan
yang mandiri. Suatu evaluasi tentang respon personal klien terhadap
pengalaman kemanusiaannya sepanjang siklus kehidupan, apakah respon
merupakan krisis perkembangan atau kecelakaan, penyakit, kesukaran, atau
stres lainnya.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi
data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan
memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata
(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan
dalam batas wewenang perawat. Dari definisi diatas jelas bahwa diagnosa
keperawatan yang dirumuskan harus sesuai dengan kewenangan perawat.

 TUJUAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT


Tujuan Diagnosa Keperawatan Gigi dan Mulut adalah untuk mengidentifikasi:
a. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau
penyakit.
b. Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi)
c. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
 LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI
DAN MULUT
1. Klasifikasi dan analisa data
Data diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standar kriteria
yg ada. Pengelompokan data adalah mengelompokkan data-data klien atau
keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahan.

2. Interpretasi/Identifikasi kelebihan dan masalah klien


o Menentukan kelebihan klien
Kelebihan bisa digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yg dihadapi.

o Menentukan masalah klien


Jika klien tidak memenuhi standart klien, maka klien tersebut mengalami
keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.

o Menentukan masalah klien yang pernah dialami


Penting menentukan masalah resiko klien. Misal: adanya tanda-tanda
infeksi pada luka tetapi tes laboratorium enunjukkan tidak ada kelainan,
sesuai dengan teori maka akan timbul suatu infeksi. Perawat gigi
menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu melawan
infeksi.

o Penentuan Keputusan
 Tidak ada masalah (no problem) tetapi perlu peningkatan status dan
fungsi (kesejahteraan)
 Tidak ada indikasi respon keperawatan
 Meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan
 Adanya inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal
 Masalah yang kemungkinan
Pola mengumpulkan data yang lengkap untuk memastikan ada atau
tidaknya masalah yang diduga.

 Masalah aktual atau resiko atau sindrom


 Tidak mampu merawat karena klien menolak masalah dan
pengobatan
 Mulai desain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk
mencegah, menurunkan, atau menyelesaikan masalah.

 Masalah Kolaboratif
 Konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang
kompeten dan bekerja secara kolaboratif pada masalah tersebut.
 Masalah Kolaboratif adalah komplikasi fisiologi yang diakibatkan
dari patofisiologi, beda pengobatan, dan situasi yang lain.
 Tugas perawat adalah memonitor untuk mendeteksi status klien
dan kolaboratif dgn tenaga medis guna penobatan yg tepat

4. POHON MASALAH
Adalah identifikasi daftar kebutuhan dan masalah klien dengan
menggambarkan adanya suatu sebab akibat yg dapat digambarkan sebagai
pohon masalah (Problem tree).

Langkah-Langkah dalam pohon masalah:


1. Tentukan masalah utama (core problem) berdasarkan identifikasi data
subyektif (keluhan utama) dan obyektif (data-data mayor)
2. Identifikasi penyebab dari masalah utama
3. Identifikasi penyebab dari penyebab masalah utama (akar dari masalah)
4. Identifikasi penyebab dari penyebab masalah
Contoh kasus:
► Tn. A datang ke ruang Interna dengan keluhan diare 20X pada malam
hari sebelum masuk rumah sakit. Keadaan klien sangat lemah, muka
pucat, dan turgor jelek. Menurut pengakuan klien, sehari sebelum masuk
rumah sakit klien makan rujak di kantornya. Selama di rumah sakit klien
ditunggui istrinya. Klien adalah seorang dosen di perguruan tinggi
negeri, usia 40 tahun.

5. VALIDASI DATA
Pada tahap ini perawat gigi memvalidasi data yang ada secara akurat
yang dilakukan bersama klien dan keluarga atau masyarakat. Validasi dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang
kejelasan data (Lyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996). Validasi harus
dilakukan setelah diagnosa keperawatan disusun.
Menurut Price ada beberapa indikasi pertanyaan tentang respon yang
menentukan diagnosa keperawatan :
o Apakah data dasar mencukupi, akurat, dan berasal dari beberapa konsep
keperawatan?
o Apakah data yagn signifikan menunjukkan gangguan pola?
o Apakah ada data-data subyektif dan obyektif mendukung terjadinya
gangguan pola pada klien?
o Apakah diagnosa keperawatan yang ada berdasarkan pemahaman ilmu
keperawatan dan keahlian klinik?
o Apakah diagnosa keperawatan yang ada dapat dicegah, dikurangi dan
diselesaikan dengan melakukan tindakan keperawatan independen?

6. MERUMUSKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Kategori diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2000) adalah :
a. Aktual
menjelaskan masalah yang nyata, sesuai dengan data kilnik yang
ditemukan
b. Risiko
menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi(Keliat, 1990)
c. Kemungkinan
menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah kemungkinan. Pada saat ini, masalah dan faktor pendukung
belum ada tetapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan
masalah(Keliat, 1990)
d. Diagnosa keperawatan “wellness”
Merupakan keputusan klinik tentang individu, keluarga, masyarakat dalam
keadaan transisi dari tingkat kesejahteraan tertentu ke tingkat yanglebih
tinggi.
e. Diagnosa keperawatan “sindroma”
terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi
yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

7. UNSUR PENULISAN AKTUAL DAN RESIKO DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Problem / Masalah
Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah untuk menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat
mungkin. Pada bagian ini, diagnosa keperawatan mengidentifikasikan apa
yagn tidak sehat tentang klien dan memberikan pedoman terhadap tujuan
asuhan keperawatan. Dengan menggunakan standar diagnosa
keperawatan dari NANDA mempunyai keuntungan yang signifikan.
o Membantu perawat untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya
dengan menggunakan istilah yang dimengerti secara umum.
o Memfasilitasi penggunaan komputer dalam keperawatan ,karena
perawata akan mampu mengakses diagnosa keperawatan.
o Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah kriteria
pengkajian dan intervensi keperawatan dalam meningkatkan asuhan
keperawatan.

b. Penyebab / Etiologi
Etiologi/penyebab adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah
status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Karena
hal tersebut, etiologi merupakan pedoman atau sasaran langsung dari
intervensi keperawatan.
Penulisan etiologi dari diagnosa keperawatan meliputi unsur PSMM :
 P = Patofisiologi dari penyakit.
Patofisiologi adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang
dapat menyebabkan atau mendukung masalah, misalnya :
Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari berhubungan trauma
servikal.

 S = Situasional(keadaan lingkungan : personal, environment)


Misalnya : kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
penjelasan dari petugas kesehatan.

 M = Medication(pengobatan yang diberikan)


Keterbatasan institusi/rumah sakit : ketidaksanggupan memberikan
perawatan dan tidak ada kerahasiaan.

 M = Maturasi(tingkat kematangan/kedewasaan klien)


Remaja : ketergantungan dalam kelompok, independen dari orang tua.
Dewasa muda : menikah, hamil, orang tua.
Lansia : kurangnya sensori, motor, kehilangan(pekerjaan, uang dll)

c. Definisi Karakteristik
Data-data subyektif dan obyektif yang ditemukan sebagai komponen
pendukung terhadap diagnosa keperawatan aktual dan resiko.

Definisi karakteristik:
 Mayor (harus ada)
Menunjukan ketidak puasan tentang ketidakmampuannya mengontrol
situasi.( misalnya: sakit, progonisis,perawatan, penyembuhan)
 Minor (mungkin ada / timbul)
Menolak atau ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam mengambil
keputusan Apatais, perilaku yang agresif, perilaku cemas,merusak,
depresi.
8. KRITERIA PETUNJUK PENULISAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kriteria petunjuk penulisan diagnosa keperawatan menurut Taylor, Lilis &
LeMone, 1997:
a. Tulislah masalah klien/ perubahan status klien.
b. Pastikan bahwa masalah klien didahului adanya penyebab dan keduanya
dihubungkan dengan kata”sehubungan denagn (relatred to)”.
c. Definisi karakteristik jika diikuti dengan penyebab kemudian kemudiana di
hubunglkan dengan kata” ditandai dengan (as manifefested by”).
d. Tulislah istilah yang umum digunakan.
e. Gunakan bahasa yang tidak memvonis.
f. Pastikan bahwa pernyataan masalah menandakan apakah keadaan yang
tidak sehat dari klien atau apa yang diharapkan klien bisa dirubah.
g. Hindarkan menggunakan definisi karteristik,  diagnosa medis atau
sesuatu yang tidak bisa dirubah dalam pernyataan masalah.
h. Baca ulang diagnosa keperawatan untuk memastikan bahwa pernyataan
masalah bisa dicapai dan penyebabnya bisa diukur oleh perawat.
TUGAS – TUGAS

a. Jelaskan tahap asuhan keperawatan gigi dan mulut!


Jawab:
Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi di katakana suatu proses karena
menggunakan pendekatan sistematik dalam pelayanan perawatan gigi. Di
dalam pelaksanaannya terdapat beberapa aspek atau perilaku kunci yaitu
sebagai berikut
1) Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan fondasi dari proses keperawatan
gigi. Pengkajian adalah seni mengumpulkan dan menganalisis data-data
subyektif maupun obyektif dari klien dan mengarahkan penilaian kepada
kebutuhan manusia dari klien dan hal-hal yang dapat menghalangi
pemenuhan kebutuhan tersebut yang berhubungan dengan pelayanan
asuhan keperawatan gigi.
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam
empat tahap kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data,
sistematika data dan penentuan masalah. Adapula yang
menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data (meskipun setiap
langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan juga).
Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan
dua hal, yaitu : status kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan
yang dialami oleh klien.
Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah
kumpulan data yang berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien
untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

2) Diagnosa keperawatan gigi


Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi, diagnose dapat
diartikan sebagai analisis dari penyebab dan sifat dari suatu masalah dan
atau situaasi atau suatu pernyataan mengenai solusinya.

Diagnosa Keperawatan Gigi ditegakkan berdasarkan :


a. Masalah actual dan masalah potensial yang berhubungan dengan
kesehatan atau penyakit mulut pasien.
b. Faktor-faktor yang menyebabkan masalah dan factor-faktor resiko
yang mungkin mempengaruhi.
c. Bukti-bukti yang mendukung diagnose keperawatan gigi
d. Kekuatan klien yang dapat mendukung klien dalam mencegah atau
mengatasi masalah.
e. Fokus terhadap prioritas keperawatan.

Perawat gigi mengidentifikasi masalah-masalah dalam rangka


keperawatan gigi dapat dilakukan dalam rangka kerja sama dengan
dokter gigi. Gordon (1976) menyatakan bahwa ada 3 komponen yang
harus termasuk dalam sebuah pernyataan diagnose :
a. Masalah kesehatan mulut atau potensi masalah kesehatan mulut
yang dapat ditangani dalam intervensi keperawatan gigi.
b. Kemungkinan penyebab atau factor-faktor etiologi.
c. Tanda-tanda dan gejala yang dapat didefinisikan.

Komponen Diagnosa Keperawatan

a. Problem (masalah):
Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan
status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan
sesingkatkan mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnose
keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan
apa yang harus diubah tentang status kesehatan klien dan juga
memberikan pedoman terhadap tujuan dari asuhan keperawatan.

b. Etiologi (penyebab)
Etiologi (penyebab) adalah faktor klinik dan personal yang
dapat merubah status ksehatan atau  mempengaruhi perkembangan
masalah. Etiologi mengidentifikasi fisiologis, psikologis, sosiologis,
spiritual dan factor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan
dengan masalah baik sebagai penyebab ataupun factor resiko.
Karena etiologi mengidentifikasi factor yang mendukung terhadap
masalah kesehatan klien, maka etiologi sebagai pedoman atau
sasaran langsung dari intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan
dalam menentukan penyebab maka tindakan keperawatan menjadi
tidak efektif dan efisien.

c. Sign/symptom (tanda/gejala)
Identifikasi data subjektif dan objektif sebagai tanda dari
masalah keperawatan. Memerlukan kriteria evaluasi, misalnya : bau
“pesing”, rambut tidak pernah di keramas. “saya takut jalan di kamar
mandi dan memecahkan barang”.

3) Perencanaan
Jawab:
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan
dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.(Potter
& Perry, 2005).

Langkah-langkah intervensi keperawatan :


a. Menetapkan Prioritas
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan spesifik, perawat
menggunakan ketermpilan berpikir kritis untuk menetapkan prioritas
diagnosa dengan membuat peringkat dalam urutan
kepentingannya.Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi urutan
intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah atau
perubahan multiple.(Carpenito, 1995).
Prioritas pemilihan adalah metoda yang digunakan perawat dan klien
untuk secara mutualisme membuat peringkat diagnosa dalam urutan
kepentingan yang didasarkan pada keinginan, kebutuhan dan
keselamatan klien.Perawat menggunakan prioritas untuk mengatur
intervensi untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan untuk
memenuhi kebutuhan klien.Prioritas diklasifikasikan sebagai tinggi,
menengah dan rendah.Prioritas bergantung pada urgensi dari
masalah, sifat dari pengobatan yang diberikan, dan interaksi diantara
diagnosa keperawatan.
b. Menetapkan Tujuan
Setelah mengkaji, mendiagnosis, dan menetapkan prioritas tentang
kebutuhan perawatan kesehatan klien, perawat merumuskan tujuan
dan hasil yang diperkirakan dengan klien untuk setiap diagnosa
keperawatan (Gordon,1994). Maksud dari penulisan tujuan dan hasil
yang diperkirakan ada dua.Pertama, tujuan dan hasil yang
diperkirakan memberikan arahan untuk intervensi keperawatan yang
individual.Kedua, tujuan dan hasil yang diperkirakan untuk
menentukan keefektifan intervensi.Bulechek & McCloskey (1985),
mendefinisikan tujuan sebagai “petunjuk untuk pemilihan intervensi
keperawatan dan kriteria dalam evaluasi intervensi
keperawatan”.Tujuan harus tidak hanya memenuhi kebutuhan klien

Dua tipe tujuan dikembangkan untuk klien; yaitu tujuan jangka


pendek dan tujuan jangka panjang.
 Tujuan jangka pendek adalah sasaran yang diharapkan tercapai
dalam periode waktu yang singkat, biasanya kurang dari satu
minggu (Carpenito, 1995).
 Tujuan jangka panjang adalah sasaran yang diperkirakan untuk
dicapai sepanjang periode waktu yang lebih lama, biasanya lebih
dari satu minggu atau berbulan-bulan (Carpenito, 1995). Tujuan
jangka panjang dapat dilanjutkan saat pemulangan ke fasilitas
keperawatan terampil, lingkungan rehabilitasi, atau kembali ke
rumah.

4) Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry,
1997).
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar
sesuai dengan rencana keperawatan, perawta harus mempunyai
kemampuan kognitif, kemapuan dalam hubungan nterpersonal, dan
keterampilan dalam melaksanakan tindakan. Peaksanaan implementasi
harus berpusat pada kebutuhan pasien, factor-faktor lain yang
memepengaruhi kebutuhan keperawatan, dan kegiatan kamunikasi.
a. Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari
suatu implementasi keperawatan yang akan dilakukan.
b. Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energy yang dimilliki,
penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural,
pengertian terhadap penyakit dan intervensi.
c. Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
d. Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih
parah serta upaya peningkatan kesehatan.
e. Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi
kebutuhannya.
f. Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang
dilakukan kepada klien.

5) Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap sejumlah informasi yang
diberikan untuk tujuan yang telah ditetapkan (Potter &Perrty, 2005).
Evaluasi diartikan sebagai : selalu menjaga tujuan suatu ketika
kumcul hal-hal baru dan memerlukan penyesuaian perencanaan (Steven,
F., 2000).
a. Tujuan Evaluasi
1) Menilai apakah perawatan sesuai dengan yang diharapakan oleh
pasien dan perawat, dengan mengadakan evaluasi selama
proses perawtatan, sehingga dapat melakukan penyesuaian tepat
pada waktunya.
2) Menilai apakah perawat sesuai dengan yang diharapkan oleh
pasien dan perawat, dengan mengadakan evaluasi selama
proses perawatan, sehingga dapat melakukan penyesuaian tepat
pada waktunya.

b. Komponen evaluasi
1) Mengumpulkan data yang berhubungan.
Perawat mengumpulkan data sehingga dapat di tarik kesimpulan
tentang apakah tujuan telah terpenuhi.Hala ini biasanya
diperlakukan untuk mengumpulkan data baik baik subjektif
maupun objektif.
2) Membandingkan data dengan hasil
Perawat dan klien berperan aktif dalam membandingkan respon
klien dengan hasil yang di inginkan, misalnya apakah klien
berjalan tanpa bantuan.
3) Menghubungkan aktivitas dengan hasil
Tindakan yang di lakukan perawat harus berorientasi pada hasil
dan di terima oleh pasien.
4) Menggambarkan kesimpulan tentang masalah
perawat menggunakan penilaian tentang pencapaian tujuan
apakah rencana perawatan efektif dalam menyelesaikan masalah
klien selanjutnya di tarik satu kesimpulan dari masalah klien

b. Jelaskan Pengertian diagnosis asuhan keperawatan gigi dan mulut!


Jawab:
Menurut Carpenito, 2000 Diagnosa keperawatan gigi dan mulut adalah
suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau
resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat gigi
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah,
dan merubah
c. Jelaskan tujuan diagnosis asuhan keperawatan gigi dan mulut!
Jawab:
Tujuan Diagnosa Keperawatan Gigi dan Mulut adalah untuk mengidentifikasi:
1. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau
penyakit.
2. Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah
(etiologi)
3. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah

d. Jelaskan langkah-langkah menentukan diagnosis keperawatan gigi dan


mulut!
Jawab:
1. Klasifikasi dan analisa data
Data diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standar
kriteria yg ada. Pengelompokan data adalah mengelompokkan data-data
klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahan.

2. Interpretasi/Identifikasi kelebihan dan masalah klien


a. Menentukan kelebihan klien
Kelebihan bisa digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yg dihadapi.

b. Menentukan masalah klien


Jika klien tidak memenuhi standart klien, maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan
memerlukan pertolongan.

c. Menentukan masalah klien yang pernah dialami


Penting menentukan masalah resiko klien. Misal: adanya tanda-tanda
infeksi pada luka tetapi tes laboratorium enunjukkan tidak ada
kelainan, sesuai dengan teori maka akan timbul suatu infeksi.
Perawat gigi menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak
mampu melawan infeksi.
d. Penentuan Keputusan
 Tidak ada masalah (no problem) tetapi perlu peningkatan status
dan fungsi (kesejahteraan)
 Tidak ada indikasi respon keperawatan
 Meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan
 Adanya inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal

 Masalah yang kemungkinan


Pola mengumpulkan data yang lengkap untuk memastikan ada
atau tidaknya masalah yang diduga.

 Masalah aktual atau resiko atau sindrom


 Tidak mampu merawat karena klien menolak masalah dan
pengobatan
 Mulai desain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk
mencegah, menurunkan, atau menyelesaikan masalah.

 Masalah Kolaboratif
 Konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang
kompeten dan bekerja secara kolaboratif pada masalah
tersebut.
 Masalah Kolaboratif adalah komplikasi fisiologi yang
diakibatkan dari patofisiologi, beda pengobatan, dan situasi
yang lain.
 Tugas perawat adalah memonitor untuk mendeteksi status
klien dan kolaboratif dgn tenaga medis guna penobatan yg
tepat
DAFTAR PUSTAKA

https://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-diagnosa-keperawatan/
https://yenibeth.wordpress.com/2008/06/01/diagnosis-keperawatan-4/
http://holinesslovehuman.blogspot.com/2012/11/diagnosa-keperawatan.html
https://titikanggraeni.wordpress.com/2014/08/19/diagnosa-keperawatan/
http://jundapakiringan.blogspot.com/2010/11/merumuskan-diagnosa-
keperawatan.html
http://keluargaakg.blogspot.com/2016/12/askep-gigi-dan-mulut.html
http://inayatuzuliantinur110197.mahasiswa.unimus.ac.id/proses-
keperawatan/diagnosa-keperawatan/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/53570/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=FE7B85E7161187F16811CBE1DF31EE49?sequence=4
http://wawanthefppi.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai