Anda di halaman 1dari 31

Pendalaman Materi FISIKA

Modul 1: Besaran, Satuan Dan Pengukuran

MODUL 2 KB 2:
DAR 2/Profesional/184/006/2018

PENDALAMAN MATERI
FISIKA

MODUL 2 KB 2 :
MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN

Penulis : Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2018
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan .............................................................................................. 1
B. Capaian pembelajaran ............................................................................... 1
C. Sub Capaian Pembelajaran ....................................................................... 2
D. Uraian Materi ............................................................................................ 2
1. Pusat massa…………………………………………………………….2
2.Gerakan pusat massa .............................................................................. 6
3.Pengertian momentum ............................................................................ 9
4.Hukum kekekalan momentum.............................................................. 10
5.Impuls ................................................................................................... 11
6.Tumbukan............................................................................................. 14
6.1.Tumbukan elastik (lenting sempurna) ........................................... 15
6.2.Tumbukan tak elastik (tidak lenting) ............................................. 18
7.Koefisien Restitusi (e) .......................................................................... 24
E. Tugas ………………………………………………………………… 27

F. Rangkuman ............................................................................................. 27
G. Daftar pustaka ......................................................................................... 29
H. Soal Tes Formatif .................................................................................... 29

- iv -
-v-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

A. PENDAHULUAN

Modul ini berkontribusi dalam pemenuhan capaian pembelajaran yaitu


menguasai konsep-konsep, hukum-hukum dan teori-teori fisika serta
penerapannya secara khusus meliputi materi Momentum dan impuls dan
tumbukan. Materi yang terdapat pada modul ini adalah Pusat massa, Gerakan
Pusat Massa, Pengertian momentum, Hukum kekekalan momentum, Impuls,
Tumbukan dan Koefisien restitusi. Pemenuhan capaian pembelajaran ditempuh
melalui proses pembelajaran mandiri. Materi pada modul ini merupakan
kelanjutan dari modul-modul sebelumnya terutama terkait dengan materi
Hukum Newton. Setelah mempelajari materi pada modul ini diharapkan peserta
memperoleh konsep-konsep mendasar yang dapat digunakan untuk
mempelajari materi-materi Fisika seperti materi gerak rotasi, bunyi, teori
kinetik gas.

Diharapkan selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta mengikuti


petunjuk belajar sebagai berikut:
1. Peserta memahami capaian pembelajaran dan sub capaian pembelajaran
modul.
2. Peserta mempelajari materinya secara mendalam terkait dengan konsep-
konsep, gambar, grafik, dan simulai pembelajaran supaya pemenuhan
capaian pembelajaran modul tidak hanya secara konseptual tetapi juga
secara analisis. Setelah itu, peserta mengerjakan soal-soal yang meliputi
Soal Tes Formatif.
3. Umpan balik dari soal-soal yang sudah dikerjakan dapat diketahui dari
Kunci Jawaban Tes Formatif yang tersedia di bagian akhir modul.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Menguasai konsep-konsep, hukum-hukum, teori-teori serta penerapan materi


momentum, impuls dan tumbukan.

-1-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini diharapkan peserta dapat :


a. Memahami dan menentukan letak pusat massa suatu sistem.
b. Menentukan kecepatan dan percepatan pusat massa sistem yang bergerak.
c. Memahami konsep momentum, Hukum kekekalan momentum, impuls dan
penerapannya pada penyelesaian masalah tumbukan.
d. Menurunkan kembali hubungan antara momentum dan impuls.
e. Menurunkan kembali Hukum Kekekalan momentum.
f. Menurunkan hubungan antara kecepatan sebelum dengan sesudah
tumbukan pada tumbukan elastik dan tak elastik.

D. URAIAN MATERI

Selamat pagi/ siang/ sore/ malam Bapak/ Ibu semuanya, semoga hari ini Bapak/ Ibu
senantiasa dalam keadaan sehat. Hari ini kita akan mulai mempelajari materi
Momentum, impuls dan tumbukan yang merupakan kelanjutan dari materi Hukum
Newton. Materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi Pusat massa,
Gerakan Pusat Massa, Pengertian momentum, Hukum kekekalan momentum,
Impuls, Tumbukan dan Koefisien restitusi.

1. Pusat massa

Benda-benda dapat ditinjau sebagai sebuah sistem partikel. Pada suatu sistem
partikel terdapat suatu titik yang merupakan pusat dari massa suatu sistem. Titik
tersebut disebut sebagai pusat massa (centre of mass) dan kemudian biasa
disingkat dengan cm. Apabila dalam suatu sistem terdapat partikel 1 (massa 𝑚1 ,
posisinya di 𝑥1 ) dan partikel 2 (massa 𝑚2 , posisinya di 𝑥2 ) maka pusat massa
sistem tersebut dapat ditentukan sebagai berikut:
𝑀𝑋𝑐𝑚 = 𝑚1 𝑥1 + 𝑚2 𝑥2 (1.1)
𝑚1 𝑥1 +𝑚2 𝑥2
𝑋𝑐𝑚 = (1.2)
𝑀

dimana 𝑀 = 𝑚1 + 𝑚2 (1.3)

-2-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Contoh soal:
Suatu sistem terdiri atas 2 partikel dimana partikel 1 bermassa 𝑚1 terletak pada
koordinat (0,0), partikel 2 bermassa 𝑚2 terletak pada koordinat (d,0).
Tentukanlah koordinat pusat massa sistem tersebut!
Jawab:
Pusat massa sistem dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (1.2)
𝑚1 (0) + 𝑚2 (𝑑) 𝑚2
𝑋𝑐𝑚 = = 𝑑
𝑚1 + 𝑚2 𝑚1 + 𝑚2
Jika 𝑚1 = 𝑚2 maka 𝑋𝑐𝑚 = 12 𝑑
Jadi koordinat pusat massa sistem di atas adalah (12 𝑑,0).
(Apabila massa partikelnya sama maka pusat massa suatu sistem terletak di
tengah-tengah antara kedua massa).

𝑚2
Jika massa 𝑚1 = 2𝑚2 maka 𝑋𝑐𝑚 = 2𝑚 𝑑 = 13 𝑑
2 +𝑚2

Jadi apabila salah satu massa partikel lebih besar maka pusat massa sistem
mendekati massa yang lebih besar.

Apabila dalam suatu sistem terdapat N partikel dalam ruang 3 dimensi maka
pusat massanya ditentukan sebagai berikut:
𝑀𝑋𝑐𝑚 = 𝑚1 𝑥1 + 𝑚2 𝑥2 + 𝑚3 𝑥3 + … + 𝑚𝑁 𝑥𝑁 = ∑𝑖 𝑚𝑖 𝑥𝑖 (1.4)
Dimana 𝑀 = ∑ 𝑚𝑖 yang merupakan massa total sistem, sehingga
∑ 𝑚𝑖 𝑥𝑖
𝑋𝑐𝑚 = ∑ 𝑚𝑖
(1.5)

Persamaan serupa dapat digunakan untuk mendefinisikan koordinat y pusat


massa sebagai berikut:
𝑀𝑌𝑐𝑚 = 𝑚1 𝑦1 + 𝑚2 𝑦2 + 𝑚3 𝑦3 + … + 𝑚𝑁 𝑦𝑁 = ∑𝑖 𝑚𝑖 𝑦𝑖 (1.6)
∑ 𝑚𝑖 𝑦𝑖
𝑌𝑐𝑚 = ∑ 𝑚𝑖
(1.7)

Dan koordinat z pusat massa sebagai berikut:


𝑀𝑍𝑐𝑚 = 𝑚1 𝑧1 + 𝑚2 𝑧2 + 𝑚3 𝑧3 + … + 𝑚𝑁 𝑧𝑁 = ∑𝑖 𝑚𝑖 𝑧𝑖 (1.8)
∑ 𝑚𝑖 𝑧𝑖
𝑍𝑐𝑚 = ∑ 𝑚𝑖
(1.9)

-3-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Contoh soal:
Dalam suatu sistem terdapat 3 partikel,
Partikel 1 (massa 1 kg) terletak pada (0,0) m
Partikel 2 (massa 2 kg) terletak pada (0,6) m
Partikel 3 (massa 3 kg) terletak pada (8,0) m
Tentukanlah letak pusat massa sistem tersebut!
Jawab:
(1 𝑘𝑔)(0 𝑚) + (2 𝑘𝑔)(0 𝑚) + (3 𝑘𝑔)(8 𝑚)
𝑋𝑐𝑚 = = 4𝑚
1 𝑘𝑔 + 2 𝑘𝑔 + 3 𝑘𝑔

(1 𝑘𝑔)(0 𝑚) + (2 𝑘𝑔)(6 𝑚) + (3 𝑘𝑔)(0 𝑚)


𝑌𝑐𝑚 = = 2𝑚
1 𝑘𝑔 + 2 𝑘𝑔 + 3 𝑘𝑔
Jadi pusat massa sistem tersebut terletak pada koordinat (4,2) m.

Apabila dalam suatu sistem 3 dimensi terdapat N partikel dimana posisi masing-
masing partikel dinyatakan dalam vektor posisi, maka masing-masing partikel
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Partikel 1 (massa 𝑚1 ), vektor posisinya 𝑟⃗1 = 𝑥1 𝑖̂ + 𝑦1 𝑗̂ + 𝑧1 𝑘̂
Partikel 2 (massa 𝑚2 ), vektor posisinya 𝑟⃗2 = 𝑥2 𝑖̂ + 𝑦2 𝑗̂ + 𝑧2 𝑘̂
Partikel 3 (massa 𝑚3 ), vektor posisinya 𝑟⃗3 = 𝑥3 𝑖̂ + 𝑦3 𝑗̂ + 𝑧3 𝑘̂
.
.
.
Partikel N (massa 𝑚𝑁 ), vektor posisinya 𝑟⃗𝑁 = 𝑥𝑁 𝑖̂ + 𝑦𝑁 𝑗̂ + 𝑧𝑁 𝑘̂
Secara umum dapat dituliskan
Partikel ke i (massa 𝑚𝑖 ), vektor posisinya 𝑟⃗𝑖 = 𝑥𝑖 𝑖̂ + 𝑦𝑖 𝑗̂ + 𝑧𝑖 𝑘̂
Maka vektor posisi pusat massa dapat dituliskan
𝑀𝑅⃗⃗𝑖 = ∑𝑖 𝑚𝑖 𝑟⃗𝑖 (1.10)
∑ 𝑚 𝑟⃗
𝑅⃗⃗𝑖 = ∑ 𝑚𝑖 𝑖 (1.11)
𝑖

dimana 𝑅⃗⃗𝑖 = 𝑋𝑐𝑚 𝑖̂ + 𝑌𝑐𝑚 𝑗̂ + 𝑍𝑐𝑚 𝑘̂ dan 𝑟⃗𝑖 = 𝑥𝑖 𝑖̂ + 𝑦𝑖 𝑗̂ + 𝑧𝑖 𝑘̂ (1.12)

-4-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Untuk sistem kontinyu, pusat massanya dapat ditentukan dengan menggunakan


persamaan sebagai berikut:

y
dm

𝑟⃗𝑖

𝑅⃗⃗𝑐𝑚

Gambar 1.1. Pusat massa sistem kontinyu

𝑀𝑅⃗⃗𝑐𝑚 = ∫ 𝑟⃗ 𝑑𝑚 (1.13)

dimana dm adalah elemen massa yang berada pada posisi 𝑟⃗𝑖 .

Contoh soal:

Suatu tongkat mempunyai panjang L. Tongkat tersebut mempunyai massa


persatuan panjang (λ) yang homogen/ seragam sepanjang tongkat. Tentukanlah
letak pusat massanya.

Jawab:
y

dm=λdx

dx x
z

Gambar 1.2. Tongkat dengan pembagian elemen massa yang ditentukan.

-5-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Untuk menentukan letak pusat massa, kita gunakan persamaan

𝑀𝑋𝑐𝑚 = ∫ 𝑥 𝑑𝑚

dm adalah elemen massa dan dapat dinyatakan dalam x.

Karena massa sebuah elemen adalah dm dan panjangnya dx maka dapat


dipergunakan perbandingan

𝑑𝑚 𝑀
=
𝑑𝑥 𝐿

𝑀
𝑑𝑚 = 𝑑𝑥 = 𝜆 𝑑𝑥
𝐿

𝐿 𝐿
𝐿
1 1 1
𝑀𝑋𝑐𝑚 = ∫ 𝑥 𝜆 𝑑𝑥 = 𝜆 ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝜆 | 𝑥 2 | = 𝜆𝐿2 − 0 = 𝜆𝐿2
2 0 2 2
0 0

Karena tongkatnya mempunyai massa persatuan panjang yang homogen

𝑀
𝜆=
𝐿

maka
1𝑀 2
𝐿 1
𝑋𝑐𝑚 =2𝐿 = 𝐿
𝑀 2

Jadi pusat massa tongkat terletak di tengah-tengah tongkat.

2. Gerakan pusat massa

Apakah yang akan terjadi pada pusat massa suatu sistem apabila partikel-
partikel dalam suatu sistem bergerak?

-6-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Apabila partikel-partikel dalam suatu sistem bergerak maka pusat massa sistem
juga bergerak dimana kecepatan pusat massanya dapat diperoleh dari derivatif
persamaan vektor posisi pusat massa yaitu

𝑚1 𝑣1𝑥 + 𝑚2 𝑣2𝑥 + 𝑚3 𝑣3𝑥 + ⋯


𝑣𝑝𝑚−𝑥 = (2.1)
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + ⋯

𝑚1 𝑣1𝑦 + 𝑚2 𝑣2𝑦 + 𝑚3 𝑣3𝑦 + ⋯


𝑣𝑝𝑚−𝑦 = (2.2)
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + ⋯

𝑚1 𝑣1𝑧 + 𝑚2 𝑣2𝑧 + 𝑚3 𝑣3𝑧 + ⋯


𝑣𝑝𝑚−𝑧 = (2.3)
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + ⋯

Sehingga dapat dituliskan

𝑚1 𝑣⃗1 + 𝑚2 𝑣⃗2 + 𝑚3 𝑣⃗3 + ⋯


𝑣⃗𝑝𝑚 = (2.4)
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + ⋯

Karena 𝑀 = 𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + ⋯ maka

𝑀𝑣⃗𝑝𝑚 = 𝑚1 𝑣⃗1 + 𝑚2 𝑣⃗2 + 𝑚3 𝑣⃗3 + ⋯ = ∑ 𝑝⃗ (2.5)

Dimana ∑ 𝑝⃗ adalah momentum total sistem. Jadi dapat dituliskan bahwa


momentum total sistem sama dengan massa total dikali kecepatan dari pusat
massa sistem atau merupakan penjumlahan seluruh momentum partikel di
dalam sistem.

Apabila tidak ada gaya luar yang mempengaruhi sistem maka momentum total
adalah konstan dan berlaku Hukum kekekalan momentum.

Apabila terdapat gaya luar yang mempengaruhi sistem maka momentum total
sistem tidak kekal dan kecepatan dari pusat massanya akan berubah.

Karena

𝑑𝑣⃗𝑝𝑚
𝑎⃗𝑝𝑚 =
𝑑𝑡

-7-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Maka

⃗⃗1
𝑑𝑣 ⃗⃗1
𝑑𝑣 ⃗⃗1
𝑑𝑣
𝑀𝑎⃗𝑝𝑚 = 𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 +⋯ (2.6)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑀𝑎⃗𝑝𝑚 = 𝑚1 𝑎⃗1 + 𝑚2 𝑎⃗2 + 𝑚3 𝑎⃗3 + ⋯ (2.7)

Gaya –gaya yang bekerja pada suatu sistem dapat berupa gaya luar maupun
gaya dalam. Gaya dalam diperoleh dari gaya interaksi antar partikel-partikelnya
yaitu berupa gaya aksi reaksi. Berdasarkan Hukum III Newton
Gaya aksi = - Gaya reaksi
maka

∑ 𝐹⃗𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 = 0

sehingga

∑ 𝐹⃗ = ∑ 𝐹⃗𝑙𝑢𝑎𝑟 + ∑ 𝐹⃗𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 = 𝑀𝑎⃗𝑝𝑚 (2.8)

Karena ∑ 𝐹⃗𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 = 0 maka ∑ 𝐹⃗𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑀𝑎⃗𝑝𝑚 (2.9)

Karena
𝑑𝑣⃗𝑝𝑚
𝑎⃗𝑝𝑚 =
𝑑𝑡

Maka dapat dituliskan

𝑑𝑣⃗𝑝𝑚 𝑑(𝑀𝑣⃗𝑝𝑚 ) 𝑑𝑃⃗⃗


𝑀𝑎⃗𝑝𝑚 = 𝑀 = = (2.10)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

Karena

∑ 𝐹⃗𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑀𝑎⃗𝑝𝑚

Maka dapat dituliskan

𝑑𝑃⃗⃗
∑ 𝐹⃗𝑙𝑢𝑎𝑟 = (2.11)
𝑑𝑡

-8-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Interaksi dari partikel-partikel yang membentuk sistem dapat merubah


momentum dari masing-masing partikel, tetapi momentum total dari sistem
hanya dapat diubah oleh gaya luar yang bekerja pada sistem.

3. Pengertian momentum

Pada materi-materi sebelumnya, keadaan gerak suatu benda telah dapat


dinyatakan melalui kecepatan. Keadaan gerak tersebut disebut sebagai
parameter gerak. Dimana parameter gerak merupakan sesuatu yang
menggambarkan keadaan gerak. Apabila terdapat dua benda yang bergerak
dengan kecepatan yang berbeda dikatakan kedua benda tersebut memiliki
keadaan gerak yang berbeda. Besaran lagi yang juga dapat membedakan
keadaan gerak suatu benda adalah momentum. Pada peristiwa tumbukan,
besaran kecepatan belum cukup untuk menjelaskan keadaan gerak suatu benda
yang bertumbukan tersebut. Parameter gerak yang dapat digunakan untuk
mendeskripsikan peristiwa tumbukan adalah momentum. Terdapat dua jenis
momentum yaitu momentum linear dan momentum sudut. Pada modul ini
hanya akan dibicarakan momentum linear saja.

Momentum merupakan suatu besaran yang dimiliki benda yang bergerak.


Momentum dari suatu benda yang bergerak didefinisikan sebagai hasil kali
massa dan kecepatannya.
𝑝⃗ = 𝑚𝑣⃗ (3.1)
Momentum merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan mv dan
arahnya sesuai arah kecepatan 𝑣⃗. Satuan momentum adalah kg m/s.

Apakah dua benda yang mempunyai massa sama yang bergerak dengan
kecepatan sama tetapi dalam arah yang berbeda dapat dikatakan mempunyai
momentum yang sama?

-9-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Benda yang mempunyai momentum yang lebih besar akan lebih sulit untuk
dihentikan dari gerakannya daripada benda lain yang mempunyai momentum
lebih kecil. Begitu juga efek yang ditimbulkannya juga lebih besar apabila
diberhentikan. Maka momentum kemudian dapat dipahami sebagai ukuran
kesulitan mendiamkan benda yang bergerak.

4. Hukum kekekalan momentum

Hukum kekekalan momentum dapat digunakan untuk meninjau benda-benda


yang bertumbukan. Akan diturunkan Hukum kekekalan momentum yang
diperoleh dari persamaan momentum sebagai berikut
𝑝⃗ = 𝑚𝑣⃗
𝑑𝑝⃗ 𝑑𝑣⃗
=𝑚
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑝⃗
= 𝑚𝑎⃗ (4.1)
𝑑𝑡
𝑑𝑝⃗
𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = (4.2)
𝑑𝑡
Dimana 𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 adalah gaya total yang diberikan kepada benda yang merupakan
jumlahan vektor semua gaya yang bekerja padanya. Gaya netto merupakan
kecepatan perubahan momentum. Sehingga dapat dikatakan bahwa momentum
suatu benda dapat diubah nilai atau arahnya dengan suatu gaya.

Apabila tidak ada gaya luar 𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 yang bekerja pada suatu benda maka yang
ada hanyalah gaya interaksi antara kedua benda yang bertumbukan yaitu gaya
interaksi benda 1 ke benda 2 (𝐹⃗12 ) dan gaya interaksi benda 2 ke benda 1 (𝐹⃗21 ).

- 10 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Gambar 4.1. Grafik gaya aksi dan reaksi

Berdasarkan Hukum III Newton


Gaya aksi = - Gaya reaksi
𝐹⃗12 = −𝐹⃗21

𝐹⃗12 + 𝐹⃗21 = 0

𝑑𝑝⃗2 𝑑𝑝⃗1
+ =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑𝑝⃗1 𝑑𝑝⃗2
+ =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑(𝑝⃗1 + 𝑝⃗2 )
=0 (4.3)
𝑑𝑡

𝑝⃗1 + 𝑝⃗2 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (4.4)

𝑚1 𝑣⃗1 + 𝑚2 𝑣⃗2 = 𝑚1 𝑣⃗1′ + 𝑚2 𝑣⃗2′ (4.5)

Persamaan (4.5) disebut sebagai Hukum Kekekalan momentum. Apabila tidak


ada gaya luar yang bekerja pada suatu benda maka berlaku Hukum kekekalan
momentum yaitu jumlah vektor momentum total sebelum tumbukan sama
dengan momentum total setelah tumbukan.

5. Impuls

Selama proses tumbukan berlangsung, terjadi gaya interaksi antara benda


pertama dan benda kedua, gaya interaksi benda 1 ke benda 2 (𝐹⃗12 ) dan gaya

- 11 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

interaksi benda 2 ke benda 1 (𝐹⃗21 ). Besar gaya interaksi selama tumbukan selalu
berubah-ubah, dimana pada awalnya nol (pada saat kontak) kemudian nilainya
membesar dan mencapai maksimum lalu mengecil dan mencapai nol pada saat
berakhirnya proses tumbukan. Selang waktu dimana terjadinya tumbukan
adalah sangat singkat. Grafik gaya interaksi selama tumbukan sebagai fungsi
waktu dapat dilihat pada gambar 5.1. di bawah ini.

Gambar 5.1. Gaya sebagai fungsi waktu pada saat tumbukan

Berdasarkan Hukum II Newton, gaya netto yang bekerja pada suatu benda sama
dengan kecepatan perubahan momentumnya.

𝑑𝑝⃗
𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = 𝑑𝑡 (4.2)

Apabila gaya netto 𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 yang bekerja pada suatu benda adalah konstan maka
𝑑𝑝⃗ 𝑑𝑝⃗
juga konstan. Pada kasus ini, sama dengan perubahan total momentum
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑝⃗2 − 𝑝⃗1 = ∆𝑝⃗ selama selang waktu 𝑡2 − 𝑡1 = ∆𝑡. Persamaan (4.2) dapat
dituliskan menjadi

∆𝑝⃗
𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 =
∆𝑡

Jika masing-masing ruas dikalikan dengan selang waktu ∆𝑡 maka akan


diperoleh

∆𝑝⃗
𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 ∆𝑡 = ∆𝑡 (5.1)
∆𝑡

- 12 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 ∆𝑡 = 𝐼⃗ (5.2)

Hasil perkalian gaya 𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 dengan selang waktu ∆𝑡 disebut sebagai impuls.
Impuls merupakan besaran vektor. Arah impuls searah dengan arah gaya netto
𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 . Besarnya adalah hasil kali besar gaya netto 𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 dengan lama waktu
gaya tersebut bekerja. Satuan SI untuk Impuls adalah newton sekon (Ns).
Karena 1 N = 1 kg m/s2 maka dapat diperoleh satuan impuls yang lain yaitu kg
m/s.

Atau dapat juga diperoleh dari penurunan yang berbeda. Berdasarkan Hukum
II Newton

𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = 𝑚𝑎⃗

∆𝑣 ⃗⃗ −𝑣
𝑣 ⃗⃗ ∆𝑝⃗
𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = 𝑚 ∆𝑡 =𝑚( 𝑓∆𝑡 𝑖 ) = (5.3)
∆𝑡

∆𝑝⃗ = 𝐹⃗𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 ∆𝑡 = 𝐼⃗ (5.4)

Maka dapat didefinisikan bahwa impuls merupakan perubahan momentum.

𝐼⃗ = ∆𝑝⃗ = 𝑝⃗2 − 𝑝⃗1 (5.5)

Persamaan terakhir disebut sebagai teorema impuls-momentum. Perubahan


momentum sebuah benda selama selang waktu sama dengan impuls dari gaya
netto yang bekerja pada benda selama selang waktu tersebut.

Contoh soal:

Ali melemparkan sebuah bola dengan massa 0,5 kg ke sebuah dinding yang
terletak di hadapan sebelah kirinya dengan kecepatan 30 m/s dan setelah
menumbuk dinding, bola memantul dengan kecepatan 20 m/s.

- 13 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Tentukanlah:

a. Momentum bola sebelum menumbuk dinding


b. Momentum bola setelah menumbuk dinding
c. Perubahan momentum bola
d. Impuls dari gaya total pada bola selama tumbukan dengan dinding

Jawab:
a. Momentum bola sebelum menumbuk dinding
𝑝⃗ = 𝑚𝑣⃗
𝑝⃗ =(0,5 kg)(-30 m/s) = -15 kg m/s

b. Momentum bola setelah menumbuk dinding


𝑝⃗′ = 𝑚𝑣⃗
𝑝⃗′ =(0,5 kg)(20 m/s) = 10 kg m/s

c. Perubahan momentum bola


∆𝑝⃗ = 𝑝⃗′ − 𝑝⃗
𝑚 𝑚 𝑚
∆𝑝⃗ = (10 𝑘𝑔 ) − (−15 𝑘𝑔 ) = 25 𝑘𝑔
𝑠 𝑠 𝑠

d. Impuls dari gaya total pada bola selama tumbukan dengan dinding
𝐼⃗ = ∆𝑝⃗ = 𝑝⃗2 − 𝑝⃗1

Jadi Impuls dari gaya total pada bola selama tumbukan dengan dinding
adalah 25 kg m/s atau 25 Ns.

6. Tumbukan

Tumbukan dapat terjadi apabila terdapat dua benda yang bergerak dan bertemu
pada suatu titik yang sama. Tumbukan dapat terjadi apabila kedua benda saling
menumbuk atau salah satu benda menumbuk benda yang lain. Selama

- 14 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

tumbukan, terjadi gaya interaksi antar kedua benda tersebut. Berdasarkan


berlaku atau tidaknya Kekekalan energi kinetik, tumbukan dapat dikategorikan
menjadi tumbukan elastik (lenting sempurna) dan tumbukan tak elastik (tidak
lenting).

6.1.Tumbukan elastik (lenting sempurna)

Tumbukan elastik (lenting sempurna) terjadi apabila setelah terjadinya


tumbukan, kedua benda bergerak dengan kecepatan yang berbeda dengan
kecepatan awal dan berlaku kekekalan energi kinetik dan Hukum kekekalan
momentum. Anggap dua benda bermassa 𝑚1 dan 𝑚2 bergerak dengan
kecepatan awal 𝑣⃗1 dan 𝑣⃗2 pada suatu garis lurus. Kedua benda saling
bertumbukan dan kemudian setelah tumbukan, benda bermassa
𝑚1 bergerak dengan kecepatan 𝑣⃗1 ′ dan benda bermassa 𝑚1 bergerak dengan
kecepatan 𝑣⃗2 ′ seperti digambarkan pada Gambar 6.1 di bawah ini.

Gambar 6.1. Tumbukan elastik (lenting sempurna)

Pada tumbukan elastik (lenting sempurna) berlaku kekekalan energi kinetik


dan Hukum kekekalan momentum. Energi kinetik sebelum tumbukan sama
dengan energi kinetik setelah terjadinya tumbukan.

𝐾1 + 𝐾2 = 𝐾1 ′ + 𝐾2 ′ (6.1)

1 1 1 1
𝑚1 𝑣12 + 𝑚2 𝑣22 = 𝑚1 𝑣1 ′2 + 𝑚2 𝑣2 ′2
2 2 2 2

1 1 1 1
𝑚1 𝑣12 − 𝑚1 𝑣1 ′2 = 𝑚2 𝑣2 ′2 − 𝑚2 𝑣22
2 2 2 2

𝑚1 (𝑣12 − 𝑣1 ′2 ) = 𝑚2 (𝑣2 ′2 − 𝑣22 ) (6.2)

- 15 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Karena 𝑎2 − 𝑏 2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏) maka persamaan (6.2) dapat diubah


menjadi

𝑚1 (𝑣1 − 𝑣1 ′)(𝑣1 + 𝑣1 ′) = 𝑚2 (𝑣2 ′ − 𝑣2 )(𝑣2 ′ + 𝑣2 ) (6.3)

Pada tumbukan elastik (lenting sempurna) juga berlaku Hukum kekekalan


momentum

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′

𝑚1 𝑣1 − 𝑚1 𝑣1 ′ = 𝑚2 𝑣2 ′ − 𝑚2 𝑣2

𝑚1 (𝑣1 − 𝑣1 ′) = 𝑚2 (𝑣2 ′ − 𝑣2 ) (6.4)

Apabila persamaan (6.3) dibagi dengan persamaan (6.4) akan diperoleh

𝑣1 + 𝑣1′ = 𝑣2′ + 𝑣2 (6.5)

𝑣1 − 𝑣2 = 𝑣2′ − 𝑣1′

𝑣1 − 𝑣2 = −(𝑣1′ − 𝑣2′ ) (6.6)

𝑣2′ − 𝑣1′ = −(𝑣2 − 𝑣1 ) (6.7)

𝑣2′ − 𝑣1′ = 𝑣1 − 𝑣2 (6.8)

Sesuai dengan persamaan (6.6), pada tumbukan lenting sempurna diperoleh


bahwa kelajuan relatif kedua benda sebelum tumbukan sama dengan
kelajuan relatifnya setelah tumbukan. Pada tumbukan lenting sempurna,
tidak ada energi sistem yang hilang sebagai energi panas atau energi bunyi.

- 16 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Contoh soal:

Sebuah bola bilyar dengan massa 0,2 kg bergerak dengan kelajuan 1 m/s
bertumbukan dengan bola bilyar lain yang mempunyai massa sama dan
sedang diam.

Tentukanlah:
a. Kelajuan kedua bola bilyar setelah terjadinya tumbukan dengan
menganggap tumbukan yang terjadi adalah tumbukan lenting sempurna.
b. Perubahan energi kinetiknya

Jawab:

a. Kelajuan kedua bola bilyar setelah terjadinya tumbukan dapat


ditentukan dengan persamaan (4.5) yaitu Hukum kekekalan momentum.

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′

𝑚𝑣1 + 𝑚(0) = 𝑚𝑣1 ′ + 𝑚𝑣2 ′


𝑣1 = 𝑣1 ′ + 𝑣2 ′
Karena tumbukan yang terjadi dianggap sebagai tumbukan lenting
sempurna maka berlaku
𝑣1 − 𝑣2 = 𝑣2′ − 𝑣1′
𝑣1 − 0 = 𝑣2′ − 𝑣1′
𝑣1 = 𝑣2′ − 𝑣1′
Karena
𝑣1 = 𝑣1 ′ + 𝑣2 ′
Maka
𝑣1′ + 𝑣2′ = 𝑣2′ − 𝑣1′
2𝑣1 ′ = 𝑣2′ − 𝑣2′ = 0
𝑣1 ′ = 0
𝑣1 = 𝑣2′ − 𝑣1′
𝑣2′ = 𝑣1 + 𝑣1′ = 𝑣 − 0 = 𝑣
𝑣1 ′ = 0

- 17 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

𝑣2′ = 𝑣 = 1 𝑚/𝑠
Jadi kelajuan bola bilyar kedua setelah tumbukan adalah 1 m/s dimana
hal ini sama dengan kelajuan bola bilyar pertama sebelum tumbukan.
Setelah tumbukan, bola bilyar pertama diam dimana hal ini sama dengan
keadaan bola bilyar kedua sebelum tumbukan.
b. Perubahan energi kinetiknya dapat diketahui dengan mengetahui energi
kinetik awal dan energi kinetik setelah tumbukan.
Energi kinetik awal
1 1 1 𝑚 2 1 𝑚 2
𝐾 = 2𝑚1 𝑣12 + 2𝑚2 𝑣22 = 2(0,2 𝑘𝑔) (1 ) + 2(0,2 𝑘𝑔) (0 )
𝑠 𝑠
= 0,1 𝐽
Energi kinetik setelah tumbukan
1 1 1 𝑚 2 1 𝑚 2
𝐾 ′ = 2𝑚1 𝑣′12 + 2𝑚2 𝑣′22 = 2(0,2 𝑘𝑔) (0 ) + 2(0,2 𝑘𝑔) (1 )
𝑠 𝑠
= 0,1 𝐽
∆𝐾 = 0,1 𝐽 − 0,1 𝐽 = 0 𝐽
Jadi tidak ada perubahan energi kinetik.

6.2.Tumbukan tak elastik (tidak lenting)

Tumbukan tak elastik (tidak lenting) terjadi apabila energi kinetik total
sebelum tumbukan tidak sama dengan energi kinetik total setelah tumbukan,
meskipun begitu tetap berlaku Hukum kekekalan momentum.

𝐾1 + 𝐾2 = 𝐾1 + 𝐾2 + 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛 (6.9)

1 1 1 1
𝑚1 𝑣12 + 𝑚2 𝑣22 = 𝑚1 𝑣1 ′2 + 𝑚2 𝑣2 ′2 + 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛 (6.10)
2 2 2 2

Karena pada tumbukan tak elastik (tidak lenting), jumlah energi kinetiknya
tidak tetap/ tidak kekal, maka ada kemungkinan bahwa energi kinetik
sesudah tumbukan lebih kecil daripada energi kinetik sebelum tumbukan.

- 18 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Dengan kata lain, akan terjadi pengurangan energi kinetik dimana jumlah
pengurangan energi kinetik akan berubah menjadi energi bentuk lain (panas,
bunyi dan lain-lain). Pada keadaan yang lain, bisa juga terjadi energi kinetik
setelah tumbukan lebih besar daripada energi kinetik sebelum tumbukan
dimana dapat terjadi apabila terjadi pelepasan energi potensial (seperti
energi kimia atau energi nuklir) seperti pada proses ledakan.

Tumbukan tak elastik (tidak lenting) dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :
1. Tumbukan tak elastik sempurna (tidak lenting sama sekali/tidak lenting
sempurna)
2. Tumbukan tak elastik (lenting sebagian/ lenting tak sempurna)

Berikut penjelasan dari masing-masing tumbukan:


1. Tumbukan tak elastik sempurna (tidak lenting sama sekali)
Tumbukan tak elastik sempurna (tidak lenting sama sekali) terjadi
apabila setelah benda bertumbukan, kedua benda saling menempel
(bergabung menjadi satu) dan bergerak dengan kecepatan yang sama.

Gambar 6.2. Tumbukan tidak lenting sama sekali

Karena pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan


kedua benda bergabung dan bergerak dengan kecepatan yang sama
maka dengan menggunakan persamaan hukum kekekalan momentum:

𝑚1 𝑣⃗1 + 𝑚2 𝑣⃗2 = 𝑚1 𝑣⃗1 ′ + 𝑚2 𝑣⃗2 ′


persamaannya menjadi:
𝑚1 𝑣⃗1 + 𝑚2 𝑣⃗2 = (𝑚1 + 𝑚2 )𝑣⃗′

- 19 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

kecepatan kedua benda setelah tumbukan dapat ditentukan dengan


persamaan

𝑚1 𝑣⃗1 + 𝑚2 𝑣⃗2
𝑣⃗ ′ = (6.11)
𝑚1 + 𝑚2

Apabila benda bermassa m1 mula-mula bergerak dengan kecepatan 𝑣⃗1


dan benda bermassa m2 mula-mula diam, maka persamaannya menjadi:
𝑚1 𝑣⃗1 + 𝑚2 (0) = (𝑚1 + 𝑚2 )𝑣⃗′
Sehingga kecepatan benda setelah tumbukan.
𝑚1
𝑣⃗′ = 𝑚 𝑣⃗1 (6.12)
1 +𝑚2

Contoh soal:

Sebuah peluru bermassa 10 gr ditembakkan dengan kecepatan v ke


suatu balok yang terbuat dari kayu dengan massa 2 kg yang
digantungkan pada seutas tali. Setelah terjadinya tembakan tersebut,
peluru bersarang di balok tersebut dan kemudian balok-peluru terayun
ke atas sampai ketinggian maksimum 3 cm.
Tentukanlah:
a. Kecepatan awal peluru
b. Kecepatan balok-peluru setelah tembakan
c. Energi kinetik peluru ketika ditembakkan
d. Energi kinetik balok-peluru sesaat setelah peluru bersarang di balok
e. Energi yang dipergunakan peluru untuk bersarang di kotak termasuk
energi yang diubah menjadi energi panas

- 20 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Jawab:

m = 10 gr M = 2 kg
m + M = 10 gr + 2 kg

Gambar 6.3. Peluru ditembakkan ke suatu balok

Karena setelah terjadinya tembakan, peluru bersarang pada benda maka


keadaan tersebut di atas dapat dikategorikan sebagai tumbukan tidak
lenting sama sekali.
a. Kecepatan awal peluru
Kecepatan awal peluru dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan 6.12 maka
𝑚+𝑀 ′
𝑣⃗ = 𝑣⃗
𝑚
𝑚+𝑀 0,01 𝑘𝑔 + 2 𝑘𝑔 𝑚
𝑣⃗ = √2𝑔𝑦 = √2(9,8 2 )(0,03𝑚)
𝑚 0,01 𝑘𝑔 𝑠
𝑣⃗ = 154,13 𝑚/𝑠
Jadi kecepatan awal peluru adalah 154,13 m/s ke arah kanan.
b. Kecepatan balok-peluru sesudah tembakan
𝑣⃗ ′ = √2𝑔𝑦
𝑚
𝑣⃗ ′ = √2(9,8 )(0,03𝑚)
𝑠2
𝑣⃗ ′ = 0,767 𝑚/𝑠
Jadi kecepatan balok peluru sesudah tembakan adalah 0,767 m/s
kearah kanan.

- 21 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

c. Energi kinetik peluru ketika ditembakkan


1
𝐾 = 2𝑚𝑣 2
1
𝐾 = 2(0,01 𝑘𝑔)(154,13 𝑚/𝑠)2 = 118,78 𝐽
d. Energi kinetik balok-peluru sesaat setelah peluru bersarang di balok
1
𝐾′ = 2(𝑚 + 𝑀)𝑣 2

1 𝑚 2
𝐾′ = 2(0,01 𝑘𝑔 + 2 𝑘𝑔) (0,767 ) = 0,59𝐽
𝑠
e. Energi yang dipergunakan peluru untuk bersarang di kotak
termasuk energi yang diubah menjadi panas
∆𝐾 = 𝐾 − 𝐾′
∆𝐾 = 118,84 𝐽 − 0,59 𝐽 = 118,19 𝐽
Energi yang dipergunakan peluru untuk bersarang di kotak
termasuk energi yang diubah menjadi energi panas adalah sebesar
118,19 J.

2. Tumbukan tak elastik (lenting sebagian)


Tumbukan tak elastik (lenting sebagian) terjadi apabila setelah benda
bertumbukan, kedua benda tersebut bergerak dengan kecepatan
masing-masing atau tidak saling menempel (tidak bergabung) dan
energi kinetik total sebelum tumbukan tidak sama dengan energi kinetik
total setelah tumbukan.

- 22 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Untuk lebih jelasnya, silakan pelajari simulasi tumbukan yang terdapat pada
link berikut ini: https://phet.colorado.edu/in/simulation/legacy/collision-
lab. Pada simulasi tersebut, tumbukan yang seperti apa yang termasuk
tumbukan elastik (lenting sempurna), tumbukan tak elastik sempurna (tidak
lenting sama sekali) dan tumbukan tak elastik (lenting sebagian)?

Simulasi 6.1. Tumbukan

Contoh soal:
Sebuah benda bermassa 4 kg bergerak ke kanan dengan kelajuan 10 m/s
bertumbukan dengan benda lain bermassa 6 kg yang bergerak dengan
arah yang sama dengan kelajuan 2 m/s seperti ditunjukkan pada gambar
di bawah ini

6 kg 6 kg
4 kg 4 kg
10 m/s 2 m/s v1’ 8 m/s

Sebelum tumbukan Setelah


tumbukan

Gambar 6.4. Tumbukan lenting sebagian

Setelah tumbukan, benda bermassa 6 kg bergerak dengan kelajuan 8


m/s.
Tentukanlah:
a. kecepatan benda bermassa 4 kg setelah tumbukan
b. perubahan energi kinetik

- 23 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Jawab:

a. Untuk menentukan kecepatan benda setelah tumbukan, digunakan


persamaan kekekalan momentum

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′

𝑚 𝑚 𝑚
(4 𝑘𝑔) (10 ) + (6 𝑘𝑔) (2 ) = (4 𝑘𝑔)𝑣1′ + (6 𝑘𝑔)(8 )
𝑠 𝑠 𝑠

𝑣1′ = 1 𝑚/𝑠

Jadi kecepatan benda bermassa 4 kg setelah tumbukan adalah 1 m/s


kearah kanan.

b. Energi yang diubah menjadi energi bentuk lain dapat diketahui dari
energi kinetik awal dan energi kinetik setelah tumbukan

Energi kinetik awal


1 1 1 𝑚 2 1 𝑚 2
𝐾 = 2𝑚1 𝑣12 + 2𝑚2 𝑣22 = 2(4 𝑘𝑔) (10 ) + 2(6 𝑘𝑔) (2 ) = 212 𝐽
𝑠 𝑠
Energi kinetik setelah tumbukan
1 1 1 𝑚 2 1 𝑚 2
𝐾 ′ = 2𝑚1 𝑣′12 + 2𝑚2 𝑣′22 = 2(4 𝑘𝑔) (1 ) + 2(6 𝑘𝑔) (8 ) = 194 𝐽
𝑠 𝑠
Jadi energi yang diubah menjadi energi bentuk lain adalah
∆𝐾 = 212 𝐽 − 194 𝐽 = 18 𝐽

7. Koefisien Restitusi (e)

Koefisien restitusi dapat diartikan sebagai perbandingan antara kelajuan relatif


saling menjauhi antara kedua benda sesudah tumbukan dan kelajuan relatif
saling mendekati antara kedua benda sebelum tumbukan

𝑣2′ − 𝑣1′
𝑒=− (7.1)
𝑣2 − 𝑣1

- 24 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

𝑣2′ − 𝑣1′
𝑒= (7.2)
𝑣1 − 𝑣2

Nilai koefisien restitusi untuk berbagai tumbukan nilainya bervariasi yaitu

0≤e≤1 (7.3)

Untuk tumbukan lenting sempurna e = 1, berarti

𝑣2′ − 𝑣1′ = 𝑣1 − 𝑣2 (7.4)

Untuk tumbukan tidak lenting sama sekali e = 0, berarti

𝑣1′ = 𝑣2′ = 𝑣′ (7.5)

Apabila nilai koefisien restitusinya 0<e<1


dikatakan tumbukan yang terjadi adalah tumbukan lenting sebagian.

Tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tidak lenting sama sekali


merupakan kasus yang jarang terjadi. Sebagian besar tumbukan yang sering
terjadi merupakan jenis tumbukan yang ada di antara keduanya yaitu tumbukan
lenting sebagian. Perbedaan terpenting antara tumbukan lenting dan tidak
lenting adalah momentum sistem pada semua tumbukan adalah kekal, tetapi
energi kinetik sistem kekal hanya pada tumbukan lenting sempurna.

Contoh soal:

1. Dua buah benda bergerak saling mendekat (massa benda pertama adalah
0,5 kg bergerak ke kanan dengan kelajuan 2 m/s sedangkan benda kedua
bermassa 0,3 kg bergerak ke kiri dengan kelajuan 2 m/s). Setelah
berbenturan, kedua benda tersebut saling terpental. Tentukanlah
kecepatan benda pertama dan kedua setelah tumbukan.
Jawab:

- 25 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

Kecepatan benda pertama dan kedua setelah tumbukan dapat ditentukan


dengan menggunakan Hukum kekekalan momentum dan koefisien
restitusi sebagai berikut:
Hukum kekekalan momentum

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′

𝑚 𝑚
(0,5 𝑘𝑔) (2 ) + (0,3 𝑘𝑔) (−2 ) = (0,5 𝑘𝑔)𝑣1′ + (0,3 𝑘𝑔)𝑣2′
𝑠 𝑠
0,4 = (0,5 𝑘𝑔)𝑣1′ + (0,3 𝑘𝑔)𝑣2′

Karena tumbukannya elastik (lenting sempurna) maka koefisien


restitusinya = 1
𝑣2′ − 𝑣1′ = 𝑣1 − 𝑣2
𝑚
𝑣2′ − 𝑣1′ = 4
𝑠
𝑚
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh 𝑣2′ = 3 (bergerak ke
𝑠

kanan)
𝑚
𝑣1′ = −1 (bergerak ke kiri)
𝑠

Jadi kecepatan benda pertama adalah 1 m/s (bergerak kearah kiri) dan
kecepatan benda kedua adalah 3 m/s (bergerak kearah kanan).

2. Mengacu contoh soal pada tumbukan lenting sebagian, tentukan nilai


koefisien restitusinya.
Jawab:
Untuk menentukan koefisien restitusi, kita gunakan persamaan (7.2)
𝑣2′ − 𝑣1′
𝑒=
𝑣1 − 𝑣2
𝑚
8 𝑠 − 1 𝑚/𝑠
𝑒= 𝑚 = 0,875
10 𝑠 − 2 𝑚/𝑠

Jadi koefisien restitusinya adalah 0,875 (termasuk tumbukan lenting


sebagian)

- 26 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 6: Momentum, Impuls Dan Tumbukan

G. DAFTAR PUSTAKA

a. Hugh D. Young & Roger A. Freedman. 2003. Fisika Universitas (1).


Terjemahan edisi ke 10. Jakarta: Erlangga
b. Giancoli, DC. 2001. Fisika. Edisi ke 5. Jakarta: Penerbit Erlangga
c. Allonso M. dan E.J. Finn, 1994. Dasar-dasar Fisika Universitas (1).
Terjemahan. Jakarta: Erlangga
d. Tippler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik (1). Terjemahan edisi
ke 3. Jakarta: Erlangga

- 29 -

Anda mungkin juga menyukai