Anda di halaman 1dari 23

“WAFAK MILLENIAL DI KOTA BANJARMASIN

(ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Menyelesaikan Program Sarjana

Akidah Dan Filsafat Islam

Oleh:

Humaira Mardhati

NIM. 1601432252

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

BANJARMASIN

2020

1
“WAFAK MILLENIAL DI KOTA BANJARMASIN

(ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

Diajukan untuk memenuhi skripsi

Oleh:

Humaira Mardhati

NIM. 1601432252

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

BANJARMASIN

2020

2
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
D. Definisi Operasional
E. Penelitian Terdahulu
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II. TEORI SEMIOLOGI ROLAND BARTHES
A. Pengertian Semiologi
B. Semiologi Dan Mitologi Roland Barthes
1. Tanda
2. Simbol
3. Mitos
BAB III. WAFAK MAKNA TANDA DAN SIMBOL
A. Pengertian Wafak
1. Jenis-jenis Wafak
2. Macam-macam wafak
B. Kaidah Huruf Abjadiyah
1. Pengertian Kaidah Huruf Abjadiyah
C. Makna Simbol Huruf dan Angka
BAB IV. HUBUNGAN KESELARASAN WAFAK DALAM SEMIOLOGI
ROLAND BARTHES PENANDA DAN PETANDA
A. Konsep Semiologi Roland Barthes Hubungan Penanda Dan Petanda
Dalam Wafak
1. Penanda (signifier) Wafak
2. Petanda (signified) Wafak
B. Klasifikasi Tanda Dan Simbol Angka Dan Huruf Dalam Wafak
Berdasarkan Konsep Penanda Dan Petanda

3
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wafak merupakan benda yang memiliki kekuatan yang tak terlihat

didalamnya diberi dan diisi dengan bacaan tertentu seperti: do’a, ayat-ayat

pilihan, atau dzikir-dzikir tertentu dimaksudkan sebagai pelindung diri

yang dibacakan oleh supranaturalis/ustad/kyai atau seorang yang diberi

kelebihan ilmu hikmah. Wafak digunakan dalam berbagai aspek

kehidupan, yang diyakini sebagai keberuntungan, perlindungan diri, dan

lainnya. Wafak terdiri dari rangkaian huruf dan angka yang ditulis di atas

kertas dan dijadikan sebagai ikat pinggang, kalung, gelang, cincin, atau

diletakkan disela-sela dinding rumah, kamar, dan lainnya sebagai

perlindungan dari kejahatan dan hal-hal ghaib.

Wafak yang digunakan oleh masyarakat di berbagai daerah di

Indonesia bahkan di dunia diyakini memiliki efek yang mujarab. Dengan

demikian, wafak menjadi simbol keyakinan dan kepercayaan yang tidak

asing dan sudah kental bagi masyarakat.

Wafak sering dikaitkan dengan simbol-simbol dalam tulisan

bahasa Arab yang berupa angka, huruf-huruf tertentu, dan gambar, atau

kombinasi dari ketiganya tersebut dan penulisan wafak pun harus sesuai

dengan syarat dan kaedah yang ditentukan. Adapun wafak memiliki

5
berbagai macam jenis yaitu: wafak untuk penglaris, wafak untuk ibu

hamil, wafak agar terhindar dari bahaya, wafak untuk dinding rumah, dan

sebagainya. Berikut ini contoh simbol wafak yang disimbolkan dalam

bahasa Arab berupa angka dan huruf-huruf tertentu. Sumbernya diambil

dari kitab Al-Aufâq karya Imam Al-Ghazali.

(Sumber: Kitab Kitab Al-Aufâq hal 3)

Wafak yang digunakan masyarakat dulu dan sekarang tidak jauh

berbeda. Jika dulu wafak hanya didapatkan ketika diperlukan pada saat

tertentu. Sekarang beralih ke zaman milenial dimana wafak bisa

didapatkan kapan saja tanpa perantara atau meminta dari seorang

kyai/ustadz atau juga disebut orang yang memiliki kelebihan

supranaturalis. Dulu, seseorang harus mendatangi rumah orang

alim/supranaturalis tersebut dan meminta wafak padanya. Dengan

meningkatnya perkembangan zaman. Wafak pun beralih fungsi ke media

cetak dan lainnya sehingga, sangat mudah untuk didapatkan oleh

masyarakat misalnya, dalam bentuk stiker, pin, dan sebagainya. Ini juga

menjadi lahan bisnis bagi para produksi karena banyaknya pembeli dan

peminat. Wafak juga ditemukan dalam bentuk cincin dan gelang yang

mana hal itu bisa didapatkan dalam pembelian online, atau pasar terdekat

6
di daerah masing masing. Bahkan juga ada yang memproduksi dalam

bentuk pakaian muslim dan muslimah seperti mukena dan kopiah.

Di Indonesia, khususnya pulau Kalimantan daerah Banjarmasin

terutama para pecinta habaib dan ahlul bait tentu tidak asing ketika

mendengar nama habaib dan ahlul bait. Mereka sangat antusias terhadap

habaib dan ahlul bait, sehingga bentuk dan lambangnya pun dijadikan

sebagai stiker, pin, dan sebagainya, sebagian mereka beranggapan hal

tersebut sebagai bukti cinta terhadap Baginda dengan mencintai para

habaib dan ahlul bait dan sebagian lagi meyakini bentuk dan lambang

tersebut sebagai pelindung atau khodam, dan dijadikan sebagai wafak

yang berkembang saat ini dalam bentuk lain. Terompah nabi sebagai

simbol utama dan lambang bagi ajaran tarekat, juga para habaib dan ahlul

bait. Hanya saja, dalam terompah nabi yang dijadikan simbol utama

memiliki isi yang berbeda.

Kota Banjarmasin memiliki tingkat religi yang tinggi. Hal ini,

dibuktikan dengan banyaknya kyai dan Alim Ulama yang tersebar di kota

ini, juga dalam bidang pendidikan, institut dan perguruan tinggi. Salah

satu perguruan tinggi yang tertua di kota Banjarmasin adalah IAIN

Antasari yang kini berevolusi menjadi UIN Antasari.

Fenomena yang terjadi di UIN Antasari ditemukan pada beberapa

mahasiswa dengan adanya penggunaan simbol wafak yang lahir dari

pemaknaan kalimat-kalimat Allah yang diyakini sebagai pelindung dari

7
bencana dan bahaya ketika mereka menghadapi berbagai masalah dalam

kehidupan.

Memahami sebuah tanda dan simbol wafak sebagai azimat

merupakan hal yang jarang diamati secara serius. Masyarakat awam

menggunakan wafak sesuai dengan yang mereka yakini. Menurut mereka

menggunakan azimat tersebut akan mendapat keberuntungan,

keselamatan, dan terhindar dari musibah. Meski, tidak mengetahui makna

yang terkandung di dalamnya. Hal ini, sulit dipercaya karena ini

merupakan suatu pengetahuan yang gaib. Banyak praktek yang

menggunakan wafak. Dengan demikian, jika dilihat dari kacamata

supranatural wafak dari potongan huruf dan angka di atas tulisan kertas,

kain, dan sebagainya tentu pandangannya berbeda. Secara simbolis makna

wafak yang diyakini oleh masyarakat dengan tingkat kepercayaan terhadap

pengetahuan gaib ditambah berasal dari kalangan agama yang awam.

Menjadikan masyarakat memiliki alternatif sendiri yaitu pergi ke orang

alim supranaturalis/kyai/ustadz.

Pada saat ini sangat mudah untuk mendapatkan simbol-simbol

wafak yaitu dari media cetak, online dan sebagainya. Tetapi, dalam

pemaknaan wafak yang mudah didapatkan dari media cetak ataupun online

berbeda khasiatnya dengan meminta dan mendatangi kepada orang alim

supranaturalis/kyai/ustad secara langsung. Berkah wafak yang didapatkan

dari seorang orang alim supranaturalis/kyai/ustad dibandingkan didapatkan

dari media cetak, online, dan sebagainya pun tidak sama.

8
Jika wafak dipahami dan dicari makna tanda dan simbol di

dalamnya. Tentunya akan menjadi suatu pengetahuan yang baru. Wafak

sebagai penanda denotasi satu, sedangkan tulisan huruf dan angka adalah

penanda denotasi dua. Hal yang menjadi makna konotasi adalah orang

yang menggunakan wafak terhindar dari bahaya. Adapula yang hanya

sekedar mengikut zaman atau trend masa kini tanpa mengetahui makna

simbol wafaknya.

Salah satu teori yang memahami makna tanda dan simbol dalam

tulisan wafak yang ditulis dengan huruf tertentu dan angka adalah teori

semiologi. Semiotika merupakan ilmu yang memahami tanda dan simbol.

Salah satu tokoh yang mendalami semiotika adalah Roland Barthes.

Barthes berasal dari Perancis yang berkecimpung dalam bidang filsafat.

Karya-karyanya yang berhubungan dengan filsafat yaitu Mythology.

Menurut Barthes dalam bukunya yang berjudul Mythologies, mitos adalah

sebuah sistem komunikasi, bahwa mitos adalah sebuah pesan. Mitos

adalah mode penandaan, sebuah wujud. Barthes percaya bahwa semua

benda bisa menjadi mitos. Asalkan benda tersebut sudah mengandung

pesan, maka benda itu menjadi mitos.1

Barthes menemukan semiologi sebagai studi tentang tanda, yang

berguna dalam penginterogasian. Barthes menjelaskan mitos tentang

budaya borjuis merupakan tanda tingkatan kedua, atau signifikasi. Misal

tentang pendekripsian anggur putih bagi masyarakat Prancis sebagai

1
Isnaini Rahmawati, Semiotik Teks Roland Barthes Dalam Kehidupan Kontemporer Umat
Beragama Mengenai Fenomena Padu Padan Kebaya, (t.t: t.p, t.th), 3.

9
minuman berkhasiat dan merupakan kebiasaan yang sehat. Pandangan

ideal borjuis ini bertentangan dengan realitas. 2 Maksud mitos yang

dibicarakan oleh Barthes bukan mitos yang dikatakan orang berupa cerita

bohong dan ditakuti. Mitos yang diidentifikasi oleh Barthes adalah

pendekatan bahasa struktural. Media tidak henti-hentinya menampilkan

mitos-mitos berupa iklan, fashion, style, dan sebagainya. Bahkan, setiap

detik media massa terutama media elektronik, menampilkan image, kesan-

kesan, kata-kata, gambar-gambar yang kemudian memberikan makna-

makna. Contohnya, televisi setiap hari bahkan setiap jam, menampilkan

sebuah iklan shampoo, mereknya “Clear” dan iklan yang kita lihat setiap

hari dan setiap jam, sehingga yang ada dipikiran kita bahwa Clear

bermakna dan kita anggap sebagai “shampo”.

Menurut Bertens yang dikutip oleh Kaelan dalam bukunya Filsafat

Bahasa Semiotika Dan Hermeneutika, tanda adalah kesatuan dari suatu

bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified).

Dengan kata lain, penanda adalah ‘bunyi yang bermakna’ atau ‘coretan

yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa: apa yang

dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah

gambaran mental dari bahasa.3.

Wafak juga mengandung makna dari segi bahasa dan tulisan dari

huruf tertentu dan angka. Para sufi seperti Al-Ghazali menulis kitab Al-

Aufâq yang menulis dan menjelaskan makna wafak didalamnya terdapat


2
Roland Barthes, Membedah Mitos-mitos Budaya Massa, terj. Ikramullah Mahyuddin,
(Yogyakarta: Jalasutra, 2007), xvii.
3
Kaelan, Filsafat Bahasa Semiotika Dan Hermeneutika, 184.

10
kalimat-kalimat Allah, huruf-huruf tertentu dan juga berupa angka. Meski

demikian, beliau tidak menjelaskan makna tanda dan simbol yang terdapat

pada angka dan huruf-huruf arab tertentu. Al-Ghazali hanya menjelaskan

untuk bagian pengamalannya saja.

Dengan demikian, fenomena wafak yang saat ini berkembang

sangat tepat jika diinterpretasi melalui semiotika Roland Barthes, dalam

konteks ini peneliti mengkaji lebih dalam lagi. Dalam masalah ini penulis

perlu untuk meneliti terhadap makna wafak yang berkembang di masa kini

dalam bentuk berbeda. Peneliti memilih judul, “Wafak Milenial di Kota

Banjarmasin (Analisis Semiotika Roland Barthes)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas maka

penulis memetakan beberapa rumusan masalah untuk lebih terperinci yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana wafak milenial di kota Banjarmasin?

2. Bagaimana wafak milenial dalam analisis semiotika Roland

Barthes?

C. Tujuan dan Signifikansi penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan mengetahui

wafak dalam perspektif Roland Barthes yang meliputi,

1. Wafak milenial yang ada di kota Banjarmasin.

2. Analisis wafak milenial dalam perspektif Roland Barthes.

11
Signifikansi Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan agar memberi kontribusi terhadap

pengembangan studi ilmu khususnya dalam bidang

tasawuf.

b. Penelitian ini akan berguna untuk mengetahui keunikan

tasawuf, simbol wafak yang dimaknai sebagai pelindung

dan penjaga dari bidang keilmuan tasawuf falsafi milik

Ibnu ‘Arabi dalam kitabnya futuhat al-Makkiyah.

Khususnya di kota Banjarmasin yang ada di perguruan

tinggi UIN Antasari terhadap wafak milenial.

c. Penelitian ini akan memperkaya khazanah keilmuan dan

mengetahui wafak milenial.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

memiliki dampak positif bagi para akademisi untuk

menambah pengembangan ilmu filsafat dan tasawuf.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi penelitian selanjutnya.

12
D. Definisi operasional

1. Wafak Milenial

Wafak secara terminologi berasal dari kata waffaqa, at-taufîq

yang bermakna meragamkan/seragam, sesuai, atau selaras. Jika

dipahami secara istilah sebenarnya wafak menurut para sufi adalah

untuk menyelaraskan hidup hubungan manusia, alam semesta dan

Tuhan. Alasannya adalah orang-orang yang menulis wafak itu mereka

menulis sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.

Milenial merupakan masa generasi muda yang lahir antara tahun

80-an sampai 2000-an yang tidak lepas dari teknologi informasi

terlebih lagi internet. Disebut milenial karena berada di era global

dimana zaman semakin canggih dan segalanya mudah didapatkan

tanpa harus bersusah payah contohnya adalah social media seperti:

youtube, facebook, dan sebagainya. Dimana perkembangan zaman

yang meningkat juga tingkat populasi yang tinggi tentunya juga

mengubah tatanan dunia menjadi lebih modern dari passion, trend,

busana, custom, dan sebagainya. Tidak ada sesuatu yang sulit untuk

didapatkan pada masa milenial. Menjadikan manusia lebih cerdas

dalam teknologi yang berkembang pesat dengan memanfaatkan

kecanggihannya.

Wafak milenial yang dimaksudkan adalah tulisan bahasa Arab

yang berisikan huruf-huruf tertentu dan angka. Bisa juga berupa

gambar atau kombinasi dari ketiganya yang didapat dari media cetak

13
seperti stiker, pembelian online, dsb. Dari tulisan-tulisan yang ada

pada wafak tentu memiliki makna. Peneliti menarik kesimpulan untuk

menggunakan teori semiologi Roland Barthes.

2. Makna Tanda dan Simbol

Makna simbol merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam

setiap benda yang berwujud ataupun tidak berwujud. Dilihat dari

definisi makna ialah sesuatu yang memiliki nilai yang dapat dilihat

pada sebuah tulisan atau ungkapan.

3. Roland Barthes

Roland Barthes lahir di Paris pada tahun 1915. Barthes

mempelajari sastra Prancis dan ilmu-imu klasik di Universitas Paris.

Barthes bergabung dengan Centre National de la Recherche

Scientifique, dan mencurahkan hidupnya untuk peneltian di bidang

sosiologi dan leksiologi. Barthes pernah menjadi direktur d’Etudes di

seksi Ecol Pratique des Hautes Etudes tempatnya mengajar mata

kuliah sosiologi tanda, simbol, dan representasi kolektif. Bukunya

yang diterbitkan di Prancis termasuk Writing Degree Zero dan

Elements of Semiology. Roland Barthes meninggal dunia pada 1980.4

E. Penelitian Terdahulu

1. Dede Hasbullah, skripsi tentang Jual Beli Wafak Berisikan Ayat-Ayat

Al-Qur’an Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Kyai Hikmah

Desa Sangiang Kecamatn Pamarayan Kabupaten Serang), tahun

2018. Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana


4
Roland Barthes, Membedah Mitos-mitos Budaya Massa, vii.

14
Hasanuddin Banten. Skripsi ini menggunakan metode penelitian

kualitatif bersifat deskriptif analisis data utama yaitu penulis

menjelaskan gambaran kehidupan masyarakat Banten yang masih

membudayakan kepercayaan terhadap benda wafak yang dianggap

memiliki kekuatan supranatural. Dan jual-beli wafak yang trend saat

ini yang dijual secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi

yang dilakukan oleh Dukun, Kyai, atau Ustadz. Yang mana hal

tersebut bertentangan dan berlawanan dengan hukum Islam.5

2. Herdi Maulana dan Maisyarah Rahmi, jurnal dengan tema

Penggunaan Rajah Dan Wafaq Sebagai Azimat Pelaris Dagangan

Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Pasar Berkat Di Loa

Janan Ilir), Jurnal Hukum Islam dan Perundang-undangan IAIN

Samarinda, tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penulisan ini yaitu field research. Penelitian ini menjelaskan tentang

alasan para pedagang khususnya penjual pakaian yang berjualan di

pasar menggunakan rajah untuk menarik pembeli agar tidak kabur ke

toko lain dan dengan menggunakan rajah tersebut rejeki semakin

lancar dan bertambah.6

3. Amelia Anindya Putri, Skripsi tentang Simbol dan Makna dalam

Cerpen Shiroi Boushi Karya Aman Kimiko, Program Studi Sastra

5
Dede Hasbullah, Jual Beli Wafak Berisikan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Perspektif
Hukum Islam (Studi Kasus Kyai Hikmah Desa Sangiang Kecamatn Pamarayan Kabupaten
Serang), Skripsi (Banten: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin,
2018).
6
Herdi Maulana dan Maisyarah Rahmi, Penggunaan Rajah Dan Wafaq Sebagai Azimat
Pelaris Dagangan Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Pasar Berkat Di Loa Janan Ilir),
Qonun Jurnal Hukum Islam dan Perundang-undangan, Vol. !, No. 1, 2020.

15
Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan objek

kajian berupa cerpen berjudul Shiroi Boushi dengan teori semiotika

Pierce dan pembacaan hermeneutic Riffatere. Penelitian tersebut

menerangkan simbol dan makna cerpen Shiroi Boushi yang terkandung

enam simbol yaitu, jeruk mandarin dan daun semanggi adalah simbol

dari keberuntungan. Kemudian, kupu-kupu putih adalah simbol dari

roh seseorang yang sudah meninggal dunia, bunga dandelion adalah

simbol dari rumah roh. Adapula, gelembung sabun adalah simbol dari

harapan dan doa. Shiroi Boushi adalah simbol dari kakak perempuan

seseorang yang sudah meninggal dunia.7

4. Achmad Tuki, Skripsi tentang Simbol Dan Makna Carok Dalam

Perspektif Roland Barthes, Program Studi Aqidah Dan Filsafat Islam

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, tahun 2017. Penelitian

ini kualitatif dengan metode penelitian lapangan. Penelitian ini

membahas tentang simbol dan makna carok yang sebenarnya dengan

menggunakan semiologi Roland Barthes. Penelitian ini

menggambarkan budaya Madura melakukan Carok karena tentang

harga dirinya apabila dipermalukan.8

Dari penelitian di atas, penelitian ini saling berkaitan

karena masih berhubungan dengan wafak. Meski demikian, terdapat


7
Amelia Anindya Putri, Simbol Dan Makna Dalam Cerpen Shiroi Boushi Karya Aman
Kimiko, Skripsi (Semarang: Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro, 2017).
8
Achmad Tuki, Simbol Dan Makna Carok Dalam Perspektif Roland Barthes, Skripsi
(Jakarta: Program Studi Aqidah Dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah,
2017).

16
perbedaan yaitu fokus masalah. Adapun, penelitian terdahulu yang

terakhir berkaitan dengan analisis data yang akan penulis lakukan

dalam penelitian ini.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penilitan ini merupakan field research, yaitu peneliti

mencari dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi untuk

materi penulisan, dengan pendekatan simbol dan makna huruf dan

angka dalam wafak. Melalui pendekatan semiologi Roland

Barthes, wafak sebagai azimat, huruf dan angka sebagai simbol,

dan bentuk keselamatan sebagai makna denotasi dan konotasi.

2. Subjek dan objek penelitian

Tujuan subjek penelitian ini diperlukan agar mengetahui

tema masalah yang perlu untuk diteliti. Subjek penelitian yang

menjadi tema dalam penelitian ini adalah “Wafak Millenial

(Analisis Semiotika Roland Barthes). Objek dalam penelitian ini

terbagi dua objek material dan objek formal. Adapun objek

material adalah wafak, dan objek formalnya adalah makna tanda

dan simbol wafak dalam perspektif semiologi Roland Barthes.

3. Data dan sumber data

Pokok data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari dua jenis yaitu. data primer dan data sekunder

17
a. Data primer

Data primer merupakan data utama dalam penenlitian. Data

primer yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah simbol

dan tanda dalam wafak

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data untuk melengkapi penelitian yang

mendukung penulisan peneliti. Adapun data sekunder didapatkan

dari beberapa informan mengenai penggunaan wafak yang

digunakan.

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.9 Data yang peneliti lakukan yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan bagian penting dalam penelitian.

Observasi merupakan metode atau cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan-pencatatan secara sistematis dengan

melihat dan mengamati individu atau kelompok yang diteliti secara

langsung.

Jenis penelitian ini adalah observasi partisipan moderat,

dalam penelitian ini, peneliti terlibat tetapi tidak ikut serta dalam

kehidupan sehari-hari di lapangan, yaitu di kampus UIN Antasari.

9
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2018), 104

18
Observasi yang peneliti lakukan adalah dengan mellihat langsung

penggunaan wafak.

Adapun pengamatan ini dilakukan peneliti untuk

memahami situasi dan keadaan mahasiswa UIN dalam mengetahui

wafak yang digunakan.

b. Wawancara

Adapun pihak-pihak yang dijadikan sebagai narasumber

adalah mahasiswa, serta yang memiliki hubungan dengan

penelitian ini. objek yang diteliti dalam peneltian ini adalah simbol

dan makna wafak yang ada di kampus UIN.

Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini

yaitu menemukan dan menggali informasi sebanyak-banyaknya

tentang wafak. Dan sumber primer skripsi ini adalah tanda dan

simbol wafak, dengan teknik analsisis semiotika Roland Barthes

karyanya yang berjudul Mythologies Ini sangat penting untuk

melihat konsep semiologi yang dibangun oleh Barthes, sekaligus

konsep tentang makna tanda dan simbol.

5. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis semiologi Roland

Barthes. Dalam semiologi Barthes memiliki beberapa konsep inti

yaitu signification, denotation, connotation, dan metalanguage

atau myth. Signifikasi merupakan sebuah proses yang berupa

19
tindakan yang mengikat penanda dan petanda, dan yang

menghasilkan tanda. Kemudian, denotasi dan konotasi adalah yang

menggambarkan hubungan antara penanda dan petanda. Denotasi

merupakan apa yang dipikirkan sebagai sebuah literal, bersifat

tetap, dan memiliki makna kamus sebuah kata yang secara ideal

telah disepakati secara universal. Konotasi adalah yang berisi

perubahan makna secara asosiatif. Sedangkan, metabahasa atau

mitos adalah signifikasi dalam tingkatan konotasi.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini diuraikan menjadi 5 bab yang tesrdiri dari beberapa sub bab

dengan susunan sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, dalam penelitian ini memaparkan latar belakang

masalah yang mana menjadi latar belakang penulis untuk melakukan

penelitian. Dan termasuk rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi

operasional, tujuan dan signifikansi penelitian dan sistematika

penulisan. Pendahuluan ini ditulis bertujuan untuk memberikan

penjelasan pokok mengenai pembahasan utama yang akan dikaji dalam

penulisan ini. Selain itu juga bertujuan untuk menghantarkan peneliti

pada bab selanjutnya.

2. Bab II, yaitu landasan teori, peneliti menjelaskan teori-teori yang

berkaitan dengan penelitian, serta struktur pemikiran dalam penelitian.

3. Bab III, dalam pembahasan ini akan membahas secara luas, mengenai

wafak milenial di kota Banjarmasin yang ada di UIN Antasari

20
4. Bab IV, merupakan hasil dari pemaparan tentang penerapan teori

semiologi Roland Barthes analisis terhadap wafak milenial.

5. Bab V, kesimpulan dan saran serta uraian yang telah dikemukakan

serta merupakan jawaban terhadap pokok masalah pembahasan skripsi

ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir dkk, Analisis Matematik Terhadap Azimat Numerik Dan

Alfabetik, Skripsi. Malang: Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2011.

Bagir, Haidar. Epistemologi Tasawuf Sebuah Pengantar. Bandung: PT

Mizan Pustaka, 2017.

21
Barthes, Roland. Membedah Mitos-mitos Budaya Massa, terj. Ikramullah

Mahyuddin, Yogyakarta: Jalasutra, 2007.

Fitrianingsih, Anna. Penggunaan Ayat Al-Qur’an Dalam Rajah Di Dusun

Bangle, Tanon, Sragen (Studi Living Qur’an). Skripsi.

Surakarta: Jurusan Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Fakultas

Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Surakarta, 2019.

Hasbullah, Dede. Jual Beli Wafak Berisikan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam

Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Kyai Hikmah Desa

Sangiang Kecamatn Pamarayan Kabupaten Serang).

Skripsi. Banten: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Sultan Maulana Hasanuddin, 2018.

http://www.jadipintar.com/2015/04/definisi-istilah-mistik-jampi-rajah-

jimat-wafaq-hizib-sihir-dan-perbedaannya.html, definisi

istilah mistik, jampi, rajah, wafaq, hizib, sihir dan

perbedaannya.

Kaelan, Filsafat Bahasa Semiotika Dan Hermeneutika. Yogyakarta:

Paradigma, 2009.

Khoiri, Ahmad. Kepercayaan Terhadap Benda-Benda Mistis Masyarakat,

(Studi Terhadap Rajah Jimat Desa Bulusari Kedungwaru

Tulungagung Kajian Fenomenologi Edmund Husserl),

Tesis. Tulungagung: Program Studi Aqidah Dan Filsafat

Islam Pascasarjana IAIN Tulungagung, 2017.

22
Maulana, Herdi dan Maisyarah Rahmi. Penggunaan Rajah Dan Wafaq

Sebagai Azimat Pelaris Dagangan Dalam Perspektif

Hukum Islam (Studi Kasus Pasar Berkat Di Loa Janan Ilir).

Qonun Jurnal Hukum Islam dan Perundang-undangan,

Vol. !, No. 1, 2020.

Putri, Amelia Anindya. Simbol Dan Makna Dalam Cerpen Shiroi Boushi

Karya Aman Kimiko, Skripsi. Semarang: Program Studi

Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Diponegoro, 2017.

Rahmawati, Isnaini. Semiotik Teks Roland Barthes Dalam Kehidupan

Kontemporer Umat Beragama Mengenai Fenomena Padu

Padan Kebaya. t.t: t.p, t.th.

Tuki, Achmad. Simbol Dan Makna Carok Dalam Perspektif Roland

Barthes, Skripsi. Jakarta: Program Studi Aqidah Dan

Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah, 2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta,

2018.

23

Anda mungkin juga menyukai