Anda di halaman 1dari 2

Afrika Selatan menerapkan sistem politik demokrasi anti-apartheid.

Bentuk negara Afrika
Selatan adalah kesatuan dan bentuk pemerintahan republik. Sistem pemerintahan di Afrika
Selatan adalah presidensial. Parlemen di Afrika Selatan terdiri dari dua bagian (bicameral), yaitu
majelis nasional (National Assembly) dan dewan nasional provinsi (National Council of
provinces). Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan-badan Constitusional Court, Superme
Court of Appeal, High Courts dan Magistrate Coutrs. Presiden Afrika selatan memegang dua
jabatan yaitu sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan. Di Afrika Selatan, Pemilu
diadakan setiap 5 tahun dan rakyat yang sudah berusia 18 tahun keatas diwajibkan untuk
mengikuti pemilu. Berdasarkan konstitusi, Ketua partai pemenang Pemilu berhak menjabat
sebagai Presiden Afrika Selatan untuk masa lima tahun. Kabinet di Afrika Selatan
bertanggunjawab langsung kepada Presiden. Keadaan pemepintahan Afrika Selatan sejak
apartheid berakhir pada tahun 2004, peristiwa-peristiwa xenophobia seperti insiden pembunuhan
dan perusakan properti orang asing justru meningkat. Salah satu insiden yang terkenal adalah
Kerusuhan Mei 2008 yang menewaskan 62 orang, kerusakan properti milik imigran dan migrasi
besar-besaran pendatang asing (Kemenlu, n.d.).

Kelebihan sistem pemerintahan di Afrika Selatan:

1. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
Hal tersebut dapat terjadi karena sistem presidensil memisahkan antar kekuasaan dan
berdiri sendiri.
2. Masa jabatan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Karena Afrika
Selatan menganut sistem Presidensil, menurut konstitusi yang ada masa jabatan
presiden adalah 5 tahun.
3. Penyusunan program kerja Kabinet mudan disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya. Masa jabatan Kabinet sama dengan presiden, dan kabinet langsung
bertanggung jawab dengan presiden.
4. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif arena dapat di idi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kelemahan sistem pemerintahan di Afrika Selatan:


1. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
2. Sistem petanggungjawabannya kurang jelas.
3. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar menawar antara
ekeskutif dengan legislatif sehingga dapat terjadi keutusan tidak tegas dan
membutuhkan waktu yang lama.

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Afrika Selatan menggunakan sistm
pemerintahan presidensil dimana Presiden dan DPR dipilih langsung oleh rakyat melalui
pemilu. Sistem presidensil di Aftika Selatan bisa menstabilkan pemerintahan, namun
dalam sistem pertanggungjawaban eksekutif maupun legislatif masih belum jelas dan
membuat banyak masyarakat Afrika Selatan yang belum puas dengan pemerintah.

Kemenlu, (n.d.). GAMBARAN SINGKAT PERKEMBANGAN TERKINI AFRIKA SELATAN DAN HUBUNGAN
BILATERAL RI – AFRIKA SELATAN https://www.kemlu.go.id/pretoria/id/arsip/lembar-
informasi/Pages/AFSEL.compressed.pdf

Anda mungkin juga menyukai