Planned maintenance (pemeliharaa terencana) adalah pemeliharaan yang terorganisir dan dila
kukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Oleh karena itu program maintenance yang akan dilakukan harus dinamis dan memerlukan pe
gawasan dan pengendalian secara
aktif dari bagian maintenance melalui informasi dari catatan riwayat mesin/peralatan.
a. Preventive maintenance (pemeliharaan pencegahan)
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan men
emukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
b. Corrective maintenance (Pemeliharaan Perbaikan )
c. Predictive maintenance
Predictive maintenance adalah tindakan-tindakan maintenance yang dilakukan
pada tanggal yang ditetapkan berdasarkan prediksi hasil analisa dan evaluasi data operasi
yang diambil untuk melakukan predictive maintenance itu dapat berupa data getaran,
temperature, vibrasi, flow rate, dan lain-lainnya. Perencanaan predictive maintenance dapat
dilakukan
berdasarkan data dari operator di lapangan yang diajukan melalui work order ke departemen
maintenance untuk dilakuakan tindakan tepat sehingga tidak akan merugikan perusahaan.
Share
B. Predictive Maintenance
Berbeda halnya dengan Preventive maintenance, aktivitas pekerjaan pada predictive maintenance
biasanya menggunakan alat-alat diagnostik untuk memonitor dan mendiagnosa kondisi mesin saat
beroperasi. Kegiatan pemeliharaan dalam predictive maintenance yang mengacu pada “Conditional
Based Maintenance (CBM)” lebih ditentukan oleh kondisi aktual alat dan bukan oleh jadual
pemeliharaan.
Predictive maintenance bisa didefinisikan sebagai beberapa inspeksi yang dijalankan dengan
menggunakan alat berteknologi tinggi yang digunakan untuk meramalkan kapan kemungkinan akan
terjadinya kegagalan fungsi. Alat tersebut dapat memberikan manfaat dan memberikan kita lebih
banyak waktu untuk terjun dan terlibat langsung sebelum terjadi kegagalan.
Predictive maintenance relatif baru digunakan secara umum. Mengetahui adanya suatu perubahan
dari kondisi fisik merupakan alasan dasar untuk dilakukannya aktivitas perawatan, Sesuatu yang logis
untuk mempertimbangkan penggunaan alat monitoring, alat ukur terutama untuk menentukan
perubahan-perubahan yang significant.
Untuk mesin atau alat yang bekerja secara tetap, terjadinya gangguan pada peralatan bisa dideteksi
sebelumnya dengan cara mengamati data yang ada pada riwayat alat. Cara lain adalah
menempatkan alat monitor getaran untuk mengetahui perubahan pola getaran mesin/alat tersebut.
Dengan cara itu masih terdapat waktu yang cukup untuk melakukan persiapan sebelum kerusakan
sesungguhnya terjadi.
Predictive maintenance mungkin adalah yang paling banyak disalahartikan dan disalahgunakan oleh
perusahaan-perusahaan yang sedang menjalankan program peningkatan perawatan. Kebanyakan
pengguna mengartikannya sebagai upaya untuk menghindari terjadinya bahaya kegagalan fungsi.
Predictive maintenance adalah lebih dari sekedar suatu alat penjadualan aktivitas perawatan dan
seharusnya tidak dibatasi untuk pengelolaan aktivitas perawatan. Sebagai bagian terintegrasi dari
program total plant performance management, diharapkan mampu memberikan arti untuk
meningkatkan kapasitas produksi, mencapai kualitas produk yang diharapkan dan secara
keseluruhan adalah sudah seberapa efektif sistem atau proses produksi atau pabrikasi yang kita
lakukan.
Hasil keluaran dari program predictive maintenance adalah berupa data dan dapat digunakan untuk
lebih dari sekedar pengukuran kondisi operasi dari mesin-mesin yang sangat penting. Namun
demikian tanpa adanya komitmen dan dukungan yang kuat dari top manajemen serta kerjasama yang
luas dari seluruh fungsi yang ada, sebuah program predictive maintenance yang dijalankan tidak akan
berarti apa-apa terlebih untuk mengubah rendahnya kinerja atau performance dari suatu organisasi.
JENIS-JENIS PEMELIHARAAN
Kelemahannya :
– Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu
breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan
mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini.
– Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti
dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain
suku cadang tersebut.
Preventive Maintenance adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk menjaga setiap
alat/komponen berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, melalui
pemeriksaan, deteksi dan pencegahan kerusakan total yang tiba-tiba (breakdown).
Lalu mengapa semua peralatan (mesin) tidak dijalankan atau dioperasikan saja
sampai rusak ? kemudian baru diperbaiki. Jawabnya adalah bahwa kerusakan itu
dapat terjadi kapan saja (unpredictable) bisa saja terjadi pada waktu yang sangat
tidak menguntungkan, mungkin juga mengakibatkan timbulnya korban pada
pekerjanya, membuat peralatan menjadi cepat aus, mengurangi produksi, dan yang
jelas menjadikan biaya perbaikan relatif lebih mahal dibandingkan biaya
pemeliharaan.
Keuntungan PM:
– Preventive Maintenance adalah anticipative maintenance. Dengan demikian
bagian produksi dan pemeliharaan dapat mengerjakan pekerjaan pembuatan
peramalan (forecasting) dan pembuatan schedule pemeliharaan yang lebih
baik.
Kerugian :
– Preventive Maintenance menghilangkan sisa umur komponen ketika
komponen tersebut harus diganti sebelum rusak total.
Corrective Maintenance
Pemeliharaan Korektive adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki
suatu bagian mesin (termasuk penyetelandan reparasi) yang telah terhenti untuk
memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Kegiatan corrective maintenance
sendiri terbagi menjadi beberapa kegiatan diantaranya: