Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rahmi Nurbadriyah Ningsih

NIM : 702018062

Resume Pancasila Sebagai Solusi Problem Korupsi,


Kerusakan Lingkungan, dan Dekadensi Moral

Pada Hakikatnya sila-sila Pancasila adalah suatu system nilai-nilai etika


yang merupakan sumber norma baik norma moral maupun norma hukum.
Lalu norma-norma tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hariJika
Pancasila adalah ideology bangsa Negara Indonesia maka nilai-nilai
Pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi
penyelenggara Negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada
hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Sebagai suatu sistem
nilai, maka lima dasar Pnacasila tersebut pada hakikatnya merupakan satu
kesatuan yang utuh. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang
memiliki perbedaan antara satu kesatuan yang sistematis dan tak terpisahkan
sehingga saling terkait antara satu sila dengan sila yang lain.
Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa. Dimana setiap suku
bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lain. Selain itu masing-masingsuku bangsa juga memiliki norma sosial yang
mengikat masyarakat di dalamnya agar taat dan melakukan segala yang
tertera di dalamnya. Dalam hal cara pandang terhadap suatu masalah atau
tingkah laku memiliki perbedaan. Ketika terjadi pertentangan antar individu
atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda, mereka
akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya
(primodialisme). Itu menyebabkan pertentangan ketidakseimbangan dalam
suatu negara (disentegrasi). Secara umum, kompleksitas masyarakat
majemuk tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan horizontal, seperti
yang lazim kita jumpai pada perbedaan suku, ras, bahasa, adat-istiadat, dan
agama. Namun, juga terdapat perbedaan yang vertikal, berupa capaian yang
diperoleh melalui prestasi (achievment). Indikasi perbedaan-perbedaan
tersebut tampak dalam strata sosial, sosial ekonomi, posisi politik, tingkat
pendidikan, kualitas pekerjaan dan kondisi permukiman.

1) Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Korupsi


Indikator kemajuan bangsa tidak cukup diukur hanya dari kepandaian
warganegaranya, tidak juga dari kekayaan alam yang dimiliki, namun hal
yang lebih mendasar adalah sejauh mana bangsa tersebut memegang teguh
moralitas. Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan
suatu bangsa. Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu moralitas
individu, moralitas sosial, dan moralitas mondial.
Moralitas individu dan sosial yang begitu kuat dengan dipayungi
Moralitas Mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun
mereka banyak yang tidak sempat merasakan buah perjuanganya sendiri.
Dasar moral yang melandasi perjuangan mereka terabaikan dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
yang termuat dalam alinea-alineanya.
Alinea pertama, “Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,
oleh karena itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan prikemanusiaan dan prikeadilan”. Alinea ini menjadi payung moral
para pejuang kita bahwa telah terjadi pelanggaran hak atas kemerdekaan
pada bangsa kita. Pelanggaran atas hak kemerdekaan itu sendiri merupakan
pelanggaran atas moral mondial, yaitu prikemanusiaan dan prikeadilan.
Apapun bentuknya penjajahan telah meruntuhkan nilai-nilai hakiki manusia.
Apabila ditilik dari UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 tampak
jelas bahwa moralitas sangat mendasari perjuangan merebut kemerdekaan
dan bagaimana mengisisnya. Alasan dasar mengapa bangsa ini harus
merebut kemerdekaan karena penjajahan bertentangan dengan nilai
kemanusiaan dan keadilan (alinea I).
Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia semakin menunjukan ekskalasi
yang begitu tinggi. Oleh karenanya, penyelesaian korupsi harus diselesaikan
melalui beragam cara / pendekatan, yang dalam hal ini saya mengguankan
istilah pendekatan eksternal maupun internal. Pendekatan eksternal yang
dimaksud adalah adanya unsur dari luar diri manusia yang memiliki
kekuatan ‘memaksa’ orang yang tidak korupsi. Kekuatan eksternal tersebut
misalnya Hukum, Budaya, dan Watak masyarakat. Dengan penegakan
hukum yang kuat, baik dari aspek peraturan maupun aparat penegak hukum,
akan mengeliminir terjadinya korupsi. Demikian pula terciptanya budaya
dan watak masyarakat yang anti korupsi juga menjadikan seseorang enggan
untuk melakukan korupsi. Adapunkekuatan internal adalah kekuatan yang
muncul dari dalam diri individu dan mendapat penguatan melalui
pendidikan dan pembiasaan. Pendidikan yang kuat terutama dari keluarga
sanga penting untuk menanamkan jiwa anti korupsi, diperkuat dengan
pendidikan formal disekolah maupun non-formal di luar sekolah.
Maksud dari membangun kesadaran moral anti korupsi berdasar
pancasila adalah membangun mentalitas melalui penguatan eksternal dan
internal tersebut dalam diri masyarakat. Di perguruan tinggi penguatan
tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan kepribadian termasuk di
dalamnya pendidikan Pancasila. Melihat realitas di kelas bahwa mata kuliah
Pendidikan Pancasila sering dikenal sebagai mata kuliah yang
membosankan, maka dua hal pokok yang harus dibenahi adalah materi dan
metode pembelajaran. Materi harus selalu up to date dan metode
pembelajaran juga harus inovatif menggunakan metode-metode
pembelajaran yang dikembangkan. Pembelajaran tidak hanya kognitif,
namun harus menyentuh aspek efektif dan konatif.
2) Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Kerusakan
Lingkungan
Penjabaran, pengamalan atau aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek
pembangunan berwawasan lingkungan tidak bisa dipisahkan, sebab
Pancasila, seperti dijelaskan dalam Penjelasan Umum Undang-Undang No.
23 Tahun 1997 di atas, merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang
memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia, bahwa
kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan atas keselarasan,
keserasian dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam,
dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan
kemajuan batin. Antara manusia, masyarakat dan lingkungan hidup terdapat
hubungan timbal balik, yang harus selalu dibina dan di kembangkan agar
dapat tetap dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang dinamis.
ingkungan Hidup Indonesia yang di anugerahkan Tuhan Yang Maha Esa
kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya
yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuanya agar tetap
menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia
serta mahluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas
hidup itu sendiri.
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk
mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi
udara agar udara yang di hirup bisa tetap nyaman, menjaga kelestarian
tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar, mengadakan gerakan
penghijauan dan sebagainya.
Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus
selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian
pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkanya melalui
pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan
tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia
untuk melindungi sumberdaya dan lingkungan.

3) Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Dekadensi Moral


Pancasila adalah dasar negara kita atau juga dikenal sebagai ideologi
bangsa merupakan pedoman pokok dalam mengatur kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara dalam segi politik, ekonomi dan sosial. Konstitusi
di Negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila sejak Negara Indonesia
berdiri hingga sekarang telah banyak mengalami pasang surut. Tapi hingga
kini tetap dapat berdiri dengan kokoh. Adapun dicanangkanya Pancasila
sebagai dasar negara, karena isinya dianggap sesuai dengan situasi kondisi
manusia atau masyarakat yang memiliki latar belakang kehidupan yang
beraneka ragam. Apabila kita sebagai mahluk ciptaan-Nya dan menjadi
masyarakat Indonesia khususnya wajib bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta menjalankan semua perintah-Nya, itu sesuai dengan sila pertama.
Tapi dari masa ke masa semakin banyak manusia-manusia yang tidak
memiliki jiwa Pancasila. Mereka membaca Pancasila hanya sebatas di bibir
saja, tapi tidak mengamalkan atau tidak mengaplikasikan dalam
kehidupanya sehingga di sana sini marak dengan perkelahian pelajar,
penggunaan obat-obat terlarang/ narkoba bahkan penyakit yang paling parah
tidak bisa di sembuhkan dikalangan pejabat yaitu korupsi. Semua ini adalah
tanda-tanda dari kemerosotan ahlak bangsa yang sulit untuk diobati karena
sila pertama untuk manusia-manusia seperti itu hanyalah tulisan belaka.
Pribadi-pribadi semacam ini tidak menjiwai Pancasila sehingga akal
menjadi nomor kesekian. Sedangkan nafsulah yang menjadi nomer satu.
Persatuan Indonesia dalam sila ke tiga adala suatu yang bulat, tidak dapat
dipisah-pisah. Oleh karena itu dalam pergaulan kita harus saling
menunjukan rasa persatuan walaupun berbeda-beda agama, suku, adat dan
latar belakang. Yang ada sekarang malah bukanya bersatu tapi perbedaan
pandangan sedikit saja bisa memicu pertentangan atau perkelahian bahkan
yang lebih mengenaskan lagi bisa terjadi pembunuhan. Saya sebagai
mahasiswa atau yang lebih dikena sebagai kaum intelektual merasa prihatin
dan miris dengan kondisi sosial sekarang. Karena dengan mereka
berkelakuan seperti itu, sama saja mereka tidak memahami atau tidak
mengerti bahkan boleh dibilang tidak nejunjung nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila. Tapi sebaliknya saya sebagai generasi penerus berkewajiban
menjunjung tinggi dan mencintai Pancasila sebagai pandangan hidup saya
karena kelima sila dalam Pancasila itu sendiri sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh agama dan seyogyanya kita harus menjadi sarjana yang
berahlak karena maju tidaknya suatu bangsa sitentukan oleh moral bangsa
itu sendiri.
Semua permasalahan di Indonesia adalah bentuk penyimpangan dari
setiap sila-sila Pancasila. Oleh karena itu cara untuk mengatasi 10
permasalahan tersebut hanyalah kembali kepada Pancasila. Apabila
Pancasila tidak hanya dijadikan dasar negara dan slogan saat kita bicara
melainkan menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan maka semua
permasalahan diatas dapat diatasi bahkan dapat dihindarkan dengan diiringi
oleh doa serta izin dari sang Pencipta.

Anda mungkin juga menyukai